Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

Inkya No Boku NI Batsu Game Vol 3 Chapter 2

86 min read

 Belakangan ini sebuah insiden yang sangat intens terjadi pada ku dan aku takut tentang apa yang akan terjadi padaku minggu ini, tetapi itu hanya ketakutanku yang tidak berdasar.


Meski begitu tidak ada yang salah dengan kehidupan sekolahku dan itu berlalu tanpa masalah. Yah meski nilai ujian ku jelek tapi itu bukan masalah yang besar.

Meskipun baru saja tersebar rumor buruk tentangku disekolah, aku masih bisa menghabiskan waktu ku dengan Nanami-san tanpa masalah dengan cara yang sangat tenang, damai, dan menyenangkan.

Seperti biasa kami pergi ke sekolah bersama di pagi hari lalu makan siang bersama di siang hari, dan pulang sekolah bersama untuk belajar bersama dan makan malam dirumahnya.

Bisa kukatakan ini sangat menyenangkan.

Namun kita tidak boleh kita anggap remeh hal ini, bahwa itu baik baik saja. Meski begitu, tidak peduli berapa banyak aku memikirkannya, aku semakin sadar bahwa setiap hari yang ku lalui bersama Nanami-san adalah hari yang istimewa.

Nanami-san mengajakku belajar bareng di rumahnya pada akhir pekan dan bertanya padaku apakah itu tidak apa-apa, dan aku ingin berterima kasih padanya karena telah membantuku belajar, jadi aku akan mengajaknya kencan.

Sejujurnya, mengajaknya kencan selalu membuatku gugup, tetapi aku pikir aku berhasil melakukannya.

Nanami-san setuju untuk pergi kencan denganku. tetapi dia juga berkata padaku bahwa kita harus tetap belajar bersama dengan benar begitu kita kembali ke rumah.

Aku ingin tahu apakah aku membuatnya sangat khawatir tentang studiku. ......

Aku rasa begitu.

Aku diam diam menganggukan kepalaku, dan aku mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan pada kencan kami berikutnya.

Hmmm, ini sulit, aku harus memikirkannya dengan baik.

Karena itu aku selalu bertanya dan berkonsultasi dengan Baron setiap hari, meski dia berkata padaku bahwa ia tidak punya apa-apa lagi yang bisa ia ajarkan padaku, tetapi aku tetap bertanya kepadanya tentang hal itu, selain itu aku juga ingin mendengar pendapatnya. Terutama tentang hadiah yang akan kuberi untuk Nanami-san, secara khusus aku juga ingin mendengar pendapat Peach-san yang merupakan seorang wanita, sebagai referensi.

Dan .......

“Pada hari jadi satu bulan kami, aku berpikir untuk menyatakan perasaanku padanya sekali lagi.”

Untuk menunjukkan tekadku, aku menanyakan hal ini kepada Baron-san dan yang lainnya. Ini sangat memalukan untuk menyatakan sesuatu yang selama ini hanya menjadi resolusi dalam pikiranku untuk waktu yang lama, tetapi meski begitu, Baron-san tetap menyambutku dengan hangat.

“Aku mengerti, kamu membuat keputusanmu seperti itu.”

"Apakah itu mengejutkan?"

“Tidak, itu tidak mengejutkan sama sekali, dan aku tidak punya keraguan tentang itu karena aku pikir itu adalah kemenangan yang pasti.”

"Bukan itu yang aku khawatirkan dan aku tidak bisa terlalu bangga soal itu, lagipula ini adalah pertama kalinya dalam hidupku bahwa aku akan menyatakan cinta ku kepada seseorang.”

Ya, itu masalahnya. Soalnya ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta pada seseorang dan aku bahkan tidak tahu harus menulis apa untuk surat cintaku padanya.

Apa yang harus aku lakukan, adakah yang bisa membantuku menyampaikan hatiku kepadanya?

Tolong bantu aku agar ini tidak berakhir, katakan padanya apa yang ada di hatiku, untuk satu-satunya cinta pertamaku.

Kata-kata seperti apa yang harus aku gunakan untuk menyampaikan perasaanku padanya.

“Apakah kamu perlu saran soal itu?”

Pesan Baron-san datang pada waktu yang sangat tepat, seolah-olah dia telah membaca pikiranku, tapi dengan sopan aku menolak tawaran baiknya.

“Terima kasih banyak, tapi aku memutuskan untuk memikirkannya sendiri, kata-kata yang ingin aku katakan, bahkan jika itu menggangguku.”

“Baiklah, begitulah seharusnya anak muda, pertumbuhan anak muda sangat mempesona, dan aku senang untuk mereka seolah-olah aku adalah salah satu dari mereka.... Kamu pantas mendapatkan lisensi dariku, meski aku bukan ahli.”

Itu sedikit berlebihan. Namun, tetap saja, senang rasanya diberi tahu bahwa aku telah berkembang. Sulit bagiku untuk merasa bahwa aku telah berkembang.

“Oh, ya, benar, aku sudah memikirkan ini untuk waktu yang lama, tapi... jika kamu tidak pandai mencoba untuk menjadi keren saat menguraikan kalimatmu, kamu bisa saja...... melakukan kesalahan, kau tahu?"

“まさか?.../ Masaka…(tidak mungkin?)”

"Nggak usah dipikirin, anggap saja ini adalah kisah sedih tentang kegagalan satu orang.”

Mari kita ingat..... kisah kegagalan yang menyedihkan. Aku tidak berani bertanya siapa itu. Mendengar itu membuatku sedih juga, meski begitu akhirnya aku mendapat beberapa saran darinya.

"Um...... apakah itu tidak apa-apa?"

Pesan Peach-san ditampilkan setelah beberapa saat, aku bertanya tanya apakah dia mengawasi percakapanku antara Baron-san. Aku membalas tidak apa-apa, agar tidak membuatnya khawatir, dan segera sebuah pesan darinya muncul setelah itu.

“Kupikir itu bukan hal yang buruk untuk menyatakan perasaanmu sekali lagi padanya, tapi....... aku pikir kamu tidak perlu bersusah payah melakukan itu, cukup merayakan hari jadi saja sudah cukup.”

"Yah....... aku pikir pengakuan dariku adalah semacam pembersihan, untuk banyak hal.”

“Benarkah? Jika itu adalah kesimpulanmu Canyon-kun, maka...... aku rasa tidak apa apa.”

“Terima kasih, Peach-san. kau tahu? aku punya beberapa pertanyaan untuk mu.....”

Aku kemudian bertanya kepada Peach-san tentang hadiah yang akan diberikan kepada Nanami-san di hari jadi 1 bulan pertama kami.

Sebuah kalung untuk diberikan padanya bersama dengan pengakuan dariku, mungkin agak berat untuknya, tapi aku ingin mendengar pendapat dari seorang wanita juga…

Baron-san juga tampaknya sangat menunggu nunggu pendapat dari Peach-san.

Setelah beberapa saat, balasan dari Peach akhirnya datang juga.

"Yah, kurasa ia akan menyukainya.
Jika bisa aku akan menghindari hadiah yang mahal, soalnya hadiah dari buatan tangan pacar itu terdengar bagus, bukan? Itu sangat bagus. Kurasa aku juga akan menyukai nya.”

“Ya, aku setuju dengannya. Sudah lama aku tidak memberi istriku hadiah buatan tangan, aku harus belajar dari Canyon dan mencobanya.”

“Aku senang kamu menyukainya tapi aku pikir itu mungkin terlalu berat.”

"Aku pikir terserah dia untuk memutuskan apakah itu berat atau tidak. Apakah dia pernah mengatakan sesuatu tentang itu?”

Aku pikir itu akan baik baik saja, karena kita pernah membahas tentang cincin sebelumnya, jadi aku rasa tidak apa-apa, bukan? Aku tidak yakin soal itu, karena aku membicarakan itu dengan cara yang tidak disengaja.

“Apa itu? Aku ingin mendengarnya! Aku ingat kau tidak memberitahuku bahwa kau menginap setelah kencan di akuarium sebelumnya. Apakah kau berciuman dengannya atau semacamnya? Bagaimana hasilnya?”

Oh tidak, itu adalah pengejaran angsa liar!

Aku memang melaporkan sedikit tentang hal itu di ruang obrolan pada malam itu, tetapi aku telah salah mengartikan bagian yang penting, dan aku telah menyebabkan kesalahpahaman yang aneh.

Bagaimanapun juga, aku salah mengartikan ciuman itu dengan mengatakan bahwa itu hanya kenangan di antara kami.

Aku terlalu malu untuk melaporkan apa yang kami lakukan pada malam itu, tidak peduli seberapa besar keinginanku. Itulah yang aku pikirkan saat itu…

"Aku mengerti..... kamu telah melakukan sesuatu yang mengesankan."

'Siswa sekolah menengah sungguh luar biasa ....'

Aku mengabaikan mereka sebelumnya tanpa berkomentar, tampaknya mereka menebak dari caraku mengungkapkannya. Aku sedang terburu-buru saat itu tetapi aku ceroboh.
Aku sedikit terpaksa untuk memutuskan percakapan dengan mereka dan mengakhiri permainan seperti ini. Aku sedikit gugup dengan situasi ini, tetapi aku diyakinkan oleh mereka berdua bahwa semuanya akan baik-baik saja...... dan aku merasa sangat lega.

Namun, Baron-san memberi ku sedikit peringatan tentang desainnya, dia mengatakan bahwa aku harus memikirkan desain yang sesuai dengan Nanami-san, dan tidak membuatnya terlihat kekanak-kanakan.

Itu adalah kisah kegagalannya sendiri, meskipun itu adalah sesuatu yang tidak ingin ia ingin ingat lagi, aku yakin itu juga nasihat untuk ku..

Aku telah mengikuti saran semua orang, dan dengan waktu 1 minggu, sebelum akhir tahun tiba, aku harus melakukan sesuatu....... Itulah yang aku pikirkan. Aku akan melakukan semua yang aku bisa ..

Aku belum pernah membuat perhiasan sebelumnya, tetapi aku yakin ini akan sangat menyenangkan. Aku merasa bisa melakukan apa saja, berpikir Nanami akan senang.

Aku pikir...... setidaknya, sampai akhir pekan, itu akan menjadi hari yang menyenangkan seperti biasanya, dan tidak akan ada hal yang tidak terduga terjadi setelah itu.

Masalahnya terjadi selama akhir pekan sebelum hari itu tiba.

Tidak, itu bukan masalah. Itu benar benar tidak terduga.

Peristiwa itu berawal karena ibuku.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

"Ayok kita pergi ke pemandian air panas."

Ketika kami memasuki rumah keluarga Barato setelah pulang sekolah, yang menyambut kami bukanlah Mutsuko-san melainkan ibuku yang menyambut kami di pintu masuk. Dan begitu dia membuka pintu, dia mengatakan sesuatu yang tidak bisa kami pahami.

Tidak, mengapa kamu ada disini?

Baik Nanami dan aku, kami berdua kebingungan dengan kemunculan ibuku yang muncul sebelum kami dapat mengatakan "Aku pulang.”

Pemandangan Ibuku yang meluruskan punggungnya dan sikapnya yang mengesankan membuat kami sulit memproses semua informasi yang kami miliki saat ini.

Ketika dia melihat kami. Ia meletakkan tangannya di atas mulutnya dan berpikir sejenak.

"Kurasa aku sedang dalam suasana hati yang sangat tinggi sehingga aku lupa untuk mengucapkan selamat datang kepada kalian. Itu sangat tidak sopan. Selamat datang di rumah, Nanami, Youshin.”

“Um, aku pulang, bu …”

“Shinobu-san, aku pulang.......”

“Terima kasih atas kerja keras kalian berdua di sekolah.”

Ibu tersenyum lembut, lalu mengucapkan kata-kata terima kasih dengan suara yang sangat pelan kepada kami berdua yang baru saja pulang sekolah.

“Ibu,...... kamu kelihatanya sangat bersemangat.”

Nanami menatap ibuku dan secara bergantian mengeluarkan suara terkejut.

Memang benar bahwa suaranya begitu pelan sehingga jika bukan aku yang mendengarnya, mereka tidak akan berpikir bahwa itu adalah ia sedang bersemangat.

Ini adalah kebiasaan ibuku ketika ia sedang bersemangat. Jika dia mulai menyanyikan lagu yang tidak dapat dimengerti dan terdengar aneh seperti ini, itu berarti dia sedang dalam suasana hati yang sangat baik.

Tidak, tidak ada gunanya memikirkan itu, kenapa ibuku ada di sini sejak awal?

Bukankah dia bilang dia akan pulang kerumah sebentar dari perjalanan bisnisnya besok......?

"Selamat datang kembali, kalian berdua. Apa kalian terkejut?"

Mutsuko-san keluar dari belakang, meletakkan tangannya di kedua pundak Ibuku.

Dia sepertinya bersembunyi di belakang Ibuku, tapi aku tidak bisa melihat apa yang dia pikirkan karena dia tersenyum seperti biasanya.

“Aku sangat terkejut. Aku tidak mendengar bahwa ibuku akan datang kesini hari ini....”

“Fufufu, itu adalah ideku, aku senang kamu terkejut.”

“Anda berhasil, Mutsuko-san.”

Keduanya tersenyum satu sama lain, mereka terlihat seperti sudah berteman sangat lama.

Sejak kapan keduanya menjadi teman baik......?

“Shinobu-san sudah lama sekali. Maaf aku tidak menyapamu minggu lalu."

Setelah kebingungan beberapa saat yang lalu akhirnya Nanami-san dapat memahami situasi di sekitarnya sekarang dan mengucapkan salam kepada Ibuku.

Tidak, kamu tidak perlu melakukan itu, Nanami-san. Ibuku hanya sedang mempermainkanmu.

Ibuku mengalihkan pandangannya dari Mutsuko-san dan menatap lurus ke arah Nanami-san.

“Jangan khawatir tentang hal itu, Nanami-chan. Anakku selalu menjagamu. Bagaimana kencan mu dengan Youshin minggu lalu?”

“Ya! Itu sangat menyenangkan!”

“Aku senang mendengarnya. Seperti biasa Youshin selalu malu untuk memberi tahuku detail kencannya. Jangan lupa ceritakan itu padaku ya nanti.”

“Aku akan menceritakan nya dengan senang hati”

Ayolah, beri aku istirahat.

Sudah sewajarnya bagi anak laki-laki SMA untuk tidak memberi tahu orang tua mereka detail kencan mereka...... Jangan senang tentang itu, Nanami-san, dan simpan itu dalam ingatanmu.

Mungkinkah ibu pulang lebih awal dari pekerjaanya hanya untuk mendengar itu?

Tidak, tunggu, apa yang dikatakan ibuku tadi?

Aku cukup yakin dia berkata..... bahwa kita akan pergi ke pemandian air panas ......?

“Ayok, masuk, masuk, masuk~ Shinobu-san telah membawakan kita banyak oleh oleh, jadi mari kita minum teh setelah kalian ganti baju.”

Bahkan sebelum aku mulai berpikir, Mutsuko-san memecahkan kesunyian di waktu yang tepat. Tentu saja merupakan hal yang aneh baginya untuk terus terusan berdiri di pintu masuk dan mengobrol seperti ini.

Baik Nanami dan aku, kami saling memandang satu sama lain sekali ketika diminta masuk kedalam rumah, tapi Nanami-san terlihat agak senang dengan itu.

Kamu tidak sedang berpikir untuk memberitahuku detail kencan kita, kan?......

Aku sedikit khawatir tentang itu, tetapi aku akan mengesampingkannya untuk saat ini dan mengganti pakaian ku secepatnya lalu berkumpul di ruang tamu.

Teh hangat sudah siap di atas meja.

Ketika aku duduk dan mengambil secangkir teh untuk menenangkan diriku..

Aku baru saja akan menyesap teh untuk menenangkan diri tak lama setelah itu sebuah bom meledak dari ibuku.

“Ngomong-ngomong, Youshin, apakah kamu bersenang-senang saat menginap di hari Minggu?"

“Hah?!”

Aku sangat terkejut sehingga aku hampir tersedak.

Tidak, itu hampir saja, barusan itu sangat berbahaya, ada apa begitu tiba-tiba?

Aku entah bagaimana berhasil menahannya, tetapi aku tersedak dan terbatuk batuk.

Nanami-san yang ada di sebelahku perlahan mulai mengusap punggungku.

“Youshin, apakah kamu baik-baik saja?"

Aku masih batuk dan tidak dapat berbicara dengan baik, jadi aku membuat tanda V kepada Nanami untuk memberitahu dia bahwa aku baik-baik saja.

Tetap saja, dia terus menggosok punggungku dengan lembut sampai batukku berhenti.

Beberapa saat kemudian, ketika batuknya mereda, Ibuku membuka mulutnya lagi.

“Apakah kamu bersenang-senang?"

"Kamu tidak perlu mengatakannya lagi. Aku bersenang-senang. Apa yang salah dengan itu?”

Aku menjawab dengan nada sedikit jengkel kepada ibu ku yang terus-terusan mengulangi hal yang sama padaku. Aku tidak yakin apakah aku kekanak-kanakan atau tidak, tetapi aku bisa melihat Nanami sedikit bersenang senang dengan itu.

“Menyegarkan sekali melihat Youshin dengan nada dan sikap yang berbeda dari biasanya.”

Ibuku benar benar menikmati reaksiku, tapi aneh juga rasanya bersikap malu-malu didepan ibuku sendiri…

“Aku tidak pernah berpikir bahwa putraku akan melakukan hal seperti itu kepada seorang gadis sebelum dia menikah....... Aku pikir aku mungkin harus memarahinya karena hal ini. "

Itu adalah ceramahan yang pernah aku dengar dari ibuku sebelumnya, dan aku hampir pingsan dibuatnya. Caranya berbicara sangat tegas, sampai aku tidak bisa melakukan apa-apa jika dia sudah berbicara kepada ku seperti itu.

Meski begitu, aku tidak menyesalinya, jika ibuku tahu, maka Mutsuko-san... mungkin telah memberitahunya.

Saat aku melirik Mutsuko-san, disana aku melihat Mutsuko-san membuat tanda V padaku dengan senyum di wajahnya.

“......Omong-omong, aku ingin tahu apakah kamu tahu tentang itu, Nanami?”

Ibu ku tampak cemas saat menanyakan hal itu kepada Nanami-san, dan Nanami-san mengangguk pelan sambil tersipu malu.

“Maaf, anakku melakukan sesuatu yang aneh.”

“Tidak, itu ... itu tidak apa-apa..... "

Nanami-san menundukkan kepalanya dan meremas kedua tangannya, kemudian menggumamkam sesuatu kepada ibuku dengan suara yang pelan.

“Aku tidak membencinya...... Aku malah senang……”

Mungkin karena malu Nanami-san menutupi wajahnya dengan kedua tangannya setelah dia selesai mengatakannya.

