Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

Inkya No Boku Ni Batsu Game Vol 3 Chapter 5

24 min read

Saat tidur, aku mengalami mimpi di mana aku sadar bahwa aku sedang bermimpi. Lucid dream, seingatku, adalah situasi yang memungkinkan kamu untuk mengubah arah mimpi atau bahkan memanipulasinya dengan cara tertentu. Dalam kondisiku saat ini, penglihatanku kabur dan teman-teman SD ku mengelilingiku. Aku percaya yang aku alami saat ini adalah saat aku masih SD.

Tapi tubuhku tidak bergerak seperti yang kuinginkan, atau lebih tepatnya bergerak tidak sesuai dengan keinginanku saat ini dan aku yakin ini persis seperti yang aku lakukan saat itu saat aku masih SD.

Saat aku bersama teman-temanku, aku berbicara dengan seorang gadis, aku tidak bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas karena aku sedang bermimpi, tapi dia tampak tidak asing bagiku.

Aku tersenyum padanya dan dia tersenyum kembali padaku....... dan kemudian..... Aku terbangun di sana.

Aku terbangun sendirian di tempat tidurku. Karena aku satu-satunya yang ada di rumah sekarang. Aku yakin tidak akan ada yang bisa mendengarku berbicara. Jadi aku bergumam pelan pada diri sendiri.

“Aku baru ingat......”

Mengapa aku masih mengalami hal ini sekarang? Ini adalah panggilan bangun terburuk yang pernah kualami. Aku menghela napas panjang, untuk mengeluarkan perasaan tertekan dan tekanan batin yang ada dibenakku.

Entah itu karena aku berbicara dengan Baron tadi malam, atau karena aku belum mendengar kabar dari Nanami untuk pertama kalinya, itu terjadi secara tiba-tiba.

Mengapa aku tidak berani untuk memanggilnya?

Mengapa aku memilih untuk menyendiri?

Aku ingat itu. Aku sudah ingat sekarang.

“Setelah aku memahaminya, itu adalah alasan bodohku sendiri.”

Aku mempertimbangkan pola pikirku saat ini.. Ya, aku sudah mengerti sekarang, mengapa aku bisa sebodoh ini? Itu pasti sangat mengejutkanku pada saat itu. Aku tahu itu bukan apa-apa buatku saat ini, meskipun waktu ketika ini terjadi sudah lama berlalu,
namun aku yakin itu akan mengejutkanku jika peristiwa masa lalu terjadi saat ini.

Ada perasaan di dalam diriku yang mengatakan bahwa sudah terlambat untuk menyesalinya sekarang, dan sedikit perasaan lega karena aku bisa mengingatnya sekarang.

Aku melihat ponselku, tetapi aku belum mendapatkan kabar dari Nanami-san hari ini. Kemarin, aku mengkhawatirkannya dan mencoba untuk menghubunginya, tetapi pada akhirnya aku tidak melakukannya. Aku ingin tahu apa yang terjadi, aku harap dia baik-baik saja.

Skenario terburuk muncul di benakku bahwa aku mungkin dibenci karena aku tidak memanggilnya dengan namanya dan membuatnya terlihat begitu sedih kemarin...

Saat aku memikirkan itu, ponselku bergetar tak lama setelah itu dan muncul sebuah notifikasi yang mengatakan bahwa ada pesan baru masuk. Tetapi ketika aku melihat kontak itu, aku melompat dari tempat tidur.

"Hari ini aku pergi dulu. sampai jumpa lagi"

Hanya itu pesannya, itu adalah pesan dari Nanami.

Hanya melihat pesan dari Nanami itu membuatku merasa semua kecemasanku hilang sekejap, aku senang setidaknya dia tidak terdengar seperti membenciku atau sedang marah padaku.

Aku ingin tahu apakah ada yang bisa aku lakukan untuknya hari ini. Aku mempertimbangkan untuk memberi tahu Nanami apa yang terjadi kemarin. Namun, aku segera memutuskan untuk tidak melakukannya dan berubah pikiran.

Aku biasanya tidak punya waktu untuk berpikir sendiri. Namun, karena aku tidak punya janji hari ini, seharusnya aku punya lebih banyak waktu luang untuk hari ini.

Karena apa yang baru saja aku ingat adalah penyebab mengapa perilaku ku berubah drastis setelah itu. Pada saat yang sama itu juga alasan aku menjadi diriku hari ini. Jadi aku tidak menyesalinya, aku tidak punya masalah dengan apa yang terjadi padaku di masa lalu.

Jika aku bisa dengan mudah menyelesaikan sesuatu yang selama ini aku tidak sadari, mungkin tidak akan ada kesulitan. Bagaimanapun, ini adalah masalah pribadiku. Bagaimana aku mengatasinya.. aku tidak bisa menemukan jawaban bahkan jika aku memikirkannya.

Untuk menghentikan pikiran negatifku, aku menampar kedua pipiku dengan keras untuk membuat diriku bergerak. Suara tamparan itu menggema, dan mataku sepenuhnya terangsang oleh rangsangan rasa sakit itu.

Berhentilah merengek.

Pertama-tama, aku harus bertemu Nanami-san. Kalau tidak, itu tidak akan membuat situasi menjadi lebih baik dan aku harus bersiap-siap dan segera pergi ke sekolah.

Melepaskan pipiku yang sakit, aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah sesegera mungkin untuk bertemu Nanami-san.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Itu luar biasa, tapi sudah lama sekali aku tidak pergi ke sekolah sendirian. Bahkan ketika rumor aneh menyebar, Nanami tetap berangkat sekolah bersamaku.

