Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

Inkya No Boku Ni Batsu Game Vol 3 Chapter 4

24 min read

Ini adalah pertama kalinya aku merasa sedih melihat akhir dari suatu acara bersama keluargaku, karena ini adalah pertama kalinya dalam hidupku aku memutuskan untuk melangkah keluar dari zona nyamanku.

Walau hari hari yang menyenangkan telah berakhir, tapi aku tidak menyesal karena itu berakhir bahagia dan aku sangat senang bisa mengakhirinya dengan melihat bunga sakura bersama dengan orang-orang yang kusayangi.

Meski dulu aku selalu merasakan dorongan yang kuat untuk cepat cepat pulang kerumah dan menghabiskan waktu ku di kamar hanya untuk bermain game, tapi entah kenapa aku sudah tidak pernah merasakan dorongan seperti itu lagi sekarang.

Untuk berpikir bahwa manusia bisa berubah begitu banyak dalam waktu yang singkat, sulit untuk dipercaya bahwa aku telah berubah begitu banyak karena satu hal yang begitu kecil.

Aku tidak yakin apakah ini perubahan yang baik atau perubahan yang buruk, tapi aku yakin itu adalah perubahan yang baik.

Setidaknya itu seharusnya tidak menjadi hal yang buruk.

Ada alasan mengapa aku memikirkan ini sangat serius, apa yang sedang aku lakukan sekarang aku yakin itu adalah salah satu hasil dari perubahanku.

"Etto… Apakah kamu yakin soal ini? 『Senang bertemu denganmu, namaku Shichimi, Yoroshikuonegaishimasu』...... apa ini tidak apa-apa?”

Hari ini Nanami datang untuk bermain di kamarku. Ini adalah pertama kalinya aku menyuruh Nanami masuk ke kamarku.

Hari ini, dia mengenakan gaun one-piece putih dan memakai kacamata. Itu adalah kacamata yang pernah aku lihat sebelumnya dan tentu saja itu sangat cocok untuknya dan terlihat bagus bagiku.

“Ya, tidak apa-apa, lihat, semua orang tampak senang, mereka semua adalah teman temanku.”

"Wah, kamu benar, ini adalah pertama kalinya aku menggunakan chat seperti ini, ternyata itu tidak jauh berbeda dari yang biasa aku gunakan, sulit dipercaya, orang-orang ini adalah teman-teman Youshin."

Sungguh pemandangan yang aneh melihat Nanami-san bermain game di kamarku.

Itu benar... Saat ini, Nanami-san ada di kamarku, Nanami-san ada di kamarku…….

Sulit dipercaya bahwa Nanami-san ada di kamarku sekarang. Ditambah lagi, jantungku mulai berdebar kencang sekarang.

Aku mencoba untuk tidak memikirkan sesuatu yang aneh sekarang, tetapi memiliki dia di kamarku sekarang membuatku sulit untuk fokus pada hal lain. Kamu belum pernah menginjakkan kaki di kamarku ketika mengunjungi rumahku sebelumnya, kan?

Ini gawat, aku tak bisa fokus saat berhadapan dengannya.. padahal aku telah melakukan banyak hal bersamanya dan bahkan tidur bersama di hotel, tapi kenapa aku tiba tiba malah jadi gugup seperti ini hanya karena Nanami sedang ada di kamarku sekarang….

“Youshin, aku tidak tahu harus berbuat apa….. apa yang harus aku lakukan?"
Nanami sedikit bingung dengan keributan yang terjadi dalam obrolan. Di sisi lain anggota yang biasanya jarang berkomentar tentang pacarku juga tiba-tiba menjadi aktif. Aku rasa penambahan Nanami ke dalam grup tampaknya telah menarik banyak perhatian orang dan membuat seisi grup menjadi heboh karena meningkatnya perhatian yang tertarik padanya.

Tak lama setelah itu untuk sesaat obrolan menjadi kacau, karena salah satu dari mereka mulai meributkan hal hal seperti “JK” dan mulai menggoda Nanami.

Meski ini membuatku resah tapi Nanami-san terlihat sama sekali tidak terganggu soal itu dan tampak senang.

Ngomong-ngomong, Nanami sedang memakai kacamata sekarang, ketika aku menyebutkan ini di ruang obrolan, semua orang dalam obrolan tampak menjadi semakin bersemangat. Apakah teman-temanku menyukai cewek megane sebanyak itu? Aku rasa aku menyukainya juga hahaha.

"Untuk saat ini, mari kita biarkan saja sampai mereka tenang."

"Apakah kamu yakin? Mereka adalah orang-orang yang memberimu nasihat, kan?"

Itu benar, tapi aku heran, ketika aku menceritakan semuanya pada Nanami, dia tampak sangat lega, seolah olah dia sangat takut dengan apa yang mungkin akan kukatakan sebelumnya.

Namun tujuanku untuk mengundangnya ke kamarku adalah untuk mengakui semuanya.

Karena aku sudah memendamnya sangat lama, aku jadi bertanya-tanya reaksi seperti apa yang akan dia miliki jika aku menceritakan semuanya pada Nanami. Jujur saja aku takut akan hal itu, jadi aku tidak mengharapkannya untuk dia merasa lega seperti itu..

Saat aku memintanya untuk meluangkan waktu untuk datang ke kamarku, dia segera menyetujui permintaan ini dan membuat keputusan dengan sangat cepat. Selain itu, Nanami juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada teman-temanku atas nasihat yang telah mereka berikan kepadaku.

