(Bagaimana ini bisa terjadi...)
Darah dari lutut kananku tidak bisa berhenti mengalir ke saluran pembuangan air, menatap pemandangan itu, Kyosuke menghela nafas panjang.
“Fujimura-kun”
“は、はい/H-hai…(Ya…)"
Tubuh Kyosuke menjadi tegang setelah melihat seorang gadis mendekatinya dibalik kaca buram.
“Wah, kenapa kamu begitu tegang seperti itu, kamu tidak menggunakan kamar mandi cewek untuk hal yang me*um, kan?”
“Ah, tidak, aku tidak bermaksud apa-apa.”
“Baiklah, aku akan meletakkan handuk di sini. Aku akan menunggumu di kamarku."
Dia mengatakan sesuatu yang sangat manis dan berjalan keluar dari ruang ganti.
“Ha~”
(Aku akan menunggumu di kamarku....... bersantailah…...)
Suara manis ini menyerbu otakku dengan fantasi-fantasi jahat. Segera, aku menyiramkan kembali pancuran air di atas kepalaku, agar aku bisa melupakannya.
Ini adalah sebuah kamar di gedung apartemen yang terletak di sepanjang jalan berjarak sekitar sepuluh menit berjalan kaki dari sekolah, di sinilah Ayano-san tinggal.
Tak lama setelah Kyosuke meninggalkan sekolah, saat melewati gerbang sekolah, ia terpeleset di atas kelopak bunga sakura yang basah dan terjatuh untuk kedua kalinya hari ini.
Karena itu seragamnya berlumuran air berlumpur, dan celananya robek dibagian lutut kanan, dan meninggalkan bekas luka yang tidak mungkin bisa sembuh jika tidak segera diobati.
"Aduh kamu ini, ceroboh sekali, jika lukamu tidak segera diobati itu akan infeksi, lukamu lumayan parah. Kita akan segera sampai kerumahku, rumahku tidak jauh dari sini, disana kamu bisa mengeringkan pakaianmu dan mengobati lukamu."
Kyosuke sempat ragu-ragu sebelum akhirnya menganggukan kepalanya.
Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Kyosuke, tetapi dia tidak berani pulang dengan lumpur menodai bagian depan pakaiannya, dengan darah yang mengalir di lututnya, dan tidak ingin dipermalukan karena baru saja jatuh di tengah hujan deras seperti ini. Mau tak mau Kyosuke menerima tawaran Ayano karena merasa tidak enak untuk mengabaikan kekhawatirannya yang tulus.
(Aku tidak tahu apakah itu ide yang baik untuk memberi seorang pria tumpangan kerumah seorang gadis...... Apakah itu hal yang biasa yokai lakukan?)
Dia terlalu cantik, tidak mengherankan jika ia memiliki setidaknya satu orang pacar.
Toleransinya terhadap lawan jenis mungkin beberapa kali lebih tinggi dariku.
(Maksud ku, hal semacam ini biasanya sebaliknya, bukan?)
Saat aku menyeka tubuhku dengan handuk mandi, tiba tiba sesuatu terpikir olehku.
Aku yakin aku pernah mendengar cerita seperti ini sebelumnya, cerita tentang seorang siswa sekolah menengah yang cenderung pemalu dan pendiam bertemu dengan seorang gadis yang merupakan Madonna disekolahnya, pada saat dia terjatuh dan terluka seperti ini datanglah seorang gadis cantik dan memberikan tumpangan kepadanya lalu menolongnya dan mengobati lukanya.
Ini adalah perkembangan yang sering umum terjadi dalam cerita Manga dan Light Novel, tetapi kebanyakan dari mereka adalah pria yang merawatnya, jadi aku pikir itu terlalu berlebihan jika ia ingin menolongku sampai sejauh itu.
Berpikir aku lemah dan tidak bisa diandalkan, aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Walau aku tahu aku bahwa aku cenderung pendiam dan lebih suka menyendiri, namun setidaknya aku ingin menjadi seseorang yang bisa diandalkan, bukan hanya diandalkan. Aku ingin menjadi seseorang yang dapat membantu orang lain, bukan hanya seseorang yang dapat ditolong.