Di sebelahnya, keringat langsung membasahi sekujur tubuhku, aku berkeringat begitu banyak dan kemudian tersipu malu ketika melihat reaksi Nanami-san

Ketika kami berdua terdiam, Ibuku hanya bisa melihat kami dan menghela nafas.

“Seperti yang kupikirkan, seharusnya aku segera meneleponmu dan menanyakannya…...... Aku benci perjalanan bisnis. Aku tidak percaya ini menjadi seburuk ini selama aku pergi...... Anak-anak kecil berkembang begitu cepat ......."

“Apa yang kau bicarakan?"

Ibuku mulai mengatakan hal-hal yang menakutkan.

Tidak, aku tidak akan mengatakan apa-apa tentang itu bahkan jika ibu bertanya kepadaku. Selain itu aku tidak ingin melihat Nanami-san seperti ini, aku ingin menghentikannya dengan cara apa pun. Tapi aku merasa itu adalah sesuatu yang tidak bisa kuhentikan.

Aku sedang berpikir "Kenapa Ibuku ada di sini sekarang?" Dan kemudian aku teringat kembali apa yang dikatakan ibuku sebelumnya. Dia mengatakan sesuatu tentang pemandian air panas, kan? Apakah kita akan liburan kesana?

“Itu sebabnya, kalian berdua, mari kita pergi ke pemandian air panas.”

Aku tidak yakin apa yang sedang terjadi, tetapi dia mengatakan apa yang baru saja dia katakan pada saat yang tepat ketika aku bertanya-tanya tentang hal itu.

Kami berdua hanya bisa memiringkan kepala kami dan saling memandang satu sama lain, anehnya Ibuku tampak sedang kesulitan untuk mengatakan sesuatu dan sedikit frustasi dengan itu dan meneteskan manik-manik keringat.

"Apakah Nanami suka pemandian air panas? Youshin sangat suka pemandian air panas.”

“Ah, tidak, aku suka pemandian air panas, aku tidak bisa mengatakan dengan pasti karena aku belum pernah ke sana baru-baru ini, tetapi jika kamu sedang membicarakan rencana tentang kencan ku selanjutnya, aku mungkin akan menikmatinya……”

Nanami-san menanggapi pertanyaan ibuku dengan positif. Berbicara tentangku, aku mungkin sedikit kejam, tetapi aku membiarkannya menjawab dari lubuk hatinya.

Ngomong ngomong aku juga belum pernah ke pemandian air panas lagi dengan orang tuaku sejak SD. Ketika aku memasuki sekolah menengah pertama, aku cenderung lebih suka bermain game dirumah daripada pergi liburan dengan keluargaku sampai aku masuk SMA.

Ibu dan ayahku biasanya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, dan aku mengerti betapa membosankannya untuk bepergian saat kamu melakukan perjalanan bisnis, dan bahkan jika kamu bertanya padaku apakah aku suka pemandian air panas atau tidak, aku hanya merasa bahwa itu tidak ada bedanya dengan pemandian umum biasa dan tidak ada istimewanya sama sekali.

Aku tidak yakin apakah itu akan membuat orang yang menyukai pemandian air panas marah. Aku tahu itu mungkin menyinggung beberapa orang yang menyukai pemandian air panas.

Tapi ibuku membuat wajah serius menanggapi kata-kata Nanami-san, dia selalu serius, tapi aku bisa merasakan sedikit tekanan darinya.

Aku sedikit kewalahan oleh kekuatannya, dan dia perlahan membuka mulutnya.

"Youshin, kamu belum pernah berinteraksi dengan orang lain sampai sekarang. Itu keinginan pribadimu, dan aku menghormatinya dan aku menyerahkan padamu untuk membuat pilihan hidupmu."

"Ada apa, kenapa begitu tiba-tiba?"

Saat aku memiringkan kepalaku, Ibuku diam-diam menegakkan punggungnya dan memasukkan sedikit teh ke mulutnya. Perlahan ibuku mulai membuka mulutnya dan melanjutkan kata-katanya sambil menghela nafas.

“Jika kamu akan terus bersama mulai sekarang, kamu perlu mengenalnya lebih baik. Untuk melakukan itu, kamu harus pergi ke berbagai tempat dan memperluas wawasan mu, itu perlu untuk membangun hubungan yang kuat.”

“Apakah kamu bermaksud untuk mengatakan itu?”

"Ya benar, kita harus pergi ke pemandian air panas untuk memperdalam persahabatan kita, memperluas pengetahuan kita, dan tumbuh bersama di masa depan.”

"... Apa tujuanmu yang sebenarnya?"

Aku tidak yakin apa tujuan perjalanan ini, Ibuku tetap diam dan tidak menjawab pertanyaanku. Aku merasa seperti aku sedang dipaksa untuk melakukan sesuatu. Selain itu aku tidak perlu repot repot pergi ke pemandian air panas hanya untuk memperluas pengetahuanku.

Saat aku menatap ibuku sebentar..... dia mulai mengelap kacamata yang dia kenakan seolah-olah dia sedang membelai mereka. Gerakan ini adalah kebiasaan yang tidak disadari oleh ibuku ketika ibuku sedang berbohong atau sedang menyembunyikan sesuatu.

Jadi bisa kubilang, apa yang ibuku katakan sebelumnya terlalu mengada-ada.

Aku kira kali ini aku bisa memiliki kencan yang normal dengan Nanami pada hari Sabtu dan Minggu ini, bukannya pemandian air panas....... Ketika aku hendak mengatakan tidak untuk itu, Ibu mengguncang semangatku pada menit-menit terakhir.

"Apakah kamu tidak ingin melihat Nanami mengenakan yukata setelah keluar dari pemandian air panas......?"

Saat aku mendengar kata-kata itu, aku langsung membayangkan Nanami dalam balutan yukata di benakku. Setelah mandi air panas katamu?

Piyama yang ia kenakan tempo hari begitu terbuka sehingga aku tidak bisa berpaling dari itu. Itu lucu, tapi Yukata adalah kostum tradisional Jepang kuno yang memancarkan daya tarik s*ks yang kuat meskipun area kulitnya tidak terlalu terbuka.

Daya tarik s*ks dari wanita dengan pakaian Yukata di musim panas bisa langsung dipahami begitu kamu melihatnya.

Apakah Nanami-san akan memakai yukata itu......? Yukata yang bisa kamu lihat tanpa harus khawatir di mana harus meletakkan matamu?

Imanku langsung goyah. Saat aku melirik Nanami-san di sebelahku, sepertinya Nanami-san juga menatapku, dan mata kami bertemu.

"Apa yang kamu lakukan, Nanami-san? Aku sedang berpikir untuk memutuskan ke mana harus pergi pada kencan kami selanjutnya, jadi jika ada pemandian air panas, aku rasa itu bukan ide yang buruk.”

"Itu sangat bagus, bukan? Sudah lama aku ingin pergi ke pemandian air panas, dan aku ingin mencoba memakai Yukata. Kamu juga akan memakai Yukata, kan? Kamu akan memakainya, kan?"

Tekanan Nanami benar-benar kuat, dia bahkan lebih kuat dari ibuku beberapa menit yang lalu.

Yah, kurasa aku akan memakainya juga. Aku mengangguk diam diam dan aku bisa merasakan mata Nanami sedikit berbinar. Apakah ini hanya imajinasiku saja? Sebenarnya aku tidak akan keberatan, jika Nanami tidak keberatan...

Satu-satunya masalah adalah orang tuaku.....

“Aku yakin tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Aku tidak yakin apa yang sedang aku pikirkan, seolah-olah melihat melalui pikiranku, ibuku tersenyum padaku. Ini adalah pertama kalinya aku bisa melihat ekspresi ibuku yang mengatakan bahwa dia sedang merencanakan sesuatu.

“Tentu saja, kita akan berpisah begitu kita sampai di sana, aku juga ingin kencan dengan ayah.”

'Selain itu Genichiro-san dan Shahachi berencana untuk pergi bersamaku, jadi jangan khawatir tentang hal itu ...'

Aku tidak ingin mendengar itu.

Maksudku, bukankah orang tua biasanya menghentikan acara seperti itu? Sama halnya dengan Mutsuko-san tempo hari, tetapi mengapa orang tuaku begitu cuek? Aku takut.

“Sebenarnya, sejak Youshin mulai pacaran dengan Nanami, Mutsuko-san Genichiro-san, dan Shahachi-chan telah memberi begitu banyak hal kepada ku..... Jadi kami merencanakan perjalanan kecil ini sebagai ucapan terimakasih dari kami.”

Saat aku sedang mengalami konflik dengan ini, Ibu ku datang dengan sebuah cerita yang sangat sulit untuk ditolak. Memang benar bahwa kami berhutang budi kepada semua orang disini, jadi jika itu disebut ucapan terima kasih, maka… itu adalah cara terbaik untuk kami berterima kasih kepada kepada keluarga Barato-san.

Yah, aku diberitahu bahwa kami akan berpisah begitu kami sampai di sana, dan aku tidak akan bisa pergi kencan dengan Nanami minggu ini jika bukan karena kesempatan seperti ini....... Tapi aku tidak yakin apakah aku bisa menerimanya dengan mudah.

“Oke… aku mengerti. Kalau begitu, aku akan percaya pada kata-katamu Shinobu-san, apakah kamu baik-baik saja dengan itu, Nanami?”

“Ya! aku sangat senang bisa bepergian dengan Youshin! Terima kasih, Shinobu-san!”

Aku senang Nanami-san tampak bahagia. Tentu saja, aku tidak berpikir aku akan bisa bepergian dengan Nanami dengan cara ini juga, jadi mungkin lebih baik jika berpikir begitu.

Bukan hal yang biasa bagi siswa SMA untuk melakukan perjalanan semalam bersama kecuali ditemani oleh orang tuanya.......

“Itu bagus, ketika aku mendengar tentang acara menginap mereka, aku pikir itu tidak adil, dan aku ingin merencanakan sesuatu juga, agar tidak sia-sia.”

“Aku senang untukmu Shinobu-san, kamu sangat bersemangat, bukan?”

“Terima kasih, Mutsuko-san, tentu saja ini adalah caraku untuk berterima kasih kepada anda, jadi mari kita nikmati perjalanan ini.”

Apakah itu yang niat mu yang sebenarnya bu?..... Tidak, ini adalah urusan ibuku, tapi kurasa itu ada untungnya juga untukku.

Aku senang bisa menghabiskan waktuku bersama Nanami-san dan aku benar benar menantikannya, aku juga ingin memberikan sesuatu kepadanya.

Aku pikir mereka sedang mencoba untuk merencanakan sesuatu pada saat yang sama. Dan Mutsuko-san ikut serta dengan itu... Dia benar-benar pandai dalam hal itu...

“Jadi, kemana kita akan pergi? Dan...... kapan kita akan pergi?”

Karena sudah sampai sejauh ini, aku bertanya tanpa berpikir panjang karena tidak ada cara untuk mengetahui ke mana kita pergi kecuali aku tahu ke mana kita akan pergi, tetapi aku pikir aku terlalu meremehkannya.

Aku pikir aku telah salah mengartikan orang dewasa yang mengerahkan segalanya untuk merencanakan acara tersebut. Selain itu, aku juga terkesan dengan antusiasme dan kerja sama aliansi kedua keluarga ini untuk perjalanan ini.

“Ini baru permulaan.”

“Eh?”

Pada saat itu, seolah menunggu kata-kata ibuku, langkah kaki terdengar dari pintu masuk, Mutsuko-san tersenyum bahagia, dan Ibu mengepalkan tangannya.

“Aku pulang. Oh, Shinobu-san, selamat datang. Kamu datang begitu awal, apakah kamu sudah siap?"

“Aku pulang. Akhirnya aku bisa mengatakannya. Sudah lama aku ingin bertemu dengan Tante.”

Aku bertanya-tanya apakah Genichiro dan Shahachi..... sudah tahu tentang perjalanan itu?

Tampaknya hanya kami saja yang tidak tahu tentang hal itu,

“Ya! Ayo, kita akan melakukan perjalanan kecil!"

"Oh!!!”

Semua orang kecuali aku dan Nanami mengangkat tinju mereka dan mengangkat suara mereka.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Pada akhirnya, kami tidak bisa langsung pergi karena persiapan kami sendiri.

Meski begitu pengepakan barang barang kami sendiri sudah direncanakan sejak lama sebelumnya, tetapi kami belum siap untuk hal-hal kecil. Selain itu, kami juga harus mempersiapkan hati dan pikiran kami.

Dan saat ini aku punya waktu yang cukup untuk berbicara pada Baron-san sebentar sebelum berangkat.

"Apa yang harus aku lakukan, tanpa sepengetahuanku mereka diam-diam telah merencanakan acara menginap bersama keluarga ku dan keluarganya."

'Itu acara pasca-pernikahan.”

“Aku tidak tahu, tapi semoga berhasil.”

Di tengah persiapan seperti itu, aku tidak menerima nasihat apa apa dari Baron-san, dan itulah yang mereka katakan kepadaku. Aku menyadari bahwa perjalanan antara dua keluarga mungkin merupakan peristiwa seperti itu, bukan?

Bagaimana bisa jadi seperti ini?

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

“Ada apa, Youshin?”

Suara dalam pikiranku yang secara tidak sengaja keluar dari mulutku tanpa sengaja terdengar oleh Genichiro-san saat menyetir, aku sedikit cemas dan mengoreksi caraku duduk yang sedikit kurang nyaman.

Aku sama sekali tidak keberatan duduk di samping Genichiro-san karena dia selalu mengantarkanku pulang ke rumah, tetapi hari ini...... entah kenapa aku merasa berbeda dari biasanya.

"Ah. tidak. Bukan apa-apa.”

Aku ingat pernah mendengar dari Baron-san sebelumnya bahwa kejutan yang buruk akan memiliki efek sebaliknya.. Aku telah mempelajarinya secara langsung dari perilaku ibuku kali ini. Itu sebabnya aku merasa sangat gugup sekarang. Yah, mungkin hanya aku saja yang merasakan itu.
Lagi pula, itu adalah kejutan hanya yang diperuntukan hanya untukku dan Nanami. Namun Nanami-san sama sekali tidak terlihat gugup soal itu.

Genichiro-san tidak tampak terganggu oleh itu, dan tertawa sedikit berlebihan.

"Tidak, sudah lama aku tidak keluar rumah dengan keluargaku. Aku sangat menantikannya, aku tidak bisa cukup berterima kasih kepada ibumu karena telah merencanakan perjalanan ini."

“Omong-omong, sudah berapa lama Anda merencanakan perjalanan ini dengan ibuku?”

“Aku pikir itu dimulai sejak sehari setelah kau tinggal di tempatku. Lalu Shinobu-san datang kepadaku dan berterima kasih atas semua yang telah aku lakukan untuknya. Awalnya aku merasa tidak enak untuk menerimanya, tetapi pada akhirnya aku menerimanya.”

Anda telah merencanakan ini sejak awal?...... Aku terkejut memikirkan bahwa mereka telah menghabiskan waktu bersama tanpa sepengetahuanku sama sekali.

"Tapi, perjalanannya cukup jauh, bukan? Maaf tentang itu.”

“Tidak perlu meminta maaf soal itu. Lagipula aku sering bepergian di malam hari. Mengemudi di malam hari itu sangat menyenangkan lho. Kamu bisa melihat pemandangan malam yang indah.”

Genichiro-san mengemudi dengan gembira. Bukannya aku tidak tertarik untuk mengemudi, tetapi aku bukan tipe orang seperti itu. Aku tidak terlalu tertarik untuk mengemudi, tetapi kata-kata Genichiro-san ada benarnya juga.

Aku suka game balap, tapi itu adalah sesuatu yang baru bagiku, mungkin karena ini adalah pertama kalinya aku melakukan perjalanan jauh.

Aku menerima kata-kata Genichiro-san dan melihat pemandangan luar dari kursi penumpang.

Matahari belum sepenuhnya terbenam, dan cahaya oranye redup yang bersinar di luar, rasanya lebih menyilaukan daripada keluar rumah siang hari, mungkin karena sinar matahari menyinari langsung ke mataku.

Rasanya aku akan buta jika terus memandanginya, tapi mungkin ini pertama kalinya aku melihat matahari terbenam seperti ini, aku merasa sedikit bernostalgia.

Aku harap aku bisa melihat pemandangan ini dengan Nanami...... tapi dia tidak ada di mobil ini sekarang. Aku sedang didalam mobil bersama Genichiro...... dan ....... .

“Bu, apakah kamu mau permen? Ah, kamu boleh memilikinya juga, kakak ipar. "

“Oh, terima kasih, Shahachi."

“Shahachi...... apakah kamu tidak akan memberi ayahmu juga?”

“Aku akan memberimu juga. Ini, ah!”

Shahachi-chan dan Mutsuko-san juga ada di kursi belakang, jadi nggak heran kalau aku grogi seperti ini.

Aku ingin tahu apakah Nanami akan baik-baik saja dengan ibuku sekarang?.......

"Youshin-kun, kamu harus mencoba mengemudi setelah kamu lulus SMA nanti. Ini sangat menyenangkan dan akan membuat ketagihan."

“Yah, aku tidak tahu, rasanya aneh membayangkan diriku mengemudi.”

“Aku tidak tahu apakah belakangan ini anak muda semakin tidak tertarik dengan mobil itu benar. Tapi tidakkah kamu menantikan untuk melakukan perjalanan dengan Nanami? Dulu aku selalu ingin menyetir dengan istriku sesegera mungkin.”

"Ya kamu tahu lah ..."

Kata-kata Mutsuko-san terdengar sangat memalukan.

Drive date.... drive date, ya? Entah bagaimana, kata-katanya terdengar bagus. Ini akan memberi aku lebih banyak ruang untuk bergerak. Aku pikir ini akan membuat Nanami-san terkenan.

Aku mencoba membayangkannya sejenak. Nanami ada di sebelahku, dan aku mengemudi bersamanya, tersenyum bahagia di sampingku, memakan permen dan menyuapiku......

Tidak, aku membayangkannya, tetapi aku mengemudi secara membabi buta. Itu tidak bagus.

Tapi aku rasa aku bisa merasakan bagaimana rasanya mengemudi sedikit. Aku akan bisa mendapatkan SIM..... dalam beberapa tahun nanti kan? Aku ingin tahu apakah siswa sekolah menengah diizinkan untuk mendapatkan SIM? Aku akan mencari tahu soal itu setelah aku pulang ke rumah nanti.

Tiba-tiba aku sangat yakin untuk mendapatkan SIM. Aku tidak yakin apakah itu hal yang baik atau buruk menjadi begitu bersemangat demi pacarmu sendiri? begitu Nanami-san terlibat, aku menjadi antusias.

“Aku yakin kamu lebih suka bersama Nanami, bukankah begitu Youshin-kun.”

“Ah, ya, itu tidak apa-apa, soalnya begitu kita sampai disana aku akan bersama Nanami-san sepanjang waktu. Selain itu, ibuku juga bilang sejak lama ia ingin sekali berbicara dengan Nanami-san.”