Ini benar-benar berbeda dari yang kubayangkan, tapi aku rasa ini kemungkinan terjadi karena sikap disiplin yang selalu ditunjukkan Nanami.

Ketika aku bertanya kepada teman-temanku apakah tidak apa-apa untuk mengajak Nanami berpartisipasi dalam permainan, mereka tidak bisa berhenti mengetik, dan memberikan tanggapan mereka yang berbeda-beda.

“Ya, bukankah itu bagus? Kami menyambut pemula, dan aku ingin membuat mereka tertarik dengan game ini.”

“Aku setuju, aku selalu ingin berbicara dengan pacar Canyon-san, aku punya banyak hal untuk ditanyakan padanya."

“Kudengar tim kita akan memiliki pemain baru? Kedengarannya bagus hehe.”

Setelah mendengar jawaban ini, gambaran buruk mulai muncul di benakku. Tapi setidaknya aku senang kami mendapat persetujuan dari semua anggota tim.

Tapi akan lebih baik lagi jika kalian bisa menyembunyikan niat kalian yang sebenarnya padaku, kalian sudah janji padaku untuk tidak menjahilinya kan? Yah, aku rasa tidak ada gunanya aku mengkhawatirkan itu, jadi akan kubiarkan saja.

Karena mereka telah bersumpah kepadaku bahwa mereka akan merahasiakan pengakuan hukuman Nanami, aku rasa aku dapat mempercayai timku sepenuhnya.

Setelah aku mendapat persetujuan dari semua anggota di timku, aku kira aku bisa menghabiskan waktu bermain game dengan Nanami sekarang tapi…

“Youshin, aku bawain kamu teh dan makanan ringan lho.”

“Wah wah, aku tidak pernah mengira akan tiba hari dimana aku akan melihat seorang gadis di kamar putraku.”

Sesekali, ayah dan ibuku akan datang ke kamarku hanya untuk menggoda kami.

Seharusnya ibu dan ayahku harus kembali ke perjalanan bisnis mereka hari ini, tetapi ketika aku mengatakan bahwa aku akan mengundang Nanami ke kamarku, mereka langsung berubah pikiran dan akan menundanya sampai menit-menit terakhir.

Ngomong-ngomong, Genichiro-san juga datang kerumah untuk mengantar Nanami.

Walau aku tahu mereka akan mengetuk pintu kamarku setiap kali datang, walau aku tahu mereka bermaksud baik, tapi…

Seperti itukah orang tua yang sangat senang dengan pacar putra pertama mereka? Yah, aku tidak bilang mereka melakukan sesuatu yang salah, jadi aku rasa itu tidak apa-apa.

“Tōsan, kāsan(Ayah, ibu…) bukankah kamu dan Nanami sudah beberapa kali bertemu sebelumnya......"

"Yah.. itu benar tapi karena kamu sedang membawanya ke kamarmu sekarang, itu membuat ku tidak bisa tenang.”

Tidak ada gunanya berkata seperti itu, selain itu kalian sama sekali tidak terlihat seperti itu sekarang.

Yah, mari kita anggap saja itu benar, tapi entah kenapa setiap kali mereka datang kekamarku Nanami akan menyapa ayah dan ibuku tanpa terlihat kesal sedikitpun.

Aku tidak tahu bagaimana caranya dia bisa tetap menjaga ekspresinya agar terlihat seperti itu, tapi... Aku rasa ekspresi Nanami sepertinya datang dari lubuk hatinya.

Aku menghela nafas dan memeriksa untuk melihat berapa lama orang tuaku akan berada di sini. Keduanya seharusnya pergi untuk perjalanan bisnis hari ini, tapi ini adalah pertama kalinya aku mereka begitu santai seperti hari ini. Jadi aku akan menyelesaikan urusanku secepatnya.

“Aku dan ayahmu akan pergi sekitar satu jam lagi. Jangan khawatir tentang itu. Hargai waktu yang kalian berdua miliki bersama."

"Ah, terima kasih banyak! Tolong beri aku lebih banyak tentang kisah kalian berdua lagi nanti. Shinobu-san, Akira-san. Mulai besok dan seterusnya, tolong lakukan yang terbaik ya!"

Ketika Nanami menyemangati kedua orang tuaku dengan senyuman, mereka berdua gemetar seolah-olah mereka sangat tersentuh. Aku tahu persis bagaimana rasanya. Dukungan Nanami-san adalah sesuatu yang memberiku...... kekuatan.

“Kalau begitu, bersenang-senanglah kalian berdua. Youshin, aku akan menghubungimu lagi nanti, tapi jangan lakukan hal yang aneh pada Nanami setelah kami pergi, oke?"

“Yah, nggak usah khawatir seperti itu bu, jika itu Youshin aku yakin dia tidak melakukan apa-apa, aku yakin dia akan baik-baik saja, tapi aku akan memberitahumu sesuatu. Jika kamu melakukannya, pastikan itu masih dalam batas-batas yang wajar untuk dilakukan oleh seorang siswa sekolah menengah. Jadilah anak yang baik.”

“Aku tahu kok yah~ Apakah kalian berdua sudah siap? Kamu tidak perlu khawatir tentang aku lagi."

Setelah mengatakan itu pada orang tuaku, orang tuaku mulai pergi dan tampak enggan untuk pergi dari kamarku, setelah melihat orang tua ku pergi aku dan Nanami melanjutkan percakapan kami di dalam game. Saat ini aku memiliki layar game di komputerku dan Nanami-san mengobrol menggunakan ponselnya.