Saat berpikir seperti itu, aku meraih seragamku.
Mari tunjukkan padanya dan buat dia menyesal karena telah memperlakukanku seperti pria kecil.
Jejak Ketupat
Aku meninggalkan pakaian dan plester untuknya di ruang ganti, lalu kembali ke ruang tamu, dan langsung menjatuhkan tubuhku ke di sofa.
(や、やつちゃったあああああああぁ!/Ya, yatchattaaaaaaaa~a!(Aku berhasil melakukanyaaaaaaaaaaaa~)
Aku tidak punya pilihan lain selain mengekspresikan kegembiraanku dan menggeliat-liat di sofa.
Menggeliat-liat seperti ulat, dan mengekspresikan kepuasanku dengan liar.
Jika aku meneriakkan sesuatu seperti itu, aku khawatir Kyosuke akan mendengarku, jadi aku tidak punya pilihan selain menekan wajahku ke bantal, karena aku tidak ingin dia mendengarku.
dan mengepak-ngepakkan kedua kakiku.
(Jika aku tiba-tiba mengundang nya kerumahku seperti itu, dia pasti akan menganggapku orang aneh! Aku bodoh! Dasar bodoh!~)
Kami berbagi satu payung dan pulang sekolah bersama hari ini, saat kami sedang berjalan, berbicara santai, tiba-tiba ia terjatuh untuk kedua kalinya hari ini.
Aku menjadi panik begitu aku melihat lukanya yang begitu parah di kakinya sehingga aku secara tidak sengaja mengundangnya ke rumahku, tetapi sekarang aku merasa pusing karena mengingat betapa buruknya tindakan yang aku lakukan barusan.
(Bagaimana jika orang lain melihat ini dan mengira aku ahli dalam hal ini dan menyebarkan desas-desus aneh tentangku?)
Masa depan yang mengganggu mulai muncul di benak ku.
Seorang wanita yang tinggal sendirian, memikat seorang siswa menengah yang bahkan tidak dia kenal dengan baik ke rumahnya tanpa ragu-ragu.
Jika desas desus itu menyebar ke sekolah, kehidupan sekolah menengahku akan berakhir, Situasinya sangat mengerikan sehingga tidak dapat dibandingkan ketika aku masih SMP.
(Aku harus menghentikannya bagaimanapun caranya.....)
Seratus ribu atau dua ratus ribu?
Tanpa sadar aku mulai menghitung uang, dan kembali tersadar oleh kerasnya suara angin dan hujan yang mengguncang kaca balkon.
Aku mengangkat tubuh ku dan melihat ke luar pintu ruang tamu, yang dibiarkan terbuka, ke arah payung terlipat yang basah kuyup di ambang pintu.
“Ah...... itu benar-benar salahku."
Aku mengatupkan gigiku dan meninju bantal dengan ringan.
Setelah berbicara dengannya sedikit, aku bisa mengatakan bahwa Fujimura-kun adalah orang yang sangat baik. Aku yakin dia tidak akan melakukan hal yang buruk padaku, tapi ia terlalu sulit untuk didekati dan dia juga tidak menerima uang.
(Siapa semua orang yang kamu maksud? Bisakah kamu tidak melibatkan ku di dalamnya?)
Ia mengatakan hal ini saat istirahat makan siang hari ini.
Itu benar. Dia berbeda dari semua orang yang pernah aku temui sebelumnya. Belum pernah ada seorangpun yang menolak uang pemberianku sebelumnya, belum pernah juga seorangpun peduli padaku dan bersikap begitu baik padaku sebelumnya.
Seperti itulah dia, karena itu aku menahannya, aku sangat ingin tetap bersamanya.
"...Haa~."
Aku menghela napas dan menatap langit-langit.
Suara shower masih belum berhenti.
Aku merasa sedikit gugup.
Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak.
Aku menampar kedua pipiku dan memberitahu detak jantungku yang secara tiba tiba meningkat.