Nanami sedang berada didalam mobil yang dikendarai oleh ibuku. Kuharap ia tidak mengatakan sesuatu yang aneh. Setelah berjalan begitu jauh, aku bertanya-tanya apakah tidak apa apa untuk membiarkan Nanami pergi bersama dengan Ibuku?

Aku sangat khawatir tentang apa yang akan ibuku tanyakan padanya..... dan bagaimana ia menjawabnya....... Melihatku menghela nafas tak terkendali, Genichiro-san tertawa lagi. Dua orang di kursi belakang juga tertawa. Entah mereka tahu isi hatiku atau tidak..... aku juga terpengaruh oleh tawa mereka.

'Baiklah, kita akan bertukar tempat di pemberhentian pertama kita nanti. Sepanjang jalan, mari kita semua nikmati perjalanan kita. Jika kamu mau, kita bisa bicara tentang masa lalu Nanami."

“Aku ingin mendengarnya, tetapi apakah tidak apa-apa untuk bertanya?”

"Yah, selama kamu tidak keberatan. Aku punya cerita lucu tentang Nanami saat masih kecil.”

"Oh, aku juga punya cerita lucu tentang kakak perempuanku.”

"Yah, aku akan menggunakan kesempatan ini untuk menceritakan semuanya padamu."

Aku merasa tidak enak tentang itu, tapi aku sedikit senang mendengar bahwa aku akan dapat mendengar cerita lucu Nanami dari ketiganya.

“Shinobu-san, penginapan seperti apa yang akan kita tinggali hari ini?"

"Ini adalah tempat dengan pemandangan yang sangat bagus dan pemandangan malam yang kamu lihat saat mandi di pemandian terbuka nanti akan sangat indah, jadi tolong nantikan itu.”

“Aku sangat menantikannya. Apakah kamu pernah ke tempat ini sebelumnya?”

“Ya, itu adalah hotel yang menyimpan kenangan indah bagiku. Aku senang bisa mengundang kamu kesana.”

Sekarang, aku sedang berada di mobil yang sama Shinobu-san secara kebetulan. Kupikir aku akan gugup berada satu mobil dengannta, tapi ternyata tidak. Dia adalah orang yang sangat mudah untuk diajak bicara.

Itu sangat mengejutkan ketika kami pertama kali bertemu dengan nya sehingga aku berhati hati untuk tidak mengatakan sesuatu yang aneh padanya...... Ketika aku memikirkan kembali waktu itu, aku pikir aku bisa melakukan sesuatu yang lebih aneh tentang hal itu......

Ketika aku melirik profil Shinobu-san saat mengemudi, tatapan seriusnya agak mirip dengan Youshin. Dia tampak seperti wanita yang keren. Aku pernah mendengar bahwa Youshin menyerupai ibunya dalam kepribadian, dan aku bisa melihat kemiripan di matanya juga.

"Ngomong-ngomong, disana juga ada pemandian keluarga pribadi, jadi jika kamu mau, kamu bisa mandi bersama kami.”

“Aku tidak akan masuk!”

Aku langsung menutup mulutku setelah tidak sengaja meninggikan suaraku padanya. Namun Shinobu-san tampak menikmati reaksiku dengan senyum bahagia diwajahnya.

Cara dia tiba-tiba mengatakan sesuatu yang memalukan sama seperti Youshin, tidak Youshin tidak akan mengatakan sesuatu seperti ini, kan? Aku mulai bingung.

Tapi... mandi dengan Youshin .... Mandi!? Apakah, pemandian keluarga mengizinkan siswa sekolah menengah untuk mandi bersama!? Tidak, itu tidak baik, kan?

“Aku hanya bercanda, masih terlalu dini bagi siswa SMA untuk mandi bersama.”

"Mooooo! Aku tidak yakin aku ingin berada di bak mandi dengan anda.”

Melihatku menjadi memerah, Shinobu-san tertawa terbahak bahak. Aku tahu dia mengolok-olok ku, tetapi tidak adil bahwa dia memiliki sisi imut seperti ini meskipun dia begitu keren pada saat yang sama.

Are? Tapi kamu baru saja mengatakan "belum," kan? Apakah itu berarti mungkin di ...... masa depan? Kapan itu akan terjadi.....?

Aku secara naluriah menekan pipiku, membayangkan mandi dengan Yoshin membuatku bergidik. Ekspresi Shinobu-san masih tersenyum, dan sepertinya aku tidak akan bisa mengintip ke dalam pikiran batinnya.

Aku bisa merasakan panas pipiku di telapak tanganku. Wajahku pasti sangat merah sekarang.

“Maaf, Nanami-san.”

Shinobu-san meminta maaf padaku dengan sangat lembut. Permintaan maaf itu datang entah dari mana, dan aku memiringkan kepala ku sambil memegang kedua pipiku dengan tanganku. Apakah itu permintaan maaf atas lelucon yang ia buat sebelumnya?

Tapi arti dari permintaan maaf Shinobu-san berbeda.

“Jika itu benar, kamu pasti sangat ingin satu mobil bersama dengan Youshin, bukan? Tapi ...... Aku benar-benar ingin berbicara denganmu saat ini.”

"Tidak apa-apa. Aku akan bersamamu sepanjang perjalanan ke sana, dan aku bisa teleponan dengannya jika aku mau.”

Ah, aku baru ingat Shinobu-san pernah mengatakan padaku bahwa ada sesuatu yang sangat ingin ia bicarakan denganku, Itu benar, tapi apa yang sebenarnya ingin ia bicarakan padaku?

Sekilas, ibu Youshin tampak sangat keren, tapi menurutku dia sebenarnya sangat imut, aku juga berharap bisa mengenalnya dengan baik, bisa satu mobil dan mengobrol dengannya seperti ini merupakan berkah bagiku karena dia adalah ibu Youshin.

Aku tidak tahu apakah itu penilaian yang harus aku buat terhadap ibu pacarmu? Dia adalah seseorang yang sangat berbeda dari ibuku. Itulah sebabnya aku tidak menyangka dia dan ibuku bisa bergaul dengan baik.

“Dan aku minta maaf tentang anakku. Karena telah mencium seorang gadis yang sedang tidur atau semacamnya….. "

Shinobu-san sekali lagi meminta maaf padaku. Aku sudah mengatakan kepadanya bahwa aku tidak keberatan sama sekali, dan jika ada, aku bahkan senang, lantas mengapa? Shinobu-san meminta maaf padaku?

“Akan lebih baik jika Youshin bisa melakukannya saat kamu terbangun, daripada bertindak seperti pengecut saat kamu tertidur seperti itu, berbeda denganku, anak itu benar-benar pemalu,”

“Kenapa malah jadi begini!?”

Arti permintaan maaf darinya benar-benar berbeda dari sebelumnya. Mendengar bahwa ia sama sekali tidak keberatan dengan itu, aku tidak bisa menahan tawaku ketika mendengar kata-kata itu. lalu Shinobu-san tertawa bersamaku.

Shinobu-san berhenti sejenak dan kemudian perlahan membuka mulutnya seolah mengoreksi dirinya sendiri.

“Bagaimana hubunganmu dengan anak itu sekarang? Apakah Youshin tidak menyakitimu? Aku tidak pernah menyangka dia akan punya pacar, jadi aku bingung tentang banyak hal....... Maafkan aku, karena begitu kasar padamu pada pertemuan pertama kita."

Itu adalah nada suara yang sangat lembut, perubahan total dari nada dingin yang dia gunakan sebelumnya. Aku senang mendengar bahwa ia tampaknya peduli padaku dan juga pada Youshin.

“Ah tidak, akulah yang…”

Aku baru saja hampir mengatakan itu ketika aku teringat bagaimana Youshin pertama kali mencium pipiku saat pertama kali aku bertemu dengannya(Shinobu-san)...... Aku tidak yakin harus berbuat apa. apakah kamu lupa tentang itu Shinobu-san? aku membelai pipi yang disentuhnya saat itu.

Pada saat itu, lampu lalu lintas berubah merah dan mobil berhenti. Shinobu-san melirikku, hanya menggerakkan pandangannya, dan menggumamkan satu kata.

“Aku ingat Youshin pernah melakukannya sekali waktu itu. Dan aku sangat bingung saat itu...... "

Aku teringat akan hal itu lagi! Tidak, itu tidak buruk, tapi... waktu itu kamu bilang aku adalah pacar sewaan, jadi aku terganggu oleh itu... memikirkannya lagi, itu membuatku merasa malu.

“Kau tahu, Youshin dulu suka membawa teman-temannya ke rumah saat dia duduk di bangku sekolah dasar. Ia sangat pandai bergaul dengan orang lain, baik dengan laki laki maupun perempuan, dan cenderung lebih suka menghabiskan lebih banyak waktu bermain di luar daripada bermain game dirumah."

“Apa......?”

Shinobu-san tidak menggali lebih dalam topik itu, dan tiba-tiba melontarkan cerita tentang masa lalu Youshin yang mungkin kamu tidak bisa mendengar hal yang sama darinya.

Pikiran apakah tidak apa-apa untuk bertanya dan pikiran ingin mendengarkan bertentangan dalam diriku. Tapi aku tidak bisa menyela cerita Shinobu-san, jadi aku akan tetap diam dan menunggunya.

Lampu merah berubah menjadi hijau dan mobil mulai melaju.

“Ia pasti kesepian karena aku selalu sibuk dengan pekerjaan ku dan meninggalkan nya dirumah..... tapi dia mengatakan kepada kami sambil tersenyum bahwa dia baik-baik saja karena dia bermain dengan teman-temannya."

Ini mungkin cara berpikir yang kasar, tapi aku tidak bisa membayangkan dia sebagai Youshin beberapa tahun yang lalu. Karena dia sangat pendiam dan jarang berpartisipasi dalam permainan kelas, dan selalu menyendiri. Dia adalah teman sekelasku yang tidak pernah aku ajak bicara sebelumnya.

Aku pikir dia seperti itu pada saat itu sebelum kami bisa pacaran seperti sekarang, tetapi jika kami tidak menjalin hubungan seperti sekarang, aku yakin aku tidak akan bisa mengenalnya seperti sekarang. Memikirkan itu hatiku menjadi sakit.

“Dia sekarang benar-benar berbeda, bukan?"

Aku tidak bisa berkata apa-apa kepada Shinobu-san yang tersenyum sedikit sedih, yang bisa kulakukan hanyalah mendengarkan ceritanya dalam diam.

Shinobu-san melanjutkan ceritanya, aku bisa merasakan mobil melaju sedikit lebih kencang. Aku bisa merasakannya karena aku tidak melihat ke luar jendela, tapi entah kenapa aku mengerti perasaan Shinobu-san melihat dari raut wajahnya.

"Lalu suatu hari, dia tiba-tiba berhenti bermain dengan teman-temannya. Setiap kali kami pulang, dia akan mengurung diri di kamarnya, dan bukannya bermain di luar, dia akan tinggal kamarnya dan bermain sendiri dirumah."

“Apakah terjadi sesuatu padanya?”

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, setelah aku bertanya kepada guru di sekolah, mereka mengatakan bahwa dia bergaul dengan teman-temannya dengan baik dan dia adalah anak yang sangat sopan dan baik.”

Ini agak aneh. Pada pandangan pertama, tidak ada yang berubah darinya, tapi aku tidak percaya betapa drastisnya perilakunya telah berubah sejak saat itu....... Imajinasi buruk mulai memenuhi pikiranku.

"Tidak mungkin, intimidasi terjadi padanya......?"

"Kami juga curiga mencurigai hal itu, tapi saat kami memeriksanya tidak ada hal yang seperti itu. Saat kami bertanya padanya, dia hanya bilang tidak apa-apa.”

Aku lega itu bahwa itu bukan karena bullying, tetapi pertanyaan itu masih muncul di benakku. Di saat yang sama...... Aku merasa sedikit sedih karena aku tidak tahu apa-apa tentang Youshin. Aku tahu itu adalah masa lalunya, tapi hatiku menjadi sakit karena tidak menyadari itu sejak awal.

Aku juga ingin tahu apa yang terjadi padanya, tetapi aku tidak berpikir dia akan memberitahuku apa yang tidak dia katakan orang tuanya...... Jika bisa aku ingin menyembuhkannya jika ia terluka dengan cara apa pun.

"Kau tahu, dia pernah bertengkar hebat dengan ayahnya. Dia mengatakan padaku bahwa ia lebih nyaman sendirian, jadi dia ingin aku meninggalkannya sendirian."

“Eh? Youshin marah? Itu sangat mengejutkan.”

“Yah dia sudah remaja sih, aku kira saat itu Youshin sedang dalam fase berontak, fase berontak adalah tanda kalau orang tua terlalu mengekang, kan? tetapi aku merasa sedikit lega karena pertengkaran itu. Aku rasa itu normal untuk bertengkar dan mengatakan apa yang ingin kamu katakan satu sama lain.”

Shinobu-san tersenyum sedikit sedih, aku merasa sedikit bernostalgia.. Sepertinya dia akan menangis dan hatiku sakit. Shinobu-san melihat ekspresiku dan juga tersenyum sedih.

“Maafkan aku, aku telah menceritakan sebuah kisah kelam. Aku hanya ingin mengatakan pada Nanami bahwa aku sangat berterima kasih padamu, tapi itu terlihat sedikit berputar-putar.”

"Berterimakasih? Aku tidak ...... melakukan apa-apa .......”

Aku belum melakukan apapun untuknya. Ya, aku tidak melakukan apapun untuknya. Aku selalu ingin melakukan sesuatu untuknya, tetapi ia telah memberiku dua kali lipat dari itu.

Namun, Shinobu-san melihat ke depan dan menggelengkan kepalanya pelan.

“Itu tidak benar. Melihat Youshin selalu bersama dengan Nanami seperti ini, rasanya seperti melihat Youshin ketika dia dulu sangat aktif...... dan itu membuat kami sangat senang sehingga kami menangis.”

Masa lalu Youshin….

Memang benar, setelah aku pikir-pikir lagi, energi Youshin sungguh luar biasa. Dia tidak hanya melindungiku, tapi juga lebih kuat dariku….

“Kami menghormati keinginan Youshin... tetapi fakta bahwa kami tidak bisa mengubah putra kami, sebagai orang tua, itu terdengar menyedihkan."

Aku ingin mengatakan bahwa itu tidak benar, aku ingin mengatakan bahwa Youshin telah menjadi orang yang luar biasa, dan Shinobu-san dan yang lainnya pasti memiliki andil dalam hal itu. Aku tahu itu pendapat yang kurang ajar untuk anak seperti ku, tapi aku tidak bisa mengatakannya.

Aku kehilangan kata-kata ketika aku mendengar kata-kata Shinobu-san selanjutnya.

“Jadi, Nanami. Terimakasih karena telah memilih Youshin. Berkatmu Youshin telah berubah. Anakku sangat beruntung memilikimu dalam hidupnya. "

Mendengar kata-kata itu membuat jantungku berdebar kencang. Aku mulai berkeringat aneh, dan seluruh tubuhku kehilangan panasnya dan menjadi dingin. Ujung jariku, terasa dingin, seolah-olah aku telah terjun langsung ke dalam es.

Tidak tidak.

Aku tidak memilih Youshin. Aku hanya menyatakan perasaanku padanya seperti yang diperintahkan, tidak atas keinginanku sendiri. Sekarang aku yakin aku menyatakan perasaanku padanya atas kemauanku, tapi...... aku tetap saja..... belum melakukannya.

Padahal aku ingin sekali mengatakannya, tapi aku tidak bisa.

Aku menggenggam kedua tanganku di depan dadaku. Melihat ini, Shinobu-san memiringkan kepalanya dengan kebingungan.

Aku mengambil napas perlahan, perlahan.

"Nanami, apakah kamu baik-baik saja? Maaf karena berbicara begitu aneh dalam perjalananmu."

Shinobu-san mengkhawatirkanku. Mendengar kata-kata itu, hatiku semakin sakit. Aku memikirkan lagi tentang hal-hal yang secara sadar telah kusingkirkan dari pikiranku akhir-akhir ini.



Aku minta maaf, Maafkan aku Shinobu-san….

Aku minta maaf kepada Shinobu-san dalam hatiku…

“Tidak apa-apa....... Aku juga telah berubah saat aku bersama Yohshin. Aku juga bisa berubah berkatnya. Jadi......akulah yang harus berterima kasih.”

"Aku senang, mendengar bahwa anakku telah membawa banyak kebahagiaan untuk semua orang, aku harap kalian berdua bersenang-senang dalam perjalanan kalian.”

“Terima kasih.”

Maafkan aku Shinobu-san…

Aku meminta maaf sekali lagi kepada Shinobu-san, aku juga minta maaf kepada ayah Youshin yang tidak ada di sini saat ini.

Ketika semuanya berakhir, aku akan meminta maaf juga kepada Youshin...... Aku tidak peduli apa yang akan terjadi nanti, kumohon, tolong biarkan kami tetap dalam hubungan kami saat ini untuk sementara waktu, hanya sedikit lebih lama lagi..

Setelah berbohong kepada semua orang, aku berdoa agar hubunganku dengan Youshin baik baik saja di dalam hatiku.

Kemudian Shinobu-san memberitahuku banyak kisah lucu dari masa lalu Youshin saat dia mengemudi dan aku bisa merasakan perasaanku berangsur-angsur kembali normal.

Tapi itu tidak cukup untuk mengobati penyesalanku, tetapi aku tidak ingin merusak suasana menyenangkan semua orang saat ini selama perjalanan ini jadi aku akan berusaha untuk tidak menunjukkan nya pada semua orang.

Perjalanan dengan mobil lebih cepat dari yang aku bayangkan.

Kami makan malam di restoran yang sama sekali belum pernah aku kunjungi sepanjang jalan, rest area tempat kami berhenti untuk istirahat juga sangat menyenangkan, dan toko serba ada di malam hari entah bagaimana anehnya membangkitkan semangat.

Apakah ini karena kami bersenang senang dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, atau karena semua orang ada di sana?

Kami membeli makanan ringan dan minuman dalam suasana yang meriah. Meskipun aku tipe orang yang malas keluar rumah, aku rasa tidak terlalu buruk untuk bepergian bersama dengan semua orang.

Namun, ketika aku memperhatikan Nanami, ia tampak kehilangan sedikit energinya selama perjalanan pertama. Di permukaan, ia terlihat sama seperti dirinya yang biasa, tetapi entah kenapa dia tampak berbeda… aku tidak berani untuk bertanya apa yang dia bicarakan dengan ibuku, tapi aku yakin mereka telah berbicara tentang masa laluku.

Aku pikir, aku akan memberinya waktu untuk istirahat. Aku memikirkannya, tapi aku tidak bisa berkata apa-apa karena aku juga telah mendengarnya beberapa dari Genichiro-san dan yang lainnya tentang betapa manisnya Nanami-san di masa lalu.