"Agak aneh untuk melakukan percakapan melalui layar saat kamu di sebelahku seperti ini. Tapi entah kenapa itu terasa lebih menyenangkan."

"Tentu saja tampak aneh bagiku... bahwa Nanami-san sedang mengobrol dengan Baron-san dan teman temanku sekarang.."

Aku tidak pernah berpikir bahwa hari seperti itu akan datang. Tak lama setelah itu, ruang obrolan dipenuhi dengan salam dari semua orang satu demi satu.

“Sekali lagi… Shichimi-san, senang bertemu denganmu, aku Baron. untuk jaga-jaga, aku adalah pemimpin tim ini, aku sudah mendengar banyak tentangmu dari Canyon."

“Shichimi-san...... senang bertemu denganmu...... Aku peach, aku sangat senang bertemu denganmu. Aku berharap aku bisa bekerja sama denganmu.”

Selain Baron-san dan Peach-san, anggota lain juga mulai memperkenalkan diri mereka satu persatu.. Nanami-san membacanya dan menjawab dengan sopan kepada setiap orang… Ini benar-benar sopan.

Ngomong-ngomong, "Shichimi" adalah nama nickname Nanami. Aku tidak yakin bagaimana pendapatku soal nickname itu, tapi dia memutuskan untuk menggunakan namanya sendiri, yang dia ambil dari nama aslinya, karena lebih mudah diingat.

“Jadi Youshin disebut 'Canyon' di sini? Lalu, haruskah aku memanggilmu Canyon-kun?"

“Kurasa tidak apa-apa, lalu aku akan memanggilmu Shichimi-san juga, tapi…..”

“Jika itu masalahnya, itu terdengar sama saja seperti biasanya, selain itu aku ingin kamu memanggilku secara berbeda, setidaknya dalam permainan. “

"Shichimi... Tunggu, bukankah itu membuatku terdengar seperti seorang pria yang baru saja punya pacar? aku tidak yakin soal itu….”

"Tidak apa-apa. Cobalah sedikit saja."

Nanami-san menyatukan tangannya dengan manis dan memohon padaku untuk melakukan sesuatu yang lucu..... Aku tidak bisa membuat keputusan itu dalam diriku. Ini tidak seperti dalam permainan, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak merasakan penolakan yang kuat.

“Karena Shichimi-san hanya akan menonton permainan di sebelahmu hari ini, jadi aku hanya akan mengobrol denganmu sekarang.”

"Oya-oya?, Canyon-kun. Kamu baru saja bergabung dengan pacarmu dan kamu hanya memanggilnya 'San"? Bukannya kamu seharusnya memanggilnya dengan namanya saja?”

Baron-san mengatakannya dengan nada mengejek, tapi Nanami-san dan aku tidak sengaja saling memandang. Baron-san, kamu tidak mendengar percakapanku dengan Nanami-san, kan? Topiknya terlalu tepat waktu.

“Baron adalah pria yang baik! Anda adalah orang yang baik! Ayolah Youshin coba panggil aku dengan namaku saja hari ini.”

Nanami memanfaatkan kata-kata Baron-san dan mendekatiku dengan gembira.. Ya, jika itu membuatmu senang, kurasa tidak apa-apa. Sementara Nanami senang mengobrol, aku menampilkan layar game di komputerku.

"Apakah ini permainan yang sering kamu dengan semua teman temanmu? Sungguh game yang bagus. Ada begitu banyak karakter lucu... ah ada karakter cewek dari foto profile Yoshin.”

Dari belakangku, Nanami-san mendekatkan wajahnya ke arahku dan menatap layar komputer bersama-sama. Bau yang harum darinya membuatku gugup. Aku menunjukkan layar gameku, lalu gameplay pertempuran dan berbagai gameplay lainnya. Tidak ada acara khusus saat ini, jadi semua orang bermain dengan caranya sendiri.

Setiap kali aku melakukan sesuatu, dia mengangguk setuju dan mengangkat suaranya seolah terkesan. Seperti yang aku katakan, dia belum pernah bermain game sebelumnya, jadi semua yang dia lihat...... mungkin sesuatu yang baru baginya.

“Aku mendengar dari Canyon-kun bahwa Shichimi-san dan Canyon-kun mengalami kemajuan pesat. Oji-san(Paman) bangga kalian.”

Saat bermain game, Baron-san menulis sesuatu yang sangat menyentuh. Semua orang juga setuju dengan apa yang dikatakannya.

“Ini semua berkat atas nasihat yang telah kamu berikan kepada Canyon-kun. Sungguh, sepertinya anda telah membantu banyak...... Terima kasih banyak atas bantuanmu."

"Tidak, tidak, tidak, itu karena kerja keras yang kalian berdua lakukan. Selain itu kami semua suka mendengar kisah cinta muda kalian, dan kami juga berterima kasih untuk itu."

Baron-san dan semua orang dengan cepat mengenal Nanami-san, dan percakapannya sangat hidup.

Disisi lain.... aku merasa sulit untuk berpartisipasi dalam percakapan karena isi percakapan itu adalah pujian untuk ku dan perasaan Nanami tentangku, dan hal-hal seperti itu. Jujur saja, sulit bagiku untuk berpartisipasi sekarang. Rasanya seperti menyaksikan pembunuhanku sendiri.

“Are? Canyon-kun belum bergabung dengan kami.... apa yang terjadi?'

“Ah, Canyon-kun sedang malu malu di sebelahku. Pacarku benar-benar lucu."