Ini hanya jantung ku berdebar karena aku sangat senang telah memiliki teman untuk pertama kalinya dalam hidupku. Tidak ada perasaan khusus yang aneh tentang itu.
"Uhhh..."
Aku memeluk bantal lebih erat dan menghangatkan tubuhku di atasnya. Sambil mengekspresikan perasaanku yang sulit digambarkan ini dengan suara seperti binatang.
Ketika aku meninggalkan ruang ganti dan membuka pintu ke ruang tamu, aku menemukan Ayano sedang duduk di sofa sambil memeluk bantal dengan erat.
Ruang yang hanya terdiri atas sepuluh tikar tatami ini dipenuhi dengan peralatan rumah tangga dan perabotan biasa. Berbagai barang barang lucu menghiasi ruangan dengan cara yang sederhana, dan bau harum yang belum pernah aku cium sebelumnya membuatku gugup.
“Ini sangat penuh sesak.”
“Berisik."
Ayano menyeringai pada ku saat aku berjalan keluar dari ruang ganti dan menggulung lengan bajunya.
“Mengapa kamu berdiri di sana? Duduklah.”
Ayano-san memberi isyarat kepadaku untuk duduk disebelahnya.
Aku duduk disebelahnya, tapi tidak berani menatap matanya.
Dia telah melepaskan seragamnya dan mengenakan T-shirt putih dan celana pendek denim. Meskipun dia tidak mengenakan pakaian khusus, kulit putihnya yang sehat terpapar oleh cahaya lampu LED, menonjolkan kehadirannya.
"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah masih sakit?”
“Aku pikir aku akan baik-baik saja. Tidak terlalu sakit.”
Ketika aku mengatakan ini sambil menepuk-nepuk perban di lututku, Ayano-san bernafas lega.
Tidak ada yang bisa dibicarakan saat ini, situasinya terlalu canggung, aku bertanya-tanya apakah aku harus membicarakan hal lain, tetapi tidak ada yang bisa dibicarakan kecuali cuaca hari ini, cuaca besok, dan kondisi langit saat ini dan lainya, jadi aku berhenti berbicara.
“Terima kasih.”
Seolah mengikuti suara yang memecah kesunyian, aku melihat ke kanan.
Mata birunya yang indah mengintip ke arahku, Dengan jari jarinya yang kurus, ia menyisir rambut nya kesamping dan mengendurkan mulutnya sehingga meleleh dengan lembut.
“Aku tidak peduli jika itu tentang payung, kebetulan saja itu ada di tas ku.”
“Tapi tetap saja kamu sekolah dan menghampiriku.”
“Aku sedang dalam suasana hati yang baik untuk menjadi orang baik.”
“Kamu sangat keras kepala Fujimura-kun. Jika saja kamu sedikit ramah padaku, kamu bisa menuntut banyak hal dariku.”
Kata-kata itu melewati telingaku dan pada saat yang sama, berbagai pikiran melintas di benak ku.
Aku menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak, tidak, tidak. Aku tidak menginginkan hal seperti itu. Aku tidak mungkin bermaksud seperti itu.”
“Sayang sekali. Kamu harus bergaul lebih baik dengan semua orang.”
“Bukan urusanmu, kamu tidak punya hak mengguruiku bagaimana aku menghabiskan waktuku Sasagawa-san”
“Tapi jika kita berteman, kita bisa berbelanja bersama, pergi ke karaoke, dan mungkin bersenang-senang, bukan?”
"Tidak apa-apa. Aku benar-benar tidak membutuhkan itu.”
“Aku mengerti.”
Ayano-san menggumamkan sesuatu seperti itu dan tanpa jeda sejenak ia mencondongkan bagian tubuh atasnya kearahku
Mata dan tatapan saling terjalin dalam jarak dekat, tangan, bahu, dan paha yang saling bersentuhan berangsur-angsur terasa semakin memanas.
“Bolehkah aku memiliki Fujimura-kun untuk diriku sendiri?”
Mengatakan ini sambil bercanda, wajahnya yang diwarnai dengan cahaya mempesona menatapku dengan tatapan lembab.