Kami saling memeriksa satu sama lain untuk memastikan bahwa kami dalam keadaan baik-baik saja... tetapi ketika kami saling memandang, kami tertawa dan menutupinya. Aku ingin menanyakan apa yang dikatakan orang tuaku kepadanya, tetapi aku tidak mau mendengarnya karena aku takut. Pikiran yang kontradiktif seperti itu muncul di dalam hatiku.

Sejak saat itu, aku dan Nanami pada dasarnya selalu bersama sepanjang waktu. Sebagian dari itu adalah untuk menjaga agar orang tuaku tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu, tetapi yang terpenting, aku mengkhawatirkan Nanami-san.

Mungkin itu hanya imajinasiku bahwa aku merasa dia sedang tidak bersemangat, tapi karena kami akan melakukan perjalanan, aku harus membuatnya merasa bahagia sebahagia mungkin, jadi disampingnya aku memegang tangannya untuk meyakinkannya.

Aku tahu Ibuku pasti akan menggodaku, tapi aku akan tetap menggenggam tangannya untuk menyakinkannya. Mungkin karena inilah...... Nanami-san merasa jauh lebih baik sekarang.

“Nanami-san kamu baik-baik saja?”

“Ya, aku baik-baik saja. Kita sudah sampai.”

“Sungguh perjalanan yang melelahkan, Jauh sekali dari rumah, bukan?.”

“Apa yang anda lakukan Genichiro-san?”

"Ah, aku sedang meregangkan tubuhku."

Genichiro-san turun dari mobil dan meregangkan tubuhnya lebar lebar, sementara Nanami-san sedang menatap ke arah hotel. Ini adalah hotel yang relatif besar, dan aku melihat ke atas hotel bersamanya.

"Hei, Yoshin... bukankah hotel ini terlalu megah? Apa kau pernah menginap di sini sebelumnya?"

“Tidak, ini juga pertama kalinya aku kesini, hotel yang sangat bagus.......”

Sebuah bangunan megah dengan lebih dari sepuluh lantai berdiri tegak disana. Bangunannya sendiri memiliki nuansa mewah. Baik Nanami maupun aku, kami merasa sedikit sadar diri bahwa kami mungkin berada di tempat yang tidak cocok untuk kami.

“Hei. bagaimana menurutmu pakaianku? Apakah disini ada aturan berpakaian atau semacamnya?”

“Kamu baru saja mengatakan apa yang ingin aku katakan, menurutmu apakah aku akan dikeluarkan dari sini karena tidak memakai dasi.”

Saat ini, Nanami-san berpakaian sedikit santai, dan aku hanya mengenakan kaos biasa dan jeans biasa. Aku pikir itu tidak akan pantas untuk sebuah hotel yang begitu indah.

Aku bingung dan mengatakan sesuatu yang sangat aneh pada Nanami-san, tetapi apakah kita akan benar benar masuk ke hotel mahal itu atau semacamnya?

Bagaimanapun, aku dan Nanami memasuki hotel bersama. Area resepsionis memiliki suasana yang tenang, dan cahaya hangat menyinari sekelilingnya. Saat aku melihat sekeliling, aku melihat wajah yang tidak asing bagiku dari kejauhan. Ketika kami melihatnya, dia memperhatikan kami dan menghampiri kami dengan senyum ramah.

“Hei, Youshin, terima kasih atas kerja kerasmu selama ini. Aku senang melihat kalian berhubungan baik satu sama lain dan bergandengan tangan seperti biasanya.”

"Ayah ..."

Mengenakan setelan jas, ayahku menyambut kami dengan cara yang agak konyol. Beberapa saat yang lalu, aku berpikir untuk melepaskan tangannya di sini, tetapi kami masih berpegangan tangan sampai kesini, dan ayahku entah bagaimana senang tentang itu.

“Aku tidak menyangka ayah akan datang kesini, kupikir kau akan bergabung dengan kami nanti.”

“Aku bepergian dekat sini, kau tahu. Aku sudah check in Ini kunci kamarmu.”

Dia memberi ku sebuah kartu. Sebuah kartu kunci. Aku pernah mendengar beberapa cerita buruk tentang orang-orang yang kehilangan benda-benda ini dan terkunci keluar dari kamar mereka, jadi aku harus berhati-hati.
Ayahku menyerahkan kunci kartunya, dan tersenyum lembut pada Nanami-san. Nanami-san sedikit gemetar dan memberikan sedikit tekanan pada tangan yang telah disatukannya dengan tanganku.

“Sudah lama tidak bertemu denganmu, Nanami. Aku senang kalian berhubungan baik seperti biasanya. Semoga liburan mu menyenangkan.”

“Senang bertemu denganmu juga Akira-san, saya juga sangat berterima kasih kepada anda...... Terima kasih telah mengundang saya ke tempat yang indah ini hari ini."

Nanami-san melepaskan tangannya dari tanganku dan membungkuk kepada ayahku. Ayah tertawa dan berkata untuk tidak mengkhawatirkan hal itu, tapi aku pikir akan sulit bagi Nanami-san untuk melakukan hal itu.

Aku senang bisa bertemu dengan ayahku disini, tetapi dia masih kelihatan murung ketika ia mengangkat kepalanya. Satu-satunya yang tersisa di tangan ku adalah kunci kartu, dan aku melihatnya tanpa sadar saat ayahku pergi menghampiri ibuku, Genichiro-san dan yang lainnya.

“Oh ...... aku sangat gugup .......”

Nanami-san mengelus dadanya saat dia menghembuskan napas, jika kamu melihatnya lebih dekat, pipibya memerah dan dahinya sedikit berkeringat. apakah dia segugup itu?

"Aku cenderung sudah terbiasa saat berbicara dengan ibumu, tapi aku belum terbiasa berbicara dengan ayahmu."

“Nggak usah dipikirin Nanami-san, Aku bahkan tidak begitu dekat dengan ayahku.”

Aku pikir ia sudah sedikit terbiasa denganku, tetapi tidak dengan orang yang belum banyak berinteraksi dengan mereka. Itulah yang aku pikirkan, tapi kata-kata berikutnya yang keluar dari mulutnya tidak seperti yang aku harapkan.

"Itu hanya sebagian kecil, tapi ...... kamu benar-benar mirip dengan ayahmu, bukan? Itu membuat aku sedikit gugup untuk berpikir bahwa kamu akan terlihat seperti itu ketika kamu tumbuh dewasa.......”

Dia mengatakan sesuatu yang membuat ku merasa sangat rumit. Aku ingin tahu apakah aku mirip dengan ayahku? Tidak, lebih dari itu, jantung Nanami-san berdebar kencang, yang membuatku merasa sedikit rumit.

Aku mengirim pandangan ku ke ayahku.

Saat ini, ayahku sedang mengobrol dengan ibuku, Genichiro-san dan yang lainnya. Shahachi-chan juga nampaknya sedang membicarakan sesuatu dengannya dan tertawa bersamanya. Sungguh menakjubkan betapa cepatnya mereka saling mengenal satu sama lain. Tidak sepertiku, dia sangat ramah dan aku dengar dia berinteraksi dengan banyak orang di tempat kerjanya. Aku ingin tahu apakah dia tidak merasa hal semacam itu merepotkan?

Aku ingat kami pernah bertengkar saat aku masih SMP. Itu sepenuhnya salahku. Tetapi bahkan ketika kami bertengkar, ayahku tetap tenang dan menegurku.

Hanya karena kami terlihat sama, aku dan ayahku sama sekali tidak sama.

Aku ingat dia pernah memintaku untuk pergi berkemah dengannya namun aku menolaknya karena aku pikir itu terlalu merepotkan. Tapi sekarang, entah bagaimana aku merasa bisa dengan jujur ​​mengatakan bahwa kita harus pergi bersama sekarang. Aku ingin tahu apakah itu karena pengaruhnya.

Aku yakin dia pasti akan menertawaiku karena itu, lagian siapa juga yang ingin menendang anaknya karena dia suka mengurung diri?

Aku melirik Nanami di sebelahku, dan mata kami bertemu disana, ternyata dia juga memiringkan kepalanya untuk melihatku.

“Aku berharap aku bisa menjadi sekeren ayahku.”

Aku bergumam pada diriku sendiri untuk mengejek diri sendiri, tapi Nanami menerima kata-kataku dengan tertawa kecil yang imut.

“Tidak apa-apa, aku yakin kamu akan tumbuh menjadi orang dewasa yang keren. Kamu tetap terlihat keren.”

Nanami-san menyemangatiku dengan melihatku dari bawah. Aku masih belum terbiasa diberitahu bahwa aku keren, dan itu membuat pipiku memanas. Nanami-san menatapku seolah dia menikmati reaksiku..

Tanpa sengaja, aku mengalihkan pandanganku darinya dan mengalihkannya ke arah ayahku, aku bertanya-tanya apakah ayahku memperhatikan tatapanku, dia juga mengalihkan pandangannya ke arahku.

“Ini sudah terlalu larut malam untuk keluar, tapi kamu tetap bisa melihat pemandangan malam dari kamar. Dan itu sangat indah.”

Aku yakin kamu benar. jadi mengapa kita tidak pergi ke kamar saja sekarang? Aku ingin meninggalkan barang bawaanku di sana juga.

Aku dan Nanami-san bergandengan tangan lagi dan mulai berjalan lagi.

"Ah, itu benar. Hanya karena kalian berdua di kamar, kamu tidak bisa melakukan hal aneh, oke? Lihat saja pemandangan malamnya.”

“Aku juga tahu itu!”

Sebuah kata dari ayahku membuatku berhenti berjalan dan hampir terjatuh. Semua orang yang melihat kami tertawa seolah-olah mereka menikmati situasi ini.

Aku pikir itu cara berpikir yang kasar untuk menertawakan hal itu. Tapi bahkan Nanami-san di sebelahku juga tertawa. Mereka menganggap fakta bahwa aku menggunakan kata-kata yang biasanya tidak aku ucapkan itu lucu. Aku tidak tahu mengapa itu sangat lucu...... tapi setidaknya jangan rusak motivasi anakmu yang akhirnya ingin berubah dong, karena aku terlalu memikirkan pendapat orang lain aku menjadi naif seperti ini, tapi ya jika benar seperti itu, maka aku tidak usah khawatir.

Saat itu, aku meminta Shahachi untuk pergi bersamaku, tetapi dia menolak.

“Apakah kamu ingin menyiksaku untuk melihat kalian berdua mesra-mesraan dikamar bersama?”

Aku tidak pernah berpikir bahwa pindah kamar bisa disamakan dengan siksaan.

Tampaknya Shahachi-chan sangat terikat dengan ibuku dan sedang berbicara dengannya.

Bagaimanapun, karena dia menolak, kami memutuskan untuk pergi ke kamar kami sendiri.

Nomor kamar kami adalah..... 1031

Tampaknya ini adalah kamar dilantai yang agak tinggi.

Aku naik lift dan menekan tombol lantai kamarku, lift segera mulai bergerak, dan tubuhku mulai diselimuti sensasi mengambang yang aneh.

Aku bertanya-tanya mengapa... Anehnya aku merasa gugup meskipun aku hanya bergerak dengan normal. Mengapa begitu? Mengapa jantungku berdetak sangat cepat?

Hal yang sama mungkin dirasakan oleh Nanami-san di sebelahku? Dia benar-benar terdiam sejak kami naik lift. Dia sedikit tertunduk dan kedua pipinya memerah.

Aku mencoba untuk berbicara dengannya, tetapi untuk beberapa alasan aku tidak dapat berbicara, karena mulut ku terlalu kering dan sehingga sulit bagiku untuk bernafas.

Perjalanan lift terasa begitu lama sehingga aku merasa seperti akan berada di sini selamanya...... dan akhirnya ada suara yang memberitahuku bahwa aku sudah sampai di lantai tujuanku.

Kami berdua sama sama dibuat kaget saat mendengar suara itu.

Hatiku sakit, tubuhku gemetar, dan tanganku mulai berkeringat. Nanami-san, tidakkah kamu merasa sakit juga? Aku melirik ke samping dan melihat bahwa Nanami-san juga menatap lurus ke arah pintu lift yang tertutup.

Kemudian, pintu perlahan terbuka membiarkan cahaya bocor melalui celah-celah, kami tidak bisa bergerak sampai lift akan segera turun lagi.

“Haruskah kita pergi sekarang?”

Baru setelah aku mendengar lift akan kembali turun, kami akhirnya bisa bergerak.

Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata yang tepat dan suaraku menghilang. Nanami mengangguk perlahan dan pelan pelan menuruti kata-kataku.

Berjalan bersama seharusnya tidak sesulit itu sebelumnya. Sebelum aku menyadarinya, Nanami melingkarkan lengannya dilenganku. Ini adalah jarak dimana aku bisa merasakan detak jantungnya dari bagian lenganku yang dikencangkan.

Saat itulah aku akhirnya menyadari mengapa ini terjadi pada ku.

Aku gugup karena kami bergerak bersama menuju kamar kami di hotel, situasi yang tidak akan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kata “Kamar Hotel” tidak terdengar bagus bagiku. Aku rasa aku secara tidak sadar menyadari hal itu.

Lebih tepatnya, aku dipaksa untuk menyadarinya oleh kata-kata ayahku yang membicarakan hal-hal yang tidak perlu.

Aku rasa Nanami-san merasakan hal yang sama juga denganku, aku pikir langkah kami melambat saat kami semakin dekat ke kamar.

Seketika semua rasa hormat yang aku miliki untuk ayahku beberapa saat yang lalu, semuanya, hancur.

Selangkah demi selangkah, perlahan maju...... seolah-olah kami telah melakukan perjalanan yang sangat jauh, akhirnya kami tiba di depan kamar kami.

Pada saat yang sama, kami berdua menarik nafas bersama sama, perlahan-lahan aku memegang kunci kartuku ke atas bagian kunci pintu, dan secara otomatis, aku mendengar pintu terbuka.

Kami baru saja datang ke kamar kami dan tidak punya niat untuk melakukan apa pun. Tidak mungkin kami bisa melakukannya. Tapi mengapa aku begitu gugup? Kami tidak memiliki percakapan yang terasa seperti percakapan sebelumnya.

Kami memasuki..... ruangan bersama-sama.

Aku tidak tahu apakah ini kamar hotel biasa atau tidak, karena aku tidak tahu hotel lain dengan baik, tetapi ada dua tempat tidur di kamar dan kasur di atas tikar tatami di belakangnya...... apakah itu berarti ini akan menjadi kamar kita?

Aku dan Nanami melihat ke dalam ruangan itu dan menghela nafas pada saat yang hampir bersamaan. Itu agak lucu, dan kami berdua saling memandang dan tertawa.

Nanami-san tampaknya sudah kembali santai dan melihat sekeliling ruangan, ketegangan tampaknya akhirnya mencair.

“Kamar hotel yang sangat bagus. bukan? suasananya tenang dan cahayanya tidak terlalu terang.”

“Itu benar, sangat indah sehingga kamu bisa melihatnya dari sini."

Akhirnya, kami bisa kembali bersantai sampai titik di mana kami dapat berbicara lagi seperti biasa. Aku tidak yakin apakah aku akan dapat melakukan percakapan selama periode waktu yang singkat ini.

"Ayo kita lebih dekat ke jendela.”

"Ya, kurasa begitu. Aku ingin tahu seperti apa pemandangannya.”

Setelah kami meletakkan barang bawaan kami di tempat yang tepat, aku dan Nanami mendekati jendela bersama-sama. Jendelanya terletak di tikar tatami yang sedikit berundak jadi kami melepas sepatu kami dan pergi ke jendela.

Kemudian kami duduk di dekat jendela di belakang futon yang telah ditata dan melihat keluar jendela.

“Wow......... "

Tanpa sadar kami tidak bisa berhenti terpukau dengan pemandangan yang ada di depan kami saat ini.

Cahaya menyilaukan yang hanya aku lihat di televisi bersinar dimana mana. Cahaya yang dipantulkan dari perahu dan cahaya mobil yang lewat di jalan...... semuanya menarik perhatian ku.



Mata kami terpaku pada pemandangan malam yang ada di depan kami, mungkin karena pencahayaan di dalam ruangan dijaga pada tingkat yang sedikit redup jadi cahaya di luar jendela tampak lebih kuat dan lebih indah.

Cahaya dari luar jendela juga menyinari ruangan, secara alami, kita yang menonton juga diterangi oleh cahaya luar, lalu aku mengalihkan pandanganku ke Nanami-san.

Ekspresi bahagianya begitu indah diterangi oleh pemandangan malam. Menyadari tatapanku, dia mengalihkan pandangannya padaku dan tersenyum kembali padaku.

Tiba-tiba, ekspresinya sedikit mendung. Tidak, bukannya mendung, apakah dia sedang mengkhawatirkan sesuatu?

Bahkan saat Nanami-san melihat ke luar jendela, dia terus berkedip-kedip tentang apa yang ada di belakangnya. Apa yang dia khawatirkan? Aku juga melihat ke belakang dan melihat.......

“Ah..... "

Di sana ada kasur yang diletakkan di sana.

Aku buru-buru mengalihkan pandanganku ke luar jendela, tapi begitu aku mulai mengkhawatirkannya, aku mulai penasaran apa yang ada di belakangku sehingga aku mengarahkan pandanganku ke arah itu juga.

Tak lama, Nanami-san perlahan mendekatiku, menyandarkan tubuhnya di bahuku sambil melihat ke luar jendela. Bobotnya terasa nyaman di tubuhku. Tidak, itu ringan.

Setelah beberapa saat, dia mengalihkan pandangannya ke arahku. Aku lebih tertarik padanya daripada pemandangan malam, dan aku tidak bisa menahan pandanganku darinya.

Dan kami terus saling memandang satu sama lain daripada melihat pemandangan malam....... Aku merasa jarak antara kami telah berkurang menjadi nol Tidak, apakah itu benar-benar semakin dekat?

Matanya lembab, pipinya memerah, dan meskipun kami begitu dekat, aku merasa sangat nyaman, seolah-olah itu adalah kebohongan bahwa aku merasa gugup sebelumnya, dan kemudian......

Pada saat itu, suara keras datang dari pintu masuk ruangan.

Nanami-san dan aku mengguncang tubuh kami karena terkejut dan ketika kami melihat ke sana, semua orang bersembunyi dan melihat ke arah kami.

Suara keras itu sepertinya suara telepon, kurasa ayahku pasti yang membuatnya karena ibuku menatapnya dengan kesal.

Baik Nanami dan aku, kami berdua membeku kaget, melihat semua orang dari kejauhan. Ketika Ibu menyadari bahwa kami sedang diawasi, dia berdeham sedikit untuk mendapatkan kembali ketenangannya. Dan kemudian, dia memberi tahu kami dengan nada bicaranya yang tenang seperti biasa.

"Ayo… Lanjutkan.”

“Mana bisa, aku melanjutkannya!”

Aku berteriak sekuat tenaga sambil menutupi telinga Nanami-san dengan tanganku.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Dari luar jendela aku bisa mendengar suara kicauan burung kecil.