Kenapa kamu mengatakan itu pada mereka?!

Ah, obrolan menjadi aneh dengan komentar seperti “Jangan malu-malu” dan “Aku tidak pernah mengira aku akan melihat seseorang membuat pernyataan seperti itu di sebelahnya orangnya langsung..”

“Ngomong-omong, ketika Canyon-kun memberitahuku bahwa dia mencintaiku untuk pertama kalinya sebelumnya, aku sangat senang mendengar bahwa kalian memberinya dorongan dan mendukungnya”

"Ah, tidak hanya Canyon-kun saja. Ini adalah pencapaian yang luar biasa dari Peachy. Aku yakin itu berkat caranya yang tegas saat menyuruhnya untuk mengatakannya saat itu, aku rasa itu membuatku juga tergerak.”

“Baron-san...... aku ingin kau merahasiakannya saja......"

“Begitukah?! Terima kasih Peach-san! Anda memberi saya kenangan yang indah!"

“Tidak...... aku tidak.... seperti itu……… jika itu membuatmu senang… aku senang…”

Nanami-san kemudian terus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Peach-san. Tulisan Peach-san sebagai tanggapan sedikit tidak jelas. Mungkin dia merasa terganggu dengan komentarnya tentang Nanami dulu.

Mengingat waktu itu, aku masih merasa malu, karena itu aku memutuskan untuk menulis ucapan terima kasih untuknya juga.

“Peach-san, izinkan aku untuk mengucapkan terima kasih juga. Karenamu, aku dapat memahami pentingnya menyampaikan perasaanku.”

“Canyon-kun...... Aku senang mendengar kamu berkata begitu... aku harap kalian selalu bahagia.”

'Terima kasih. Kami pasti akan selalu bahagia!”

Dari sana, pembicaraan Nanami dan Peach-san terlihat.

Sambil menonton percakapan dan bersantai, aku diajak ke ruang obrolan lain yang telah dibuka sementara itu. Isi chat room tersebut adalah .......

“Oh tidak, obrolan cewek..... itu sangat bagus ....... Meski itu hanya teks, entah kenapa itu sangat indah. Mereka terlihat berkilau.”

"Peachy, kupikir kau masih SMP. Percakapan antara gadis-gadis muda membuatku merasa muda. Aku sangat senang melihatnya, lakukan lebih banyak lagi.”

“A-aku… harus menyimpan log obrolan ini selamanya ....... Aku harus mengambil tangkapan layar
.......”

Begitulah pertemuan mereka dimana aku hanya bisa melihat percakapan antara Peach dan Nanami. Aku tidak tahu harus berbuat apa, tapi aku rasa aku bisa mengerti bagaimana perasaan mereka. Aku mencoba untuk tidak mengganggu percakapan mereka, tetapi itu adalah percakapan yang sangat damai....... tapi entah kenapa.....

Ini agak menggangguku. Aku tidak tahu mengapa, aku seharusnya senang melihat percakapan mereka berjalan dengan baik, tetapi ada sesuatu yang menggangguku jauh di dalam lubuk hatiku dan aku tidak bisa tenang.

"Youshin! Peach-chan sangat imut! Dia sangat cantik!!!"

Sebelum aku menyadarinya, saat Nanami-san memanggil Peach-san dengan "chan" baik dalam obrolan maupun dalam kehidupan nyata. Melihat senyum itu membuatku bahagia, tapi entah kenapa aku tidak tahan lagi... Sebelum aku menyadarinya, aku mendapati diriku sedang menarik-narik ujung pakaian Nanami-san seperti anak kecil.

"...Yoshin?"

Nanami memiringkan kepalanya dan meletakkan jarinya di pipiku. Dengan kata-kata itu, aku tersadar dan buru-buru melepaskan tanganku dari pakaiannya. Mengapa aku melakukan itu...? Tidak, aku rasa aku hanya sedikit cemburu.

Aku pikir itu tidak sopan, tetapi Nanami-san tersenyum senang kepadaku dan mengirim pesan ke Peach-san

“Aku sangat menyesal, Peach-san, aku akan pergi mengurus Canyon-kun sebentar, dia ngambek karena aku terus-terusan mengabaikannya, jadi aku akan pergi dan mengurusnya sekarang, oke? Sampai jumpa nanti.”

“Ya ampun, maafkan aku soal itu....... Kalau begitu aku akan mengembalikan Shichimi-chan pada Canyon.”

“Nanami-san?!”

Aku tidak sengaja berteriak, ketika aku melihat pesan yang ditulis Nanami kepada Peach-san, tetapi satu kata itu memicu kegembiraan besar dalam obrolan..

Nanami-san meletakkan ponselnya di atas meja dan duduk di tempat tidurku.

“Jika yang aku lakukan hanyalah melihat ponselku, kamu pasti sangat kesepian, bukan?”

“Tidak, itu tidak benar.”

“Lalu, siapa yang menarik-narik pakaianku seperti anak kecil tadi?"

Nanami-san berbalik dan tersenyum lembut padaku, namun, terlihat jelas bahwa dia sedang mengolok-olokku sekarang. Aku juga tidak bisa menyangkalnya karena aku baru menyadarinya sekarang. Perlahan aku mengangkat tanganku dan duduk di tempat tidur dan menyerah seperti karakter dalam kartun ketika mereka menyerah.

“Aku akui..... aku senang kalian berdua tampak begitu akrab, tapi aku hanya sedikit cemburu.”