Satu bulan yang lalu, aku tidak punya masalah sama sekali untuk berangkat sekolah sendirian, tetapi ini adalah pertama kalinya aku pergi ke sekolah sendirian tanpa Nanami disisiku dan aku merasa kesepian saat aku menuju ke kelas. Tetapi Nanami-san tidak ada disana.

Aku tidak tahu ke mana dia pergi, apakah dia belum datang? Aku mencarinya kemana-mana, tapi tidak menemukannya. Apakah dia pergi ke suatu tempat?

Aku kembali ke kelas dengan sedikit terengah-engah, berharap dia akan kembali ke kelas cepat atau lambat. Lalu aku sendirian di kelas sekarang… aku merasa sedih karena tidak melihatnya sejak pagi ini..... tak lama setelah itu tiga dari mereka akhirnya muncul di kelas. Nanami-san, Otofuke-san dan Kamieuchi-san.

“Ah...... selamat pagi, Youshin.”

“Ah, ya. Selamat pagi, Nanami.”

Nanami-san menyapaku dengan canggung, dan dengan canggung aku membalasnya juga. Aku belum pernah melihatnya seperti ini sejak terakhir kali kami mengobrol. Ini agak canggung, atau lebih tepatnya aku merasa gugup.

Otofuke-san dan yang lainnya menatapku dan Nanami-san secara bergantian dengan ekspresi khawatir di wajah mereka. Berapa lama kamu berbicara dengan mereka? Tatapan orang-orang di sekitarku juga sepertinya tertuju padaku, dan tatapan itu menyakitkan... Bagaimanapun, itu adalah perasaan yang aneh.

Bahkan ketika rumor buruk tentangku sebelumnya beredar di sekolah, mereka semua memperhatikanku, tapi aku tidak keberatan… Kurasa itu karena rumor yang tidak berdasar saat itu.. Tidak, ini bukannya untuk mengkritik tatapan di sekitarku, tatapan disekitarku rasanya seperti mereka sedang melihat pada sesuatu yang berbahaya..

"Um... seperti yang ingin kukatakan, makan siang kita hari ini adalah kroket..”

“Oh ya....... Aku suka kroket.”

"Yah, sampai jumpa nanti."

Setelah melakukan percakapan yang lebih singkat dari biasanya, Nanami-san kembali ke tempat duduknya. Aku menatap Otofuke-san dan Kamiechi-san seolah meminta bantuan, tetapi keduanya hanya menggelengkan kepala mereka ketika mereka melakukan kontak mata denganku.

Di saat seperti ini, aku menyesal tidak bertukar informasi kontak dengan mereka. Sayang sekali aku tidak bisa diam-diam menanyakan apa yang telah didengar Otofuke-san dan yang lainnya padaku. Tapi, aku tidak yakin apakah mereka bisa memberitahuku.

Pada akhirnya, hari itu... Aku akhirnya tidak bisa berbicara dengan baik dengan Nanami sampai pulang sekolah. Kami makan siang bersama, tapi kami biasanya sangat dekat sehingga kami meringkuk satu sama lain, tetapi hari ini dia agak jauh dariku. Meskipun kami bisa bercakap-cakap secara normal, masih ada jarak di antara kami.

Bahkan pada jam istirahat lainnya, dia biasanya berbicara denganku...tapi hari ini dia hanya berbicara dengan teman-temannya dan tidak mencoba untuk mengobrol denganku.

Ketika aku menatapnya di kelas, Nanami-san akan memperhatikan tatapanku dan berpaling setelah aku melihatnya. Di sisi lain, saat aku merasakan seseorang menatapku dan menoleh ke arah Nanami, sesekali dia akan menatapku... dan ketika tatapan kami bertemu, ia akan mengalihkan pandangannya lagi.

Seolah-olah semua kesenangan yang kita miliki bersama dalam perjalanan kita kemarin hilang... Aku terkejut dengan perilaku Nanami yang agak pendiam. Tapi mau bagaimana lagi, akulah yang membuatnya sedih sejak awal. Aku harus menanggung akibatnya sendiri.

Aku tidak berpikir ini adalah perkelahian.. Tapi jika Nanami mengabaikanku dan memperlakukanku seolah-olah aku tidak ada, jika aku menunggu apakah kau akan datang padaku? Dan jika itu perkelahian, bisakah aku berdamai dengannya jika ini bahkan bukan perkelahian? Tidak, itu tidak mungkin. Namun, aku bertanya-tanya apakah kita bisa kembali seperti sebelumnya jika ini berubah menjadi perkelahian.

Membayangkannya saja membuatku ingin menangis, jika semuanya tetap sama, apakah aku bisa hidup dengan diriku sendiri sekarang? Tidak, aku tidak bisa. Jika aku mencoba untuk melihat Nanami sekarang pikiran-pikiran aneh mulai muncul di benakku. Berhentilah berpikir buruk tentang hal itu.

Melihat adegan seperti ini untuk pertama kalinya antara aku dan Nanami-san, teman sekelasku juga sepertinya agak bingung… Aku merasa seperti membuat masalah. Sudah menarik banyak perhatian sejak pagi ini.

Aku harap rumor aneh tidak beredar lagi, dan kekhawatiran semacam itu terlintas di benakku. Namun, kebetulan aku bisa pulang ke rumah sepulang sekolah tanpa rumor aneh menyebar di sekitarku, mungkin karena rumor sebelumnya.

Rasanya hari ini adalah hari yang sangat panjang. Rasanya seperti selamanya... itu sedikit berlebihan, tapi anehnya sekolah terasa seperti dua kali lebih lama dari biasanya.