Kicauan burung yang biasanya tidak kudengar di sekitar rumahku....... menurutku terdengar seperti tangisan kucing. Apa itu camar ekor hitam?

Aku mendengarnya dan kesadaranku terbangun, sepertinya aku tertidur beberapa waktu yang lalu.

“Mmm…….Ah~ aku bangun”

Aku tertidur sebelum mendengar suara itu.

Aku bergumam pada diriku sendiri saat aku berbaring di sana dalam posisi tengkurap. Ranjang yang aku tiduri ternyata lebih empuk daripada yang ada di kamarku, dan aku tidur lebih nyenyak daripada yang kukira... tapi... um... apa yang aku lakukan tadi malam? Mari kita lihat.... seingatku…….

Ah, itu benar. Aku sedang menonton pemandangan malam dengan Nanami, semua orang ada di ruangan itu, ah.. benar mereka benar-benar orang-orang yang suka mengintip...

Sepertinya ada dua kunci kartu yang diberikan. Aku pikir aku hanya punya satu kunci kartu, dan secara tidak sadar aku lengah dan berpikir bahwa tidak ada yang bisa masuk ke kamarku, jadi aku bersenang-senang dengan Nanami di dekat futon.

Tidak aku, aku tidak bermaksud melakukan hal lain, Bahkan jika itu bukan niatku, aku tahu betul bahwa aku akan melakukannya.

Dan setelah itu, tidak mungkin bagiku untuk bisa melanjutkan nya dengan Nanami.... Oh ya, aku ingat kami semua pergi berendam sebentar di pemandian air panas. Lalu aku kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku.

Aku sangat lelah dari perjalanan sehingga aku tidak berpikir aku akan melakukannya, dan aku tertidur sebelum aku menyadarinya, meskipun aku hanya berbaring di tempat tidur.

Ngomong ngomong, di mana ya aku meletakkan ponselku? Dalam kondisi mengantuk, aku mengulurkan tanganku dan mencari smartphoneku tanpa melihat sekeliling. Kemudian sesuatu yang lembut berbeda dari sentuhan tempat tidur menyentuh telapak tanganku, sesuatu yang lembut ......? Aku tanpa sadar dan refleks menggerakan telapak tanganku.

"Mmm.....ah......?”

Sebuah suara kecil, sedikit kasar, mencapai telingaku, bersama dengan sentuhan lembut yang menenangkan. Ini adalah perasaan lembut yang ingin aku sentuh selamanya……….

Tentu saja, suara yang manis ini juga bukan milikku.

Aku tidak mengharapkan itu…….

Aku langsung terbangun ketika aku membayangkan bahwa itu akan menjadi perkembangan umum yang sering terjadi pada situasi seperti ini. Segera pikiran ku langsung menjadi jernih dan aku dengan penuh semangat mengangkat tubuh bagian atasku dari tempat tidur.

Aku mengulurkan tanganku dan melihat Nanami teridur di tempat tidur.

Namun,...... Aku menyentuh perutnya.

"Ah...... aku melakukannya lagi......"

Aku lega bahwa itu bukan bagian tubuh privasinya, dan aku memiliki perasaan menyesal dan sedikit kecewa yang campur aduk karena itu. Tidak, itu bagus. Menyentuhnya saat tidur itu sungguh keterlaluan.

Tapi ...... kenapa Nanami tidur denganku?

Tempat tidurnya cukup luas untuk ditiduri dua orang, tetapi cara dia tidur sangat berantakan hingga selimutnya terlepas di tubuhnya. Aku memeriksa posisi ku di tempat tidur dan menemukan bahwa aku berada begitu dekat dengannya, sementara Nanami masih mengenakan yukata hotelnya, meskipun sedikit terbuka.

Apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus meminta staf untuk membantuku.

"Hmm... are... Selamat pagi, Youshin... Sepertinya kita berdua tertidur..."

Matanya terpaku pada tanganku yang menyentuh perutnya.

Nanami mengangkat wajahnya sedikit dan mengarahkan pandangannya ke arahku. Dengan mata setengah terbuka, dia tampak masih mengantuk, tetapi ketika pandangannya beralih ke perutnya, dia langsung berhenti.

Matanya terpaku pada tanganku yang menyentuh perutnya. Oh sial, aku lupa untuk melepaskan tanganku.

“......Selamat pagi, Nanami-san."

“Ehhhhhhh?!”

 



Nanami benar-benar terbangun seolah-olah dia terbang dan teriakan itu menjauhkan tanganku darinya. Perasaan hangat hilang dari telapak tanganku dan aku merasa sedikit sedih, tapi mau bagaimana lagi, ini salahku karena telah menyentuhnya,

“Mengapa kamu menyentuh perutnya? Perut seorang gadis tidak bisa diganggu gugat!”

“Ah, tidak, maaf. Aku sedang meraih ponselku, dan kebetulan ada di sana ......."
“Ugh...... Aku lebih suka disentuh di dada daripada di perut......!

Ah, benarkah?

Apa? Apakah gadis benci perut mereka disentuh lebih dari payudara mereka?! Tidak, aku pikir mereka biasanya tidak menyukai keduanya. Sudah begitu banyak informasi sejak pagi ini sehingga aku tidak dapat memprosesnya semua.

Aku meminta maaf sekali lagi kepada Nanami-san, tapi tidak ada respon darinya....... Aku menjadi sedikit tidak sabar menunggu jawabanya, dan Nanami-san membisikan sesuatu padaku dengan suara yang sangat pelan.

“Bagaimana rasanya?"

Apa maksudmu bagaimana...... itu? Apa? Apakah dia meminta pendapatku tentang ini? Aku tidak yakin harus berkata apa, tapi jika aku berbohong disini, aku mungkin akan membuatnya merajuk.

“Rasanya lembut dan enak.”

"Uwaaaaaaaaa, dasar bodoh, Baka~a~a~a~a~a!!'"

Apa yang baru saja aku lakukan? Aku kira jawabanku sudah benar. Mendengar jawabanku Nanami-san langsung memerah dan sebelum aku menyadarinya, dia memukulku dengan mengayunkan bantal di tangannya. Aku menerima serangannya tanpa perlawanan sedikitpun untuk saat ini.

“Maaf, maaf, maaf! tapi kamu juga pernah menyentuh perutku sebelumnya, jadi akan kuanggap itu impas.”

“Aku tidak ingin disentuh karena aku khawatir berat badanku mungkin sedikit bertambah.......”

Bantal itu dibenturkan ke tubuh ku, meskipun sama sekali tidak sakit, tetapi aku sangat menikmati perasaan berdesak-desakan ini.

Apakah kamu begitu mengkhawatirkan berat badanmu? Aku berpikir itu tidak benar sama sekali. Tapi saat aku mencoba menghiburnya, Nanami-san malah melempar bantalnya padaku. dan…….

“Baiklah, aku akan menyentuh perutmu juga.”

“Mengapa kamu melakukan itu lagi? Kamu pernah menyentuhnya tempo hari!”

“Aku tidak ingat pernah menyentuhnya.”

Setelah membuang bantalnya, Nanami-san menggerakkan tangannya dengan cekatan seolah-olah mereka adalah makhluk yang terpisah, dan secara bertahap mendekatiku dalam posisi berlutut.

Sejujurnya, bahkan jika Nanami-san berbaring di atasku, aku pasti bisa mengusirnya dengan mudah. ​​Bagaimanapun, aku seorang pria, aku tidak bisa menyakitinya.

Tapi aku tidak tahu apa yang terjadi.... aku tidak bisa merasakan keinginan untuk mendorongnya menjauh dariku.

"Ummm ...... kalian berdua sangat berisik ~ ......"

"Oh, apakah dia bangun...?"

Ketika aku sedang bermain-main dengan Nanami-san di tempat tidur, aku bisa mendengar suara-suara di belakangku. Itu benar, ada dua tempat tidur.... apakah kamu tidak mendengar dua suara dari tempat tidur tadi?

Aku hanya menggerakkan kepalaku untuk melihat tempat tidur di sebelahku dan melihat ibuku dan...... Sahachi sedang tidur di tempat tidur yang sama. Tunggu, kenapa begitu? Nanami juga melihat mereka berdua dan berhenti bergerak dalam sekejap.

“Kalian sudah mesra-mesraan di pagi hari seperti ini....... Ini sangat menyenangkan untuk kalian berdua ..."

“Baiklah, jika semua orang sudah bangun, mari kita pergi sarapan. Prasmanan di sini enak lho.”

Dalam keadaan mengantuk, keduanya terbangun pada saat yang bersamaan. Nanami dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat mereka dengan heran. Salah satunya adalah karena adik perempuannya tidur satu kasur dengan ibuku.

“Aku merasa kita cocok satu sama lain.”

"Kemarin kami mengobrol seperti ini."

Secara bersamaan, mereka berdua menjawab pertanyaanku dengan mengepalkan tangan mereka. Tidak, itu bukan jawaban yang kuinginkan dan aku juga tidak ingin mendengarnya lebih jauh......
Aku takut untuk bertanya mengapa Shahachi-chan dan ibuku tidur bersama.

"Kenapa mereka tidur bersama."

"Kamu tidak perlu menjelaskan!"

Menyela kata-kata ibuku, aku turun dari tempat tidur dan membuka tirai jendela. Cahaya yang keluar dari jendela bertirai, memprediksi bahwa cuaca hari ini akan bagus. Ya jadi mari kita ubah mood hati kita hari ini.

Jika aku perhatikan lebih dekat...... aku dapat melihat ayahku sedang tidur di futon di belakang.. Wow, mungkinkah kami menempati semua tempat tidur untuk diri kita sendiri? Harusnya aku tidur dibawah saja.

“Kamu tidak perlu khawatir tentang itu, Ayah sangat senang dengan tikar tatami dan futon, sehingga dia berkata dia akan tidur di sini.”

Ah, begitukah. Bagaimana kamu bisa tahu apa yang aku pikirkan sebelumnya? Pertanyaannya sangat sepele dibandingkan dengan situasi yang sangat kacau ini.

Setelah pagi yang agak kacau, aku akhirnya bisa bersantai dengan Nanami-san sekarang.

Aku merasa lelah sejak pagi, tetapi begitu semua orang pergi, rasa lelah itu akan hilang entah kemana

Tampaknya masing-masing dari mereka memiliki tempat favorit mereka sendiri untuk dikunjungi.

Shahachi sangat menyayangi ibuku, dan ibuku sangat senang karena dia merasa seperti memiliki anak perempuan untuk pertama kalinya. Di situllah Nanami sedikit cemburu padanya.

Sebelum datang ke sini, Ibu berkata ingin menghabiskan waktunya dengan Ayah, tetapi dia memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Shahachi-chan dalam perjalanan ini dengan mengatakan bahwa dia selalu bisa melakukannya saat dalam perjalanan bisnis atau di hari lain.

Dengan kata lain, ibuku dan Shahachi sangat cocok satu sama lain. Aku baru tahu itu sejak kapan mereka menjadi begitu dekat seperti ini.

“Bahkan jika aku mengundangmu untuk datang menemuiku dalam perjalanan bisnis, kamu tidak akan datang karena kau itu akan terlalu merepotkan, kan?”

Ayahku pernah berkata seperti itu padaku. Itu benar, aku menolak untuk datang karena aku tahu itu sangat membosankan dan aku lebih suka pergi event permainan pada saat itu. Tetap saja, manusia melupakan hal-hal yang buruk begitu cepat, bukan?

Yah, aku baik-baik saja dengan ayahku. Sekarang mari kita nikmati waktu bersama dengan Nanami-san

“Sekarang hanya ada kita berdua, kan?”

“Aku rasa begitu."

Nanami tampak ketakutan dan menggumamkan sesuatu kepadaku seolah-olah sedang mencoba untuk menutup-tutupi ketakutannya. Kami berada di area teluk dekat hotel hari ini dan ia mengepang rambutnya di bahunya.

Dia hanya mengenakan pakaian yang sederhana berupa kemeja tipis dan rok mini dan tas kecil.... Aku juga datang kesini hanya mengenakan kaos dan celana biasa, Aku tidak tertarik pada fashion, tetapi kami berdua berpakaian agak menyedihkan untuk kencan di tempat sebagus ini.

Aku tidak yakin mengapa, tetapi ada alasan mengapa aku mengenakan pakaian ini. Kemarin malam saat berbicara dengan Nanami-san di dalam hotel kami membicarakan banyak tempat yang menarik yang ingin kami kunjungi dan kami sedang dalam perjalanan kesana sekarang.

“Aku merasa sedikit gugup.”

“Sudah terlambat tapi, mungkin kita tidak perlu melakukannya.”

"Tidak! Kamu bilang kamu akan pergi keluar denganku."

Ya, kataku. Mengulangi percakapan singkat yang aku lakukan sebelumnya, dan berjalan berdampingan ke tempat tujuan kami. Kami tidak terburu-buru, dan cuacanya..... bagus, jadi rasanya menyenangkan hanya berjalan kaki.

Tapi, mungkin karena moodku sedang bagus kemarin, aku merekomendasikan begitu banyak tempat pada Nanami-san tanpa pikir panjang.

Yah, aku sudah tiba di tempat yang aku bicarakan kemarin. Itu lebih dekat dari yang aku kira.

"Wow itu sangat bagus......!"

Di depanku ada sebuah bangunan bata dengan suasana yang agak retro. Ada banyak bangunan bata di sekitar sini, tapi suasana disini sedikit berbeda. Melihat gedung itu mata Nanami-san berbinar dengan antusias. Lebih tepatnya, kurasa dia mengharapkan untuk melihat sesuatu di dalam gedung itu.

Kami memasuki gedung dan langsung menuju ke atas. Saat aku menaiki tangga, yang menarik perhatianku adalah sejumlah pakaian berwarna cerah disana. Ada banyak sekali pakaian yang bagus disana.

Inilah yang disebut dengan toko persewaan kostum.

Mereka tidak hanya memiliki pakaian biasa, tetapi juga kimono, furisode (kimono lengan panjang), gaun gaya Barat, dan bahkan hakama (hakama tradisional Jepang) gaya Taisho-roman untuk disewa.Tidak hanya kostum wanita, tetapi juga kostum pria tersedia untuk disewa, dan konon katanya kamu juga juga bisa mencoba kostum Shinsengumi bersama dengan pedangnya disini.

Melihat sekeliling toko, aku melihat beberapa orang sudah berpakaian dan semua orang tampak senang, aku pikir semua pelanggan adalah wanita, tetapi ada beberapa pelanggan pria juga. Itu sedikit mengejutkan.

“Youshin, ayo kita habiskan waktu disini!”

“Aku tak sabar untuk itu!”

“Kamu juga harus memilih pakaian yang paling bagus untuk kamu.”

Nanami dengan tegas menyenggolku dan pergi untuk memilih kostum. Alih-alih memilih bersama, kami memutuskan untuk memilih kostum masing-masing karena kami menginginkan kejutan.

......Menurutmu apa yang paling cocok untukku? Akan lebih aman untuk memilih pakaian yang tidak memalukan untuk berdiri di sampingnya pada saat seperti ini. Kostum Shinsengumi mungkin terdengar bagus jika kamu menyukainya… tapi mungkin tidak cocok untuk kencan.

Apakah Nanami-san akan menyukainya?

Aku selalu ingin mencobanya dengan pedang di pinggangku, tapi aku pikir aku akan menahan diri untuk tidak melakukannya kali ini. Fokus utama ku adalah untuk membuat Nanami terkesan.

Aku memilih kimono abu-abu terang yang aman. Nanami bilang dia akan memakai hakama, jadi ini tidak akan terlihat aneh untuknya. Proses berpakaian selesai dalam waktu singkat, dan Nanami-san berlari ke arahku, terlihat sangat bahagia.

Nanami-san, mengenakan Hakama.

“Wow! Kamu terlihat bagus dalam kimono, Youshin, kakkoī!!”

Berhenti di depanku, Nanami memujiku secara tiba-tiba. Tidak, aku juga ingin memujinya terlebih dahulu. Nanami-san juga terlihat cantik, tapi aku tidak bisa mengatakannya.

Alasan aku tidak bisa mengatakannya adalah karena Nanami-san yang berlari ke arahku sangat cantik sehingga aku tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. Aku ingin membiasakan diri, tetapi aku rasa aku tidak akan pernah terbiasa dengan hal itu...

Sekali lagi, aku dengan hati-hati mengamati Nanami-san.

Bagian bawahnya adalah hakama biru laut dengan pola bunga merah muda cerah. Atasannya adalah furisode gradien hijau cerah dengan pola bunga. Apakah ini bunga plu,?

Dan seperti ketika dia datang ke sini, dia telah mengepang rambutnya yang indah dan membawanya ke depan tubuhnya.

"...Nanami-san juga, sangat cocok untukmu."

Mendengar kata-kataku yang kukeluarkan, Nanami-san tersenyum bahagia, seperti bunga yang sedang mekar penuh, dan berputar-putar sambil mengangkat tangannya. Rambutnya yang bergoyang dengan gerakannya dan tingkah imutnya juga sangat lucu.

Aku ingin tahu apakah rambutnya dikepang untuk mengantisipasi gaun ini......? Hiasan rambutnya juga terlihat bagus untuknya.

“Ada satu hal lagi..... ini dia!”

Sebelum aku menyadarinya, Nanami memegang satu barang di tangannya, itu adalah kacamata. Apakah dia mengeluarkannya dari tasnya?

Kacamatanya sangat tipis dan berbingkai perak sehingga pada pandangan pertama itu tampak seperti tidak memiliki bingkai, mirip dengan kacamata yang pernah Nanami-san kenakan ketika aku sedang belajar sebelumnya, tetapi lensanya bulat sempurna. Ini adalah kacamata yang belum pernah aku lihat sebelumnya, berapa banyak kacamata yang kamu punya Nanami-san?

Dia perlahan-perlahan memakainya dan sedikit menganggukkan kepalanya padaku.

“Bagaimana menurutmu?”

“Sangat cantik."

Ini benar benar bagus. Sejujurnya, cewek megane bukanlah tipe cewek idamanku, tapi ini sangat bagus. Aku tidak pernah mengira kacamata dan kimono akan sangat cocok bersama. Aku akan mengambil beberapa foto nanti.

Untuk beberapa saat, dia berputar-putar di tempat seolah-olah dia sedang menari untuk menunjukkan kepadaku seluruh tubuhnya, dia sangat cantik sehingga bahkan orang-orang di sekitarnya pun tampak mengaguminya.

Saat aku dengan lembut mengulurkan tanganku ke Nanami-san, dia berhenti dan meraih tanganku sambil tersenyum.

Ia berhenti dan meraih tanganku dengan lembut sambil tersenyum. Mungkin itu cara dia berpakaian, tapi itu membuat ku merasa gugup seolah-olah aku sedang mengawal seorang wanita muda.

Itulah betapa cantiknya Nanami-san sekarang.