“Hari ini adalah hari peringatan kecemburuan Youshin, apakah agak kasar untuk mengatakan bahwa aku senang kamu cemburu padaku?"

“Aku juga membuat Nanami-san cemburu dengan memanggil Otofuke-san dan Shahachi dengan “Chan” sebelumnya, jadi kurasa kita impas sekarang.”

"Ahaha, kamu masih ingat hal semacam itu, belum lama ini aku merindukannya, tapi sudah tiga minggu sudah berlalu sejak itu."

Tiga minggu, ya? ketika aku memikirkannya, 3 minggu sepertinya waktu yang lama, tetapi itu berlalu dalam sekejap mata… Satu minggu lagi, hari jadi kita akan datang dan sepertinya Nanami-san juga memikirkan hal itu, dan entah kenapa tiba tiba suasana menjadi canggung.

Tak lama setelah itu Nanami adalah orang pertama yang memecah kesunyian.

"Hei, bisakah kamu memanggilku dengan namaku saja......?"

Ini adalah komentar yang tiba-tiba, tapi aku tidak terkejut dengan itu dan diam-diam melihat wajahnya.

Aku jarang memanggil seseorang dengan nama mereka sampai hari ini. Atau mungkin akan lebih baik lagi untuk mengatakannya bahwa aku tidak pernah melakukannya sama sekali. Jika itu laki-laki biasanya mereka akan memanggilku "Kun" dan jika itu wanita mereka akan memanggilku "San".......

Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku memanggil seseorang dengan namanya.

Namun, baru-baru ini, aku merasa Nanami-san selalu memaksaku untuk memanggilnya seperti itu akhir akhir ini, sebenarnya apa yang salah dengan itu?

"Akhir akhir ini kamu selalu memaksaku untuk memanggil namamu, apakah kamu tidak menyukainya?”

"Aku tidak membencinya, tapi... terkadang aku selalu merasa seperti ada tembok yang menghalangi kita.. dan aku merasa kesepian."

Sepertinya tembok itu dibangun tanpa sepengetahuanku, aku bisa merasakannya, meskipun aku tidak tahu kapan itu dibangun.

Aku bertanya-tanya apa yang selama ini selalu menggangguku dan membuatku seperti ini, setiap kali aku mencoba untuk lebih dekat dengannya atau setiap kali aku mencoba untuk memanggilnya Nanami. Entah kenapa suhu tubuhku akan menurun secara misterius dan membuatku mati rasa dan menghentikanku.

"Maaf...."

Melihat Nanami terlihat sedih membuatku merasa bersalah. Aku tidak ingin melihatnya seperti itu, jadi aku segera meminta maaf dan berharap itu akan membuat segalanya lebih baik.

Aku ingin sekali berbicara lebih banyak dengannya.

Aku ingin lebih dekat dengannya.

Aku ingin berjalan bersama dengannya

Tapi mengapa? Aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ku sebanyak ini?

Aku frustasi pada diriku sendiri karena ketidakmampuanku untuk melakukannya.

“......Ya, tidak apa-apa."

Suara yang ia keluarkan dengan putus asa itu bergetar. Aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuknya, namun tetesan air mata mulai tumpah dari mata Nanami tak lama setelah itu..



Aku kaget melihat air mata itu. Apa yang aku lakukan sehingga membuatnya menangis? Sangat mudah untuk memanggilnya begitu, aku yakin bisa melakukannya, bahkan aku yakin dulu aku bisa melakukannya sebelumnya…… kan?

Aku hampir mengingat sesuatu saat itu.

"...Yoshin, apa yang kamu lakukan?"

Tetapi pada saat itu, ibuku datang dan aku langsung melupakannya apa yang baru saja akan kuingat. Ibu dan Ayahku yang melihat Nanami meneteskan air mata di tempat tidur dan melihat aku di sebelahnya, mereka mengalihkan mata tenang mereka padaku dan bergumam pelan.

"Yoshin... apa yang kamu lakukan di tempat tidur? Apakah kamu ingin memaksaku untuk melakukan sesuatu......”

Ibu membuka mulutnya kepada kami dengan nada tenang yang aneh. Dia menatap kami sedikit marah, seolah sedang memikirkan sesuatu. Disisi lain ayah tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum kecut.

Pintu kamarku tidak dipasang dengan benar, oleh karena itu, jika pintu tidak dikunci dari dalam, maka pintu akan terbuka dengan mulus tanpa mengeluarkan suara yang melengking yang biasa terdengar saat terbuka.

Oleh karena itu, jika aku sedang berkonsentrasi pada sesuatu, bahkan jika ada ketukan, aku tidak akan menyadari bahwa pintu telah terbuka ....

“Aku berharap Ibu..... Ayah ...... setidaknya mengetuk pintu saat memasuki kamarku."

Aku bisa membayangkan apa tanggapan ibuku sekarang, itulah sebabnya aku pertama-tama mengatakan alasan standar itu sebelum aku menjelaskan situasi saat inidan aku akan mencoba untuk tetap tenang dan bersikeras bahwa aku tidak bersalah.

"Aku sudah mengetuk dengan benar...... tapi tidak mendapat jawaban, jadi kupikir pasti ada yang tidak beres dan menemukan Nanami-san hampir menangis. Apa yang kamu lakukan sampai membuatnya menangis?"

"Shinobu-san, ini... tidak apa-apa. Tidak ada yang aneh... hanya ada sedikit debu di mataku..."