Pipi memerah dan bibir merah yang terbuka sedikit mengeluarkan nafas panas.
Kyosuke merasakan jantungnya mulai berdegup kencang dan segera memikirkan wajah ibunya, mencoba untuk menghilangkan pikiran jahatnya.
“.... "
Satu hal yang terasa aneh.
Dengan satu kata, "Aku akan menyentuhmu sedikit," aku meletakkan tanganku di dahi Ayano-san.
Ayano terengah-engah dan matanya kosong, dahinya berkeringat, dan suhu yang ku rasakan di telapak tanganku bukanlah suhu yang normal.
(Aku rasa aku masuk angin)
Aku ingat ketika ia mengatakan hal itu padaku sebelum meninggalkan sekolah.
Aku masih ingat dengan jelas wajahnya yang memerah dan tersenyum dengan malu.
"Apakah kamu baik-baik saja? Sepertinya kamu demam.”
“Eh? "
Ayano meletakkan tangannya di dahinya tak lama setelah itu darah langsung mengalir ke wajahnya.
“Aku rasa aku harus minum obat.”
Dia berdiri tiba-tiba, dan tubuhnya terhuyung-huyung dan miring.
Jika dia terus seperti ini, dia akan membenturkan kepalanya ke TV. Aku mengulurkan tangan dan menarik lengannya untuk membantunya kembali berdiri.
“Katakan saja di mana itu dan aku akan mengambilnya untukmu.”
“Ya, tapi ... "
“Aku tidak akan duduk di sini dan melihatmu terhuyung-huyung karena pilek.”
Ayano-san merasa malu setelah mendengar kata kataku,
Aku membantunya kembali duduk dan memintanya untuk mengukur suhu tubuhnya dengan termometer. Suhunya 38 derajat Celcius, jadi wajar jika tubuhnya goyah.
“Aku bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi... "
Gumamnya sambil menghela nafas sambil melihat layar termometer.
“Kamu pasti lelah dengan kehidupan baru mu hari ini. Ada juga perbedaan suhu antara kemarin dan hari ini.”
“Tapi ... kamu tahu Chisa dan Kaoru mengajakku pergi ke suatu tempat besok. Jadi, aku senang dan ......”
Namanya terdengar tidak asing lagi. Tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah duo yang sering Ayano ajak bicara di kelas, dan memfitnahnya sepulang sekolah.
Mengapa mereka mengundang seseorang yang mereka benci untuk bermain bersama mereka? Aku yakin mereka punya niat jahat kepadanya.
“Bagaimana menurutmu?.........”
Aku mulai memegangi kepalaku karena merasa pusing.
Ayano-san jauh lebih tinggi dariku, sudah memiliki pekerjaan, dan dapat bersikap ceria kepada banyak orang, tapi sekarang dia hanya seorang gadis seusiaku,
"Untuk saat ini, makan sesuatu, minum obat, dan pergi tidur. Aku akan pulang kerumah sendiri"
“Aku harap aku akan merasa lebih baik besok.”
Aku merasa tidak enak karena tidak jujur kepadanya, tapi jika itu membuatnya merasa lebih baik, jika itu menenangkannya, maka dia harus melakukannya.
Ini adalah persahabatan orang asing, dan aku tidak memiliki hak untuk ikut campur.
Meskipun aku tahu itu, aku tidak bisa berhenti memikirkan fitnah yang berkelebat di kepalaku.
“Jika aku tidak bisa pergi dengan mereka, aku bisa pergi berbelanja atau ke karaoke denganmu. Kamu bilang bergumam pada dirimu sendiri bahwa kamu akan meninggalkan ku sendiri, kan?”
Aku sadar bahwa aku telah mengatakan sesuatu yang sangat memalukan barusan.
Meski begitu, itu tidak seperti yang kamu harapkan besok.
Aku sadar bahwa aku merasa benar sendiri dan menyombongkan diriku sebelumnya, tetapi aku tidak bisa membiarkannya pergi dengan orang-orang yang berpura-pura menjadi teman dan menusuknya dari belakang seperti itu.
“Benarkan?"
“Aku tidak cukup cekatan untuk berbohong pada saat seperti ini."
Mungkin merasa lega mendengar jawabanku, jawabanku mengubah wajahnya yang khawatir menjadi tersenyum
Tak lama setelah itu, tiba tiba Ayano menunjukkan jari kelingking tangan kirinya. Setelah memahami maksudnya, Kyosuke, setelah beberapa saat, ia juga mengulurkan jari kelingkingnya dan mengaitkannya seperti yang ia sering lakukan ketika ia masih kecil.
“Yubikiri Genman!!”
[Catatan TL : Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan janji jari kelingking, yaitu saling mengaitkan jari kelingking sebagai tanda perjanjian. Di Jepang sendiri ada lagu anak-anak judulnya “Yubikiri Genman” yang artinya 'Janji kelingking. Inti lagunya adalah mengenai kesepakatan memegang janji kelingking ini. Barang siapa yang berbohong atau melanggarnya, maka harus menelan seribu jarum atau memotong jari kelingkingnya.]
https://www.youtube.com/watch?v=VkhEnvIy0yU
“Tidak, hentikan, itu memalukan. Kamu tidak akan menyuruhku menyanyikannya, kan?”
“Tetapi jika kita tidak menyanyikannya, kamu tidak akan bisa membuat janji…”
“Aku akan baik-baik saja. Jangan khawatir, aku akan menepati janjiku.”
“Aku akan mengambil jarum jika kamu menginkarinya.”
“Aku akan minum, aku akan minum, aku akan minum apa saja.”
“Aku mengerti.”
Setelah mengatakannya dengan keras, Ayano dengan malu malu melepaskan ikatan jari kelingkingnya, membuat senyum kekanak-kanakan dan mengalihkan pandangannya.
Kyosuke menghela nafas dan meletakkan tangannya di dadanya.
Hatinya sakit karena kontak yang tidak biasa dengan seorang gadis, dan bahkan mengatur kencan bermain dengan seorang gadis. Ia terpesona oleh kebaikan hatinya sendiri,
“Eh? Oi, kamu baik baik saja?”
Selama keheningan, yang berlangsung hanya satu menit atau lebih, Ayano tertidur di sofa dan mendesah dalam tidurnya.
Aku memanggilnya, tapi dia tidak menjawab, memperlihatkan wajah yang benar-benar kehabisan tenaga.
(Jangan tidur terang-terangan di depan anak laki-laki seperti itu dong...)
Khawatir dengan kecerobohan Ayano, aku merasakan pipiku memanas saat melihat wajah tidur seorang seorang lawan jenis untuk pertama kalinya.
Aku mengambil hoodie yang digantung di sudut ruangan dan meletakkannya di atas tubuhnya. Aku rasa aku harus membawanya ke kamar tidur, tetapi melihat Ayano tertidur sangat lelap, aku merasa tidak enak memaksanya bangun untuk itu.
“Fujimura……..”
Panggilan tiba-tiba itu membuatku kaget, tetapi rupanya dia sedang berbicara dalam tidurnya.
“Jangan tinggalkan aku Fujimura...... "
Dia tersenyum, membuat gerakan kecil, dan tertidur lelap lagi.
Itu sangat menggemaskan.
Senyuman yang bercampur antara malu dan senang itu mengambil alih mulutku, aku segera menutupinya dengan kedua tangan ku dan menggelengkan kepalaku untuk menghilangkannya.
(Bodohnya aku! Baka-baka-baka!)
Kyosuke diam-diam memukuli dirinya sendiri agar tidak membangunkan Ayano, dan pikiran jahatnya akhirnya lenyap. Dengan kepala yang agak lebih tenang, ia menatapnya sekali lagi.
(Selama ini aku telah memperlakukan Ayano-san dengan buruk, lantas mengapa ia begitu menginginkan itu? Apa bagusnya menghabiskan waktu denganku?...)
Aku menggaruk bagian belakang kepalaku, bingung dengan perilaku aneh makhluk asing yang disebut youkya ini.