Sepertinya bukan hanya aku yang merasa seperti itu, saat kami berdua berjalan bersama di sekitar kota, aku bisa merasakan orang-orang melihat ke arah kami. Terutama pria itu yang sepertinya melihat ke arah kami dibelakang, dan aku cukup yakin mereka sedang melihat Nanami-san.

Aku juga bisa melihat pria yang mungkin sedang bersama pacar mereka sekarang juga melihat ke belakang dan dimarahi karenanya.

Aku harus berhati-hati untuk tidak melihat orang lain ketika aku bersama Nanami-san juga...... Tidak, itu tidak mungkin, Melihatnya mengobrol dengan gembira di sebelahku tidak mungkin aku bisa mengalihkan pandanganku darinya.
Berjalan bersama sambil bergandengan tangan, itu saja sudah membuat pemandangan dan dunia tampak indah.

Saat kami melakukannya, aku bisa mendengar sedikit suara di sekitar kami. Itu terdengar seperti pujian untuk Nanami-san dan suara yang meragukanku untuk sesaat. Tapi itu tidak terang-terangan, lebih tepatnya setelah mereka melihat Nanami-san, begitu mereka melihatku mereka akan mulai menggumamkan sesuatu seperti "Eh?" atau sesuatu seperti itu.

Aku sering melihat fenomena ini dalam buku komik, tapi aku rasa itu benar-benar terjadi dan benar adanya.

Tapi aku tidak mengerti, biasanya, pada saat seperti ini, aku akan memikirkan sesuatu yang buruk bahwa kami mungkin bukan pasangan yang cocok, dan berpikir negatif tentang hal-hal seperti, aku mungkin tidak cukup baik untuknya. Tapi…..

Pikiran seperti itu sama sekali tidak terlintas dalam benakku.

Sebaliknya, aku sangat senang mendengar pujian untuk Nanami, dan aku bisa mengatakannya dengan bangga untuk mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku tidak bisa melakukan sesuatu yang memalukan berdiri di sampingnya seperti itu. Jangan terlihat menyedihkan, jadilah berani. Itulah yang aku rasakan.

Aku merasa bisa melakukan apa saja sekarang.

“Ada apa? Youshin?"

“Aku senang bisa jalan-jalan dengan Nanami sambil melihat pemandangan indah seperti ini.”

"Apa? Aku kira kamu mengagumi ku karena kecantikanku. Apa menurutmu pemandangannya lebih indah, Youshin?"

“Apa yang kamu bicarakan? Tentu saja, kamu sangat cantik. Orang-orang di sekitarmu juga melihatnya.”

Nanami-san yang terkejut menampar punggungku dengan wajahnya yang memerah, itu sedikit sakit. Atau lebih tepatnya, jika ia tahu itu akan membuatnya memerah seperti sekarang, aku pikir akan lebih baik untuk tidak terlalu buru-buru dari awal...

Yah, kurasa aku tidak bisa.

"Ugh....... Bukankah itu bagaimana orang-orang di sekitar sini melihat Youshin?”

“Itu tidak benar, aku rasa itu karena kecantikan Nanami-san. “

Mendengarku begitu percaya diri, Nanami-san menyembunyikan wajahnya yang memerah, Penampilan itu hanya membuatnya terlihat semakin menggemaskan, tapi itu akan menjadi masalah jika Nanami tidak bisa menikmati dirinya sendiri sekarang karena dia sadar bahwa dia sedang diawasi. Apakah aku mengatakannya terlalu banyak?

Aku melihat ke ujung jalan untuk melihat apakah ada cara untuk melakukan sesuatu tentang hal itu, dan aku melihat hal yang benar di sana....... Disana aku tidak perlu khawatir tentang orang-orang yang melihat ke sekelilingku, karena itu akan sangat cocok dengan penampilanku saat ini.

“Nanami, apakah kamu ingin menaikinya?”

Saat aku menunjuknya, Nanami-san, yang menyembunyikan wajahnya melihat ke ujung jariku. Melihat itu, Nanami-san memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu.

“Aku tidak yakin apa namanya, tetapi aku ingin coba naik becak.”

Ya, sebuah becak. Sejujurnya, aku tidak dapat menemukan namanya, tapi aku terkejut Nanami-san bisa melakukannya dengan mudah. Berdiri di sampingku. ​​Ada seorang pria kuat yang mengenakan mantel bahagia dan lebih berotot dariku, Ketika dia memperhatikan tatapanku, dia memasang senyum segar di wajahnya.

“Hei pasangan yang ada di sana, apakah kamu ingin membuat beberapa kenangan bersama? Kalian berdua bisa berkendara bersama.”

Dia memanggilku saat aku mendekat, sepertinya dia tidak mendengar percakapan kami dan kami berdua saling memandang tanpa sadar.

“Yoroshikuonegaishimasu / terima kasih, senang bertemu dengan anda.”

“Senang bertemu dengan Anda juga. Apakah ada tempat tertentu yang ingin Anda kunjungi?”

Karena kami berdua sama sekali tidak mengenal daerah, karena aku memilih naik becak untuk tidak terlalu menarik perhatian, kami memutuskan untuk menyerahkan jalur kepadanya.
Naik becak ternyata jauh menyenangkan daripada yang aku kira ketika aku duduk di dalamnya, aku merasa Nanami lebih dekat denganku daripada di mobil kemarin.

“Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat!”

Seiring dengan sorakan darinya becak itu bergerak dengan sentakan. Pemandangannya terasa berbeda karena becak itu selangkah lebih tinggi dari ketinggian mata. Semakin tinggi kamu, semakin tinggi pemandangan yang kamu lihat. Aku ingin tahu apakah pemandangan yang dilihat Shibetsu-senpai tinggi seperti ini. Nanami-san di sebelahku menjerit kecil dan meraih tanganku.

Aku dengan ringan menaruh kekuatan di tanganku untuk menyakinkannya, dan Nanami-san menatap mataku sekali seolah-olah dia lega, lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya ke pemandangan disekitarnya.

Ini adalah pengalaman yang sangat aneh untuk bergerak maju bersama dengan angin, meskipun aku tidak bergerak sendiri, rasanya sama persis seperti mengendarai sepeda, tetapi itu perasaan yang berbeda.

Meski tubuhku melayang di udara, tubuhku terpaku dengan kuat di kursi. Itu terlihat seperti mobil, tetapi ini lebih mirip seperti roller coaster di taman hiburan.

Pemandangan dari sudut pandang yang lebih tinggi dari kursi mobil perlahan melayang mundur secara horizontal dibelakangku, kehangatan matahari tepat, dan angin sepoi-sepoi membuatku merasa nyaman.

Nanami-san di sebelahku berteriak sedikit pada awalnya, tetapi setelah dia mulai terbiasa, dia mulai melihat pemandangan di sekitarnya dan berbicara dengan gembira kepadaku sambil menatapku sesekali, dan memberiku lebih banyak ruang untuk bergerak.

Hanya ada beberapa orang di jalanan saat pria itu mengayuh becaknya dengan santai, jadi kami bisa mendengar satu sama lain dengan baik. Melihat lautan perahu yang bergerak dari atas bukit, membuatku ingin naik perahu sebentar, ngomong ngomong kemana perahu itu akan pergi

Pria yang mengayuh becak itu mengantar kami dan menjelaskan sejarah dan budaya bangunan-bangunan yang dilaluinya. Pemandangan kota retro, bangunan yang merupakan perpaduan dari gaya Jepang dan Barat, dan cerita-cerita yang tidak kami dengar sebelumnya membuat perjalanan ini terasa menyenangkan. Ini adalah bagian terbaik yang dapat kamu dapatkan saat bepergian dengan pacarmu, bukan?

Pria yang ada disebelahnya sesekali berhenti dan memotret kami berdua dengan pemandangan kota.

Sepertinya itu adalah bagian dari pelayanan, dan itu benar-benar pengalaman yang tak terlupakan. Hanya dengan melihat foto-foto itu memberiku kesan seperti kita telah melakukan perjalanan waktu kembali ke masa lalu. Tidak, aku tidak tahu banyak tentang itu, hanya saja aku merasakan suasana seperti itu.

Maafkan aku karena selalu menolak setiap kali ibu dan ayahku mengajakku untuk liburan. Aku tidak pernah berpikir aku akan dapat menikmatinya begitu banyak. Aku hanya bisa menyesali masa lalu, tapi tidak ada gunanya menyesali masa lalu. Mulai sekarang, aku ingin tahu apakah aku akan menerima undangan ayah dan ibuku mulai sekarang.

Melihat Nanami-san disebelahku, ia tampak sangat senang saat melihat pemandangan dan melihat gambar kami dapatkan barusan dan saat ini dia sedang dalam suasana hati yang baik, meringkuk di dekatku dan menyenandungkan sebuah lagu.

"Bagaimana perasaanmu nona saat mengenakan kimono dan naik becak seperti ini? Seorang wanita muda ya? Kemana arah mana kita akan pergi setelah ini?”

"Tidak, Tidak, Tidak, Tidak,”

"Apakah itu salah?"

Kami sempat berbincang dan bergurau dengan pria itu dan tanpa kusadari waktu yang begitu menyenangkan berlalu dengan sangat cepat.. Becak itu kembali ke lokasi semula setelah melakukan perjalanan memutar di sekitar daerah itu. Pria itu tampaknya telah memberi kami banyak waktu dan menunjukkan banyak tempat kepada kami. Aku pikir mungkin ada baiknya untuk berkunjung ke sana lagi nanti.

Kami turun dari becak seperti itu, dan aku ingin mencoba untuk sedikit bermain-main dengan Nanami-san di sana.

"Nona, tolong berikan tanganmu padaku."

Mata Nanami-san melebar karena terkejut, tapi dia segera tersenyum padaku dan meraih tanganku. Aku membayangkan senyum yang lebih genit, tapi tak disangka-sangka aku dibuat terpukau oleh senyumannya, yang benar-benar seperti senyuman seorang wanita muda.

“Terima kasih."

Tampaknya cara dia berbicara benar-benar berubah dari sebelumnya. Aku tersipu tanpa sadar ketika aku mendengar suaranya yang agak berkilau, namun tenang dan nyaman.

Dia meraih tanganku dan turun dari becak, menatapku dari atas melalui kacamatanya dan menjulurkan lidahnya.

“Aku ingin tahu apakah aku membuatmu gugup."

Kata-kata dan senyumnya yang nakal membuatku tertawa. Biasanya, aku akan melakukannya terlebih dulu dan selalu menunggu reaksinnya.., tapi sepertinya kita benar-benar membalikkan keadaan sekarang.

Saat kami berterima kasih pada pria itu dan pergi, dia menawari kami layanan tambahan.

"Silakan gunakan jika Anda tidak keberatan"

Itu adalah kupon diskon untuk sebuah restoran. Kami dengan penuh terima kasih menerimanya dan mengucapkan terima kasih lagi pada pria itu, dan pergi. Pria itu membungkuk dalam-dalam kepada kami.

Yang mengejutkan ku adalah ketika aku sedang berbicara dengan Nanami tentang betapa baiknya pria itu, aku melirik ke belakangku dan melihat bahwa dia masih membungkuk pada kami, dan itu berlanjut sampai aku tidak bisa lagi melihatnya. Pria itu pasti jauh lebih tua dariku, tapi aku menghormatinya atas pekerjaanya. Aku bertanya-tanya apakah itu yang disebut profesionalisme.

“Semua orang yang bekerja disini nampaknya melakukan pekerjaan mereka dengan sangat baik.”

Nanami-san juga mengekspresikan kekagumannya pada semua orang disekitarnya. Impian Nanami adalah menjadi seorang guru, jadi dia mungkin memiliki beberapa pemikiran tentang melihat pekerjaan orang dewasa seperti itu. Di sisi lain, bagaimana denganku?

Aku hanya bisa memasang senyum diwajahku pada Nanami-san, yang sudah memiliki mimpi untuk masa depan dan sedang berjuang untuk mengejar mimpi itu, merasa terpesona olehnya. Akankah aku dapat menemukan impianku juga?

"Kalau dipikir-pikir, seperti apa impianmu untuk masa depan nanti? Aku belum pernah mendengarnya."

"Kurasa aku akan memikirkannya mulai sekarang. Aku pikir apa pun akan baik-baik saja selama aku bisa menjalani kehidupan normal sambil bermain game sebagai hobiku..."

Aku khawatir dengan jawabanku akan membuatnya kecewa dengan fakta bahwa aku tidak punya apa-apa dibandingkan dengannya, tapi seolah olah ingin menyakinkanku Nanami-san memiringkan kepalanya dan tersenyum padaku, seolah ingin menyemangatiku Nanami-san menaruh kekuatannya pada tangan kami yang bersatu. Ini tidak biasa tapi aku memiringkan kepalaku juga untuk melihat wajahnya.

“Itu bagus, aku yakin kamu akan segera menemukannya.”

Nanami-san tampak sedikit terkejut dengan kata katanya. Ini adalah reaksi yang sedikit tidak biasa. Lalu terjadi keheningan singkat antara aku dan dia.

Aku rasa aku akan terus berjalan untuk sementara waktu sebelum kembali mengambil pakaianku. Haruskah aku kembali sekarang dan berganti pakaianku? Tidak itu akan membuatku sedih, aku ingin melihat Nanami-san dengan hakamanya lebih lama lagi.

Sementara aku memikirkan hal ini, Nanami-san membuka mulutnya dan memecah kesunyian.

“Aku harap kita bisa menemukan impian kita untuk masa depan bersama.”

Dengan suara yang terdengar sedikit sedih, dia tersenyuma berseri-seri padaku. Sebuah mimpi bersama. Alangkah indahnya jika kita bisa menemukannya.

“Ya, memang, alangkah indahnya jika kita bisa menemukannya."

Saat aku tersenyum kembali padanya, Nanami-san melambaikan tangan yang disatukannya dengan cara yang sedikit berlebihan seolah-olah dia bahagia mendengar jawabanku.

Aku masih belum bisa menemukan impianku untuk masa depan, tapi aku rasa sudah bisa mewujudkan satu impianku.

Untuk bisa terus bersamanya, itu adalah impian yang pasti ingin aku wujudkan sekarang. Orang-orang mungkin akan menganggap sepele ini dan konyol, tapi itu adalah mimpi pertama yang aku sadari, jadi tidak masalah apa yang mereka pikirkan.

Aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Hanya aku saja yang perlu mengetahuinya.

Dalam benak ku, tanpa memberi tahu siapa pun, aku telah menegaskan kembali tekadku untuk membahagiakan Nanami-san.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

“Aku tidak bisa tidur nyenyak.”

Aku bergumam pada diriku sendiri di tempat tidur.

Aku bisa tidur nyenyak tadi malam, tapi berbeda dengan kemarin, anehnya aku merasa waspada meskipun tubuhku lelah. Aku bertanya-tanya apakah penyebabnya adalah tempat tidur di sebelahku?

Aku melihat ke arah itu.

Nanami dan Shahachi tidur bersama sebagai kakak beradik. Mungkin aku dibutakan oleh situasi yang tidak realistis ini. Aku bertanya-tanya berapa lama aku akan tidur di kamar yang sama dengannya, aku senang tapi……

Aku tersenyum pada mereka berdua yang tidur nyenyak di futon mereka. Tentu saja, ada alasan mengapa semuanya menjadi seperti imo. Ada alasan untuk semuanya. Yang pasti bukan karena aku membawa mereka ke sini atau semacamnya.

Tidak ada hal seperti itu. Karena aku yakin orang dewasa sedang mengadakan pesta minum-minum di kamar sebelah sekarang. Aku tidak yakin itu masih berlangsung, tetapi aku tidak dapat mendengar suara mereka, jadi aku tidak tahu.

Kami takut dengan kamar yang berisi alkohol karena kesalahan kami di tempo hari, jadi kami berlindung di kamar ini. Kami bersenang-senang dengan jus dan makanan ringan untuk mengimbangi orang dewasa, tetapi Shahachi dan Nanami tertidur lebih awal.

Yah, Nanami pasti lelah setelah jalan-jalan bersamaku, Shahachi tampaknya juga bersenang-senang bersama ibuku, jadi baterainya pasti habis.

Dan aku adalah orang terakhir yang tersisa.

Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan sekarang....... Mungkin aku akan bermain dengan ponselku.

Kalau dipikir-pikir, sudah lama aku tidak login game hari ini.

"Apakah ada orang di sana?"

Ketika aku mengirim ini di kotak obrolan, aku langsung mendapat tanggapan dan itu adalah Baron-san dan Peach-san, kedua orang ini selalu ada untukku. Aku selalu senang melihat keduanya.

Aku bertanya-tanya jam segini mengapa mereka belum tidur.

“Aku disini Ada apa, Canyon-kun? Apakah kamu menikmati perjalananmu?”

“Aku di sini, tapi bukankah kamu sedang berlibur? Jika kamu tidak membuat beberapa kenangan dengan pacarmu, itu tidak berguna.”

"Itu benar, main gamenya nanti saja. Bagaimana perjalananmu dengannya, aku yakin malam sudah dekat sekarang, apa yang sedang kalian lakukan sekarang?”

Mereka berdua menuliskan pertanyaan mereka dan menceramahiku pada saat yang sama. Hmmm, aku senang tiba-tiba suasana menjadi hidup. Syukurlah.

“Tidak, dia tidur di sebelahku.”

Begitu aku menulis kata-kata itu, obrolan yang tadinya ramai tiba-tiba berhenti. Apa itu? Aku bertanya-tanya, dan terus menulis halo kepada mereka berdua, tetapi tidak ada jawaban.

Beberapa saat kemudian, baru ada tanggapan.

“Canyon-kun, kamu...... akhirnya......?”

“Eh? T-tonari? Tonari tte……? Tonari? Maksudmu itu kan?”

[Tonari artinya sebelah di bahasa jepang]

......Ada apa dengan reaksi ini?

Itulah yang aku pikirkan, tetapi ketika aku melihat tulisan ku, aku akhirnya menyadari betapa buruknya tulisan itu? Ini adalah cara penulisan yang sangat menyesatkan. Otakku sepertinya tidak bekerja sebaik yang aku kira, mungkin karena aku capek.

Kalau begitu seharusnya aku tidur sekarang.

“Maksudku! dia sedang tidur di ranjang di sebelahku! Kami tidak tidur bersama!”

“Apa-apaan itu? membosankan.”

“Ah...... tiba tiba aku merasa frustasi untuk beberapa alasan.”

Baron-san itu adalah hal yang buruk untuk dikatakan...... apa yang akan terjadi jika aku memberitahu mereka bahwa kita tidur di ranjang yang sama kemarin malam, Yah, aku tidak akan mengatakannya, tapi...

Entah bagaimana aku terus mengobrol.

Aku tidak memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang ingin aku bicarakan, dan aku pikir aku akan bisa tertidur setelah berbicara dengan mereka, tetapi tampaknya rasa kantukku berangsur angsur menghilang.