Nanami-san melihatku dan ibuku secara bergantian, seolah-olah dia akhirnya mengerti situasi saat ini, dia menjauhkan diri dari ku sejenak dan membuat alasan dengan tergesa-gesa. Suaranya yang gemetar, membuatnya terlihat jelas bahwa telah terjadi sesuatu.

“Ya, aku tidak akan menanyakan detailnya padamu. Youshin, aku sudah bilang padamu sebelumnya jika kamu membuat Nanami menangis, aku tidak akan memaafkanmu, kan?”

Ibu mencoba yang terbaik untuk tetap tenang dan mengatakan apa yang dia katakan sebelumnya seolah-olah dia ingin memperingatiku. Aku yakin itulah yang dia katakan kepadaku, tetapi aku yakin Ibu sadar bahwa aku telah membuat Nanami sedih.

Mereka berdua memiliki wajah yang serius. Jika aku akan dihukum, aku akan menerimanya dengan tenang. Aku tidak keberatan jika itu dilakukan didepan Nanami.

“Aku ingat kok...”

Aku mengatakan itu dengan sederhana dan mempersiapkan diri untuk menerima hukuman. Pada saat yang sama aku juga bisa mendengar Nanami menarik napas dalam-dalam, tapi dia tidak mengatakan apa-apa setelah itu.

Aku hanya diam dan menunggu kata-kata ibuku. Tetapi apa yang datang dari ibu ku adalah kata-kata yang tak terduga.

"Jika kamu sedih, Nanami-san juga akan sedih. Ingatlah itu, jika kamu tidak ingin membuat Nanami menangis."

Setelah mengatakan itu, Ibuku meninggalkan kamarku.

Aku mengharapkan mereka untuk marah padaku, tapi itu benar benar tidak terduga. Aku tidak mengerti apa yang ibuku maksud ketika dia berkata seperti itu padaku. Tapi ketika aku bertanya-tanya tentang ini ketika aku melihat punggung ibuku saat dia berjalan pergi, tak lama setelah itu ayahku diam-diam membuka mulutnya.

“Youshin, aku tidak tahu apakah kata-kata ibumu tepat untuk situasi ini. Tapi, jika kamu terlihat seperti akan menangis seperti itu, aku yakin Nanami juga akan sedih."

“Eh...?”

Aku menyentuh pipiku.

Apa aku terlihat seperti akan menangis?

Kenapa aku menangis?

 Apakah aku terlihat akan menangis? Jika ada, aku kira aku akan membuat wajah yang menakutkan saat aku marah pada diriku sendiri, tapi kenapa?


Saat aku bertanya hanya dengan pandangan sekilas, Nanami menganggukkan kepalanya pelan tanpa suara. Rupanya, dari sudut pandang Nanami juga, aku terlihat seperti akan menangis, aku bingung, tapi ayahku terus berbicara padaku.

"Bukan ide yang baik untuk mengatakan terlalu banyak di sini. Jika kalian bertengkar , akan lebih baik lagi jika kalian berdua membicarakannya dengan benar. Karena ayah dan Ibumu juga kerap kali sering bertengkar."

"Ayah dan ibu bertengkar......? Ini pertama kalinya aku mendengarnya…..”

“Kau tahu, ibumu sangat bergairah dengan cara itu, dia benar benar berbeda dariku, jadi kami biasa berbenturan saat melakukan perjalanan bisnis.."

Aku pikir itu tidak biasa bagi ayahku untuk berbicara tentang hal-hal seperti itu tentang ibuku.... tapi tak lama setelah itu aku melihat Ibu berdiri tanpa suara di belakang Ayah sebelum ia menyadarinya.

Ayah, yang ditepuk bahunya, mengeluarkan jeritan yang tak terdengar. Baik Nanami-san dan aku, kami berdua melompat kaget melihat itu, berpikir bahwa sebuah tangan tiba-tiba muncul di bahu Ayah.

“Apa yang kamu katakan kepada anak anakku?”

“Bolehkah aku ceritakan sedikit tentangmu kepada anak-anakku sedikit saja? :D......”

Seperti sesuatu yang keluar dari film horor, wajah Ibuku entah kenapa terlihat menakutkan. Meski dia tersenyum, tapi itu adalah senyuman yang menakutkan, disisi lain Ayahku hanya bisa menunjukan senyum kaku di wajahnya, dan tidak bisa berkata apa-apa lagi seolah dia sudah menyerah.

“Tidak, mengapa kamu malah datang lagi kesini?”

“Kamu tidak ingat? Kita akan segera pergi, jadi aku datang untuk berbicara denganmu.”

“Aku mengerti, ngomong-ngomong, bisakah kamu melepaskan tanganmu dibahuku sekarang?”

“Itu benar juga...... Kalau begitu, Youshin, sampai jumpa minggu depan..... Aku yakin kamu tidak akan kesepian lagi sekarang karena ada Nanami disini. Jadilah anak yang baik”

“Ibu berbicara padaku seolah-olah aku selalu kesepian.”

Ya... itu mungkin benar. Aku berbohong tentang itu, tapi memang benar bahwa aku selalu merasa kesepian jika orang tuaku pergi. Aku mengakuinya. Jadi, kamu tidak perlu berusaha keras untuk mengatakannya di depan Nanami, kan......?

Sebelum kedua orang tua ku berangkat pergi, kami sempat mengobrol sedikit dengannya di sana, itu hanya obrolan ringan dan permintaan dari ibuku kepada Nanami untuk menjagaku sampai minggu depan.