Bagaimanapun ini adalah hal yang telah lama kutunggu-tunggu. Aku yakin aku akan dapat berbicara dengan baik dengan Nanami-san sepulang sekolah. Bahkan jika aku tidak dapat melakukannya di sekolah, aku akan pergi ke rumah Nanami sehingga aku bisa berbicara dengannya disana, aku tidak akan sedih, aku tidak akan sedih lagi.

Pokoknya, aku akan memaksakan diri untuk menjadi positif untuk saat ini.

“Hei Misumai. Boleh aku minta waktumu sebentar?".

Ketika wku sedang dalam semangat yang tinggi, sebuah suara tiba-tiba memanggilku.

Ketika aku berbalik, aku melihat Otofuke-san dan Kamiechi-san tapi aku tidak bisa melihat Nanami disana. Keduanya tersenyum kecut padaku melihat kekecewaanku yang terlihat jelas di wajahku setelah melihat mereka, lalu aku meminta maaf karena sedikit kasar.

"Otofuke-san... Kamiechi-san... Maaf, aku perlu berbicara dengan Nanami-san..."

“Aku sudah berbicara dengan Nanami, jadi tolong beri aku sedikit waktu.”

Apakah kalian sudah bicara dengan Nanami-san? Aku melihat ekspresi mereka lagi di sana. Ada Otonari-san dengan ekspresi sedih di wajahnya, dan Kamiechi-san, dengan ekspresi serius di wajahnya dan tampak tidak seperti biasanya.

Aku menelan ludahku sekali pada ekspresi yang biasanya tidak kulihat.

"Ya... baiklah... hari ini lebih gelap dari biasanya, tapi jangan khawatir tentang itu..."

"Biasanya tidak segelap itu, kan”

"Kamu juga terlihat sama disini......"

Mendengar kata-kataku, mereka berdua kehilangan ekspresi serius mereka dan tersenyum pahit. Entah bagaimana senyum itu terlihat seperti akan menangis, jadi aku akan mengikuti mereka karena mereka mendesakku.

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi aku tetap diam dan terus berjalan saat keduanya membimbingku ke suatu tempat.

Aku tidak dibawa ke ruang kelas, tetapi ke tangga menuju atap. Aku yakin tempat pribadi untuk mendiskusikan hal-hal rahasia dapat ditemukan di atap. Karena daerah itu sepi, ini adalah tempat yang bagus untuk berbicara secara rahasia karena tidak akan ada seorangpun di sekitar untuk mengganggu percakapan kami jika kita pergi dan mengobrol di rooftop.

Apakah mereka biasanya berbicara disini? Sangat mudah untuk bersembunyi di titik buta ini. Lokasinya sulit dtemukan orang, menjadikannya tempat yang bagus untuk menyembunyikan diri. Agak aneh untuk melihat Otofuke-san dan Kamiechi-san seperti ini. Aku kira mereka akan marah kepadaku, tapi tidak ada tanda-tanda itu dari mereka.

“Aku minta maaf untuk mengambil begitu banyak waktumu. Nanami meminta beberapa saran kepadaku.”

“Apa yang Nanami katakan......?”

“Dia bilang “Aku sudah tidak punya muka untuk bertemu dengannya lagi atas kerusakan yang telah aku perbuat padanya.”

Eh? Kata-kata tak terduga Otofuke-san benar-benar menghentikanku untuk berpikir. Nanami menyakitiku? Aku tidak yakin apa yang dia maksud dengan itu, apa yang aku rasakan bukankah sebaliknya?

Melihatku, baik Otofuke-san maupun Kamiechi-san, mereka berdua saling memandang dan tersenyum kecut.

“Sepertinya kamu belum pernah mendengar hal ini sebelumnya.”

"Apakah kamu tahu apa yang sedang terjadi? Atau apakah menurutmu itu adalah sebuah kesalahan?”

Aku mengangguk pelan kepada mereka berdua dan menjawab.

Otofuke-san mengangkat bahunya sedikit, dan Kamiechi-san terlihat begitu serius sehingga sulit untuk membayangkan dari nada biasanya. Aku diam-diam mengangguk kepada mereka dan bertanya.

“Seberapa jauh kalian berdua telah mendengar ini?"

“Aku tidak yakin harus berkata apa, tapi aku yakin aku telah mendengar banyak tentang bagaimana kalian bertengkar ketika dia memintamu untuk memanggilnya. Nanami juga tampak sedikit bingung untuk membicarakannya pada kami, jadi aku tidak tahu banyak..."

Otofuke-san kemudian merentangkan tangannya sedikit lebih berlebihan. Sementara gerakannya menarik perhatianku, aku mendengarkan kata-katanya dan berpikir..

Apa yang kamu katakan tadi berarti Nanami-san sedih karena dia mengira telah menyakitiku?
Aku bertanya-tanya mengapa itu terjadi, aku merasa seperti telah terjadi kesalahpahaman yang mengerikan antara kami.

Tapi jika itu masalahnya, aku mungkin bisa memahami sikapnya. Aku yakin itu bukan karena dia marah padaku, tapi karena dia merasa canggung padaku. Aku rasa aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan berbicara dengan mereka berdua, tapi aku masih perlu berbicara dengannya sendiri......

“Hei Misumai. Aku bertanya-tanya, mengapa kamu tidak memanggil Nanami dengan namanya? Aku tahu ini masalah antara kalian berdua, tetapi jika itu adalah dirimu yang biasa, aku yakin kamu dapat melakukannya dengan mudah…. Ada apa?"

“Itu benar, kamu benar benar berubah begitu dingin padanya belakangan ini....... Aku kira Misumai akan melakukannya dengan mudah.“

Meskipun tidak mungkin untuk melewatkan suasana berat saat ini… namun tetap saja, mereka berdua menanyakan inti cerita kepadaku sambil menjaga suara mereka secerah mungkin agar tidak membuatnya lebih gelap. Tapi aku pikir penilaian itu agak terlalu berlebihan.

"Aku... apa aku terlihat seperti orang yang dapat melakukannya dengan mudah?"

'Ya. Kamu biasanya seperti “Jika itu untuk Nanami, aku akan mengorbankan diriku berada dalam api dan air” itulah yang aku rasakan."

“Kamu tampak seperti orang yang akan melakukan apa saja untuk Nanami, bukan? jadi, agak aneh untuk melihatmu begitu berubah seperti ini.”

Entah itu disengaja atau tidak, keduanya secara sadar telah kembali ke kondisi mereka seperti biasanya. Itu adalah sesuatu yang membuatku sangat lega saat ini.

Sambil tertawa kecut pada kenyataan bahwa mereka menaruh banyak harapan yang besar padaku untuk Nanami-san, aku memutuskan untuk curhat tentang diriku sendiri kepada mereka berdua untuk mengatur pikiran batinku.

Aku akan mengungkapkan rahasiaku yang belum pernah kuceritakan kepada siapapun sampai sekarang, bahkan kepada ayah dan ibuku, dan juga Nanami-san. Ini adalah ingatan tentang masa laluku yang baru saja aku ingat pagi ini.

Aku tidak yakin apakah itu ide yang baik bagiku untuk mengatakan ini kepada mereka berdua, tetapi aku pikir itu ide yang bagus bagiku untuk memberi tahu apa yang akan aku katakan pada Nanami-san nanti.

Mempertimbangkan ini, keduanya mungkin orang yang tepat untuk diajak curhat. Aku pikir itu pasti akan jauh lebih mudah untuk membicarakannya dengan mereka berdua. Jika aku bisa membahas apa yang aku rencanakan tentang apa yang aku katakan pada Nanami nanti, maka aku perlu mempersiapkan diri sekarang.

Karena mereka berdua adalah orang-orang yang memiliki hubungan denganku melalui Nanami-san, jadi itulah sebabnya aku bisa mengatakan apa yang ingin aku katakan pada mereka.

"Alasan aku menghindari Nanami belakangan ini bukan karena aku malu atau semacamnya, itu hanya karena aku takut.”

"...... takut?"

Untuk sesaat, mereka berdua memiliki ekspresi ragu di wajah mereka, dan aku mulai berbicara dengan jelas, tanpa memasukan perasaanku ke dalam kata-kataku. Untuk menenangkan situasi ini, aku mencoba untuk setenang mungkin.

"Yah, itu adalah pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan. Ketika aku masih sekolah dasar, aku berkenalan dengan seorang gadis dan sering menghabiskan waktu bersama, setelah aku memikirkannya kembali, itu mungkin seorang gadis yang kusukai di masa lalu......"

Aku tidak bisa memberi tahu Nanami-san tentang ini.

Tidak jelas apakah aku benar-benar menyukainya, tapi aku tidak perlu memberitahunya bahwa ada seorang gadis yang aku sukai di masa lalu.

Meskipun ini sudah lama terjadi, meskipun aku tidak dapat mengingat wajah atau nama gadis itu. Aku tidak berani untuk memberi tahu Nanami tentang hal ini.

“Begitu ya… aku yakin Nanami tidak akan cemburu jika kamu memberitahunya tentang peristiwa yang terjadi ketika kamu masih di sekolah dasar.”

“Sayangnya, bukan itu yang ingin aku bicarakan.
Setelah berteman baik dengan gadis itu, aku terbawa..... terlalu terbawa suasana, aku jatuh cinta padanya setelah itu.. Dan yang kulakukan padanya saat itu… aku ingin…. aku ingin… Sama seperti anak-anak lainnya. Aku juga ingin... memanggilnya sama seperti orang lain."

Aku ingin mengungkapkan rahasia yang belum pernah aku ceritakan kepada siapapun sebelumnya. Namun, sulit bagiku untuk mengungkapkannya. Mulutku terasa berat ketika aku mencoba untukberbicara, seolah-olah hatiku dibebani dengan keheningan. Ini kemungkinan besar merupakan respons terhadap emosiku.

Aku bisa mendengar suara tegukan mereka, sepertinya mereka menunggu dengan hati-hati untuk mendengar kata-kataku selanjutnya.

“Jadi.. apa yang terjadi selanjutnya?”

Sebuah dorongan dari Hatsumi memecah keheningan dan aku melanjutkan dengan senyum yang muncul di wajahku.

“Gadis itu dengan kasar menghinaku di depan semua orang dan berkata padaku untuk tidak memanggilnya seperti itu di sekolah. Ketika semua orang mendengar apa yang dia katakan, semua orang mulai menertawakanku.. Aku tidak bermaksud buruk. namun mereka semua mulai menertawakanku."

"Itu..."

“Itu sangat keterlaluan bukan......?"

Kupikir mereka akan menertawakanku karena begitu konyol, tapi ternyata tidak. Mendengar kata-kataku, keduanya memiliki ekspresi sedih di wajah mereka.

Aku yakin bahwa apa yang aku alami saat itu hanyalah pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan yang mungkin dimiliki semua orang. Tapi aku tidak merasakan niat jahat di sana. Bahkan jika itu adalah aku, aku tidak berpikir akan ada orang yang mengira akan begitu terluka hanya karena ini.

Hanya saja aku lemah. aku tidak mengira bahwa sesuatu yang sederhana seperti itu akan mempengaruhiku seperti ini.

Alasan bahwa aku melupakannya mungkin karena aku tidak ingin mengingatnya, dan insting pertahanan bawah sadarku mungkin bekerja atau semacamnya saat itu.. Pada satu titik itu mungkin sama dengan Nanami-san. Namun dibandingkannya masa laluku tidak pantas untuk dibandingkan dengannya, jadi aku tidak punya apa-apa untuk membandingkannya.

Mereka memiliki raut wajah yang sedih dan aku memaksakan senyum di wajahku untuk memberitahu mereka bahwa itu bukan hal yang serius dan terus berbicara.

“Sejak saat itu, aku hanya bisa menyapa orang lain dengan nama mereka, Tidak masalah apakah itu nama depan atau nama belakang mereka, selama aku memberi mereka gelar kehormatan(San, Kun, Chan). Itu tidak terlalu menggangguku. Selain itu aku rasa itu jauh lebih baik daripada aku terjebak di situasi canggung lagi dan sebaliknya itu membuatku terlihat lebih sopan, bukan?”

"Aku rasa itu benar, Namun Nanami tidak seperti orang-orang itu, bukan? Sebaliknya, ia ingin kamu memanggilnya seperti itu, setidaknya itu membuatnya akan semakin dekat denganmu.. Tidak, Aku tidak bermaksud untuk ikut campur urusan kalian, maaf karena mengatakan sesuatu yang aneh.."

"Itu benar~..... Nanami-san memang seperti itu...... Nanami akan baik-baik saja, aku yakin ....... Tapi meski begitu..... itu pasti sangat sulit untukmu, bukan?"

Mendengar kata-kata mereka yang diperas, aku merasa kasihan. Itu benar, Nanami berbeda dengan orang-orang yang menjadi temanku pada saat itu.

"Aku yakin Nanami-san akan sangat ... senang. Aku bisa merasakannya dengan dibenakku. itulah mengapa aku perlu berbicara dengan Nanami-san sekarang.”

Mendengar kata-kataku, mereka berdua terdiam. Namun, ketika Otofuke-san mendengar apa yang kukatakan, dia memiringkan kepalanya dan mengajukan pertanyaan..

“Jika kamu tahu itu, mengapa kamu tidak memberi tahu Nanami itu? Nanami benar-benar mengkhawatirkanmu, apakah kamu akan terus menahan diri dan tidak mengatakannya pada Nanami?”

Itu adalah hal yang wajar. Dia benar, aku membuat situasi ini jadi lebih rumit dengan melupakannya.

“Kau tahu, baru pagi ini aku teringat akan hal ini. “

"Pagi ini?

Mereka berdua mengangkat suara mereka serentak.

Itu adalah reaksi yang kuinginkan dari mereka. Aku juga merasa jijik dengan diriku sendiri. Itu karena karena kenangan masa laluku yang bodoh. Satu-satunya anugerah yang menyelamatkanku adalah kenyataan bahwa mereka tidak menertawakanku.

“Aku kira aku telah membuat Nanami sedih karena aku telah menyakitinya..... Namun aku tidak menyadari bahwa Nanami-san sangat mengkhawatirkanku karena mengira dia telah menyakitiku.”

Aku kira Nanami menangis saat itu, karena aku kira aku telah menyakitinya saat itu. Tapi aku salah.

“Hmm ternyata begitu ya permasalahanya, aku rasa sudah mengerti sekarang mengapa dia terlihat sangat sedih saat itu dan berkata bahwa dia merasa menyesal karena dia pikir dia telah menyakitimu, dan-.... Ah, aku sudah janji untuk mengatakan ini kepadamu, haha.”

"Ya, aku sudah mengerti situasinya sekarang...... aku percaya kamu tidak bermaksud untuk membuatnya menangis, aku rasa aku mengerti bagaimana perasaanmu disekolah, jika kamu terlihat seperti akan menangis seperti itu, aku rasa aku akan sedih juga."

Mereka berdua mengatakan kepadaku seperti apa penampilanku sekarang. Mungkinkah mereka melihat wajah yang sama seperti yang Nanami ceritakan kemarin.

Tak lama setelah itu, kata-kata Baron-san langsung muncul di pikiranku. Alasan mengapa Nanami menangis adalah karena ...... aku?

Saat aku melihat mereka berdua mereka berdua tiba-tiba membungkuk kepadaku.

“Maafkan aku, Misumai, aku membuatmu berbicara tentang kenangan menyakitkanmu. Izinkan aku untuk memberitahumu tentang kenangan menyakitkanku juga.”

Aku buru-buru meminta mereka untuk mengangkat kepala, tetapi mereka tetap menundukkan kepala mereka.

Yang lebih hebat lagi, mereka mengatakan bahwa mereka akan melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan untuk membantu. Dia mengatakan bahwa mereka akan melakukan apa pun yang dia bisa untuk membantu kami kembali bersama.

Ketika aku bingung, mengapa mereka mau membantuku sejauh itu, mereka memberitahuku alasannya. Mereka mengatakan bahwa mereka mencintai Nanami. Itu sebabnya mereka akan melakukan apa saja untuk Nanami. Mereka bilang mereka ingin melihat Nanami bahagia bersamaku lagi. Mereka berdua mengangkat kepala mereka dan tersenyum, mengatakan bahwa ini adalah tindakan untuk kepentingan mereka sendiri, dan mereka memintaku untuk jangan khawatir tentang itu.

Melihat kenyataan bahwa Nanami sangat disukai dan tekad kedua orang ini..... membuatku ingin melangkah maju juga. Pada akhirnya, akhirnya aku bisa mengambil keputusan. Demi Nanami... Aku merasa bisa melakukan apa saja sekarang.

“Kalian akan bekerja sama denganku dalam segala hal, kan?"

"Oh. Jika itu tidak membuat Nanami sedih, kami akan melakukan apa saja."

Mendengar kata-kata itu, aku memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam.. Sejujurnya, aku tidak pandai dalam hal semacam ini. Tetapi apa yang aku butuhkan sekarang adalah tamparan yang sangat keras sekarang. Aku menatap lurus ke arah mereka dan perlahan-lahan membuka mulutku.

"Otofuke-san... bisakah kau memukulku sekali?”

“Hah?!”

"Otofuke-san... bisakah kau memukulku sekali?”

“Hah?!”

Mendengar permintaanku, Otofuke-san meninggikan suaranya seolah-olah dia tidak mengerti. Kamiechi-san juga membuka mulutnya lebar-lebar untuk mencibir kata-kataku.

“Apakah kamu Masokis?”

Aku tidak puas akan jika menerima kata kata saja, jadi aku menggumamkan sesuatu seperti itu. Tidak, aku tidak memiliki hobi seperti itu, dan bahkan jika aku memilikinya, aku tidak akan meminta teman sekelasku untuk melakukan hal seperti itu padaku.

Mereka mundur selangkah dan aku berdehem untuk membuat mereka merasa lebih baik. Aku kemudian menjelaskan niatku yang sebenarnya.

“Kamu melakukan seni bela diri, kan? Beri aku sedikit lebih banyak energi. Buatlah suasana hatiku baik, suasana hati yang kuat, sepertimu akan meledakkan masa laluku."

Ini adalah cara yang sangat kuno dalam melakukan sesuatu. Aku yakin bahwa orang yang kuat akan dapat pulih sendiri tanpa bantuan orang lain dan kemudian menghadapinya. Tapi aku rasa aku tidak bisa melakukannya.

Aku akan menyerahkan keputusan kepadanya, aku tidak peduli dia mau membantuku atau tidak. Mari paksa semangatku yang tak punya nyali ini untuk hidup kembali..

“Apakah kamu yakin tentang itu......?"

Mendengar kata-kata itu, aku mengangguk pelan. Dan aku tersenyum kecil pada mereka. Itu bukan kepasrahan, itu bukan senyum palsu, tetapi senyuman positif yang penuh dengan tekadku.

“Jika itu untuk tidak membuat Nanami sedih lagi, aku tidak akan mau menjadi pengecut lagi. Ini adalah kemauan keras seorang pria. Tidak peduli bagaimana kamu melihatnya aku tidak bisa mengatasinya sendiri. Semuanya akan baik-baik saja, aku akan mengucapkan selamat tinggal pada masa laluku, lakukan saja!”

Mendengar kata-kataku, mereka berdua saling memandang dan tertawa. Kemudian, tanpa salah satu dari mereka mengatakan apapun, aku berkata, "Ini tidak terlihat buruk" dan aku tertawa bersama mereka.

“Aku ingin tahu apakah semua pria terlihat sama. Misumai, kamu sangat mirip dengan saudaraku.”

“Saudara laki-laki Otofuke-san?”

“Dia juga seorang petarung, ada kalanya dia takut sebelum bertanding melawan lawan yang lebih kuatnya. Dalam kasus seperti itu, aku selalu memberinya dorongan seperti ini.”

Otofuke-san merentangkan telapak tangannya alih-alih mengepalkan tinjunya dan mengulurkannya padaku sambil mengayunkannya. Entah bagaimana aku mengerti sekarang.

Aku membelakangi mereka dan memejamkan mata. Kemudian aku mengucapkan satu kata singkat.

“Silahkan”

"Ooooh......!"

Suaranya yang bersemangat menggema ditelingaku dengan suara yang tidak bisa kupercaya adalah suara seorang wanita, Udara terguncang oleh suaranya dan aku mengertakkan gigi karena kekuatannya. Tepat ketika aku pikir aku mendengar suara yang memotong angin, dan segera setelah itu aku merasakan kejutan yang mengalir melalui tubuhku yang baru saja didorong oleh guncangan yang jauh dari kata “didorong” dipunggungku. Tidak itu terlalu berlebihan, itu hanya imajinasiku, tetapi aku memiliki ilusi bahwa aku mendengar suara setelah benturan,

"Wow……!!"

Aku menggertakkan gigiku dan mencoba menahan air mata, tetapi erangan keluar dari mulutku. Tempat dimana aku terbakar panas seolah-olah telah dibakar dan rasa kebas yang menyengat sepertinya menyebar dari sana ke seluruh tubuhku..

Bagus! Aku merasa lebih baik sekarang!

“Aku yakin Nanami akan ada di kelas sekarang, aku yakin dia menunggumu.”

“Semoga berhasil~”



Mereka memberiku acungan jempol, dan aku membalas acungan jempol mereka. Lalu berlari keluar dari tempat itu seolah-olah sedang terbakar kayak ultinya zhilong.

“Terima kasih, kalian berdua! Aku pergi! HEROES NEVER FADE~~”

“Ah, tunggu sebentar.........”

Mereka hendak mengatakan sesuatu padaku, tetapi aku tidak dapat mendengarnya. Agak tidak keren untuk dibantu oleh begitu banyak orang, tapi saat ini, lebih dari apapun aku akan mengandalkan diriku sendiri dan berlari ke Nanami.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

“Hatsumi, apakah kamu sudah mengatakan pada Misumai bahwa bukan Nanami satu-satunya yang ada di kelas sekarang?”

“......Ini akan baik-baik saja."

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Terlepas dari tatapan di sekitarku, aku terus berlari. Aku cepat kehabisan napas dan merasakan sakit yang membakar di bagian belakang tenggorokanku, tapi aku tidak peduli dan tetap berlari. Sulit untuk bernapas, dan paru-paruku menjerit.

Aku menemukan pintu kelas dan membukanya dengan penuh semangat. Pintu itu bergerak dengan mulus dan dengan momentum besar, menyebabkan suara tumpul bergema di seluruh ruang kelas.

Mata Nanami-san di kelas tertuju pada kemunculanku yang tiba-tiba.

Melihat tempat di mana rambutnya sedikit acak-acakan, aku bertanya-tanya apakah dia sedang bersandar di mejanya. Jika aku melihat dari dekat pipinya dan melihat bahwa hanya satu yang sedikit merah.

Entah bagaimana, aku bisa melihat wajah Nanami dengan jelas. Kesedihan yang aku rasakan sepanjang hari telah hilang entah kemana, dan rasa sakit di punggungku menjernihkan pikiranku.

Aku langsung menghampirinya. berusaha untuk tidak mematikan, momentumku

“Yo...... youshin?"

Nanami-san, yang telah duduk, berdiri. Aku mengabaikan suara meja yang bergemerincing dan Nanami-san melangkah mundur untuk menjauh dariku saat aku mendekatinya.

“Youshin…… ano…… etto…… ano ne……”

Kata-katanya yang tidak jelas mencapai telingaku, tapi aku tidak bereaksi terhadapnya dan mendekati Nanami dan aku sedang berdiri tepat di depannya dan terdiam sejenak.

Tinggiku dan Nanami-san tidak jauh berbeda. Saat aku berdiri didepannya, mata kami hampir sejajar. Setelah menatap lurus ke matanya, aku memeluknya.

"Eh?”

Aku tidak mengatakan apa-apa, aku hanya memeluknya dengan kuat, aku memeluknya dengan paksa, tetapi aku memeluknya dengan hati-hati agar tidak menyakitinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mungkin ini pertama kalinya aku memelukmu seperti ini sejak pertama kali aku pergi ke rumah Nanami. Saat itu aku memeluknya dengan untuk menghibur Nanami yang sedang sedih saat itu, tapi memeluknya dan tidak akan mengatakan apa-apa hari ini. Hal pertama yang akan aku katakan sekarang adalah apa yang sudah aku putuskan untuk katakan.

“Nanami-san, maaf telah membuatmu menunggu.”

Aku berbisik lembut di telinganya, akhirnya aku bisa mengatakan satu hal yang tidak bisa kukatakan padanya.

Aku tidak bisa melihat ekspresinya saat aku memeluknya erat, tapi aku bisa merasakan napasnya terengah-engah. Aku merasa seperti telah membuatnya menunggu sangat lama. Sebenarnya, itu tidak lama, tapi ini hanya masalah suasana hati. .
Aku melepaskan lenganku dari pelukan dan tersenyum pada Nanami.

“Youshin?…”

Aku merasa segar, seolah-olah semuanya telah terhempas. Aku ingin mengatakan padanya bahwa traumaku bukanlah masalah besar, tetapi butuh bantuan banyak orang untuk membawaku sejauh ini....... Ini sedikit menyedihkan, tapi mari kita lupakan itu untuk saat ini.

Aku memanggil namanya lagi kepada Nanami yang menatapku dengan ekspresi bingung di wajahnya.

“Ada apa, Nanami? Apakah ada sesuatu di wajahku?”

“Tidak, eh......Apakah kamu baik-baik saja......?”

“Maafkan aku, Nanami. sepertinya aku telah menyesatkanmu dalam banyak hal."

Tak lama setelah aku mengatakan itu, Nanami langsung memelukku seolah-olah dia akan melompat ke dadaku. Menggumamkan sesuatu padaku dan mengucapkan permintaan maaf kecil...... kepadaku. Kata-kata itu tidak terdengar oleh orang-orang di sekitarku.... karena.......

Karena ruang kelas dipenuhi dengan sorakan teman-teman sekelasku yang telah tinggal di belakang untuk menyaksikan acara tersebut.

Mengapa...... masih banyak orang di sini? Oh tidak, aku melakukannya di depan semua orang! Aku tidak dapat membatalkan apa yang aku lakukan sekarang bahkan jika aku sedang terburu-buru sekarang, dan aku tidak bisa memaksa Nanami yang memelukku, untuk melepaskanku karena dia sedikit menangis saat memelukku.

Aku memeluk Nanami kembali seperti yang telah aku lakukan. Air matanya saat ini bukanlah air mata dingin, tapi entah bagaimana itu tampak seperti air mata kebahagiaan yang hangat.

Semua orang di sekitarku tersenyum kepadaku dan Nanami-san, tapi senyum itu benar-benar berbeda dari senyum yang kuingat pagi ini... itu adalah senyum berkah.

Melihat reaksi mereka, aku bergumam pelan.

“Aku terkejut mengetahui bahwa itu tidak terlalu buruk ketika aku mencobanya......"

Sorak-sorai menenggelamkan gumamanku.

Sungguh, aku terlalu banyak berpikir berlebihan. Aku merasa semua trauma dalam diriku akhirnya hilang. Aku selalu dibantu oleh banyak orang.

Saat aku membalas pelukan Nanami, dia melingkarkan tangannya di punggungku dan memelukku lagi dengan sekuat tenaga.

“Nanami! Maaf.... punggungku sakit sekarang, jadi bisakah kamu sedikit rileks?"

“Punggungmu? Ada apa dengan punggungmu?”

“Aku rasa mendapatkan sedikit dorongan penuh energi di punggungku. Yah, itu benar-benar berhasil. Ini sangat efektif.”

Meski begitu, bukankah ditampar lebih menyakitkan daripada dipukul? aku tidak menyadari bahwa ditampar dengan sekuat tenaga akan sangat menyakitkan.

Tapi tetap saja, berkat rasa sakit di punggungku ini, aku bisa dorongan kuat dalam diriku, dan aku merasa bisa memanggil nama Nanami-san dengan begitu mudah hingga aku pun kagum.

"Ada apa, bisakah kamu memberitahuku apa yang terjadi nanti?"

“Aku akan menceritakan semuanya padamu, Ini cerita yang menyedihkan, tapi maukah kau mendengarnya?"

"......Ya, izinkan aku untuk mendengarnya. Aku ingin mendengar segalanya tentang Yohshin."

Nanami-san, yang berada agak jauh dariku tersenyum sangat indah. Sambil merasakan sakit di punggungku, aku tersenyum kembali pada Nanami-san di ruang kelas yang dipenuhi sorakan.

Jika kita saling menatap seperti ini...bagaimana aku harus mengatakannya...

“キス!キス!キス!/KISSU, KISSU (CIUM DIA!! CIUM DIA)!!”

"Washira o shinpai sa seta batsuda ̄ ! Yatchimae yo ̄ !(Itu adalah hukumanmu karenat telah membuat kita khawatir! Lakukan sekarang!)"

“Fūfu kenka mo hodo hodo ni nā ̄ (Kamu dan istrimu seharusnya jangan terlalu sering bertengkar.)”

Komentar seperti itu datang dari orang-orang di sekitarku. Sepertinya aku membuat semua orang khawatir lebih dari yang kukira, Aku merasa menyesal dan bersyukur pada saat yang sama. Aku minta maaf untuk itu, tetapi pada saat yang sama aku sangat berterima kasih. Setidaknya mulai sekarang aku rasa aku harus mengingat wajah dan nama teman sekelasku mulai sekarang.

Sementara aku memikirkan itu, Nanami-san meninggalkanku dan berteriak dengan wajahnya yang memerah.

“Aku tidak akan melakukannya! Kita akan melakukan ciuman pertama kita di tempat yang lebih penting......!”

"Apa? Nanami, kamu belum mendapatkan ciuman pertamamu? “

Oh... Dia meledak secara besar-besaran sekarang. Aku menutupi wajahku dengan satu tangan untuk menyembunyikan pipiku yang panas. Tak lama setelah Nanami-san melakukan itu, dia melompat ke arah teman sekelasnya sambil berteriak tak terdengar dengan wajah merah padam.

Melihat Nanami-san seperti itu, aku tersenyum lega karena kondisinya yang biasa telah kembali. Saat aku melihat ke pintu kelas, Otofuke-san dan Kamiechi-san juga telah kembali.

“Oi dan'nā sama(Suami). lakukan sesuatu pada istrimu... dia membuatku takut!”

“Oi, aku belum menjadi suaminya atau apa pun!”

“Belum?!"

Sial, kamu membuat situasi menjadi sulit Nanami-san. Aku harus pergi sekarang. Aku menundukkan kepalaku pada mereka berdua dan melangkah ke Nanami-san untuk membawanya keluar dari kelas.

Ini akan menjadi terakhir kalinya aku merenungkan masa lalu. Aku harap di masa depan tidak ada hal yang buruk terjadi padaku… tapi meski begitu, aku bersumpah bahwa ini adalah yang terakhir kalinya.

Untuk pertama kalinya pada hari ini, aku secara sukarela memasuki lingkaran teman-teman sekelasku.

Sebagai catatan..... foto-foto kami yang diambil oleh teman sekelas kami yang tersisa, telah menjadi nada dering telepon Nanami untuk sementara waktu.

List Chapter

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Meskipun ada sedikit perubahan dalam perilaku dan hubungan, tentu saja ada hal lain yang tidak berubah. Hal hal itu mungkin tidak sepenuhnya berubah, tetapi setidaknya beberapa hal…
  • Hari ini adalah hari kedua dari kencan terakhir tepat sebelum hari jadi kami besok.Aku sangat menantikan hari ini dan jantungku berdegup kencang. Meskipun bisa dikatakan aku merasa…
  • Sebuah pelampung mengapung dengan tenang di permukaan air. Ban renang yang kami naiki terapung di atas permukaan air kolam, mengikuti riak-riak air yang terbentuk oleh gerakan di d…
  • Setelah berhasil menceritakan semuanya dengan aman kepada Shibetsu-senpai, aku memberitahu Baron-san dan yang lainnya tentang apa yang terjadi hari ini."Begitu ya, kau sudah mencer…
  • "Youshin, maafkan aku, telah membuatmu terlibat dalam kekacauan ini." ucapku saat kami berdua berada di kamarku.Sambil menangkupkan kedua tanganku, aku berbaring telungkup di pangk…
  • Setelah kencan pertama selesai.Apakah tidak apa-apa untuk mengatakan bahwa kencan hari ini berjalan tanpa hambatan? Melihat tanganku yang terulur, aku mengarahkan pandanganku …

2 komentar

  1. second ago
    Sial.. 😆😆
  2. second ago
    😖