“Bagaimana kamu menikmati perjalananmu? Aku belum pernah bepergian dengan keluarga pasangan ku sampai setelah aku menikah, tetapi anak muda sekarang ini sudah sangat maju.”

“Baron-san, aku cukup yakin Canyon-san sangat beruntung dalam hal ini. Tidak normal bagi siswa sekolah menengah untuk melakukan ini.”

“Aku tidak yakin bagaimana perasaan ku tentang itu, tapi aku tidak terkejut karena orang tuaku yang memulainya, mereka semua merencanakan perjalanan ini setelah mereka memulai membangun aliansi bersama.”

“Oh, orang tuamu. Aku mengerti....... aku mengerti bagaimana perasaanmu.”

Apakah bahkan Baron-san berpikir itu tidak adil?
Aku pikir aku akan memaafkannya tetapi Baron-san tampaknya telah memahami sesuatu, seolah-olah dia yakin.

Tanpa menunggu reaksi ku, Baron-san terus berbicara lebih jauh.

“Aku pikir orang tuamu sangat bahagia melihat anak mereka berubah. Aku pikir mereka senang melihat perubahan pada anak mereka. Canyon-kun, kamu sudah memprioritaskan game sejak SMP, bukan? Lalu tiba-tiba, kamu pergi berkencan dan menginap dirumah pacarmu dan secara aktif menunjukkan kedekatanmu pada semua orang dan tanpa sepengetahuanmu, kamu telah membuat orang tua mu sangat senang, bukan?”

“Yah...... itu memang benar. Aku pikir menerima banyak pengaruh baik dari kalian dan itu juga berkat nasihat Baron-san dan yang lainnya juga bukan?”

“Ini masalah bagaimana kamu melihatnya. Hubungan di Internet sulit dipandang oleh pihak ketiga.”
Aku kira itu benar, jika kamu mengatakannya seperti itu. Sulit bagi ayahku untuk mengerti ketika aku mengatakan bahwa aku punya teman di internet. Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa aku berada di rumah sepanjang waktu.

“Aku belum punya anak, tapi aku membayangkan perubahan seperti itu akan membuatku bahagia juga. Ah, aku tidak menyalahkanmu untuk masa lalu.”

Baron-san sangat dewasa untuk mengoreksi bagian-bagian yang dapat dengan mudah disalahpahami jika hanya ditulis. Aku ingin tahu apakah Peach-san juga memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang masalah ini, dan dia menunjukkan kekagumannya pada kata-kata Baron-san.

Perubahan..... Memang benar aku telah berubah dalam beberapa hal,...... tapi apakah itu membuat orang tuaku bahagia,......?

Aku tidak berpikir aku melakukan kesalahan di masa lalu. Itu menyenangkan dengan caranya sendiri. Tapi aku juga tidak membenci diriku yang sekarang.

Jika orang tuaku senang dengan hasilnya, maka aku rasa aku juga senang dengan hasilnya.

Aku tidak pernah berpikir aku berbicara dengan Baron-san dan yang lainnya sepertinya. Mungkin aku harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang tuaku. Tapi...... sudah terlambat untuk itu. Aku sedikit malu, aku tidak tahu harus berbuat apa, apa yang harus aku lakukan?

“Aku tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang...... Aku rasa aku harus berendam di air hangat sekali lagi.”

“Oh, itu bagus. Mungkin berendam di air hangat di pemandian air panas bisa membantumu tidur?”

“Aku juga ingin pergi ke pemandian air panas, aku suka pemandian air panas.”

Peach, aku kira kamu terlalu pemalu untuk seorang siswa pergi ke pemandian air panas. Jadi kurasa aku akan mandi berendam di air hangat untuk menenangkan diriku. Aku cukup yakin mereka menjual es krim dari mesin penjual otomatis. Makan es krim setelah mandi kedengarannya enak.

“Baiklah, aku akan pergi kalau begitu."

Ketika aku mengatakan itu, mereka berdua dengan senang hati mengizinkanku pergi. Baiklah, aku akan bersiap-siap. Aku akan membawa yukataku, karena aku akan mengalami kesulitan jika terus terusan berada di sini. Jadi aku akan keluar diam-diam agar tidak membangunkan mereka.

Setelah dengan cermat menyelesaikan persiapan, aku perlahan dan diam-diam mulai bergerak....... Pada saat itui, aku merasakan sedikit tarikan di punggungku.

Saat aku hendak berjalan pergi, aku dihentikan oleh kekuatannya yang lemah tapi pasti. Aku cukup terkejut ditarik tiba-tiba, tetapi ketika aku berbalik, tentu saja......

“Youshin… Kemana kamu diam-diam pergi?

Tentu saja, itu adalah Nanami-san. Dia menatapku dari bawah dengan berbisik dan tersenyum seperti anak kecil. Melihat lebih dekat aku melihat bahwa di tangannya ada persiapan mandi yang sama dengan milikku. Kapan ini terjadi......? Aku berjalan ke Nanami dan berbisik agar tidak membangunkan Shahachi.

"Awalnya, aku hanya tertidur sebentar. Itu mengerikan, aku juga berpikir untuk berendam di air hangat bersamamu. Jadi seharusnya kamu memanggilku."

“Tidak, aku pikir kamu sedang tidur.”

Nanami-san menggembungkan kedua pipinya sebagai protes kepada ku dan mengajakku untuk pergi ke pemandian air panas bersama, dan kami berpikiran untuk masuk secara terpisah begitu kami tiba.

Aku pikir satu-satunya saat aku melihat Nanami dengan yukata adalah tadi malam dan pagi ini. Tapi aku mungkin tidak bisa melihatnya dengan baik. Jadi ketika aku melirik ke arahnya, aku melihat yukata di antara barang-barang yang telah disiapkan Nanami-san.

Jika kamu sudah siap, maka tidak ada alasan untuk mengatakan tidak. Aku pikir akan lebih menyenangkan jika kita bisa melakukannya bersama dan juga ini akan menjadi pertama kalinya bagi kami berdua untuk pergi ke sumber air panas sendirian.

"Kalau begitu, haruskah kita pergi sekarang?”

"Ya, aku menantikan untuk masuk bersama.”

"Tidak, ini bukan mandi campuran, kan?

"Tidak, jika kita pergi ke pemandian terbuka pada saat yang sama, itu bisa dibilang mandi bersama!"

“Ada apa dengan teori super itu?”

Ini lebih seperti sesuatu yang akan dikatakan oleh seorang anak laki-laki, bukan? Pada kenyataannya ini juga bisa bisa disebut pemandian campuran...... Memang benar bahwa pemandian wanita itu bersebelahan, itu seperti tetangga di seberang tembok yang memisahkan pemandian laki laki dan pemandian perempuan.

Mandi campuran sebenarnya adalah hal yang sangat penting.

Oh, dia menjadi malu setelah mengatakannya....... Jika itu membuatmu tersipu, kamu seharusnya tidak mengatakannya.

Bagaimanapun, Nanami dan aku memutuskan untuk pergi ke pemandian air panas bersama. Berjalan menyusuri koridor sendirian tanpa ada orang lain di sana adalah kesan terkuat yang aku miliki ketika kami tiba di hotel ini.

Tapi, tidak seperti waktu itu, kami berjalan dalam keadaan santai. Kemarin... Aku benar-benar gugup. Mungkin penyebabnya adalah karena kami menuju kamar hotel kami untuk pertama kalinya bersama.

Kami sedang menuju ke pemandian air panas sekarang, tapi kami akan masuk secara terpisah Tapi saat kami berjalan kami melihat tirai untuk pemandian keluarga. Itu berada di depan tirai untuk pemandian pria dan perempuan.

Nanami-san baru sajamengatakan sesuatu tentang mandi campur tadi, jadi aku merasa aneh dengan hal itu. Nanami-san juga menundukkan kepalanya dan memerah. Aku pikir Nanami-san juga sadar akan hal itu.

“Yah, sampai jumpa nanti.”

“Ya sampai jumpa, aku akan menunggumu jika kamu keluar duluan.”

Kami berpisah di depan ruang ganti dan memasuki pemandian masing masing. Pada kenyataannya, tidak ada perkembangan seperti pemandian campuran, ruang ganti yang salah, atau memasuki pemandian yang salah....... Tentu saja ini tidak mengejutkan.

Ketika aku memasuki pemandian air panas, hampir tidak ada orang disana. Hari sudah larut malam dan hanya ada beberapa orang di sana, membuatnya tampak seperti pemandian pribadi. Aku ingin tahu apakah Nanami juga begitu....

Ketika aku perlahan lahan berendam di pemandian air panas, entah bagaimana beban yang kurasakan sebelumnya langsung menghilang dan aku pikir akan lebih baik jika aku tidur seperti ini…

Tiba-tiba aku melihat pintu kaca, pintu menuju ke pemandian terbuka.

“Aku tidak yakin apakah itu pemandian terbuka atau bukan......”

Diluar pintu kaca hampir gelap gulita, sehingga kamu hampir tidak bisa melihat cahayanya, Sejak Nanami-san menyebutkan kata "pemandian udara campuran” sebelumnya, dia tampaknya menjadi sadar akan hal itu. Aku ingin tahu seperti apa mandi terbuka di malam hari.

Ketika aku keluar dari kamar mandi dalam, aku merasa sedikit dingin saat angin malam bertiup ke seluruh tubuhku. Suhunya sendiri seharusnya tidak serendah itu, tapi kurasa itu terasa seperti itu karena perbedaan suhu antara tubuh yang dihangatkan di dalam ruangan.

Hanya ada beberapa lampu di luar, dan itu gelap dan berbahaya untuk berdiri di atas kaki ku, tetapi udara dingin membuat ku bergegas masuk ke bak mandi dan berendam di dalamnya.

Aku melihat keluar ke pemandian terbuka, seperti yang Ibu katakan padaku, pemandangan dari sana memang luar biasa.

Cahaya bangunan dan cahaya lampu luar yang dipasang di gunung menarik perhatianku. Apakah lampu yang bergerak itu adalah mobil? Apakah cahaya yang bergerak lambat itu adalah cahaya dari sebuah perahu? Jika kamu perhatikan lebih dekat, kamu dapat melihat lampu-lampu yang bergerak kesana kemari, dan mereka terlihat seperti bintang jatuh, seolah-olah kita sedang melihat langit berbintang.

Tidak ada seorangpun disini, jadi itu benar-benar pribadi, yang membuat pemandangan ini terasa lebih mewah. Aku sedikit menyesal bahwa aku seharusnya datang ke pemandian terbuka juga kemarin.

Ini benar-benar pemandangan yang bagus. Aku bertanya-tanya apakah Nanami juga melihat pemandangan ini.... Saat aku memikirkan itu, aku merasa seperti baru saja mendengar suara Nanami-san. Aku bertanya-tanya apakah aku sedang berhalusinasi sekarang.

Tidak, tidak. Aku benar-benar bisa mendengarnya. kupikir itu hanya ilusi, tapi ternyata itu adalah senandungan Nanami...... Rupanya pemandian terbuka ini terletak cukup dekat dengan pemandian wanita. Aku ingin tahu apakah itu agar mereka dapat melihat pemandangan yang sama.

Aku terkesan bahwa aku bisa melihat pemandangan yang sama dengan Nanami, tetapi ketika aku berendam di bak mandi sambil mendengarkan senandungnya aku merasa seperti sedang mandi disebelahnya. Mungkinkah tidak ada orang di sana seperti di sini?

Hanya karena aku bisa mendengar suaranya, aku menahan napasku seolah-olah aku melakukan sesuatu yang salah. Jantungku mulai berdebar kencang, dan aku berdoa agar itu berhenti berdetak saat aku tenggelam ke dalam bak mandi.

Aku terus berendam di bak mandi sampai aku tidak bisa lagi mendengar suaranya lagi. Nyanyiannya yang indah dan pemandangan malam yang indah membuat ku merasa hebat. Jika aku orang dewasa, apakah aku akan minum alkohol dengan minuman ini? Atau menaruhnya di atas nampan? Aku tidak tahu apakah mereka benar-benar melakukan itu. Selain itu aku tidak yakin apakah itu mungkin.

Aku bangun dari bak mandi setelah aku berhenti mendengar Nanami-san bersenandung, tetapi ketika aku berdiri, aku merasa pusing dan tubuh ku ergetar. Ugh... apakah aku kepanasan...?

Jantungku berdebar debar dan rasanya seperti aliran darah ku memompa seluruh tubuhku. Gaya berjalanku sedikit pusing… . bukankah ini sedikit buruk

Aku sedikit terbawa suasana dan terlalu banyak berendam di bak mandi, jadi aku keluar dari bak mandi tidak lama setelah itu. Untungnya, aku tidak terjatuh, jadi aku bisa memakai yukata ku sambil mendinginkan diri.

Aku keluar dan melihat sekeliling, tapi Nanami-san tidak ada disana. Apakah dia masih di kamar mandi? Ruang untuk beristirahat cukuo besar dan pemandangan malam tampak terlihat jelas dari jendela di dekat dinding...... aku harap dia baik baik saja didalam.

Aku sedikit khawatir, tetapi tidak ada cara untuk memastikannya. Jadi aku pikir aku akan menunggunya saja.. Mungkin aku harus minum sesuatu.

Saat aku duduk di kursi, aku merasakan sesuatu yang dingin menekan leherku.



"「うひゃあッ?!」 U hi ~ya a~?!”

Tiba-tiba aku mengeluarkan suara aneh dan berbalik untuk melihat...... Nanami berdiri di sana dengan dua botol susu di tangannya. Begitu aku melihatnya, aku terkejut dan membeku, Nanami-san mengambil susu dan tersenyum padaku seperti anak kecil.

'Yay, prank sukses! Bukankah reaksi Youshin terlalu lucu? Dia sangat imut!"

Aku ingin sedikit mengeluh padanya, yang tersenyum polos seperti anak kecil, tapi aku kehilangan kata-kata saat melihat seluruh tubuhnya.

Karena Nanami-san ada di sana, mengenakan yukata.

Dia mungkin bertanya-tanya mengapa aku tidak mengatakan apa-apa ketika aku menoleh ke belakang, dan memiringkan kepala dan tubuhnya sedikit heran. Bersamaan dengan itu, bagian yukata yang serasi sedikit terbuka. Sekilas kulitnya yang sedikit memerah membuatku merona.

Nanami-san dalam yukata-nya memiliki daya tarik yang berbeda dari hakamanya di siang hari. Meskipun pakaiannya tidak memperlihatkan apa-apa, namun anehnya dia sangat mendebarkan. Aku pikir "se*si" mungkin bukan kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Meskipun dia mengenakan yukata dari ryokan yang sama denganku, dia terlihat sangat berbeda. Rambutnya diikat ke atas, dan lehernya terlihat jelas dari depan. Tidak, ia terkadang mengekspos lehernya, tapi aku gugup melihatnya hanya karena terlihat berbeda dari biasanya.

[Catatan TL : Ryokan itu pakaian penginapan]

Hanya ada sedikit rambut di tengkuk lehernya, dan mungkin itu memberinya daya tarik s*ks yang tak terlukiskan. Itu membuatku ingin melihatnya dari belakang.

...... Tidak, aku seharusnya tidak memiliki fetish leher atau semacamnya, apa yang salah denganku.

"Ada apa? Apakah kamu masih pusing berendam terlalu lama?"

“Oh, maafkan aku, aku hanya mengagumi karena kamu sangat cantik dengan yukatamu.”

Ketika aku dipanggil, aku secara refleks mengatakan apa yang aku pikirkan. Wajah kami langsung memerah pada saat yang bersamaan. Panas ini seharusnya bukan karena pemandian air panas.

Mata Nanami-san sedikit tertutup, dan dia mendekatkan wajahnya untuk menatapku. Itu sangat dekat sampai membuatku semakin gugup.

“Moooo! Kamu terus mengatakan itu! Itu saja yang kamu lakukan! Kamu juga melihatnya kemarin!”

“Tidak, tidak, tidak, tidak, aku tidak melihat sedekat ini padanya kemarin karena semua orang ada di sana.”

"Tidak apa-apa, ayo!! Ayo minum susu bersama! Kamu mau rasa buah atau kopi?"

“Kalau begitu, aku akan minum rasa kopi."

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengambil kopi susu dari Nanami-san dan duduk di kursi di sebelahnya, jadi kami berdua duduk berdampingan sambil melihat pemandangan malam.

Aku bahkan tidak meminum kopi susu yang kuterima dan mataku terpaku pada Nanami-san. Dia perlahan membuka tutup botol susu dan meminumnya perlahan-lahan.

Bibir merah mudanya menyentuh botol kaca bening dengan lembut. Memiringkan botol dan meneguk sedikit cairan berwarna putih yang terisi di dalamnya sedikit demi sedikit, perlahan tenggorokannya bergejolak.

“Fiuh.”

Aku menyukai caranya menghela nafas, Nanami-san melepaskan bibirnya dari botol. Bibirnya yang sedikit basah dan putih, dijilat bersih oleh lidahnya dengan cara yang elegan. Aku memperhatikan gerakannya begitu dekat sehingga aku tidak bisa bergerak karena aku mengerahkan seluruh kekuatanku pada tanganku yang memegang botol susuku sendiri.

"Apakah kamu mau seteguk ......?"

Nanami-san mungkin salah menafsirkan tatapanku dan memiringkan botolnya dan tersenyum padaku. Aku malu karena aku terlihat seperti anak kecil, tetapi Nanami diam-diam menyerahkan botolnya dan aku mengambilnya.

Aku memberikannya sebotol kopi susu milikku kepada, dan dia tertawa heran karena aku belum meminumnya dan mengangkat botol itu ke arah cahaya malam, berkata bahwa dia pernah belum mencobanya sebelumnya. Profilnya begitu indah sehingga aku meminum susu buah yang dia berikan untuk mendinginkan pikiranku.

Rasa manis, dingin, dan nostalgia menyebar di mulutku.

Seperti dia, aku menghela nafas dan melepaskan bibirku dari botol. Kemudian aku menyadari bahwa Nanami sedang mengawasiku. Ketika aku menyadari bahwa aku sedang diawasi, aku menatapnya dan ...... Nanami tersenyum dan membuka mulutnya dengan gembira.

"Ciuman tidak langsung, yang kamu inginkan kan?”

Eh? Ah..... aku baru sadar. Tidak, aku tidak bermaksud melakukan itu, tetapi akhirnya malah terlihat seperti itu dan aku panik.

Aku baru saja mengambil nafas, tapi aku mulai berkeringat aneh lagi. Aku bertanya-tanya apakah aku harus berenang lagi di pemandian air panas.

“Baiklah, aku akan minum punyamu juga.”

“Ah, silahkan.”

Aku merasa capek sekali hari ini. Menanggapi kata-kata persetujuan ku dengan cara yang mengejutkanku. Nanami-san perlahan membuka tutup botol susu, meminumnya dan menyerahkannya padaku, aku tidak perlu memberi tahumu lagi, tetapi yang satu ini juga .......