Setelah ini selesai, aku tidak akan bertemu ayah dan ibuku minggu depan, itu tepat sebelum hari jadi 1 bulan kami....... Memikirkan hal itu membuatku gugup lagi, aku tidak yakin apakah ayahku mengerti pikiranku atau tidak, tapi dia memberiku satu nasihat terakhir.

"Youshin...... Aku akan mengatakan ini sebagai ayahmu dan sebagai seorang pria...... Aku ingin kamu selalu ingat untuk peduli pada Nanami. Menurutku, sejauh ini, wanitalah yang akan terluka jika sesuatu terjadi padanya. Aku tahu ini mungkin terdengar lebay, tetapi aku ingin kamu ingat karena kamu masih SMA, kamu harus selalu memikirkan tindakanmu dan konsekuensi dari tindakanmu sebelum melakukan sesuayu. "
Ini adalah pertama kalinya aku mendengar kata-kata seperti itu dari ayahku.

Pertama-tama, pembicaraan tentang pria dan wanita sebelumnya tidak pernah terjadi di keluarga kami... jadi mungkin saja dia baru menasihatiku sekarang karena aku sudah punya pacar sekarang dan membuat Nanami menangis barusan.

“Aku berjanji...... aku tidak akan membiarkan itu terjadi.. Yah, aku akan mencoba untuk lebih hati-hati lagi nanti. Ayah tahu betapa pemberaninya aku, kan?”

"Itu benar, Karena Youshin adalah putraku, dan pada saat yang sama dia juga putra Shinobu-san. Aku percaya padamu, karena kemampuanmu untuk bertindak saat momen yang dibutuhkan selalu mengejutkanku."

Saat ayahku berbicara padaku, aku perlahan mengulurkan jari kelingkingku ke arahnya. Awalnya ayahku terlihat kaget, namun tak lama setelah, ia segera mengulurkan jari kelingkingnya juga dan mengaitkannya seperti yang sering aku lakukan saat aku masih kecil.

“Sudah lama sekali aku tidak melakukan ini dengan ayah, aku sedikit malu, karena aku sudah SMA sekarang.”

“Itu tidak benar. Bagi orang tua, seorang anak akan selalu menjadi anak-anak."

Begitukah? Setelah saling mengaitkan jari kelingking kami satu sama lain, kami tertawa setelah itu. Disisi lain Nanami yang sedang mengobrol dengan Ibuku juga tertawa satu sama lain. Setelah aku melihat kembali ayah dan ibuku, kesedihan yang aku rasakan sebelumnya rasanya sudah hilang.

Setelah itu, Nanami-san juga memutuskan untuk pulang bersama Genichiro-san saat orang tuaku akan berangkat untuk kembali ke perjalanan bisnis mereka. Sebelum pulang Nanami sempat berkata padaku bahwa dia akan segera menelponku setelah dia sampai dirumah, dan aku ditinggalkan sendirian setelah itu.

"Yah... kurasa aku akan kembali ke kamarku sekarang."

Lagi-lagi aku sendirian dirumah.

Aku kembali ke kamarku, dan membuka ruang obrolan. Saat aku melihat ruang obrolan Baron-san dan yang lainnya sedang mencoba menebak apa yang kami lakukan ketika kami tiba-tiba menghilang di ruang obrolan. Karena ada siswi SMP disini, jadi mereka tidak menulis sesuatu yang terlalu aneh, tapi kebanyakan mereka berbicara tentang godaan seperti apa yang kami lakukan dan sesuatu seperti itu.

Sementara semua orang semakin bersemangat seperti itu, aku hanya mengundang Baron-san untuk mengobrol secara terpisah.. tak lama setelah itu Baron-san langsung menerima undanganku tanpa menulis apa pun di obrolan.

“Baron-san, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Ada apa? Aku ingin tahu apakah itu sesuatu yang tidak dapat dibicarakan semua orang.”

Aku selalu meminta saran di ruang obrolan untuk dilihat semua orang, jadi ini mungkin pertama kalinya kami berbicara sendirian seperti ini, dia tampaknya tidak keberatan dan bersedia mendiskusikannya denganku.

"Itu benar…. sebenarnya, ini tentang cara memanggil Nanami yang kamu sebutkan sebelumnya......"

“Aku hanya bercanda. Itu lelucon, jadi jangan khawatir tentang itu.”

'Tidak, sebenarnya, dia benar-benar memintaku untuk memanggilnya seperti itu.”

“Benarkah? Kebetulan sekali.. Aku tidak menyangka hal seperti itu terjadi.”

Itu reaksi yang normal, tapi apakah itu hanya kebetulan? Aku rasa ini adalah waktu yang tepat. Jadi aku memutuskan untuk memberitahu Baron-san apa yang terjadi dan mengatakan padanya apa yang selama ini selalu menggangguku. Meski itu adalah masalah yang harus kuselesaikan sendiri, tapi kali ini aku merasa tidak bisa berbuat apa-apa, jadi aku memutuskan untuk meminta pendapat Baron-san untuk melihat apakah aku bisa menemukan cara untuk memecahkan masalahku.

Ini adalah cerita yang menyedihkan, tapi...

Setelah Baron-san mendengarkan curhatanku, obrolannya terputus sebentar. Aku merasa sedikit tidak enak, tetapi kemudian aku mendapat pesan baru dari Baron-san.

“Kamu saat ini sedang kebingungan kan? Aku juga ingat masa-masa itu, itu menakutkan, bukan? Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir aku memanggil istriku dengan namanya.”

“Apakah kamu juga takut, Baron-san?”

“Betul sekali, aku dulu selalu khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa jika dia sudah tidak menyukaiku lagi atau menganggapku aneh. Tapi yah, masa masa sulit itu sudah berlalu, dan aku bahkan masih kesulitan memanggilnya dengan namanya.”

Memang benar Baron-san memanggilku dengan kun, dan Peach-san dengan san. Entah kenapa aku merasa sedikit lebih dekat dengannya sekarang, seolah-olah kita sama.. Tapi aku bertanya-tanya apakah Baron sudah terbiasa memanggil istrinya dengan namanya? Aku bisa melihat itu dari kata-katanya.

“Tapi jika kamu mengkhawatirkannya begitu banyak. Sejauh yang kudengar, kurasa Shichimi-san tidak akan membencimu karena hal itu, dan kurasa cintanya padamu tidak akan berubah jika kau tidak memanggilnya dengan namanya saja......”

Baron-san berkata begitu, tapi setelah melihat ekspresi wajah Nanami-san, sejujurnya aku tidak bisa setuju dengan apa yang dia katakan. Meski aku sudah meminta saran dan menerima saran darinya, entah kenapa itu tidak membuatku puas.

Walau Baron-san selalu tulus setiap kali aku meminta saran kepadanya. dan bersedia untuk memikirkannya bersama. Aku rasa aku akan memikirkan kembali sendiri tentang apa yang bisa aku lakukan untuk Nanami nanti.

“Aku sangat ingin untuk lebih dekat dengannya, aku sangat ingin menjadi lebih baik, aku sangat ingin mencoba untuk memanggil namanya, tapi entah kenapa bibirku berkata lain dan membuatnya menangis dengan kata-kata yang bahkan tidak aku maksudkan. Aku bahkan tidak tahu apa yang salah denganku.”

Bahkan ketika kata-kata aku diputarbalikkan, Nanami-san tetap saja memaafkanku dan tersenyum padaku, semakin aku melihatnya, aku semakin meleleh. Namun detak jantungku dan perasaan aneh ini selalu membuatku takut dan menghentikanku.

“Aku bukan spesialis, jadi ini mungkin pernyataan yang asal-asalan, tapi aku rasa itu mungkin terjadi karena ada trauma di masa lalu. Bisa jadi itu berasal dari trauma masa kecilmu atau bahkan sesuatu yang sudah kamu tidak ingat….”

“T-t-trauma?....”

"Ya benar. Aku bahkan masih mengingatnya, masih ada beberapa hal sepele yang masih melekat di pikiranku.”

Masa kecil….. masa kecil ya?..... Aku tidak ingat banyak, tapi aku yakin sesuatu terjadi padaku di masa lalu saat aku masih kecil. Memang benar aku tanpa sadar mengeluarkan suara dingin saat itu, ketika kami berbicara tentang masa kecil kami.. Mungkinkah masa lalu itu memanggilku? Apakah sesuatu terjadi padaku di masa lalu?

Aku ingin tahu apakah mengingatnya akan membantu ku...... menyelesaikannya.

“Canyon-kun, kamu tidak boleh memaksakan diri untuk mengingat kenangan masa lalumu. Mungkin kamu harus santai dan santai sedikit, aku tidak yakin itu akan memecahkan masalah.”

"Terima kasih. Tapi aku ingin menghadapi masa laluku. Mau tak mau aku harus melakukannya seperti itu."

'Baiklah..... setidaknya aku berharap ini akan berjalan dengan baik.”

“Terima kasih.”

Saat ini, tujuanku sudah jelas sekarang. Saat aku hendak berterima kasih padanya dan mengakhiri obrolan...... entah kenapa pesan terakhir yang ditulis oleh Baron-san untukku sangat menggangguku.

"Apakah kamu sudah memikirkannya baik baik apa yang menyebabkan pacarmu menangis? Kamu yakin itu benar-benar tidak karena caramu memanggil namanya, kan?”

Kata-kata terakhir yang aku lihat dari Baron-san sangat menghantuiku.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Satu minggu telah berlalu semenjak aku dan Youshin mulai berpacaran, kurasa hubungan kami berjalan dengan sangat baik.Bahkan jika itu dimulai sebagai permainan hukuman, aku sangat …
  • Banyak hal yang terjadi hari ini.Ngomong-ngomong, tidak banyak hari dimana tidak ada yang terjadi akhir-akhir ini. tetapi hari ini benar-benar hari yang penuh kejutan.Aku bertemu o…
  • Itu adalah hari setelah kencan pertamaku dengan Nanami berakhir dengan baik dan tidak lupa aku juga sempat mampir ke rumahnya dan berkenalan dengan kedua orang tuanya.Satu minggu t…
  • "Aduh, aduh… kamu tidak bisa melakukan itu ... Meskipun aku bilang aku akan mendukungmu ...... tapi, anak laki-laki dan perempuan sekolah menengah tidak bisa bersama setiap malam."…
  • Orang tua ku melakukan perjalanan bisnis bersama ...... Ini bukan sesuatu yang jarang terjadi dalam hidup ku.Itu terjadi sekitar dua kali dalam hidupku, ketika aku masih SMP. Saat …
  • "Apakah kamu pacar Nanami? Fufufu, senang bertemu denganmu, aku akan memamerkan keahlianku hari ini!!!""Umm... Terima kasih... Toru-san.... Aku pacar Nanami…. dan nama ku Yoshin Mi…

Posting Komentar