Aku tahu ini mungkin terdengar menyesatkan, tapi dia tidak sedekat ini denganku ketika kami tidur bersama kemarin. Aku bahkan tidak menyadarinya bahwa kami tidur bersama, jadi itu wajar saja.
Di depanku saat ini dengan matanya yang tertutup, wajahnya berada sangat dekat denganku. Ini adalah jarak dimana aku bisa mendengar nafasnya yang terengah-engah.
Saat aku melihatnya lagi dari dekat, Nanami-san adalah gadis yang luar biasa cantik.... Apakah agak kuno untuk mengatakan dia terlihat seperti boneka?
Bulu matanya panjang. Dia memiliki kelopak mata ganda. Kulitnya cantik dan begitu juga bibirnya....... Tidak, itu mungkin tidak sopan untuk menatapnta terlalu lama, jadi aku akan berhenti sekarang.
Ketika aku berpaling dari wajahnya, aku melihat bahwa dia mengenakan yukata yang sama denganku sekarang, dan tubuhnya ditutupi oleh selimut tipis.......
Ah, yukata-nya sedikit terbuka.
Ups.... Ini tidak seperti dia benar-benar terbuka di depanku, tapi yukata yang terbuka adalah pemandangan yang membuat mataku sulit untuk melihat. jadi aku akan memperbaiki selimutnya kembali padanya.. Tidak mungkin aku bisa memperbaiki yukatanya.
Nanami memiliki pengalaman buruk dengan ini sebelumnya, jadi aku harus berhati-hati untuk tidak membangunkannya.
Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Pertama-tama, aku harus menemukan ponselku, ah…. aku tidak punya banyak baterai yang tersisa…
Ketika aku login, ada log yang tertinggal di obrolan tempat dimana Baron-san dan teman-temannya mengobrol dan menebak-nebak apa yang kami lakukan semalam.
Untuk saat ini, membuka ponselku bukanlah pilihan yang bagus.
Ayok ingat ingat lagi, mengapa aku tidur dengan Nanami-san untuk kedua kalinya?....... Ketika aku bangun, aku langsung mengingat semuanya. Lagi pula, di depan mataku ada pemandangan dimana semua orang berkumpul bersama..
Di ranjang sebelah ada Ibuku, Mutsuko-san, dan Shahachi sedang tidur bersama, disana juga ada Ayahku dan Genichiro-san tidur berdampingan di futon di belakang..
Ketika aku dan Nanami-san keluar dari pemandian air panas kemarin, kami semua berkumpul dan kemudian pesta ringan dimulai di ruangan itu, tetapi ibu kami sama sekali tidak mabuk saat itu.
Meski begitu, mereka sama saja merepotkan dan sangat sulit ditangani, Ibuku bilang dia sangat bahagia dan telah mengambil banyak gambar bagus saat kami melihat pemandangan.
Tapi anehnya. di akhir ingatanku, seharusnya aku dan Nanami tidur di ranjang yang terpisah, lantas kenapa kita bisa berakhir tidur di ranjang yang sama? Saat aku melihatnya sekali lagi, sulit dipercaya bahwa ini adalah wajah pacarku, dia sangat cantik….
"U......n......"
Ketika dia menggeliat, selimut yang menutupi tubuhnya bergerak sedikit. Ketika itu terjadi, bagian tubuhnya yang sedikit terbuka dari yukata akan terlihat... secara alami, kamu tidak akan bisa mengalihkan pandanganmu dari sana.
Yukata yang ketat dengan dada yang besar, aku bisa melihat bagian tubuh Nanami-san yang indah dan sudah mekar dengan sempurna dari yukata yang sedikit terbuka itu dan itu terlihat luar biasa.... Apakah itu biasanya terlihat seperti ini? Tidak, tunggu, aku tidak sedang melakukan siaran langsung. Jika menurutmu aku baru saja melihat sesuatu yang aneh saat aku melihatnya, kamu salah besar.
Ketika aku melihat sesuatu yang aneh aku berusaha keras untuk tidak melihatnya tapi aku malah memikirkannya.
Aku malu pada diriku sendiri karena memiliki pikiran yang nakal saat aku tidur bersamanya, akibatnya aku jatuh dari tempat tidurku dan tempat tidur bergetar sedikit karena benturan keras dariku saat aku jatuh.
Aku dengan lembut berputar di tempat untuk memastikan Nanami tidak terbangun dari tidurnya, dan pada saat yang sama aku mendengar suara kecil dari belakangku.
“Umm ̄ …… nani ̄ ……? Dō shita no ̄ ……?("Hmm... apa...? Ada apa...?)”
Sepertinya aku telah membangunkannya....... Aku merasa kasihan, tapi segera setelah itu, muncul situasi yang membuatku merasa tidak nyaman dan secara langsung itu berhasil membuatnya kembali tertidur.
Nanami, yang setengah tertidur, meletakkan
lengannya melalui celah di antara lenganku dan memelukku seperti bantal..
"Sa ̄ ya ̄ (Nama panggilan Shahachi) jika kamu ingin membangunkanku, tolong bersikap lembut padaku... Are? Sejak kapan lenganmu tumbuh lebih besar?"
Setelah dipeluk, Di punggungku, perasaan bahwa aku harus mengatakan "Munyuuuuuu" menekanku...
dan itu membuatku langsung terbangun. Tidak, aku sudah bangun sejak awal, tapi aku baru bisa membuka mataku lebar-lebar sekarang.
Nanami-san terus bergerak, dan terus-terusan menempel padaku. Aku baru saja duduk, dan tidak bisa bangun lagi.
Oh tidak, Nanami-san sedang tidur sambil berjalan, aku harus membangunkannya.
"Nanami-san......itu aku......bukan Shahachi....."
“Sejak kapan kamu menjadi terdengar seperti Youshin. Are? ̄ Yo…..Y-Youshin? Ehhhhhhhhh?!”
Ketika Nanami-san menyadari bahwa aku adalah orang yang dia peluk, dia melompat dan buru buru menjauh dariku. Pada saat yang sama, perasaan di punggungku juga menghilang. Setelah memastikan itu, aku menoleh ke Nanami-san sekali lagi..
“O-ohayou(Selamat pagi, Nanami-san.”
“Aku baru saja akan mengucapkan selamat pagi..... Um...... Ini kedua kalinya kita tidur bersama, kan?"
Aku tiba-tiba diberitahu sesuatu yang keterlaluan. Nanami-san juga mengoreksiku setelah mengatakan itu.
“Kenapa ini bisa terjadi.....?"
Nanami-san memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu. Kupikir Nanami-san setengah tertidur dan datang ke tempat tidurku, tapi sepertinya tidak..
Ini sedikit memalukan, tapi senang rasanya bisa saling mengucapkan "selamat pagi" di pagi hari.
Aku selalu merasa tertekan setiap kali bangun tidur, tapi entah mengapa pikiranku kali ini terasa sangat jernih, biasanya aku selalu merasa seperti berada dalam kabut setiap kali bangun tidur, tapi aku benar benar tidak merasakannya hari ini.
Apakah itu karena Nanami? Tidak, kami tidak tidur bersama, kenapa aku terus-terusan mengatakannya seperti itu.
"Hmm... sepertinya kalian berdua sudah bangun.. Selamat pagi."
Kami berdua bergetar bersama ketika dia tiba-tiba memanggil kami. Nanami-san juga terkejut dengan mulutnya yang terbuka lebar.
“Ayah?! Mengapa kamu tidur disini bersama kami? Kenapa semua orang juga tidur disini?!”
“Hahaha. Setelah semua keributan yang kami buat tadi malam, kami semua memutuskan untuk tidur di sini. Terkadang orang dewasa melakukan itu.”
Genichiro-san terlihat sangat senang saat melihat reaksi Nanami. Perlahan, apa yang terjadi semalam menjadi semakin jelas. Kami berdua dibuat kewalahan setelah mengurus dua orang dewasa dari kedua keluarga kami yang mabuk berat setelah minum-minum semalam.
Mereka memberitahu kami betapa kecewanya mereka karena kami tidak berciuman saat menonton pemandangan malam kemarin. Mereka semua tampak mabuk berat, dan mungkin pikiran mereka kabur karena terlalu banyak minum.
Aku kira Genichiro-san akan berada dalam posisi untuk menghentikan mereka, tapi dia tidak melakukannya. Dalam keadaan seperti itu, aku pikir dia akan melakukannya, tapi sebaliknya ia malah menyuruh kami untuk berciuman.
Meski begitu... Aku meluruskan tubuhku dan menghadap Genichiro, lalu menundukkan kepalaku.
“Maafkan aku, Genichiro-san. Aku minta maaf karena telah tidur dengan menantu perempuan mu selama dua hari berturut-turut......."
"Ah, tolong angkat kepalamu, Youshin-kun. Kamu tidak perlu cemas soal itu."
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan ketika aku menginap di hotel ini sebelumnya, sungguh aku benar-benar siap untuk mendapatkan pukulan di wajah ku setidaknya sekali baru-baru ini.
"Lagipula, akulah yang membuat Nanami tidur di sebelahmu."
Ternyata aku benar-benar tidak perlu khawatir tentang itu. Ada apa begitu tiba tiba denganmu Genichiro-san? Biasanya kamu yang selalu melarang kami sejak awal, dan sekarang mengapa tiba-tiba kamu membawanya ke tempat tidurku? Nanami juga tampak terkejut dengan mulutnya yang terbuka lebar.
"Ayah...... apa yang kamu lakukan......"
Melihat Nanami memegangi kepalanya, Genichiro-san tertawa bahagia. Apakah mataku menipuku bahwa caranya menatapku dan Nanami-san begitu hangat hingga aku bisa melihat sesuatu yang membuatku tersenyum?
“Tetap saja, aku terkejut melihat kalian semua tidur di sini."
"Aku juga kaget... biasanya ayah, kalau pulang mabuk, ibuku selalu memanjakannya dan tidur dengannya..."
"Nanami..... ayo tutup mulutmu tentang itu, oke? Kita semua ada di sini."
Ada cerita yang membuatku penasaran, tapi Genichiro-san lebih dulu membungkam Nanami.
Setelah melihat tatapanku, Genichiro tersipu malu dan memalingkan wajahnya dari kami. Ini adalah reaksi yang sangat lucu.
"Pokoknya, karena semuanya sudah bangun, jadi mari kita mandi pagi. Apakah kamu ingin pergi juga?”
Genichiro-san, yang mengalihkan pembicaraan,
Dia bertanya kepada orang-orang yang sedang tidur dan mengajak kami mandi bersama.
Rupanya, semua orang sudah bangun, jadi kami semua memutuskan untuk pergi mandi pagi sekarang. Nanami-san tampak sedikit tidak senang karena serangan baliknya tidak berhasil.
Sambil menenangkan Nanami, kami bersiap untuk mandi, setelah selesai mandi, kami pergi sarapan di hotel.
Kami semua bergerak dan berkelompok. Dalam perjalanan Mutsuko-san melihat pemandian keluarga dan menyarankan agar kami mandi di sana juga, tapi aku menolak dengan sekuat tenaga.
Meskipun Nanami memasang wajah sedih, aku mencoba yang terbaik untuk tidak menyerah. Bukannya aku tidak mau, tapi akal sehat dan rasionalitasku memberitahuku bahwa ini belum waktunya bagi siswa sekolah menengah untuk mandi bersama.
Selain itu, itu adalah hal yang sulit untuk dibicarakan hal seperti ini di depan orang tuaku. Aku tahu bahwa Mutsuko-san hanya sedang bermain main denganku, tapi itu terlalu keterlaluan.
Meski begitu, kami menikmati mandi pagi kami dan sarapan yang mereka sediakan di hotel ini juga enak. Kalau dipikir-pikir, kapan ya terakhir kali aku makan bersama dan mandi dengan ayahku? Aku ingat ini karena sesampainya aku di hotel kemarin, aku hanya mandi sendirian.......
Ini sedikit memalukan, tetapi ayah ku tampak sangat senang saat itu.
Kami biasanya jarang mengobrol saat di rumah, ini kemungkinan karena rasa lega yang datang saat berada di bak mandi, sehingga kami berbicara dengan tenang dan santai, sesuatu yang biasanya tidak kami lakukan bahkan di rumah.
Kami menghabiskan waktu mendiskusikan tentang kehidupan kami baru-baru ini, sekolah dan topik kecil lainnya. Dengan bergabungnya Genichiro-san dalam percakapan kami, itu menjadi pengalaman yang tidak biasa dimana aku bisa melakukan percakapan dengan dua orang dewasa dari keluargaku untuk pertama kalinya..
Sebelumnya, aku merasa ini memalukan, tapi entah kenapa sebaliknya aku merasa itu menyenangkan.
“Youshin, apakah kamu bersenang senang sekarang?”
Ayah tersenyum padaku dan bertanya kepada ku dengan agak emosional. Genichiro sepertinya sedang menunggu jawabanku tanpa berkata sepatah katapun.
Apakah kamu senang sekarang?
Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah aku sudah bahagia sekarang?
Aku mengerti bahwa pertanyaan ini tidak mengacu pada saat ini ketika aku mandi bersama ayahku. Seperti yang dikatakan ayahku, ayahku mungkin bertanya padaku apakah aku sudah bahagia sekarang, mengacu pada semua yang telah terjadi padaku sejak aku mulai berkencan dengan Nanami.
Jawaban ku untuk pertanyaan itu sudah kuputuskan, tapi aku memikirkannya sambil melihat pemandangan kota sebentar. Aku melihat pemandangan kota yang diselimuti sedikit kabut di pagi hari. Pemandangan kota yang diterangi oleh cahaya pagi memiliki suasana yang benar-benar berbeda dari pemandangan malam yang aku lihat kemarin..
Aku dapat melihat dengan jelas mobil-mobil yang berjalan dan perahu-perahu yang bergerak di laut, dan ketika melihatnya itu membuatku sedikit bernostalgia, setidaknya itu adalah perasaan yang tidak dapat aku alami ketika berada di rumah.
Sebelumnya, satu-satunya hal menyenangkan yang kumiliki hanya terbatas ada di kamarku.
Aku yakin jika aku mencari di internet aku akan menemukan banyak video pemandangan seperti ini, aku pikir itu indah dengan caranya sendiri, dan aku pikir itu sudah cukup untuk membuatku puas..
Tapi duniaku telah sepenuhnya berubah dalam waktu singkat ini. Itu karena pertemuan yang tak terduga ini, dan juga karena hari hari yang aku habiskan bersama Nanami-san, aku jadi bisa merasakan banyak hal. Jadi tentu saja, jawabanku adalah....
“Itu menyenangkan."
Hanya satu kata, aku membuatnya singkat dan sederhana. Itu menyenangkan. Sungguh, aku menikmati situasi ini sekarang, aku tidak berbohong.
Ayahku dan Genichiro-san tampak senang dan mengangguk puas atas jawabanku..
Aku sedikit malu mengungkapkan perasaanku, terutama jika itu kepada ayahku, tapi hari ini, aku merasa bisa mengatakannya dengan lancar. Aku tidak tahu apakah itu efek dari berendam di air hangat atau karena aku sedang berlibur.
“Kamu sudah mulai tumbuh dengan baik, aku senang anakku tumbuh dewasa.”
Mendengar itu dari ayahku membuatku merasa gatal dan senang, sepertinya alasan kenapa wajahku memerah mungkin bukan hanya karena aku berendam di air panas
“Dia anak yang luar biasa, bukan?
'Ya, sungguh...... Ini berkat Nanami.
“Itu tidak benar, itu karena kepribadianmu, Youshin.”
Aku semakin malu ketika aku dipuji oleh Genichiro-san dan ayahku. Mereka berbicara dengan sangat tenang sehingga sulit dipercaya bahwa mereka mabuk dan tidur bersama tadi malam. Aku tidak akan membahasnya karena itu akan merusak suasana.
Tapi kupikir memang benar itu semua berkat Nanami-san. Mungkin ironis bagaimana semuanya dimulai, tetapi aku tidak pernah berpikir aku akan berubah begitu banyak.
Setelah mengobrol sebentar dan keluar dari pemandian air panas. aku jadi pengen minum susu lagi, tetapi aku harus sarapan, jadi aku menahannya.
Saat kami bertiga keluar dari pemandian air panas, para wanita juga keluar dari pemandian air panas dan menunggu kami. Pada saat yang sama kami juga sedang menunggu mereka dan tanpa kusangka kami semua membicarakan hal yang sama dan menunggu satu sama lain keluar dari pemandian, Itu sangat mengejutkan.
Saat aku bertemu Nanami, cara dia menatapku sedikit berbeda.. Dia tampak agak malu, tetapi pada saat yang sama, matanya tampak seperti mengharapkan sesuatu. Dia melirikku dan memalingkan muka ketika matanya bertemu
Berbeda dengan ibu kami mereka semua tampak sangat senang. Apa yang mereka bicarakan saat berada di pemandian? Aku tidak berpikir mereka akan memberitahu kami apa yang mereka katakan.
Nanami-san mungkin memperhatikan senyum di wajah ibunya dan dengan ringan menepuk pipinya seolah-olah untuk mendapatkan kembali semangatnya, dan kemudian kembali tersenyum seperti biasa, seolah dia telah mengambil keputusan.
Sekilas, dia tampak baik baik saja, tapi aku ingin tahu apakah dia baik-baik saja.
“Ah aku sangat lapar, aku tidak sabar untuk makan."
"Eh... ya, benar."
“Eh, apakah kamu lapar Youshin?”
“Aku juga lapar. Karena ini prasmanan, jadi aku sangat menantikannya.”
Nanami-san tersenyum bahagia di sebelahku. Apa yang sedang kamu pikirkan saat menatapku barusan? Aku sedikit takut untuk bertanya, tapi... jika itu bukan sesuatu yang buruk, akankah kamu segera memberitahuku nanti? Dari tatapan malu yang kamu berikan kepadaku sebelumnya, aku menduga kamu telah dimasukkan ke dalam semacam situasi yang aneh lagi.
Aku tidak bisa mengatakan apa-apa tentang itu....... Karena aku sedang dalam pengaruh dari Baron-san dan yang lainnya.. itu terdengar berbeda tapi serupa.
Aku berjalan di sebelah Nanami, tetapi aku memperlambat langkahku agar bisa menyesuaikannya sehingga aku berjalan disebelahnya. Mau tidak mau, Nanami-san yang berada disampingku berjalan dengan kecepatan yang sama denganku, dan berjalan sedikit lambat di belakang orang lain.
Aku dengan lembut menyentuh tangan Nanami-san dengan ringan tanpa mengerahkan kekuatan apapun.. sambil melihat orang-orang yang berjalan di depanku. Nanami-san tampak terkejut dengan matanya yang terbuka lebar, tapi segera setelah itu dia segera memegang tanganku dengan cara yang sama seolah dia telah menebak niatku.
Itu adalah cara yang normal untuk berpegangan tangan, tapi anehnya itu membuat jantungku berdebar-debar. Kurasa itu bukan karena aku baru saja keluar dari pemandian air panas.
Sambil diam-diam berpegangan tangan, kami berjalan perlahan dan pergi sarapan.
◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
Aku tidak ingat darimana aku mendengarnya, tapi aku pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa ramalan adalah gambaran tentang apa yang akan terjadi di kehidupan kita di masa depan. Aku tidak percaya itu tapi aku percaya aku bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan dengan ramalan berdasarkan pengalaman kita di masa lalu..
Tapi tampaknya meramal apa yang akan terjadi di masa depan jauh lebih sulit daripada yang aku kira.
Aku percaya bahwa semakin banyak pengalaman hidup yang dimiliki seseorang, semakin baik mereka dalam menghindari prediksi buruk terjadi daripada menebak-nebak apa yang akan terjadi di masa depan.
Aku yakin pengalaman hidup itu sangat penting dengan begitu, kamu dapat mencari cara agar ramalan itu tidak menjadi kenyataan, tidak peduli apa yang dikatakan ramalan itu.
Dan jika saja ramalan itu benar benar ada dan menjadi kenyataan, aku yakin itu hanya kejadian yang tak terduga, karena itu tiba-tiba terjadi dalam kehidupan seseorang, karena hal yang belum dialami oleh orang tersebut tiba-tiba terjadi.
Maafkan aku karena terus-terusan mengatakan itu, tapi ketika aku mendengar kutipan itu aneh itu, anehnya itu terdengar sangat menyakinkan bagiku.
Memang benar bahwa hal-hal tak terduga banyak terjadi padaku akhir-akhir ini. Jika kamu percaya kata-kata orang itu, itu mungkin terdengar masuk akal. Aku hampir tidak memiliki pengalaman hidup jika begitu banyak hal-hal tak terduga yang terjadi padaku.
Tetapi disisi lain, apakah tidak apa-apa untuk berpikir sebaliknya?
Jika aku berpikir aku memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan pengalaman ku di masa depan. Maka aku akan memiliki banyak ruang untuk berkembang. Aku tahu itu terdengar dipaksakan, tetapi ini adalah cara positif untuk melihatnya.
Ada alasan mengapa aku memikirkan ini sangat serius, hanya ada satu alasan.
Karena sekali lagi, sesuatu yang tidak terduga terjadi padaku.
“Ini benar-benar tidak terduga.”
Saat ini, aku sedang menyeruput jus jeruk di bawah pohon sakura dengan keluargaku dan orang tua kami tampaknya sedang minum teh oolong atau sejenisnya, ini mungkin akan membuat mereka lebih berstamina karena akan mengemudi jauh.
Aku tidak tahu mengapa ini terjadi....... Cerita dimulai saat kami sarapan, ketika kami sedang makan puding untuk pencuci mulut bersama, lalu Shahachi datang ke meja kami bersama Mutsuko-san.
“Onee-chan, apakah kamu tahu apa yang akan kita lakukan hari ini?”
Mendengar kata-kata Shahachi-chan, Nanami-san dan aku saling memandang dan memiringkan kepala kami.
Bukankah rencana hari ini hanya untuk pulang ke rumah?
Kami berdua sedang memikirkan hal itu, tapi Shahachi menghela nafas kecil dan menatap tajam ke arah Mutsuko-san.
Tapi yah, Mutsuko-san hanya tertawa saat melihat Shahachi seperti itu.
"Bu..... kamu harus mengatakannya dengan benar......"
“Maaf, aku kira sudah memberi tahu kalian, tetapi aku terlalu bersemangat sampai-sampai melupakannya."
Ketika Shahachi-chan menatap Mutsuko-san, bertentangan dengan apa yang dia katakan, Mutsuko-san meletakkan tangannya di pipinya dan tersenyum bahagia.. Sambil menghela nafas, Shahachi-chan mengeluh bahwa itu disengaja..
"Fufufu. Karena kita di sini, mari kita semua pergi dan melihat bunga sakura bersama-sama sebelum pulang. “
"OHANAMI?!/Melihat bunga sakura?"
Shahachi-chan tampak tak percaya melihat kami menyuarakan kebingungan kami pada saat yang bersamaan setelah mendengar kata-kata Mutsuko-san. Tampaknya hanya aku dan Nanami-san satu-satunya yang tidak mengetahui ini, Shahachi-chan pun tampak sedikit terkejut oleh itu.
Ketika aku bertanya kepada ayah dan ibuku, mereka juga tampaknya lupa untuk memberitahuku dan mengira kami sudah tahu tentang informasi yang mereka lupa sebutkan kepadaku.
Aku sedikit kesal pada orang tuaku karena tidak memberitahuku sejak awal namun mereka menyangkalnya dan beralasan padaku bahwa mereka lupa karena mereka tidak ingin mengganggu momen romantis antara dua anak mereka karena mereka telah menghabiskan banyak hal hanya perjalanan ini, jadi mereka tidak ingin melewatkannya.
Sulit untuk menyangkalnya dan aku tidak tahu harus berkata apa untuk menyangkalnya..
Aku kira kita akan pulang ke rumah hari ini, tapi aku rasa tidak masalah jika ada acara tambahan.
Setelah sarapan, kami mulai pergi sekarang, dibutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk berkendara ke sana. Taman itu terletak relatif dekat dengan hotel. Itu adalah taman yang sangat indah dengan pohon sakura dan bunga-bunga yang bermekaran.
Beberapa pohon sudah berubah menjadi bunga sakura yang rimbun, ada juga beberapa pohon sakura dengan bunga diatasnya, perbedaan kontras antara warna hijau dan merah muda terlihat sangat indah dimataku.
Lalu ada jalan setapak di sekitar danau, dengan pepohonan di sepanjang jalan, disini kamu dapat menikmati bunga berwarna-warni dengan matamu.
Akan sangat menyenangkan untuk berjalan-jalan di tempat seperti itu.
“Andai saja musimnya datang sedikit lebih awal dengan begitu bunga sakura akan bermekaran sepenuhnya, jadi ini akan menjadi pengalaman hanami yang menyenangkan.”
Itulah yang Genichiro-san katakan padaku. rupanya ini bukan pertama kalinya dia ke tempat ini, itu adalah tempat yang biasa dikunjungi Nanami-san dan yang lainnya ketika ia masih kecil.
Nanami sepertinya sedang bernostalgia, dan aku sedikit terkesan dengan kunjungan pertamaku ke tempat ini. Kami kemudian berjalan melewati taman. Sepertinya ada tempat yang ingin mereka kunjungi, jadi aku mengikuti semua orang dari belakang.
Dalam perjalanan, Nanami bercerita tentang banyak kenangannya.
“Aku ingat, dulu aku hampir jatuh ke kolam itu saat aku masih kecil.”
“Eh?! Tapi mereka memagarnya kan? Mungkinkah mereka baru memasangnya setelah Nanami jatuh karena itu terlalu berbahaya?”
"Aku yakin dia memanjat pagar, apakah kamu bertengkar ringan dengan ayahmu? Anak-anak selalu melakukan hal-hal gila ketika mereka marah."
Kenapa kamu mengatakannya seperti itu kenangan orang lain, tapi bukankah Nanami-san saat masih kecil terlalu agresif? Ia mungkin tidak mengingatnya dengan baik sehingga ia tidak yakin dengan apa yang dia katakan padaku, tapi aku tidak bisa membayangkan Nanami seperti itu saat masih kecil.
Saat aku menatapnya, Nanami terlihat sedikit malu dan pipinya memerah.
Aku tidak bisa membayangkan seperti apa Nanami saat marah, tapi aku penasaran seperti apa Nanami-san jika aku membuatnya marah? Pada saat yang sama aku ingin tahu apakah aku akan bisa berbaikan dengannya? aku harap begitu.
"Bagaimana kamu bisa memanjat pagar dan bisa selamat?"
"Itu karena ayahku membantuku. Lagi pula, aku perenang yang baik."
“Jika kamu mengatakan itu, kamu pasti jatuh ke sungai, kan?”
Setelah memergokinya berbohong padaku, Nanami menjulurkan lidahnya padaku dan membuat ekspresi lucu dengan menutup satu matanya dan membuat tanda V disekitar matanya yang tertutup seperti anak kecil. Itulah yang disebut ekspresi “Tehepero” Di mana kamu mempelajari gerakan seperti itu? Mungkinkah itu karena pengaruhku?
Tidak, itu tidak benar, aku yakin itu hanya kebetulan bahwa kamu secara tidak sengaja membuat gerakan itu.......
"Are? Tidakkah kamu menyukai reaksi seperti ini, Yoshin?"
Tidak-tidak, aku sangat menyukainya, itu sangat manis. Itu membuatku sangat senang.
Saat aku baru saja hendak mengatakan kesan pertama ku tentang itu, pada saat yang sama kata-kata
Shahachi-chan dengan cepat segera menghentikanku pada saat itu.
“Kalian berdua, berhentilah bermain bermain dan bantu aku.”
Aku yang hendak mengatakan sesuatu, menelan kata-kata ku kembali setelah mendengar itu. Tak lama setelah itu Nanami dengan lembut mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik, "Ayok kita pergi." Lalu berlari ke arah semua orang yang menunggu kami disana.
Di bawah bunga sakura, semua orang tampak sedang bersiap-siap untuk pesta melihat bunga sakura.
Aku bertanya-tanya sejak kapan mereka telah menyiapkan alat untuk acara tersebut, tampaknya .ejumlah peralatan dan beberapa bahan makanan untuk acara tersebut semua tampaknya sudah disiapkan disana.
“Aku pikir ini mungkin akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan untuk pertama kalinya aku memanggang di luar.”
Aku tidak bergumam pada siapapun saat ini, dari kejauhan aku melihat ayahku dan yang lainnya bersiap-siap untuk acara hanami, dan aku belum pernah melihat mereka begitu asyik sebelumnya.
Ayahku mungkin menyadarinya dan memanggilku untuk datang menghampirinya.
“Maafkan aku karena tidak bisa membawamu berkemah hari ini, karena itu kami memutuskan untuk mengajak semua orang melihat bunga sakura hari ini jadi aku harap kamu dapat menikmati pengalamannya sepenuhnya. Aku sangat suka berkemah, tetapi Nanami dan anak-anak tidak begitu menyukainya. aku sangat menantikannya, kau tahu?”
“Soalnya kalau tidur di luar itu pasti sangat merepotkan, bukan? Selain kurangnya privasi, mengakses toilet ketika tidur di luar itu juga sangat sulit..... tapi aku yakin jika itu hanya untuk jalan-jalan sehari untuk melihat bunga, itu mungkin akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan.”
Ketika aku melihat senyum Genichiro-san, yang sama gembiranya dengan ayahku, entah bagaimana itu membuatku juga senang. Mutsuko-san dan Shahachi juga tampak menikmatinya.
Ketika aku berbicara dengannya, aku menjadi sedikit bersemangat merasakan pengalaman yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Agak aneh rasanya aku menjadi bersemangat tentang berkemah akhir akhir ini, aku biasanya lebih suka menghabiskan waktu di dalam ruangan, itulah mengapa aku cenderung tidak terbiasa menghabiskan waktu diluar ruangan, tapi ketika memikirkan sulitnya pergi mencari kamar mandi atau tidur di luar ruangan, melihat pohon sakura mungkin merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Aku sudah lama tidak bermain dengan teman-temanku, tetapi ketika aku mengirim pesan, mereka semua menyuruhku untuk bersenang-senang.
Sudah lama aku tidak bermain dengan ponselku sejak saat itu, namun mereka menyuruhku untuk mematikan ponselku dan berhenti bermain game.
Aku yakin aku tidak akan bisa bermain game dalam situasi ini sekarang, jadi aku akan mematikannya saja.
Mereka bahkan telah menyiapkan semacam meja sederhana dengan lembar rekreasi disana. Aku ingin tahu sejak kapan ibu dan ayahku memiliki sesuatu seperti itu? Apakah mereka menyewanya? Karena aku tidak pernah melihat itu di rumahku dan aku tidak tahu banyak tentang itu.
Tidak...... itu lebih banyak dari yang kukira.
"Ah, Youshin! ayok, sini, sini!”
Nanami-san, yang sedang membantu ayahku dan yang lainnya dengan persiapan mereka, melompat-lompat dan melambaikan tangannya padaku.
Ini bukan pertama kalinya aku merasakan ini, namun jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, senyumnya begitu cantik dan mengalihkan duniaku.
Untuk sesaat aku tidak percaya bahwa gadis ini adalah pacarku, aku merasa sangat lega, namun juga sedikit canggung, ini benar benar hari yang sempurna untuk ku.
Langit biru yang cerah membuat musim semi terlihat indah dan terasa menyenangkan.
Pada saat yang sama kelopak bunga sakura putih dan merah muda serta beberapa daun hijau yang berjatuhan perlahan mulai tertiup angin sepoi-sepoi dan berterbangan saat Nanami melambaikan tanganya kearahku.
Dalam sebuah pemandangan yang tampak seperti lukisan, Nanami-san tersenyum padaku.
Aku terpesona oleh sosok itu dan berhenti sejenak untuk mengagumi penampilannya yang mempesona.
Betapa indahnya, pikirku, aku harap musim semi kan indah selamanya.
"Youshin-kun.... itu sangat indah bukan?.....”
“Ya, itu indah, sangat indah….”
Aku diam-diam setuju dengan kata-kata Genichiro-san tanpa bertanya yang mana yang dia maksud.. Tak lama setelah itu Nanami-san memiringkan kepalanya dan menatapku karena tiba-tiba berhenti dari langkahku. Bahkan penampilannya saat ini tetap terlihat cantik.
Aku ingin memotretnya, tapi entah kenapa tubuhku tidak bisa bergerak. karena suatu alasan. Bahkan jika aku tidak memotretnya, aku pikir akan baik-baik saja jika itu tetap ada dalam ingatanku.
Selagi aku memikirkan itu, Mutsuko-san diam diam memotretku pada saat yang tepat. Dengan mataku, aku memintanya untuk memotretku nanti saja. Tak lama setelah itu Mutsuko-san diam-diam mengangguk padaku, jadi kurasa itu berhasil......
“Baiklah, Nanami dan orang tuamu sedang menunggumu disana, jadi ayo berhenti mengagumi mereka dan lanjutkan dengan melihat bunga sakura bersama. Serahkan persiapannya kepadaku.”
"Apakah kamu keberatan jika aku tidak membantu?"
“Biar orang dewasa yang melakukanya, jadi kalian bisa santai dan menunggu.”
"Itu benar. kamu bisa bersantai dengan yang lain."
Sebelum aku menyadarinya, ayahku sudah datang tepat di depanku mengepalkan tangannya dengan Genichiro-san dan memintaku untuk beristirahat, aku mencoba bersikeras untuk membantunya, tetapi dia bersikeras tentang hal itu.
Setelah sedikit berdebat, pada akhirnya aku mundur.
“Baiklah, aku akan menuruti kata-katamu kalau begitu."
Ayahku dan Genichiro-san mengangguk senang mendengar kata-kata itu. Kami berdua menggerakkan kaki kami yang terhenti dan bergerak ke arah Nanami-san yang sedang menunggu kami disana, saat aku mendekat, Nanami kembali tersenyum padaku lagi..
“Youshin, ayo kita bersenang-senang hari ini juga!"
'Ya, mari kita bersenang-senang.'
Meskipun hari ini bukan kencan untuk kami berdua saja. tapi kami memiliki perasaan yang sama bahwa hari ini pasti akan menjadi hari yang menyenangkan.
Orang tuaku menyuruhku untuk untuk duduk di kursi outdoor yang sudah mereka siapkan di sana, sebelum aku menyadarinya, Nanami dan Shahachi sudah duduk dan bersantai di sana. Nanami yang sedang bersantai di dekatnya memberi isyarat kepadaku untuk duduk di sebelahnya.
"Youshin... matahari terasa sangat enak.... itu sangat enak sampai membuatku mengantuk..."
“Itu benar, tapi apakah tidak apa-apa untuk bersantai seperti ini?”
"Tidak apa-apa, kan? Kami terkadang suka seperti ini dirumah."
Saat aku duduk dan melihat bunga sakura yang bermekaran dan bersantai di bawah langit biru bersama. Melihat bunga sakura putih merah muda yang sudah mekar sempurna dan indah sungguh memanjakan mata.
Lalu aku melirik ke samping ke arah ayahku dan Genichiro-san, yang sedang bersiap-siap untuk menyalakan arang di atas kompor barbekyu..
Aku belum pernah berkemah sebelumnya, jadi tentu saja aku belum pernah memanggang daging di luar. Aku kira ayahku juga sama, tetapi tampaknya aku salah besar.
Saat melihat ayah kami merakit kompor barbekyu dan mulai membuat api dengan arang bersama, sebenarnya aku ingin membantu juga, tetapi mereka memintaku untuk membiarkan mereka melakukannya sendiri, jadi aku memutuskan untuk menuruti kata-kata mereka dan menonton sambil merasa tidak enak.
Aku rasa aku mulai mengerti sekarang mengapa mereka sangat bersemangat untuk ini. Tampaknya, mereka sudah tidak melakukan hal seperti ini sangat lama, karena itu mereka bekerja sama dan memulainya lagi dari awal agar bisa mendapatkan kembali naluri mereka bersama.
Aku yakin mereka telah melakukan ini berkali kali di masa lalu dan mereka ingin mencobanya lagi setelah waktu yang sangat lama, Itulah mengapa mereka melarangku untuk melakukanya.
Secara pribadi, aku ingin para ayah yang telah membawa kami sejauh ini meluangkan waktu mereka sedikit saja, tetapi jika mereka berpikir seperti itu, aku mungkin hanya akan menyusahkan mereka, dan itu akan sangat buruk jika mereka tidak dapat bersenang-senang hanya untuk mengajariku cara membuat api. Jadi aku memutuskan untuk mempercayakan mereka untuk menyalakan api.
"Youshin, Nanami-san, Shaha-chan, kalian mau minum teh atau jus”
Saat kami sedang melihat ayah kami membuat api, ibuku datang dan menawari kami sesuatu untuk diminum. Aku dan Nanami memutuskan untuk minum teh dan Shahachi menerima jus darinya.
Setelah kami meminumnya, kami menarik nafas lega.
Untuk sesaat waktu terasa berjalan sangat lambat saat kamu jauh dari hiruk pikuk sibuknya kehidupan sehari-hari. Aku harap waktu yang menyenangkan tidak berlalu secepatnya.
Aku menantikan hidangan mewah seperti apa yang sedang Ibu kami siapkan untuk kami saat sedang memotong keju dan bahan makanan mewah lainnya untuk membuat hidangan sementara ayah kami sedang membuat api.
Aku bertanya-tanya kapan dan darimana mereka membeli bahan-bahan yang mereka gunakan untuk memasak.
Pada saat yang sama, kami mencoba untuk membantu, tetapi mereka menolak bantuan kami dan mengatakan bahwa mereka ingin memasak sendiri hari ini. Cara mereka menolak juga hampir mirip dengan ayah ku…
Aku bertanya-tanya apakah itu yang dilakukan orang dewasa untuk bersenang-senang?
“Hei, kalian bertiga, ini akan memakan waktu sedikit lebih lama untuk menunggu makanan siap, jadi kenapa kamu tidak pergi jalan-jalan saja? Ini hari yang indah dan aku yakin kalian menyukainya.”
Setelah mengambil nafas sejenak, Mutsuko-san membuat saran seperti itu kepada kami. Jalan-jalan di taman kedengarannya bagus, cuacanya tidak panas selain itu cuacanya sedang bagus juga...... ini hari yang sempurna untuk berjalan-jalan. Rasanya pasti enak.
'Haruskah kita pergi, Nanami?
"Ya, ayo pergi, bagaimana denganmu, Shahachi?
“Aku pass aja.... ini masalah besar, jadi kalian berdua saja yang pergi, kursi yang nyaman ini tidak membiarkanku pergi..... dan pacarku hari ini adalah kursi-kun ini......."
Shahachi-chan meletakkan berat badannya di kursi dengan senyum lepas. Dia meminum jusnya dan meminta sepotong keju kepada Mutsuko-san dan memakannya dengan senang hati.
Aku dan Nanami-san saling memandang satu sama lain dengan senyum kecut ketika kami melihatnya seperti itu.
“Kalau begitu, Youshin...... akankah kita pergi sendiri?"
“Kurasa begitu, ayo pergi."
Aku berdiri dari kursiku dan mengulurkan tanganku ke Nanami. Ketika Nanami-san melihat tanganku dia memberiku senyum yang lembut dan meraih tanganku dengan lembut.
Kami berdiri dan melepaskan tangan kami sekali untuk membungkuk kepada orang tua kami dan mulai bergerak bersama dari tempat itu. Pada saat yang sama Shaha-chan juga menyemangatiku dari belakang dan berkata, "Semoga berhasil."
Mendengar kata kata itu, aku menoleh untuk melihat Shaha-chan sekali dan melihat bahwa dia masih memiliki senyum lembut yang sama di wajahnya sebelumnya. Ketika dia memperhatikan tatapanku, dia membuat tanda damai padaku.
Aku juga diam-diam memberinya tanda perdamaian, dan dia menjulurkan lidahnya ke arahku, dia benar benar anak yang baik.
“Apa yang salah?"
"Tidak apa-apa, ayo pergi"
Kami hanya pergi jalan-jalan di taman. Aku merasa malu karena semua orang menonton kami, jadi aku tidak berpegangan tangan, tetapi kami berdua mulai berjalan berdampingan dan mengobrol sambil menjaga jarak yang sempurna.
“Aku tidak yakin apakah aku telah membuat semua orang merasa tidak nyaman.”
Tidak hanya Mutsuko dan yang lainnya, tetapi mungkin Shahachi juga, karena mereka sangat perhatian pada kami dan membiarkan kami berdua saja.
Apakah tidak apa-apa bagiku untuk menjadi begitu dimanjakan?
"Itu sama sekali tidak benar, aku yakin mereka punya alasan sendiri untuk melakukannya dan seperti yang mereka lakukan, apakah kamu tidak ingin melakukan sesuatu sendiri juga? Seperti yang dilakukan orang tua kita tadi.”
“Oh ya, aku tidak menyangka bahwa ayah dan ibu kita juga memiliki hal semacam itu.”
"Yah, tidak apa-apa. Mari kita dimanjakan oleh semua orang hari ini. Kita punya banyak waktu berdua hari ini."
Ketika Nanami-san mengatakan itu, dia melingkarkan lengannya di lenganku. Aku kira kita tidak akan berjalan bergandengan tangan hari ini, namun aku menerimanya dengan lembut tanpa melepaskan tangan itu.
Dia tahu apa yang dia lakukan dia sengaja melakukannya agar tidak terlihat oleh orang tua kami.
Seperti yang kuharapkan kami masih malu untuk bergandengan tangan di depan orang tua kami. Dengan tangan yang bersilang untuk pertama kalinya dalam beberapa saat, kami berjalan perlahan melewati taman, meskipun sedikit canggung.
Taman ini memiliki jalur yang terpelihara dengan baik dengan bunga merah dan kuning serta bunga sakura yang terawat sangat baik.
"Bunga apa itu? Cantik sekali."
“Itu benar.... Bisakah kita berfoto bersama?”
“Ummm ..... Aku rasa ini bukan waktu yang tepat. Untuk saat ini, mari kita jalan-jalan santai."
"Ya, itu benar…..”
Kami berjalan bersama di sepanjang jalan setapak di mana bunga sakura bermekaran.
Rerumputan di taman yang indah itu hijau dan memantulkan cahaya, terlihat seperti karpet. Pohon sakura merah muda pucat dan putih yang sejajar dengan tepi taman berayun tertiup angin.
Sungguh menakjubkan betapa indahnya kombinasi putih, hijau, dan merah muda ini sekarang. Akan luar biasa jika mereka mekar sepenuhnya, aku bertanya-tanya kapan mereka akan mekar sepenuhnya?
Kelopak bunga yang berterbangan di sekitar kami tampak seperti salju, kelopak bunga yang berguguran di tanah juga tampak sangat indah dan tampak seperti salju seindah salju yang menumpuk..
Hembusan angin yang lembut dan hangat membelai pipiku, dan rasanya sangat enak, bisa jalan-jalan santai dengan orang yang kucintai dalam suasana yang begitu damai… Aku sangat senang…
“Senang sekali rasanya memiliki sesuatu seperti ini. Ini mungkin tidak terlihat seperti kencan SMA, tapi itu sangat menyenangkan dan damai.”
Aku ingin tahu apakah Nanami memiliki perasaan yang sama denganku, dan memiliki senyum yang sangat lembut di wajahnya. Memang benar kalau sekedar jalan-jalan mungkin tidak terlihat seperti anak SMA, tapi sekali-sekali itu memang menyenangkan.
Aku mengerti bahwa berkencan bukan hanya tentang bersenang-senang saja, terkadang kita juga perlu waktu untuk bersantai dan mengobrol dengan tenang.
Di tengah perjalanan kami, kami sampai di sebuah jalan yang penuh dengan cabang-cabang pohon sakura dan bunga sakura yang tumbuh di kedua sisi jalan. Daerah itu dikelilingi oleh bunga bunga yang mengalir turun dari pepohonan menciptakan apa yang tampak seperti terowongan, yang ditutupi oleh pepohonan.
"Wow, apakah ini terjadi secara alami?"
“Ini sangat indah, bukan? Ayo kita lewati.”
Kami melewati terowongan bunga sakura. Terowongan bunga sakura yang afa di atas kepala kami membuat kami merasa seolah-olah kami berada di salju yang hangat. Kami memperlambat langkah kami dan berjalan perlahan melalui terowongan.
"Nanami, haruskan kita mengambil foto sekarang"
“Um...... Itu benar ......"
Nanami-san perlahan mengangguk pelan mendengar saranku dan meminta pejalan kaki yang lewat bersama keluarga mereka untuk mengambil foto kami berdua.
Setelah mengambil foto kami, keluarga itu tersenyum dan mengajak kami untuk berfoto bersama mereka, kami tersenyum dan berpose untuk foto bersama mereka. Setelah berterima kasih pada keluarga itu, kami melanjutkan perjalanan kami dan tiba di sebuah kolam yang agak rendah dan dikelilingi oleh pagar.
Bunga sakura yang bermekaran di sekitar kolam itu, menutupi permukaan air seperti karpet tebal. Ketika sebuah perahu datang dan melewati kolam itu, gelombang kecil di air yang disebabkan oleh perahu itu menyebabkan bunga yang mengambang di kolam itu tenggelam secara bertahap ke dalam air dan naik kembali ke tempatnya dan menutupi permukaan air setelah perahu itu lewat.
Aku bertanya-tanya apakah ada ikan yang berenang di kolam.
“Ini adalah kolam yang sangat besar, aku ingin tahu apakah ada ikan yang berenang di dalamnya?”
“Aku rasa tidak ada apa-apa di sana."
Nanami perlahan menyelinap menjauh dariku dan pergi ke dekat pagar dan melihat ke dalam kolam.. tetapi pada saat itu, Nanami terdengar mengeluarkan jeritan kecil..
Mungkin karena rumputnya basah, Nanami-san mungkin terpeleset sedikit dan kehilangan keseimbangannya.
Pagar di sekitar kolam jauh lebih pendek dari yang kukira, dengan panik, aku meneriakkan namanya dan menarik tangannya kearahku dan memeluknya sekuat yang aku bisa.
Aku menarik lengannya begitu keras sehingga mungkin akan melukai lengan Nanami, tapi aku memeluknya erat-erat agar dia tidak menabrak pagar dan jatuh ke kolam.
“Nanami, apakah kamu baik-baik saja? Di sekitar kolam itu berbahaya tau, jadi kamu harus berhati-hati!”
“Terima kasih Youshin...... aku sedikit terkejut dan hampir jatuh ke kolam.”
Suhu tubuhnya dapat kurasakan dengan jelas karena kami berdua sedang berpelukan sekarang. Pada saat yang sama, aku bisa merasakan
detak jantungnya yang secara alami perlahan mulai berdetak lebih cepat.
Aku rasa detak jantung yang cepat ini bukan hanya karena aku panik saat Nanami berada dalam bahaya, tapi pernahkah kamu memelukku seperti ini sebelumnya?
Ketika aku memeluknya dengan cepat, aku ingin tetap berada dalam pelukannya karena kehangatannya, namun aku tidak bisa tinggal didekatnya seperti itu terlalu lama, jadi aku perlahan mengendurkan sedikit cengkeramanku padanya dan perlahan menjauh dari Nanami.
Setelah berpelukan cukup lama, dan merasakan satu sama lain pada jarak yang sangat dekat. Aku bertanya-tanya reaksi seperti apa yang akan dia miliki ketika dia sedekat ini denganku?
Tak lama setelah itu aku langsung mengerti jawabannya..
Entah itu karena aku memeluknya terlalu erat, atau karena aku menatapnya, jantungku perlahan berdebar semakin kencang dari sebelumnya.
Pipinya juga memerah, dan matanya basah saat dia menatapku.
Kami saling menatap satu sama lain...... dan .......
"Mama, apa yang sedang dilakukan kakak-kakak itu?"
"Ko, kora...... jangan ganggu mereka...... ayo pergi......"
"Aku pernah lihat mama dan papa bersatu seperti itu dirumah. Apakah kakak-kakak itu juga sama?“
"Shh! Jangan bilang itu keras-keras, ayo pulang.”
Suara ketiga orang itu menyadarkan kami kembali.
Ini adalah perkembangan yang sangat memalukan.. itu barusan hampir saja, aku harus berhati-hati untuk tidak bertindak gegabah, aku tidak bisa menyebabkan masalah untuk Nanami, apalagi untuk diriku sendiri karena taman ini penuh dengan keluarga dan anak anak……..
Kami berdua sedikit gelisah dan terdiam cukup lama, tapi kami tidak bisa terus seperti itu selamanya. Panas di pipiku juga belum mereda, tapi perlahan aku mengulurkan tanganku padanya.
“Umm, haruskan kita kembali sekarang?”
"Eh... ya, ayo kembali. Aku yakin kamu sudah siap."
Kemudian kami kembali ke jalan kami datang dan kembali ke tempat semua orang menunggu kami. Di perjalanan, kami sedikit berbeda dan sedikit kurang verbal dari sebelumnya. dan kami kembali ke semua orang tanpa berpegangan tangan.
“Ara-ara, ibu sangat senang kalian datang!”
“Kalian telah melakukan dengan baik, bukan?"
“Fumu, ada apa dengan kalian berdua memerah seperti ini? Kalian tidak menggunakan taman sebagai tempat untuk pacaran kan?"
Aku pikir aku tidak akan diejek jika aku datang sekarang, tetapi aku benar-benar melewatkan kesempatan itu.
Para ibu tersenyum pada kami dan memberiku acungan jempol.
“Akhinya kalian datang juga, aku sangat lapar, kalian berdua makan dulu! sebelum aku memakan semuanya.”
Disana Shaha-chan sedang makan daging yang disiapkan oleh ayah kami dan membuat nasi kepal bersama ibuku. Pada saat yang sama Shahachi juga memberikan daging itu kepada ibuku. Mereka berdua sangat akrab.
Tidak sepertiku, kemampuan komunikasinya sungguh luar biasa. Ini sangat berbeda dariku.
Pada saat yang sama Genichiro-san dan ayahku sedang asyik memanggang daging dan meneriakan hal hal seperti “Kanpai kepada pasangan muda!” Apakah mereka mabuk lagi? Tidak, terlihat jelas mereka tidak mabuk, hanya saja mereka sedang senang sekali. Ini adalah pertama kalinya aku melihat ayahku seperti ini.
“Ayo, kalian berdua pasti lapar kan? Aku akan memanggang daging lebih banyak, jadi makanlah yang banyak!”
Suara mendesis yang keluar dari daging kambing, sapi dan sosis, yang direndam dalam saus dipanggang di atas panggangan dan mengeluarkan bau yang sangat enak dan menggugah selera. Sayur-sayuran seperti bawang bombay dan wortel juga dipanggang dengan kematangan yang pas dan terlihat enak.
Di atas meja juga ada ayam goreng, dan banyak lagi hidangan lainnya yang dibuat oleh ibu kami bersama dengan makanan penutup seperti buah-buahan, biskuit dan marshmallow.
Aku ingin tahu berapa banyak uang yang mereka habiskan untuk membeli semua makanan ini.
“Ah, aku sangat suka ini, kamu juga harus mencobanya Youshin.”
Nanami mengambil salah satu biskuit dan memakannya dalam satu gigitan, lalu menawarkannya kepadaku. Biskuit itu diberi topping keju dan apel, dengan sirup yang dituangkan di atasnya. Saat aku memasukannya ke dalam mulutku rasa asin dari keju, rasa asam dari apel dan manisnya sirup perlahan mulai menyebar ke seluruh mulutku.
“Ini enak, rasanya seperti makan permen, apakah itu camilan untuk alkohol?”
“Ya, itu snack favorit ayahku, memang rasanya seperti makan permen.”
“Lihat, lihat, kalian berdua. Kami punya beberapa daging yang dimasak di sekitar sini. Ada minuman juga, jadi ambil saja apapun yang kamu suka. Ah, kami tidak akan minum alkohol hari ini, jadi jangan khawatir. Terutama Nanami, dia punya catatan kriminal.”
“Jangan katakan itu padaku! Aku tidak akan meminumnya bahkan jika itu ada di sana!”
"Ah, terima kasih, Mutsuko-san. Itadakimasu."
Setelah menerima sepiring daging panggang dari Mutsuko-san, aku memakannya bersama Nanami-san.
Apakah karena kelebihan minyak yang menetes karena dipanggang di atas jaring, atau karena bau arangnya.. entah kenapa rasanya berbeda dengan daging yang biasanya kamu panggang di wajan..
Sosisnya juga memiliki keju di dalamnya, dan ketika aku menggigitnya, mulutku hampir terbakar dengan keju panas. Tapi…. ini sangat enak.
Aku yakin situasi makan di bawah langit biru ini juga berperan dalam kelezatannya.
“Enak kan, Youshin? Ngomong-ngomong onigiri mana yang kamu mau? Ada tuna salmon, dan rumput laut.”
“Ah, kalau begitu, rumput laut, satu."
Ketika aku menerima onigiri dari ibuku dan memakannya, itu sangat cocok kalau dimakan dengan daging. Setelah berjalan-jalan lumayan jauh mengelilingi taman mungkin membuatku jadi lapar, itulah mengapa kami menikmati makanan kami dengan antusias.
Kami semua makan bersama di bawah langit biru dan membuat banyak kebisingan..... Itu adalah pengalaman menyenangkan yang tidak pernah aku bayangkan dari kehidupanku yang dulunya suka nolep dirumah.
Setelah makan banyak, aku dan Nanami berbaring diatas seprai santai dan bersantai sejenak.
Saat itulah aku melihat kelopak sakura menempel di rambut dan wajahnya.
Ketika aku dengan lembut mengambilnya... sementara semua orang membuat keributan, kami saling memandang dan tersenyum dengan tenang..
Berada dibawah sinar matahari yang hangat...... membuatku lupa waktu karena musim semi kali ini terasa begitu indah.
Saat Nanami dan aku sedang berbaring dan menikmati bunga sakura yang berjatuhan bersama..... semua orang tampak sedang menikmati pemandangan bunga sakura mereka dengan cara yang berbeda-beda.
Para ayah sedang berbicara bersama dan ibu-ibu sedang melakukan percakapan ibu rumah tangga seperti biasa.
Ini adalah percakapan antara orang dewasa dan tidak bisa kita ganggu. Aku bertanya-tanya apakah suatu hari nanti aku akan bisa melakukan percakapan seperti itu juga?
“スー…スー..”
Di tengah semua ini, aku bisa mendengar Nanami-san tidur di sebelahku. Sinar matahari yang hangat mungkin telah membuat Nanami mengantuk, dan tampaknya sudah tertidur sebelum aku menyadarinya.
Dia mungkin lelah karena semua hal yang telah dilaluinya.
Perlahan aku mulai melepaskan jaketku dan memakaikan jaket yang aku kenakan padanya dan kembali duduk disebelahnya.
Aku sangat bosan sekarang dan baterai hp ku tinggal sedikit lagi. Aku merasa tidak enak jika membangunkan Nanami-san sekarang, jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?
Aku tiba-tiba jadi pengen mengambil foto Nanami-san...
Saat aku sedang memikirkan itu, sebuah bayangan muncul di depanku, bersamaan dengan suara foto yang sedang diambil.
Bayangan itu adalah ...... Sahachi-chan.
Sahachi-chan melirik Nanami dan kemudian tersenyum lembut padaku dengan senyum yang mirip seperti Nanami tapi menggantung sedikit lebih tinggi.
"Kakak ipar, maukah kamu berbicara denganku sebentar? Lihat.. aku belum pernah berduaan denganmu sebelumnya."
Aku sedikit terkejut dengan ajakan yang mendadak ini. Memang benar bahwa aku belum pernah berinteraksi dengan Shahachi-chan sebelumnya, sebelum kami memiliki kesempatan untuk berbicara satu sama lain seperti ini.
"Ah, jangan khawatir. Aku tidak punya niat untuk menanyakan hal-hal aneh kepada kakak iparku... Aku hanya ingin bertanya tentang hubunganmu dengan kakakku."
"Maaf, aku tidak pernah dipanggil “Oni-chan” oleh siapapun sebelumnya dan entah kenapa itu membuatku sedikit canggung saat mendengarnya..... Aku anak tunggal dan kerabatku tidak pernah memanggilku seperti itu."
"Eh, kamu nggak suka?
"Tidak, aku cuma mau bilang itu baik baik saja. Tapi aku bertanya-tanya mengapa kamu memanggilku seperti itu."
“Aku tahu mungkin terdengar aneh, tapi aku tidak sabar menunggumu menikahi saudara perempuanku. itulah yang aku rasakan.”
Itu adalah hal yang sangat konyol untuk dikatakan, selain itu kamu juga masih terlalu kecil untuk membicarakan pernikahan.
Genichiro-san dan Mutsuko-san, serta orang tuaku, tampaknya membuat keputusan terlalu cepat, aku yakin mereka pernah membicarakan hal ini sebelumnya, tapi bukankah itu terlalu cepat?
Jika aku menyangkalnya aku yakin itu hanya akan memperburuk situasi, jadi aku memutuskan untuk mengabaikannya saja.
“He~ aku nggak nyangka kamu akan berpikir sampai begitu, jadi apa yang ingin kamu tanyakan padaku tentang Nanami?”
“Hmm...... yah, ada banyak hal.. aku mau nanya, apa yang paling kamu sukai dari kakak ku?”
Ini adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab karena Nanami saat ini ada di sampingku, pertanyaan mendadak ini membuatku merasa sedikit gugup dan mulai berkeringat dingin. Itu jauh lebih sulit daripada mengatakannya langsung kepada orang yang bersangkutan.
“......Apa yang akan kamu lakukan jika aku setelah mendengar itu?”
“Yah, aku sering mendengarnya dari kakakku tentang apa yang dia sukai darimu. tapi aku belum pernah mendengar apapun darimu tentang apa yang kamu suka dari kakakku,”
Nanami-san… apa yang kamu bicarakan begitu banyak? Ini sedikit memalukan..... tapi Sahachi menatapku dengan binar di matanya.
...Apa yang aku suka ...apa yang aku suka darinya...
Aku tidak pernah benar-benar memikirkannya, atau lebih tepatnya ada begitu banyak hal yang aku sukai darinya sehingga sulit untuk memutuskan mana yang terbaik.
“Ternyata benar, kamu suka payudara besar."
“Tidak, itu tidak benar, maksudku anak perempuan tidak boleh mengatakan hal-hal tentang anggota tubuh mereka seperti itu.”
“Bahkan kakak ipar mengatakan hal yang sama seperti teman-temanku.”
Aku segera langsung menegur Shahachi karena mengangkat payudaranya sambil berkata seperti itu. Jika dia melakukan itu di sekolah, aku pasti akan langsung memarahinya, kataku padanya.
Sambil menegur Shahachi, aku sekali lagi berpikir tentang apa yang aku sukai dari Nanami-san.
Aku suka bagaimana Nanami-san selalu merawatku dengan baik.
Selain perhatian, aku juga suka wajahnya yang memerah setiap kali dia datang kepadaku dengan agresif lalu wajahnya memerah tak lama setelah itu dan menyesalinya, itu membuatku lemah namun pada saat yang sama membuat hatiku terbakar dengan gairah.
Namun lebih dari segalanya yang dia miliki... Nanami yang selalu memikirkanku lebih dari orang lain adalah hal yang paling berharga yang dapat kumiliki dan segalanya bagiku.
Walau aku tahu jumlahnya tak ada habisnya.... aku tetap saja tidak bisa mengungkapkannya, andai saja aku lebih berani, aku akan mengatakan semuanya langsung.......
"Kurasa yang paling aku suka adalah karena dia imut.......”
“Apakah itu penampilannya?”
“Tidak, aku tidak sedang berbicara tentang penampilan, ini tentang kepribadiannya, Nanami sangat peduli terhadap orang lain, berpikiran terbuka, dan terkadang suka meledakkan dirinya sendiri dan mulai memerah, aku pikir itulah yang membuatku berpikir dia lucu.”
"Itu benar... dalam hal itu, kamu adalah orang sangat cocok untuk kakakku. Aku belum pernah melihat orang yang sangat lembut dan sebaik kamu."
Aku merasa terhormat, tetapi juga sedikit malu, aku ingin tahu apakah Shahachi yakin dengan ini?
Dengan senyum mengejek seperti Nanami-san, dia terus mengajukan pertanyaan padaku..
"Jadi? Apa yang paling kamu suka darinya dari segi penampilan?"
Faktor penampilan, ya?... Ini adalah pertanyaan lain yang sangat sulit untuk dijawab… Aku merasa apa pun yang aku katakan tentang hal semacam itu akan membuatku terpojok, tapi apakah kamu benar-benar ingin bertanya sebanyak itu?
"Ternyata benar, kamu suka payudaranya."
“Hei bukankah aku baru saja menegurmu untuk tidak mengatakan itu lagi padaku? Apakah itu yang kamu ingin dengar dariku??”
“Aku telah mendengar banyak pria di kelas ku berkata, "Payudara adalah segalanya tentang wanita.” Jadi aku ingin tahu apakah semua anak laki-laki menyukainya. Punya kakakku sangat besar lho, mantap pokoknya!"
Sebagai seseorang yang pernah menikmati perasaan itu sedikit, sulit bagi aku untuk menyangkalnya… Tidak, aku tidak menyentuhnya. Itu hanya kebetulan menimpaku secara tidak sengaja.
Jika kamu adalah seorang siswa sekolah menengah yang sehat, mau tidak mau apa yang terlintas dari benakmu tentang perempuan, mata dan kesadaranmu pasti mengarah ke dadanya...
Namun berbeda denganku, jika aku ditanya apa yang aku sukai dari penampilan Nanami-san, hal pertama yang muncul di pikiranku bukanlah payudaranya.
"Aku rasa yang paling kusukai adalah matanya......."
"Mata? Bukan payudaranya, bukan bokongnya, tapi matanya? Kakak ipar, kamu memiliki fetish yang sangat tidak biasa.”
"Dari mana kamu belajar kata itu?! Bukan, itu bukan fetish, tapi mata Nanami... bukankah itu indah?"
Itu benar, kalau dipikir-pikir lagi... Aku suka ditatap lurus oleh Nanami-san.
Mata besar yang indah bagaikan permata itu. Kadang-kadang mereka gemetar setiap kali Nanami cemas, tetapi ketika Nanami menatapku dengan lembut..... itu sangat menghangatkan hatiku.
"Mata...... hmm...... itu jawaban yang mengejutkan......"
Di sana, Shahachi menyilangkan tangannya seolah-olah dia sedang memikirkannya sebentar.
Aku tidak bermaksud mengatakan sesuatu yang aneh, tapi aku merasa sedikit gugup seolah-olah aku sedang dihakimi. Tak lama setelah itu Shahachi-chan mengalihkan pandangannya dariku, dia mengalihkan pandangannya ke arah Nanami-san.
"Bagus untukmu, kak. Kakak iparku tergila-gila padamu."
Mendengar perkataan Sahachi, tubuh Nanami yang seharusnya tidur, bergetar hebat. Eh? kamu sudah bangun, Nanami-san?
Nanami perlahan bangun.. menggumamkan sesuatu pada Shahachi-chan dengan wajah yang memerah.
"Sa ̄ ya ̄ (Nama panggilan Shahachi) ......apa yang kamu tanyakan pada Youshin...... aku terlalu malu untuk bangun……”
Syukurlah Nanami tidak mendengarnya, aku hanya bisa memegangi pipiku karena malu, dan aku tidak berani untuk melihat Nanami. Shahachi-chan menatapku dan Nanami-san dan tersenyum cerah.
"Yah, aku cuma heran mengapa kakakku yang tidak akrab dengan anak laki-laki, bisa baik-baik saja dengan kakak iparku sekarang. Tapi ya, setelah berbicara dengannya sebentar, entah kenapa aku rasa sudah mulai mengerti sekarang.”
“Sudah kubilang jangan bicara padaku sekarang! aku terlalu malu untuk bicara.”
Dengan senyum yang lembut seperti Mutsuko-san, Shahachi-chan menatap kakaknya yang tersipu malu sambil tersenyum.. Jika kau mengatakannya lagi... itu akan membuatku memerah juga..
Setelah itu, Shahachi-chan membalikkan tubuhnya ke arahku dan membungkuk padaku..
“Youshin-san...... tolong ya jaga kakakku mulai sekarang.”
Aku yakin Shahachi juga sangat menyayangi Nanami. Itu sebabnya dia mengambil kesempatan ini untuk bertanya padaku. Mungkin di suatu tempat di benaknya, dia mungkin mengkhawatirkan banyak hal tentang kakaknya.
Shahachi-chan, kali ini tidak memanggilku kakak, tapi memanggilku dengan nama depanku, kata-kata itu sepertinya dipenuhi dengan perasaannya untuk Nanami-san.
...Seperti yang diharapkan, aku yakin kamu sangat menyayangi kakakmu.
"Ya... aku dipercayakan padamu"
Setelah memperbaiki posturku dan duduk tegak, aku menundukkan kepalaku kepada Shahachi-chan.. aku harap dengan ini tembok yang selama ini menghalangi kami untuk berinteraksi setelah ini hilang.
Dan saat kami berdua mengangkat kepala kami pada saat yang sama... Shahachi-chan datang menghampiriku dengan senyuman yang sesuai dengan usianya diwajahnya.
"Kalau begitu!! Bisakah kamu mengenalkanku pada seseorang yang keren dari sekolahmu?! Melihat kalian berdua membuatku ingin punya pacar juga...tapi alangkah baiknya jika mereka seumuran denganku..”
Kamu berubah sangat cepat! Nada suaranya yang serius beberapa saat yang lalu menghilang dari Shahachi, dan ia kembali menjadi gadis polos yang sesuai dengan usianya.
“Aku tidak punya banyak teman yang bisa kuperkenalkan padamu.”
"Eh~? Meskipun kamu sudah melakukan banyak dengan kakakku, tapi kamu tidak punya banyak teman? Kamu pemberani juga ya, kakak ipar."
Aku sedikit terkejut dan mencoba untuk mencari beberapa foto teman-temanku, tapi... yang tersisa di folder fotoku hanyalah tangkapan layar dari game dan foto yang diambil setelah aku bertemu Nanami-san. Tidak, saat aku melihatnya lagi, satu-satunya foto teman yang kumiliki hanyalah Shibetsu-senpai, tapi dia adalah kakak kelasku, apakah tidak apa-apa untuk menunjukkannya pada Shahachi?……
Wow, bukankah orang ini sangat tampan? Dia sangat tinggi! Dia lebih tinggi dari kakak iparku!”
Sebelum aku menyadarinya, Shahachi telah bergerak di belakangku dan menjadi bersemangat ketika dia melihat foto Shibetsu-senpai. Aku tahu itu, bahkan dari sudut pandang Shahachi-chan senpai masih seorang pria yang tampan. Ketika dia mengatakannya lagi, aku menyadarinya lagi.
Baru-baru ini, aku hanya mendapat kesan bahwa dia adalah senior yang sangat lucu.
“Aku yakin dia keren. Shibetsu-senpai ...... keren, tapi......”
"Ah, apakah orang ini senior yang baru saja melihat payudara onee-chan dan dicampakkan? Heh, ternyata dia orang seperti itu.”
Ketika aku diam...... Shaha-chan dengan santai berbicara tentang senpai. Ketika aku melihat Nanami, dia memiliki senyum bermasalah di wajahnya dan menjulurkan lidahnya. Ya, seperti itulah dia dulu...
“Ummm, aku tidak memiliki payudara sebesar kakakku… jadi dia mungkin tidak akan tertarik padaku… Kakak ipar, lain kali jika kamu memiliki kesempatan, tolong perkenalkan aku dengan senpaimu."
"Tidak, jika Shahachi-chan baik, maka aku baik-baik saja, tapi….."
Saat aku melirik Nanami-san, Nanami-san juga memiliki ekspresi sedikit bingung di wajahnya.
Memperkenalkan seorang pria yang telah mengaku kepada kakaknya kepada adiknya pasti merupakan hal yang rumit. Tidak, akulah yang akan memperkenalkannya. Tetap saja, pasti sulit.
"Umm... seperti yang kamu katakan barusan, aku sudah menceritakannya padamu sebelumnya, kan? apakah Shahachi baik-baik saja dengan itu? Tidak, dia bukan orang jahat... Aku salah paham banyak hal tentang dia, dia sebenarnya adalah orang yang sangat baik.”
“Oh, jajaudara perempuanku memuji seorang pria selain kakak iparku. Ini jarang terjadi, sepertinya dia benar-benar orang yang baik”
Nanami-san mau tidak mau ikut campur, tapi seperti yang Shahachi-chan katakan, evaluasi Nanami-san terhadap Shibetsu-senpai tampaknya sedikit meningkat. Ya, kamu memang orang baik, senpai.
Dia memang orang yang baik, tapi pertanyaannya adalah, apakah tidak apa-apa baginya untuk memperkenalkan Shahachi yang merupakan seorang adik dari gadis yang sudah menghancurkan hatinya...? Ini ide yang buruk, bukan? Nanami-san dan aku sama-sama berpikir begitu, tapi Shahachi-chan sepertinya tidak masalah dengan itu dan dia memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu pada apa yang Nanami dan aku sedang pikirkan.
"Apa yang kamu bicarakan, kak?...... Anak laki-laki menyukai payudara tidak peduli berapa usia mereka, bukan? Itu normal bagi mereka, jika mereka tertarik dengan payudara besarmu. Dan ini tidak seperti aku akan keluar dengannya secara tiba-tiba, aku hanya akan meminta kakak ipar untuk memperkenalkanku padanya. Selain itu aku hanya ingin tahu orang seperti apa dia."
Baik aku dan Nanami, kami berdua merasa geli dengan kata-kata Shahachi.
Shahachi-chan, kamu seorang siswa sekolah menengah pertama, kan? Apakah cara berpikir itu normal untuk siswa SMP saat ini......?
Aku ingin tahu apakah Shahachi memiliki kepribadian yang mirip dengan Mutsuko-eqn. Aku pikir itu terdengar lebih manuk akal jika aku berpikir seperti itu.
“Dan kak, apakah kamu lupa? Aku berada di klub dansa? Kita dulu sering berdansa bersama, kan? aku yakin kamu pasti akan kesulitan untuk menari lagi jika tetekmu sebesar ini.”
Shahachi-chan meraih dada Nanami-san dengan erat dan meraba-rabanya seolah sedang memeriksanya. Aku mengalihkan pandanganku, berpikir itu adalah pemandangan yang seharusnya tidak aku lihat. Kemudian....
“Chotto!~ ! Shaha-chan?! Yame~/
"Tunggu? Shaha-chan?! Hentikan~……!!'
Untuk beberapa alasan, suara penolakan Nanami semakin kuat pada saat aku mengalihkan pandanganku...... atau mungkin saja karena aku memalingkan muka. Hanya suara gesekan pakaian dan suara penolakan Nanami-san yang sampai ke telingaku.
Apa yang kamu lakukan? Karena aku tidak bisa melihatnya, imajinasiku mulai bekerja, tapi aku tidak bisa berbalik. Tahan aku. Atau lebih tepatnya, hentikan aku.
Setelah beberapa saat, aku dapat mendengar beberapa percakapan aneh... tetapi segera terdengar suara tumpul ..
“`Itta’i!!(Sakit!!)”
“Kamu pantas mendapatkannya!”
Saat itulah aku akhirnya berbalik dan melihat Shahachi memegangi kepalanya sambil menangis dan Nanami-san, yang mengepalkan tinjunya dengan ekspresi marah diwajahnya......
Itu adalah pertama kalinya aku melihat Nanami marah. Sambil melihatnya marah seperti ini, aku sedikit terkejut melihat interaksi antara kakak-beradik yang belum pernah aku lihat sebelumnya
Nanami-san, yang memperhatikan tatapanku,
dengan cepat menyembunyikan tinjunya di belakangnya dan tersenyum lembut padaku yang sepertinya menipuku. Tidak, kamu tidak perlu menyembunyikannya.
Apakah itu sisi tersembunyi dari Nanami? atau hanya interaksi kakak-beradik yang biasa? Aku tidak bisa menilai, tapi aku tidak memiliki kesan yang buruk tentang itu. Jika aku memiliki saudara laki-laki, aku bertanya-tanya apakah aku akan memukulnya juga seperti ini.
"Wah, o gikeicha ̄n(kakak ipar), kakakku memukulku, hanya karena aku menggosok payudaranya dan meremasnya sedikit."
Kekerasan itu salah, tapi kamu tidak bisa mengeluh jika seseorang memukulmu. Menanggapi Shahachi-chan yang mendekatiku dengan tangan yang terentang, Nanami-san sekali lagi menunjukkan ekspresi sedikit marah dengan tinjunya yang tersembunyi di depannya.
Saat tangannya yang terulur hendak menyentuhku, aku meraih bahunya untuk menghentikannya.Saat aku menghentikannya, dia memiringkan kepalanya dan Nanami juga memiringkan kepalanya dengan cara yang sama
“Shahachi, pelecehan seksual bisa terjadi bahkan di antara orang-orang yang berjenis kelamin sama. Kamu harus berhati-hati."
“Wah...... aku tidak mengharapkan sekutu, ttapi aku mendapat jawaban yang tidak terduga..."
Shahachi tersenyum dengan senyuman yang berlarut larut dan mengehela napas kecil. Di sisi lain Nanami juga memiliki senyum masam di wajahnya. Tidak, aku hanya mengatakan apa yang Baron-san katakan padaku sebelumnya, tapi kayaknya jawabanku barusan ganyambung sama pokok perdebatan ini.
“Moo!~ kakak ipar selalu memihak pada kakakku,"
“Yah, tentu saja, dia adalah pacarku. Sebaliknya, jika aku memihak Shahachi, itu akan menjadi masalah besar, kan”
“Terkadang kebenaran bisa menyakiti hati orang, Shikushiku(Sial) ”
Shahachi-chan mengangkat bahunya dan menggumamkan sesuatu seolah ia akan menangis.. Tapi ketika aku mendengar kata-kata terakhir itu, aku dan Nanami saling memandang dan kemudian kami berdua tertawa, Shahachi menatap kami dengan aneh, tapi karena hanya aku dan Nanami-san yang bisa mengerti ini, aku bisa mengerti ekspresi itu..
Kata-kata terakhir Shahachi terdengar mirip dengan kata-kata terakhir Shibetsu-senpai. Nanami-san dan aku tidak bisa berhenti tertawa karena terkejut bahwa ada kebetulan seperti itu dan bahkan Shahachi, yang telah menatap kami dengan ekspresi ragu diwajahnya, mendapati dirinya tertawa bersama kami.
Dan setelah waktu yang menyenangkan berakhir.... itu berlalu dalam sekejap mata....
Sebelum aku menyadarinya, sudah waktunya untuk pulang. Aku merasa sedih untuk pergi, tapi mau bagaimana lagi. Semuanya memiliki akhir, namun aku senang bisa memiliki akhir yang menyenangkan.
“Yoshin-kun, ayo kita semua pergi berkemah di pantai musim panas ini, ini akan menyenangkan dan kamu bisa melihat Nanami dalam pakaian renangnya!
“Yay! Pantai! sebelum itu, tolong perkenalkan aku pada seniormu!"
Dalam perjalanan pulang, Genichiro-san membuat proposal, dan Shahachi-chan tampak senang soal itu. Shahachi-chan... Bukankah kamu bilang kamu tidak suka berkemah? Orang tua kami juga tampaknya sudah menyetujuinya dan sepertinya akan mulai membicarakan rencana perkemahan mulai sekarang. Seperti yang diharapkan keluargaku ini memang selalu cepat dalam mengambil keputusan.
Pantai... Nanami-san mungkin memperhatikan pandanganku saat memikirkan hal ini, karena dia berkata sambil tersenyum bahwa dia sangat menantikannya. Mendengar itu darinya membuatku senang namun pada saat yang sama membuatku tegang.
“Ada apa?”
“Aku malu untuk mengakui bahwa aku hampir tidak bisa berenang.”
“Oh, benarkah? Aku akan mengajarimu cara berenang. Aku perenang yang baik.”
Setelah dengan bangga mengepalkan tinjunya, Nanami-san mengalihkan pandangannya sedikit ke atas seolah berpikir sejenak dan perlahan mulai memerah. Sambil tersipu, dia menggumamkan sesuatu padaku dengan suara yang hanya bisa aku dengar.
“Pakaian renang seperti apa yang kamu suka? kayaknya kalau pakai bikini bagus juga. Maukah kamu menemaniku membeli pakaian renang yang baru?”
Nanami-san...baju renang?! Kalimat itu membuatku membayangkan Nanami-san mengenakan bikini...tapi di saat yang sama, aku sangat khawatir dengan kekuatan penghancurnya, itu membuatku sangat khawatir.
“Nanami… jika kita akan pergi ke pantai jangan pernah tinggalkan aku, oke?.... kamu juga harus memiliki hoodie atau sesuatu untuk menutupi tubuhmu. Jika kamu ingin melepasnya, lakukan hanya di hadapanku saja… oke?"
Nanami-san terkejut dengan kata-kataku, dan kemudian memberiku senyuman lembut.
“Kamu sangat mencemaskan ku, kan? Jangan khawatir. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.
“Tentu saja aku khawatir, dia adalah pacarku yang berharga.”
Kami saling menertawakan satu sama lain dan mendiskusikan acara yang akan datang saat kami pulang.