Aku tidak yakin bagaimana menanggapi ini.

“Sekarang mereka berdua adalah ciuman tidak langsung, bukan?"

Bagaimana aku harus menanggapi ini? Itu ulahmu sendiri.

Aku tidak berani menyangkalnya atau bahkan berani meletakkan mulutku dimana Nanami-san meletakan mulutnya. aku tidak bisa melakukannya, Tidak, itu mungkin benar dalam sudut pandang anak remaja, bukan? Tidak, itu tidak bagus, tenanglah sebentar. Pertama-tama, di mana Nanami meletakkan mulutnya.....?

Aku sangat bingung sehingga aku pikir itu tidak masalah lagi dan meminumnya tanpa pikir panjang.

Setelah meminumnya lebih dari setengah sekaligus, aku meletakkan botol susu di atas mejaku dengan sedikit berlebihan. Aku melirik ke samping dan melihat Nanami-san berdiri tepat di sampingku. Dia juga meminum susu buahnya perlahan dan dengan lembut meletakkan botol ke bawah.

Dengan senyum diwajahnya, Nanami-san meringkuk sedikit lebih dekat kepadaku di sebelahnya.

Lingkungan sekitar hanya remang-remang, sangat cocok untuk melihat pemandangan malam yang indah, dan aku tidak merasakan tatapan dari orang lain. Aku tidak yakin berapa lama aku sudah di sini, tetapi aku yakin aku bukan satu-satunya yang ada disini, sepertinya masih ada pasangan dan keluarga dengan anak-anak masih disekitar dan melihat pemandangan malam bersama.

Aku senang melihat bisa pemandangan malam dengan banyak orang.


"...Nanami-san, ada apa begitu tiba tiba?"

“Aku sangat bersemangat. Mungkin lebih bersemangat daripada di siang hari. Sudah maksimal.”

Saat kami menonton pemandangan malam bersama, Nanami-san mendekat kearahku sedikit lebih dekat.

Aku sudah memikirkannya sebelumnya, tapi aku merasa aku terlalu pasif dalam perjalanan ini. Melihat sikap Nanami-san, aku berpikir terlalu berlebihan.

Aku dibawa dalam perjalanan yang diatur oleh ibuku, dan aku seharusnya mengambil kesempatan ini untuk bersenang-senang bersama Nanami-san, dan satu-satunya aku melakukan sesuatu adalah ketika aku menyewa kostum di siang hari. Sejak Nanami datang kepadaku secara aktif seperti ini...... aku mungkin harus sedikit lebih aktif juga.

.....Untuk saat ini. mari kita pegang tangannya.

Hanya itu yang bisa kulakukan sekarang, dan aku memegang tangannya saat dia menempel padaku lalu menyandarkan kepalanya di bahuku dengan gembira.

“Mandi itu terasa sangat enak, bukan?”

Aku sangat senang bahwa dia tampak bahagia dan meletakkan kepalanya di bahuku. Mungkin karena aku meletakkan kepalaku di bahuku, bau sampo Nanami-san mencapai lubang hidungku. Tidak, aku pikir baunya enak, butuh beberapa saat untuk menyadarinya karena itu berbeda dari biasanya.

“Nanami, aromamu berbeda dari biasanya. Baunya enak."

Ketika aku mengatakan itu, tubuhku langsung terasa dingin padahal aku baru saja keluar dari pemandian air panas. Itu buruk, aku pikir aku sedikit agresif, tetapi itu menjadi bumerang bagiku.
Mata Nanami-san membesar sesaat, seolah dia terkejut dengan kata-kataku. Kupikir aku telah melakukan sesuatu yang salah, tapi Nanami langsung mengungkapkannya.

“Aku pikir itu karena bau sampo hotel, bukankah ini pertama kalinya kamu mengatakan hal seperti itu?"

''Maafkan aku......''

“Tidak, kamu tidak perlu minta maaf. Selain itu, baunya juga sama seperti Youshin.”

Mendekatkan hidungnya ke arahku, Nanami-san menarik napas dalam-dalam. Aku sangat terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba sehingga aku secara tidak sengaja menjauh darinya. Nanami-san terlihat sedih ketika aku menjauh darinya, tetapi dia mungkin sudah menebak gerakanku dan segera melompat ke arahku dengan senyum lebar.

“Jangan berpikir untuk kabur dariku!”

Tidak ada pilihan selain melarikan diri dari sini, tapi aku tidak berani untuk mendorongnya menjauh dariku, jadi aku menerima dia yang melompat ke arahku dengan merentangkan tanganku.

Tepat pada saat kami akan bersentuhan, kami berdua berhenti dan membeku dalam pose aneh. Kami tetap seperti itu selama beberapa saat, sebelum mulai tertawa. Itu pasti mengejutkan bagi Nanami-san, karena dia hampir menyentuhku sebelum berhenti.

“Tidak, mengapa kamu malah berhenti di situ? Aku sedang menunggumu, bukan?

“Itu karena aku sedang menunggumu! Jika Youshin membuka tangannya, itu berarti kamu akan memelukku kan?!”

"Meskipun kamu datang sendiri padaku?"

“Karena itu sulit untuk seorang gadis!"

Untuk saat ini mari kita anggap saja itu benar, tetapi pada kenyataannya, itu mungkin sulit baginya karena ulahku sendiri. Bukannya aku tidak ingin memeluknya seperti itu, tetapi itu terjadi begitu saja. Seperti yang dapat kamu bayangkan, aku masih terlalu malu untuk memeluknya, bahkan jika aku bisa, itu sebatas berpegangan tangan saja.

Nanami-san terlihat sedikit cemberut, dan kembali duduk di sebelahku dan meminum sisa susu buah lagi. Sambil melihat Nanami-san, yang diterangi oleh cahaya luar, aku juga menyesap sisa kopi ku.

Ketika kami berdua menghabiskan minuman kami, aku membuka mulutku lagi.

“Maafkan aku Nanami-san. aku berpikir terlalu berlebihan dalam perjalanan ini, sehingga aku tidak bisa berpikir dengan jernih sampai sekarang....”

“Kamu tidak perlu meminta maaf, aku juga merasakan hal yang sama, anggap saja itu adalah kencan jauh dari rumah, yang biasanya tidak bisa kami lakukan. Semua orang juga tampak senang.”

Aku senang kamu mengatakan itu Aku tidak yakin apakah ini alasan, tapi aku belum pernah melakukan perjalanan seperti ini sejak sekolah dasar,......, jadi aku sedikit bingung.

“Aku senang kamu berkata seperti itu. maafkan aku karena membuatmu khawatir, tetapi aku belum pernah melakukan perjalanan seperti ini sejak aku mungkin masih sekolah dasar..... jadi aku agak bingung.”

“Sekolah dasar......”

Aku pikir ini pertama kalinya sejak sekolah dasar bahwa aku pergi keluar rumah dengan orang tuaku, meskipun aku memikirkan kembali apa yang dikatakan Baron dan yang lainnya kepadaku Ada kencan, Ada saat-saat dimana aku pergi keluar rumah, tetapi tidak ada yang sebesar ini ...


Itu sebabnya aku khawatir bahwa aku membuat Nanami-san merasa tidak nyaman, tapi sepertinya tidak apa-apa.

Sejujurnya, aku tidak ingat banyak hal yang terjadi saat aku masih sekolah dasar, jadi sulit untuk mengingatnya, jika kamu ingin bertanya kepadaku secara spesifik, aku tidak mengingatnya sama sekali, tetapi seharusnya itu tidak menjadi masalah besar.

Tapi ekspresi Nanami sedikit sedih ketika dia menggumamkan sesuatu tentang sekolah dasar Dia bilang dia tidak keberatan, tapi aku ingin tahu apakah dia mengkhawatirkan sesuatu.

"Dimobil, aku memberitahumu kan, bahwa aku mendengar sedikit masa lalumu dari ibumu."

Kata-kata yang keluar dari Nanami juga tidak terduga bagiku. Apakah itu yang dibicarakan ibuku ketika ibuku dan Nanami sedang satu mobil bersama?

Dia bilang dia mendengar tentang masa laluku, tapi aku tidak menanyakan detailnya. Apakah benar untuk mengatakan bahwa aku terlalu takut untuk bertanya padanya apa yang dia dengar?

Aku akan menunggu kata-kata Nanami selanjutnya. Aku tidak berani menyelanya karena caranya menatapku sangat serius dan aku sangat penasaran dengan apa yang akan dia katakan. Aku punya firasat jika aku mengatakan sesuatu di sini, Nanami akan tetap diam tentang hal itu.

“Aku mendengarnya dari ibumu sendiri bahwa kamu sering bermain di luar saat masih SD dan sejak saat itu kamu tidak banyak bermain dengan teman temanmu lagi.”

"Oh begitu..."

Nanami-san terlihat sangat terkejut setelah aku berbicara dengannya dengan sangat dingin, dia hampir seperti akan menangis. Aku mengerti itu karena aku bisa melihatnya dari wajahnya, dan aku menyesal karena aku membuatnya terlihat seperti itu setelah tersenyum padaku beberapa saat yang lalu.

Tapi entah kenapa karena Nanami-san tahu tentang hal itu membuatku merasa tidak nyaman

Bukan karena ibuku mengatakan sesuatu yang tidak aneh atau memalukan, hanya saja ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman dan aku tidak tahu apa itu... Mungkin itu sebabnya aku menjawabnya dengan sangat dingin.


“......Maaf.”

“Ah, kamu tidak perlu minta maaf padaku dan bukan itu yang ingin aku katakan. Saat itu, ibumu berterima kasih kepadaku dan aku diberitahu bahwa kamu telah berubah sejak kamu mulai pacaran denganku. Dia mengatakan bahwa sejak kamu mulai pacaran denganku, kamu telah berubah. Dia mengatakan itu seperti dulu.......”

“Aku yang dulu?”

“Ya. Tapi, bagiku, aku tidak berpikir bahwa Youshin telah berubah, karena dia selalu seperti itu, dan aku tidak bisa mengatakannya dengan baik, tetapi rasanya aneh ibumu untuk berterima kasih padaku.”

Aku tidak yakin bagaimana menggambarkannya.

Ibu, apakah itu yang kamu katakan pada Nanami? Hal ini berhubungan dengan apa yang dikatakan Baron-san. Aku ingin tahu seperti apa yang Nanami-san pikirkan tentang masa laluku. Karena aku rasa tidak ada perkembangan super seperti itu terjadi padaku.

“Maaf, aku tidak mengatakannya dengan baik. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa tidak perlu khawatir tentang hal itu dan aku minta maaf karena mendengarnya tanpa izinmu."


Ekspresi Nanami-san tampak seperti dia dipaksa untuk tersenyum dalam suasana hati yang tertekan. Melihat senyum itu membuat dadaku sesak.

Kamu tidak perlu mencemaskan hal itu. Aku juga pernah mendengar cerita Nanami-san saat masih SD, jadi itulah yang aku sebut adil. Ketika aku memberitahunya, ekspresinya berubah sedikit menjadi lega.

Tapi seperti apa aku di masa lalu?

Aku benar-benar lupa tentangku saat aku masih SD. Aku merasa itu masalah orang lan. Aku tidak berpikir aku akan dapat dengan mudah mengingatnya seperti ini. Apakah sesuatu terjadi padaku dulu?

......Kupikir tidak ada apa-apa yang terjadi padaku saat itu.

Aku rasa itu karena kebiasaanku mudah melupakan hal yang sepele dan mungkin sebagian besar juga karena aku mulai menikmati bermain game dan mulai beralih ke sana saat itu.

Tidak ada gunanya memikirkannya, aku akan berhenti memikirkannya sekarang.

Aku rasa mulai mengerti kenapa hari itu agak gelap ketika Nanami-san keluar dari mobil. Jadi, itu bukan hanya imajinasiku, jika itu karena permainan hukuman, itu akan membuatku sedih.

Bahkan aku merasa sedikit sedih ketika orang tua Nanami berterima kasih kepada ku sebelumnya.
Pada saat itu, terlalu banyak hal yang terjadi padaku, jadi aku tidak terlalu memperhatikannya dan berjuang untuk membuat Nanami menyukaiku.

Jika ada aku ingin menyakinkannya dan berkata padanya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal itu, tetapi aku tidak bisa melakukannya sekarang. Jika aku melakukannya, aku harus memberi tahu dia bahwa aku tahu semua tentang permainan hukumannya sejak lama.

Beri aku waktu sedikit lag....... Jadi sebagai gantinya, aku akan keluar dari topik sedikit.

“Aku yakin kamu juga berubah, Nanami. Karena, kamu tahu, sulit untuk percaya bahwa kamu dulu buruk dengan laki-laki, soalnya......”

“Maksudku, kamu terkesan sangat mencolok......?"

"Mencolok?!”

[Catatan TL : Di LN Versi Jepangnya Youshin bilang ke Nanami kalau dia terkesan チョロい/Choroi(Mudah) Choroi ada banyak artinya tapi ada bagian-bagian yang dapat dengan mudah disalahpahami soalnya terdengar kasar dan mengolok olok orang tsb. Jadi berhati-hatilah jika kalian mau menggunakan kata ini]

Nanami-san meninggikan suaranya padaku karena tidak sengaja mengatakannya dengan cara yang salah. Aku segera menutup mulutku dengan kedua tanganku, Ekspresi sedih Nanami benar-benar berubah dari ekspresi muram yang dia miliki sebelumnya, dan dia tampak terkejut dan sedikit malu.

“Choroi,...... itulah yang dikatakan Hatsumi dan Ayumi kepadaku juga....... Hah? Apa aku wanita yang mudah?"

Nanami bertanya pada dirinya sendiri sambil menutupi pipinya dengan kedua tangannya. Aku tidak berharap mereka berdua mengatakan itu juga, aku harus mengoreksi kata-kataku sebelumnya.

“Yah, kurasa "cholo" adalah kata yang menyesatkan. Soalnya melihat sikap Nanami padaku membuatnya sulit dipercaya bahwa dia dulunya buruk dengan pria, jadi kupikir dia sudah banyak berubah.”

“Aku… aku tidak masalah dengan hal itu karena itu adalah kamu. Itu bahkan tidak aneh bagiku."



“Aku mengerti..”

Aku terdiam lagi. Aku heran mengapa Nanami-san begitu santai seperti itu setelah aku berkata seperti itu padanya? Apakah ada orang yang bisa langsung melontarkan lelucon setelah diberi tahu sesuatu yang serius seperti itu? Setidaknya aku tidak bisa. Apa yang harus aku katakan padanya ketika dia mengatakan padaku bahwa dia sama sekali tidak keberatan soal itu?

“Sebaliknya, kamu begitu santai setiap kali mengobrol sama ku kan? Seperti kubilang sebelumnya, kupikir kau sudah terbiasa dengan perempuan sejak lama."

“Oh itu…”

Aku sedang memikirkanya dan aku ingat kau pernah mengatakan itu padaku di kencan pertama kita. Saat itu, aku tidak menjelaskan kepadanya secara detail karena itu hanya tentang pakaian...... tapi mungkin sudah waktunya untuk memperkenalkan Baron-san kepada Nanami,

“Tentang itu, aku akan memberitahu kamu semua tentang itu dengan benar dalam waktu dekat. Aku punya alasan sendiri…”

“......Apakah itu semacam mantan pacarmu atau semacamnya?."

“Tidak, tidak, tidak! Bukan begitu, aku bahkan tidak punya pacar.”

Aku rasa itu pasti sulit untuk memperkenalkan Baron-san dan teman-temanku pada Nanami-san dengan cara yang normal. Tapi aku ingin menyingkirkan semua rasa sakit hati di hatiku sebanyak mungkin. Agar aku bisa menghadapi Nanami dengan perasaan yang tepat.

Agar aku bisa menjadi orang yang bisa berada disampingnya tanpa merasa bersalah, itu sebabnya aku ingin memberitahu Nanami bahwa aku tidak menghadapinya sendirian.

“Aku pikir kita mungkin mirip, karena kita berdua tidak terbiasa dengan lawan jenis.”

Aku mengakhiri percakapan itu dengan jawaban yang aman. Itu adalah percakapan yang aneh, tetapi apakah tidak apa apa untuk berpikir seperti ini bahwa itu adalah sesuatu yang tidak akan bisa kita lakukan jika kami tidak sedang berlibur.

Nanami-san mengangguk setuju, tapi seolah menyadari sesuatu, dia mengangkat jari telunjuknya dan membawanya ke mulutnya.

“Tapi ada satu hal yang berbeda antara aku dan Youshin, kau tahu?”

Perbedaan.....? Tidak, aku yakin ada lebih dari satu, tapi apa satu hal yang kamu bicarakan? Saat aku memiringkan kepalaku, Nanami-san membawa jari telunjuknya ke arahku dan menyentuhkannya ke mulutku.

Aku begitu terpesona oleh gerakan ini sehingga dia memanfaatkan kesempatan itu dan membuka mulutnya.

“Itu karena Youshin selalu memanggilku dengan “San”

Dia kemudian menatapku seolah-olah dia mengharapkan sesuatu dariku....... Aku ingin tahu apakah ia akan menyerangku disana. Nanami, yang menatapku, meluruskan posturnya dan mengarahkan matanya yang penuh harap dan berbinar ke arahku.

Cahaya dari pemandangan malam sepertinya membuat matanya semakin indah. Aku bahkan merasa seolah-olah bisa melihat bintang di matanya. Apakah kamu ingin aku memanggilmu dengan Nama depanmu?.....? Nanami…. Nanami…

“Nanami."

Aku mencoba membayangkan diriku memanggil Nanami. Entah bagaimana, rasanya tidak benar. Tidak, sebaliknya, aku merasakan sensasi aneh yang membuatku merasa menggigil di tulang belakangku.

aKU tidak tahu perasaan apa itu, jadi AKU mencoba menyebutkan nama Nanami-san.

“Nanami......”

Itu tidak baik. Sesuatu menghalangiku dan aku tidak bisa memanggil namanya. Aku tidak tahu mengapa, tetapi meskipun aku dapat menyebutkan namanya, aku merasakan penolakan ketika aku memanggilnya dengan namanya.

“Mo!~ Panggil saja aku Nanami seperti itu!’

“Maaf, aku rasa aku masih sedikit malu.”

Aku berbohong di sini dan berkata aku malu.

Sampai beberapa saat yang lalu, aku berpikir bahwa aku akan menghadapi Nanami-san tanpa merasa berhutang budi padanya, tetapi tekad itu sepertinya mudah goyah. Aku tidak bisa menyingkirkan perasaan aneh dariku untuk memanggilnya.

Sambil bertanya-tanya tentang perasaan asing yang aku miliki di dalam diriku, aku berkata pada diri sendiri bahwa itu mungkin hanya rasa malu dan meyakinkan diri sendiri bahwa aku hanya malu.

Aku tidak tahu pada saat itu bahwa tidak lama lagi aku akan segera mengetahui penyebabnya.

List Chapter

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar