
Meskipun kencan kami sudah berakhir, ini adalah rumah Nanami-san di mana aku dan Nanami-san akan kembali bersama.
Itu sama seperti biasanya, dan aku senang kita bisa tinggal bersama untuk waktu yang lama.
Kami berpegangan tangan seperti biasa, tetapi satu-satunya perbedaan adalah, kita tidak membawa bahan untuk makan malam di tangan kita.
Mutsuko-san akan menyiapkan makan malam dan menunggu kami hari ini, jadi aku menantikannya.
Aku tak sabar untuk itu.
"Hari ini sangat menyenangkan bukan?."
"Tapi sayang sekali kita melewatkan pertunjukan lumba-lumba hari ini. Bagaimana kalau kita pergi lagi lain kali?"
"Sejak kapan kamu menjadi begitu berani untuk mengajakku berkencan lagi.'
Kami menaruh sedikit kekuatan di tangan kami yang bersatu.
Aku akan segera sampai di rumah Nanami-san. Biasanya aku melepaskan tangannya sebelum memasuki rumah agar tidak diejek semua orang, tapi untuk hari ini, kami memutuskan untuk tetap berpegangan tangan saat masuk kedalam rumah..
"Aku pulang."
"Aku pulang"
Aku masih belum bisa membiasakan diri untuk mengatakan "Aku pulang" saat aku tenggelam dalam pikiranku, aku melihat orang yang tak terduga disana.
"Ah, kalian pulang. Oh, kalian berpegangan tangan, kalian mesra sekali."
"Selamat datang kembali! Nanami, Misumai-kun"
Dua orang yang menyambut kami adalah Ofuke dan Kamiechi-san, kami berhenti di depan orang yang sangat tidak terduga di depan kami.
Mata Nanami-san membesar karena terkejut.
"Nanami, kamu terlihat cantik dengan pakaian itu. Pinggang mu sangat kecil."
"Tubuh Hatsumi juga kurus. Aku suka otot perut Hatsumi."
"Itu benar."
Otofuke-san menepuk nepuk perut Kamiechi-san. Pertama kali aku melihatnya, mereka terlihat sangat santai seolah-olah mereka sudah terbiasa dan sering menginap di rumah Nanami-san.
Nanami-san akhirnya sadar dan menunjuk ke arah mereka, mulutnya menganga. Dia sangat terkejut hingga tangannya terkepal dengan kuat.
Kedua sahabat itu melakukan high-five dengan Nanami dengan senyum di wajah mereka, seolah-olah mereka adalah anak-anak yang baru saja berhasil mempermainkannya.
"Yay!! ヽ(>∀<☆)ノsuprise Seiko ̄ (sukses)"
"Yay"
Berbeda dengan keduanya yang terlihat begitu bahagia, kami dibuat kebingungan oleh mereka
Lalu Mutsuko-san dan Shahachi-chan tiba-tiba muncul.
"Arara, kalian sudah pulang. Mereka berdua datang mengunjungi kita sebentar."
"Hatsumi dan Ayumi-neechan sudah menunggumu. Kami akan membuat makan malam bersama untukmu malam ini! Aku tak sabar untuk itu!"
Sahachi mengangkat tangannya dan mengatakan itu sambil berpose berani.
Pipi Otofuke dan Kamiechi-san sedikit memerah karena malu, Mutsuko-san menatap kedua orang itu sambil tersenyum..
Aku bertanya-tanya mengapa mereka melakukan itu? Percakapan berlangsung dengan cara yang tidak kami sadari, dan aku dan Nanami-san tidak bisa menahan diri untuk tidak saling memandang kebingungan.
Aku bertanya kepada Nanami-san apakah dia tahu tentang ini, dan dia diam-diam menggelengkan kepalanya.
Aku terkejut dia tidak tahu itu.
Aku terkejut bahwa Nanami-san tidak mengetahuinya.
"Youshin-kun, maaf mengganggumu sedikit... "
"Ada apa, Mutsuko-san..."
"Apakah kamu ingin tinggal bersama kami hari ini? Jangan khawatir tentang di mana kamu akan tidur, kamu bisa tidur di kamar Nanami."
"Eh?"
"Okāsan nn?!'
Mutsuko-san telah mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan pada kami, dan aku tanpa sadar melepaskan tangannya.
"Tidak, menginap? Apa maksudmu?"
Sepertinya ada banyak pertanyaan muncul dibenak Nanami-san..
Mereka berdua menjelaskan situasinya kepada kami seolah-olah mereka mencoba membantu kami.
"Kudengar Ichiro-san tidak ada di sini hari ini. Seorang teman lama tiba-tiba mengundangnya keluar untuk minum."
Mereka memberitahu kami bahwa Ichiro-san tidak sedang pergi untuk hari ini. Ngomong ngomong siapa itu Ichiro-san?... Apakah itu Genichiro-san?
A-Apakah normal memanggil ayah temanmu seperti itu?
Aku bingung dengan perbedaan budaya disini, tapi kalau dipikir-pikir Genichiro-shan memang tidak ada di sini.
Ketika aku disambut oleh mereka, aku sangat bingung sehingga aku benar benar melupakanya.
"Ayahmu bilang padaku dia tidak bisa menjemputmu pulang hari ini, jadi dia menyuruhmu untuk menginap."
"Aku akan berjalan pulang kalau begitu. "
"Ini sudah larut malam dan keadaan menjadi agak gila akhir akhir ini. Dan karena Genichiro-san tidak ada di sini malam ini, akan lebih aman jika ada seorang pria di sini."
"Begitukah? Tapi ada masalah yang lebih besar… Besok aku sekolah, jadi aku harus memakai seragamku dan...."
"Tidak apa-apa, kamu akan baik baik saja karena aku sudah menyiapkan nya."
Di depan mataku, Mutsuko-san membentangkan seragamku..
Di sebelahnya adalah Sahachi, yang memegang seperangkat alat alat sekolah ku yang akan aku gunakan besok dengan ekspresi puas di wajahnya.
Aku tidak bisa memahami mereka, baik Otofuke atau Kamiechi-san, mereka meletakkan tangan mereka di atas pundakku. Wajah mereka sepertinya menunjukkan seolah olah mereka simpati padaku, ketika Mutsuko-san berkata "Menyerahlah Misumai."
Dengan satu kata itu, aku menyadari bahwa Mutsuko-san sudah sepenuhnya siap. Ya, jawabannya sudah ada ketika ia menunjukan seragam ku ada disini.
"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan orang tuaku…"
"Tentu saja, setelah membicarakannya dengan orang tuamu, mereka segera membawakan seragam dan buku pelajaran milikmu juga."
Mutsuko-san menjawab dengan senyum di wajahnya seolah-olah itu adalah hal yang biasa.
Aku hanya bisa mengangguk sedikit setuju dengan jawaban yang diharapkan, aku mungkin harus mengunci pintu kamarku nanti sebelum pergi.
"Apa yang kamu keluhkan? Seharusnya kamu senang bisa menginap bersama pacar mu dan kamu secara resmi diakui oleh orang tuamu …"
"Itu benar. Aku iri padamu, aku tidak diizinkan menginap dengan pacarku lagi, jadi kamu seharusnya merasa senang dengan itu!"
"Itu karena Ayumi melakukan sesuatu yang salah…"
“Ya~ Aku tidak akan tahan jika bersama seseorang yang kusuka, kan?"
Aku takut untuk bertanya apa yang telah Kamiechi-san lakukan, tapi apa yang dia katakan itu benar.
Aku harus menikmati waktu yang akan kuhabiskan dengan Nanami-san setelah ini.
"Tapi tolong pisahkan tempat tidurku.”
"Aku hanya bercanda tentang tidur satu kasur dengan Nanami, tapi hei, aku harap kamu bisa tahan dengan itu selama itu dalam batas-batas hubungan seorang siswa sekolah menengah."
Apa, jadi itu hanya lelucon? Tidak, aku tidak kecewa. Itu membuatku lega.
Aku tidak tahu apakah aku bisa tahan jika mereka benar benar serius soal itu.
Meskipun begitu, aku senang bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Nanami-san hari ini... dan kemudian aku memperhatikan bahwa aku tidak dapat mendengar suaranya sama sekali setelah sampai dirumah.
"Nanam-san?"
Ketika aku melihat Nanami-san di sampingku, aku melihat bahwa dia telah membeku di tempat dengan wajahnya yang memerah.
Apa? Aku bertanya-tanya mengapa semua orang mengabaikan Nanami-san sendirian dalam keadaan ini..... dan dia menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri.
Aku mendekatkan telingaku dan mendengarkan apa yang dia katakan. .....
"Menginap? Menginap..... Apakah kita akan tidur di kamar yang sama? Tidur di kamar yang sama….. apakah kita akan tidur di ranjang yang sama.......*
iya matte(hei tunggu), Nanami-san tidak mendengarkanku sama sekali.
Aku yakin semua orang tahu ini akan terjadi, jadi mereka memprioritaskan untuk berbicara padaku terlebih dahulu.
Aku tidak mendengar apa-apa, kan, Nanami-san?
Aku meletakkan tanganku di bahu Nanami, dan dia berdiri seperti burung dan melompat-lompat dan berteriak.
"Yo, Youshin, kamu mau tempat tidur di belakang atau di depan? Mana yang lebih baik?"
"Oke, ayo tenang.. Aku ingin kamu mengambil napas dalam-dalam dan mendengarkanku perlahan."
Aku memegang bahunya dan menarik napas dalam-dalam untuk menenangkannya.
Nanami-san, yang melihatku, tampaknya berangsur-angsur menjadi tenang dengan mengambil beberapa napas dalam-dalam bersama..
"Eh, iya...maaf, aku sedikit linglung. Apa yang ingin kamu bicarakan?"
Setelah Nanami-san tenang, aku menjelaskan kepadanya tentang percakapan yang baru saja aku lakukan dengan mereka. Aku pikir ia akan sedikit terganggu oleh kata kata Mutsuko-san, tetapi setiap kali dia melakukannya, dia menarik napas dalam-dalam.
"Jadi begitu....... aku masih bisa bersama Youshin setelah ini."
Aku senang dengan kata katanya, tetapi Nanami-san tampaknya mengambil pandangan positif tentang situasi saat ini.
Kami saling memandang dan tersenyum sedikit malu-malu.
"Sampai kapan kalian berdua akan disana terus? Ayok masuk.."
Itu adalah kata-kata Otofuke-san yang membawa kami kembali ke kenyataan Ya, memang benar bahwa mereka masih ada didepan kita, aku benar benar melupakannya.
Kami merasa sedikit malu ketika dia mengatakan ini kepada kami, jadi kami melepas sepatu kami dan masuk kedalam rumah.
Pada saat itu, semua orang mengucapkan "Selamat datang di rumah" kepada ku dan Nanami-san
Aku dan Nanami-san menanggapinya dengan senyuman dan berkata, "Aku pulang." Aku tidak tahu apakah aku bisa menyebut ini kencan, tapi aku sangat senang kencan hari ini belum berakhir.
Sementara aku memikirkan hal ini, Shahachi memberiku senyum menggoda.
"Rasanya seperti manga harem bukan? Satu laki-laki di antara para gadis, bukankah itu kisah romansa yang disukai pria?"
“Shahachi!!”
Nanami-san menaikkan suaranya sedikit marah pada Shahachi, tapi aku memiringkan kepalaku mendengar kata-katanya.
Di mana kamu belajar hal-hal seperti itu? Tapi bahkan jika itu disebut harem, itu tidak muncul di pikiranku..
"Aku tidak yakin apakah itu harem atau bukan, tapi aku yakin itu bukan harem. Soalnya yang aku kencani disini hanya Nanami-san, jadi aku yakin itu bukan harem, kan?”
"Wow, itu jawaban yang lebih serius daripada yang ku harapkan ..."
"Jika dipikir-pikir, satu-satunya di sini yang tidak berkencan dengan siapapun adalah Shahachi, kan?"
Sejujurnya, aku tidak tersinggung dengan kata-katanya, aku hanya menjelaskan situasi saat ini dan tidak punya niat lain.
Tapi kata-kata itu menusuk Sahachi-chan secara tak terduga..
Sahachi perlahan ambruk di tempat, dan ketika dia dalam posisi berlutut,
Rangkaian gerakan yang dilakukan dalam gerakan lambat sangat halus. Tidak, ini bukan waktunya untuk mengagumi gerakannya.
Ketika aku menyadari kesalahanku. Otofuke dan Kamiechi-san tersenyum pahit, sementara Mutsuko-san terus menyeringai seperti biasa di wajahnya.
Aku mengatakan sesuatu yang buruk... Saat aku hendak meminta maaf, Shahachi dengan cekatan berdiri dengan lompatan kecil.
"Aku akan punya pacar dan tidak akan pernah kalah dari kakak iparku!, Huwa a a~a a"
Setelah membuat pernyataan yang tegas Sahachi berlari menaiki tangga dan aku mendengar suara pintu tertutup
Aku akan meminta maaf padanya nanti.
Aku memutuskan dengan tenang sambil melihat dari Sahachi-chan dari belakang
"Youshin, kamu lebih suka teh hitam atau teh hijau?"
"Ah, eh.. teh hijau saja"
"Wakatta, aku akan membawakan cokelat untukmu juga."
Semua orang meninggalkanku sendirian dengan Mutsuko-san sekarang.
Karena Shahachi telah mengurung diri di kamarnya dan Nanami serta Otofuke dan Kamiechi-san semua nya meninggalkan kami berdua.
Bagaimana aku harus mengatakannya ...... yah.. sulit untuk mengatakannya...
"Aku ingin berbicara denganmu sampai mereka bertiga selesai mandi, Youshin-kun."
Mutsuko-san, seolah membaca pikiranku, menawariku teh hijau hangat dan cokelat. Ternyata mereka bertiga sedang mandi bersama sekarang.
Bagaimanapun itu sangat cepat ....
Aku sedang memikirkan apa yang harus aku lakukan setelah Shahachi masuk ke kamar. Aku bertanya-tanya apa yang harus dilakukan setelah ini ketika Otofuke-san dan Kamiechi-san menarik tangan Nanami.
"Nanami ayo kita mandi bareng. Ini pertemuan khusus perempuan di kamar mandi!"
"Yay, pertemuan khusus perempuan"
Mereka bertiga berlari ke kamar mandi dan meninggalkan kami. Benar-benar tidak ada waktu bagiku untuk memanggil mereka.
Aku ditinggalkan dengan Mutsuko-san dan tidak ada tempat lain bagiku untuk pergi.
"Apakah kamu ingin mandi bersama mereka? Tapi itu akan terlalu kecil…"
"Tidak, tidak.*
"Ara,-so ̄ o?~. Kalau begitu ayok minum teh dengan tante sampai mereka kembali. Ara, rasanya seperti tante tante yang sedang menggoda pacar anaknya hahaha."
"Nampa, yah… Aku sedikit gugup jika digoda seperti itu. tapi jika itu Mutsuko-san aku rasa tidak apa apa untuk pergi denganmu."
Aku memutuskan untuk minum teh dengan Mutsuko-san, sementara aku mengolok-oloknya karena mengatakan hal yang keterlaluan.
Tapi kurasa tidak mungkin berduaan dengan ibunya.. Cerita macam apa yang harus aku bicarakan?
Aku ingin bertanya kepada Baron-san, tetapi itu akan tidak sopan untuk bermain ponsel di depannya sekarang, jadi aku harus menyelesaikannya sendiri ....
*Kamu tidak perlu terlalu formal padaku, kamu tahu, aku mendengar kamu dan Genichiro-san sering mengobrol bersama dimobil, jadi aku cemburu."
Mutsuko-san menunjukkan ini padaku, dan tubuhku melompat sedikit.
"Aku minta maaf karena seperti itu, aku sendiri selalu kewalahan karena Mutsuko-san sangat mirip dengan Nanami-san."
Mata Mutsuko-san terbelalak karena terkejut mendengar kata-kataku dan kemudian tertawa.
Dia memiliki senyum yang sangat lembut.
Senyumnya persis seperti senyum Nanami-san dan aku terpesona olehnya. Anda benar-benar awet muda, Mutsuko-san.
Aku ingin tahu apakah Nanami-san akan seperti ini di masa depan?
Aku menyesap secangkir teh hijau hangat untuk menenangkan perasaan ku yang sedikit gelisah, hangatnya ryokucha(teh hitam) menyebar di mulut ku dan membuat ku tenang.
Lalu ia bertanya kepadaku
"Apakah kamu bersenang-senang di kencan hari ini?"
"Ya, itu sangat menyenangkan. Kami makan siang bersama dan itu semua menyenangkan."
Aku memberi tahu Mutsuko-san beberapa hal yang terjadi hari ini. Itu hanya kencan biasa, tapi Mutsuko-san sepertinya senang mendengarkannya.
Aku mendapati diriku berbicara sepanjang waktu dengan nya, tetapi Mutsuko-san tampak sangat menikmatinya dan memberiku beberapa nasihat dan menghiburku.
Lalu tiba-tiba, air mata jatuh dari mata Mutsuko-san.
Aku kehilangan kata-kata saat melihat Mutsuko-san meneteskan air mata dengan senyum di wajahnya. Kupikir aku telah mengatakan sesuatu yang aneh, tapi ternyata tidak. "Aku senang, aku sangat senang."
Mutsuko-san senang.
Air matanya tampak seperti air mata kebahagiaan, tapi tetap saja membuatku tidak enak membuat seorang wanita dewasa menangis di depanku.
Saat aku mulai panik, jadi Mutsuko-san diam-diam menyeka air matanya dengan ujung jarinya dan berbicara kepadaku dengan lembut untuk meyakinkanku.
“Nanami terlihat sangat senang hari ini, dan aku sangat senang karena itu sehingga aku tidak bisa tidak menahanya."
Reaksinya mirip dengan Genichiro-san, begitu ya, akhirnya aku dapat melihat berbagai sudut pandang dari orang tua Nanami-san, mereka sangat senang mendengar bahwa Nanami-san menikmati kencannya denganku. Aku tidak yakin apakah orang tuaku merasakan hal yang sama.
Aku ingat Nanami-san memberitahuku bahwa Mutsuko-san memberinya tiket ke akuarium.
"Aku sangat menyesal karena membutuhkan waktu lama untuk berterima kasih, tapi terimakasih banyak untuk tiket aquariumnya. Terima kasih, itu sangat menyenangkan."
Saat aku menundukkan kepalaku, aku bisa melihat Mutsuko-san di depanku sedang tertawa, Sebuah tawa kecil yang mendebarkan.
Apa yang dia katakan selanjutnya mengejutkan ku.
"Oh, tidak apa-apa, itu bukan dari ku, itu sebenarnya dari Hatsumi dan teman-temannya.'
"Apa? Otofuke-san dan Kamiechi-san?"
Aku mengangkat wajahku karena kaget, lalui Mutsuko-san meletakkan tangannya di mulutnya dan menatap mataku. Aku bingung dengan ekspresi yang berbeda dari yang kuharapkan.
"Aku keceplosan, hehe"
Setelah keheningan singkat, Mutsuko-san menjulurkan lidahnya dan tertawa. Apakah ini cerita yang tidak ingin anda ceritakan?
Omong-omong, apa maksud dari tiket pemberiaan dua orang itu? Mereka yang merencanakan pengakuan dari permainan hukuman dan kupikir mereka tidak akan melakukan apa-apa lagi setelah itu.
Lantas kenapa mereka repot-repot melakukan itu …? Kalau dipikir-pikir, ketika mereka meminta tolong padaku untuk menjadi model untuk potongan rambut juga agak aneh......
"Kedua orang itu juga mendukung Youshin-kun dan Nanami."
Saat aku bingung karena tidak mengerti arti sebenarnya dari tindakan mereka, Mutsuko dengan lembut memberitahuku,
Aku senang mereka mendukungku, tetapi apakah aku pantas untuk menerimanya?
"Aku sudah diberitahu oleh mereka berdua untuk tidak memberitahu Nanami tentang ini, tolong rahasiakan ini dari Nanami ya."
"Aku mengerti."
Mutsuko-san mengangkat jari telunjuknya dan meletakkannya di bibirnya dengan gerakan lucu.
Aku sedikit terganggu.
Aku merasa sedikit mual dan kembali menyeruput tehnya… Teh yang masih hangat sedikit menenangkan perasaanku. Mutsuko juga meminum tehnya, dan kami berdua menghela nafas lega.
"Anone Youshin-kun. apakah kamu pernah dengar tentang trauma masa lalu Nanami dengan laki-laki sebelumnya."
Mutsuko-san menggumamkan sesuatu seperti monolog. Aku juga tahu itu. Aku kebetulan mendengar hal itu tentang masa lalu Nanami secara tidak sengaja hari itu.
Aku sudah berkencan untuk waktu yang cukup lama sekarang, dan aku ingat Nanami-san pernah memberitahuku tentang hal itu.
Kata-kata seperti monolog dari Mutsuko-san terus berlanjut.
Dia berkata, "Fashion yang ia kenakan saat ini hanya untuk membuat nya terlihat kuat, tetapi pada kenyataannya, dia adalah gadis normal yang sensitif dan rentan."
Aku pernah mendengar bahwa dia suka memakai pakaian yang tertutup, tetapi aku tidak pernah bertanya alasan mengapa dia suka berpakaian seperti seorang gadis gal disekolah,
Apakah pakaian itu sangat berarti bagi Nanami-san?
"Aku juga merasa begitu."
Gadis normal yang sensitif. Seperti yang Mutsuko-san katakan, aku juga memikirkan hal yang sama. Karena kepekaannya, dia menjadi sensitif pada pria.
Dan bahkan sampai sekarang, aku yakin dia belum sepenuhnya melupakannya masa lalunya. Aku pikir dia telah membuka diri kepada ku sampai batas tertentu, aku hanya ingin berpikir begitu.
Aku baru saja memutuskan untuk bertindak berdasarkan asumsi bahwa dia menyukai ku, bahkan jika dia tidak menyukaiku, aku akan berusaha untuk membuatnya menyukaiku
Namun hal itu harus menjadi terbalik dengan keinginanku, karena aku selalu skeptis dan tidak punya keberanian untuk melakukannya.
Tetap saja, itulah keinginan terbesarku. Aku harap hubungan ku dengannya dapat membantunya menghilangkan ketakutannya terhadap pria, meskipun hanya sedikit. Bahkan jika dia tidak menyukai ku, itu tetap membuatku sangat bahagia.
"Nanami-san adalah orang yang sangat berharga bagiku, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah berubah."
Aku menyatakan ini dengan tegas kepada Mutsuko-san seolah-olah untuk menunjukkan tekadku kepadanya. Aku tidak bisa menahan diri untuk mengatakannya.
Mutsuko-san mengangkat wajahnya dan dia membuat ekspresi terkejut.
Lalu dia menundukan kepalanya sedikit dan membuat ekspresi minta maaf. Ekspresi apa itu?
"Aku sangat senang."
Kata-kata Mutsuko-san tidak sesuai dengan ekspresinya. Dia bilang dia senang dengan ekspresi sedih di wajahnya. Aku merasakan sesuatu yang aneh, tapi aku tidak tahu perasaan aneh apa itu.
"Youshin-kun... Apakah kamu akan tetap bersama dengan Nanami mulai sekarang? Bahkan jika kamu dan Nanami bertengkar, apakah kamu akan memaafkannya… berbaikan dan tetap bersamanya?…."
Kata-kata itu mengingatkan ku pada kencan kami di siang hari..
"Aku memiliki percakapan serupa dengan Nanami-san pada kencan kami hari ini. Bahkan jika kita membuat kesalahan, atau bertengkar, aku mengatakan padanya bahwa aku ingin menjadi orang dimana kita bisa tertawa dan membicarakan hal semacam itu bersamanya suatu hari nanti."
Ketika aku mendengar kata-kata itu darinya, aku berpikir "Dia berbohong kepadaku."
Dia telah berbohong kepadaku, dan dengan cara yang sama, aku telah berbohong kepada Nanami-san.
Apakah aku harus terus mengatakan kebohongan itu mulai sekarang?
Walau aku tahu ia berbohong padaku, aku ingin tetap bersamanya.
Mutsuko-san diam mendengarkan kata-kata dan tindakanku dengan tatapan serius di matanya,
"Jadi aku ingin melakukan hal yang sama, apapun yang terjadi, aku ingin berbaikan dengan Nanami-san dan terus melindungnya."
"Terima kasih. Youshin-kun, Terima kasih.'
Mendengar kata-kataku, Mutsuko-san menghela napas berat seolah lega. Dia kemudian meneguk teh di cangkirnya dalam satu tegukan.
Aku tidak yakin mengapa Mutsuko-san menceritakan kisah ini kepada ku, seolah-olah dia tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi di masa depan...
Aku merasa sedikit tidak nyaman di sana, aku yakin aku akan tetap bersamanya untuk waktu yang lama, jadi itu tidak masalah.
Aku tidak yakin apakah Mutsuko-san juga terlibat dalam pengakuan permainan hukuman?
"Apakah kamu mau menambah secangkir teh lagi?"
Mutsuko-san dengan lembut mengulurkan tangannya kepadaku saat aku memikirkannya. Aku menyadari bahwa tehku menjadi sedikit dingin setelah percakapan panjang kami, lalu aku meminumnya
"Itadakimasu."
Kemudian Mutsuko-san mengambil cangkir tehku dan pindah ke dapur lagi, dan aku memperhatikannya kembali.
Aku pikir itu terlalu berlebihan untuk berpikir bahwa Mutsuko-san terlibat dalam permainan hukuman Dia bahkan tidak tahu bahwa aku ada sampai aku bertemu dengannya.
Kurasa dia mengkhawatirkanku sebagai seorang ibu yang telah melihat putri tercintanya semakin dekat dengan seorang pria.
Ah! Tiba-tiba aku merindukan wajah Nanami-san.
Aku pernah mendengar bahwa perempuan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mandi, tetapi mereka benar-benar lama sekal.
Tapi berkat itu, aku bisa memperbarui tekadku dan memperdalam persahabatanku dengan Mutsuko-san
"Aku ingin tahu apakah kalian berciuman pada kencan kali ini... "
Kenapa kamu tiba-tiba mulai berbicara tentang berciuman, Mutsuko-san?
"Yah, aku tidak punya komentar tentang itu."
"Ara? Aku menyuruh Nanami untuk menciummu hari ini, tapi dia tidak melakukannya?"
Eh? Apakah itu ide Mutsuko-san?
Aku bertanya-tanya apa yang terjadi padanya sejak dia tiba-tiba datang dengan sangat berani padaku, tetapi misteri itu terpecahkan dan aku merasakan semua suasana tegang disini telah hilang.
Mutsuko-san kembali tersenyum seperti biasa dan menawariku secangkir teh lagi.
Pada saat itu, aku mendengar suara yang ingin sekali aku dengar datang dari samping kami.
"Are? Kalian ada disini, sedang apa kalian? Apa sedang yang kalian bicarakan ...?"
Aku menoleh dan melihat Nanami di sana setelah mandi, aku sangat terpesona dengan kulit putihnya setelah mandi.
Dia mengenakan kemeja lengan pendek dengan bahu mencuat sedikit dan celana jeans pendek di bawahnya, seperti hot pants.
Penampilan nya sangat seksi, mungkin karena ia baru saja selesai mandi, ada banyak kulit yang terbuka, jadi saat aku mengaguminya, aku juga kesulitan untuk menjaga pandangan ku
"Hei, aku mendengar bahwa kamu mencium Youshin hari ini. Aku turut senang tante."
"Apa yang kalian berdua bicarakan? Bahkan jika kita berciuman, aku hanya mencium pipinya"
Kami tidak membicarakan hal seperti itu, dan itu sepenuhnya ide Mutsuko, tapi Nanami menyukainya.
Aku tidak berkomentar.
Lalu Nanami-san tampaknya telah menyadari kesalahannya pada saat itu, dan dia meletakkan tangannya di mulutnya dan memelototi Mutsuko, tetapi Mutsuko-san terus menyeringai seperti biasa di wajahnya.
"Aku senang mendengar bahwa semuanya berjalan baik untuk Nanami dan Youshin Jadi, siapa di antara kalian yang melakukannya lebih dulu ...?
"Aku tidak akan memberitahumu ...!"
Pertama kali aku melihatnya, dia marah dan menggembungkan pipinya, tapi kemudian sebuah tangan dari belakangnya menyilangkan bahunya dan mencubit cubit pipinya dari arah yang berlawanan.
"Kalian melakukanya seperti ini ya? Kalian lucu sekali."
Dua orang yang datang sedikit terlambat dari Nanami adalah Otofuke-san dan Kamieuchi.
Keduanya berpakaian sangat terbuka.
Itu tidak sopan untuk menatap mereka terlalu banyak, tapi Otofuke-san mengenakan tank top dan kaus di bawahnya dan Kamiechi-san mengenakan piyama one-piece yang longgar.
Aku melihat mereka bertiga yang sedang membuat keributan dan kemudian melihat Nanami-san lagi. Ya Nanami-san adalah yang paling lucu diantara mereka.
Aku sangat senang melihatnya, dan aku merasa semangat lagi setelah melihatnya lagi.
Nampaknya Nanami-san menyadari tatapanku, Nanami-san menjauh dari mereka bertiga dan datang ke sampingku, menatapku dengan mata setengah terbuka dan sedikit menatap.
Melihat sedikit kecemburuan Nanami-san, Mutsuko-san dan aku tanpa sadar saling memandang dan tidak bisa menahan gelak tawa kami.
Aku sangat menyukainya setiap kali ia menjadi sangat imut dan menjadi sangat sombong seperti ini., aku yakin Mutsuko-san juga merasakan hal yang sama.
Nanami-san memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu di wajahnya ketika Mutsuko-san dan aku tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, Otofuke-san dan Kamiechi-san juga tampak kebingungan karena tingkah kami.
Aku mengatakan kepada mereka bagaimana perasaan ku dengan jujur sehingga mereka dapat mendengarnya.
"Aku terpesona oleh Nanami-san, karena dia sangat imut."
Aku sangat terkesan dengannya sehingga wajah Nanami tiba-tiba memerah, seolah-olah dia tidak memproses apa yang baru saja aku katakan untuk sesaat.
Lalu kedua sahabat itu kemudian membuat ekspresi menggoda sementara Mutsuko-san tersenyum puas.
Aku sangat bersemangat, tetapi apakah aku terlalu berlebihan untuk mengatakannya di depan semua orang?
"K-k-k-kawai!?"
Kata-kata yang sama diulang oleh Nanami seolah-olah dia adalah mesin yang rusak, dan aku tertawa karena dia terlihat sangat imut.
Aku sedang sendirian di ruangan ini, sebuah yang ditunjukkan kepadaku untuk malam ini, Nanami-san tidak ada di sini, begitu pula Mutsuko-san. Aku benar-benar sendirian disini.
Ruangan ini sepertinya adalah ruang untuk belajar, tetapi aku diberitahu bahwa ruangan itu jarang digunakan saat ini, dan hanya memiliki lantai tikar tatami dan beberapa rak buku.
Tampaknya ruangan ini dipakai untuk kamar tamu untuk tidur, karena ada futon di lantai yang bisa digunakan tidur.
Setelah mandi, kami makan malam dengan makan malam yang telah disiapkan oleh Mutsuko-san, dan mengobrol sebentar sebelum diantar ke ruangan ini.
Nanami-san seharusnya berada di kamarnya dengan Otofuke-san dan Kamiechi-san sekarang, yang akan menginap juga malam ini.
Nanami-san bilang ia ingin mengobrol dengan ku juga untuk malam ini. Sebenarnya aku juga diundang untuk mengobrol berempat dengan mereka, tapi aku menolak itu.
Dalam kelompok cewek kalau ada satu cowok, rasanya akan canggung banget kan?
Sebagai gantinya, Nanami berjanji padaku bahwa ia akan mengobrol sedikit denganku di ruangan ini setelah percakapan para gadis itu selesai.
Mutsuko-san juga mengizinkanku untuk melakukannya. Apakah itu hanya imajinasiku saja bahwa ia nampak seperti merekomendasikannya?
> (Youshin): Nah, begitulah keadaannya sekarang."
> (Baron-san): Tunggu, aku tidak mengerti."
> (Youshin) : Apa yang akan aku lakukan sendirian di ruangan ini sampai Nanami-san datang.
Baron-san sepertinya kebingungan, dan tidak ada komentar apapun dari Peach-san sama sekali. Jarang sekali dia tidak mengatakan apa-apa saat seharusnya dia ada di sana.
> (Youshin): Etto sederhananya, aku datang ke rumahnya setelah kencan kami dan kami memutuskan untuk menginap.
> (Baron-sam): Ya, aku masih tidak mengerti.
> (Peach-san): Kamu sangat berani, Canyon-kun
> (Youshin): Aku belum melakukan apa pun, apakah itu terlalu cepat untuk mengatakan itu.
Bahkan jika itu benar, aku pasti sudah membuat lebih banyak kemajuan.
> (Baron-san): Apakah ada orang lain selain dirimu?
> (Youshin): Aku satu-satunya pria disini
> (Peach-san): Apa ini situasi harem?
> (Youshin): Kebanyakan yang lain sudah punya pacar. Hanya adiknya saja yang tidak punya pacar, dia adalah siswi SMP."
> (Peach-san): Apakah ini cinta segitiga dengan saudara perempuannya?
> (Youshin): Tidak, dia tidak, oke? meski adiknya bilang ia menginginkan pacar, tapi itu bukan aku oke?
> (Baron-san): Mengapa demikian, Peach-san?
> (Peach-san): Aku tidak yakin apakah aku pernah membaca buku komik tentang itu atau tidak. Kamu sepertinya penasaran, tapi jangan khawatir, itu tidak akan terjadi.
> (Baron-san): Itu lucu, tapi bukan itu yang aku tanyakan padamu.
> (Youshin): Jadi apa yang harus aku lakukan?
> (Peach-san): Tidur bersama ...
> (Baron-san): Tidur bersama?
Mereka berdua menyarankan sesuatu yang keterlaluan pada saat yang sama itu membuatku kesal, karena itu adalah sesuatu yang tidak pantas untuk dikatakan dengan santai seperti itu.
> (Youshin): Aku tidak bisa melakukan itu, dan itu bukan sesuatu yang bisa aku lakukan, itu tidak baik. Tidur bersama di hadapan keluarga dan teman-teman nya
> (Baron-san): Tapi selama itu masih dalam batas-batas yang wajar untuk siswa SMA, itu tidak apa-apa...
> (Peach-san): Tidak apa-apa selama Canyon-san bisa tahan dengan itu. Tidur bersama… itu tidak apa-apa, bukan?
> (Youshin): Tidakkah kamu pikir perlu berdiskusi serius tentang ini sekali?
"Kamu masih sekolah menengah, kan? Kamu tahu arti "sabar"?"
Anggota lain dari group itu juga mulai ikut mengejekku juga, dan sepertinya aku tidak akan mendapatkan jawaban lebih lanjut dari mereka.
Obrolan menjadi kacau beberapa saat, sampai Baron-san menyela,
> (Baron-san): Jangan dengarkan mereka, maafkan aku tapi, Canyon-san, kamu akan berbicara dengan pacar mu setelah ini, kan? Bagaimana jika dia meminta mu untuk tidur dengannya? Apakah kamu akan menolak? Bukankah itu tidak sopan?
Sepintas, ini tampak seperti argumen yang bagus, yang membuatnya rumit adalah tidak mungkin hal seperti itu terjadi.
Itulah yang aku pikirkan saat itu.
> (Youshin): Dia memiliki trauma dengan laki-laki di masa lalu, dan hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Kami hanya akan mengobrol, tidur di kamar terpisah, dan menginap sehari.
> (Baron-san): Aku menyesal mendengarnya. aku berharap aku bisa menahan obrolan sejak awal.
> (Youshin): Tidak, itu tidak benar. Itu benar. Aku sedikit mati rasa, tapi berduaan di kamar dengan seorang gadis sebelum tidur sebenarnya adalah masalah.
Aku mulai cemas....
Peach-san menulis pesan kepada ku yang sepertinya mendorongku ke sudut.
> (Peach-san): Jika pacarmu memintamu untuk tidur dengannya, tolong katakan ini padanya. Apakah butuh banyak keberanian untuk seorang gadis mengatakan sesuatu seperti itu?
Jika dia mengatakan itu padaku, itu membuatku semakin gugup. Aku punya waktu sekitar 30 menit lagi sampai janjiku dengan Nanami-san, jadi aku harus tenang sebelum itu....
"Yuoooooooooooooooooooshin! Nanami-san ada di sini!"
Pada saat itu, pintu dibuka dengan sangat keras dan jauh lebih cepat dari waktu yang ditentukan, Nanami-san yang sangat bersemangat memasuki ruangan.
Tubuhku bergetar begitu hebat hingga kupikir aku akan terbang menembus langit langit.
"Nanami-san, ada apa denganmu..?"
Aku kehilangan kata-kata ketika aku melihat sosok Nanami-san yang mengenakan piyama merah muda yang cantik.
"Aku sini untuk mengobrol! Hahaha, ini menyenangkan!"
Dia mengenakan piyama merah muda tipis dan celana pendek.
Piyama nya sangat tipis tapi tidak tembus pandang, tapi itu benar-benar memperlihatkan lekukan tubuhnya yang indah.
Kali ini dia memakai piayama yang berbeda dari sebelumnya.
Saat aku dalam keadaan shock saat melihatnya, Nanami-san merangkak ke arahku dengan keempat kakinya seperti hewan berkaki empat.
"Aku di sini! Apakah kamu tidak bahagia? Apakah kamu tidak bahagia?"
Ketegangan macam apa ini ...? Bau apa itu? Apakah itu bau alkohol ...... Nanami-san?
"Hei Nanami-san! kau baik-baik saja?
Nanami, kamu bergerak terlalu cepat.
Orang berikutnya yang memasuki ruangan adalah Otofuke dan Kamiechi-san... dan mereka berdua mengenakan pakaian yang sama dengan Nanami!
"Kenapa kalian bertiga memakai pakaian yang sama?"
"Maaf, Misumai, kami juga tidak menyadarinya, Nanami baru saja memakan whiskey bong......”
"Aku mengerti itu, tapi apakah kalian sengaja melakukan ini.......?"
"Itu adalah piyama yang dibawa Ayumi untuk dipakai Nanami"
"Bukankah itu seksi? Kami bertiga memakai warna yang sama, menurutmu siapa yang paling cocok diantara kami"
Dua orang yang menjawab itu tidak menjawab sama sekali pertanyaan ku.
Aku harus bagaimana? Kurasa aku harus langsung mengambil kesimpulan.
"Nanami-san, aku tidak tahu kamu tidak pandai minum …"
Mari kita kesampingkan pakaian mereka untuk saat ini. Masalahnya sekarang adalah Nanami.
"Kami juga tidak tahu itu, sepertinya itu karena cokelat kuning yang baru saja dia makan."
"Mmm, kenapa kamu malah ngobrol sama Hatsumi? ayo ngobrol denganku.. nee~ kamu dengar aku?"
Nanami-san melingkarkan tangannya di leherku saat aku berbalik darinya dan menyandarkan tubuhnya ke tubuhku.
Kain piyama nya sangat tipis, sehingga aku bisa merasakan panas tubuhnya dan dua sensasi lembut di punggungku.
"Tenanglah Nanami-san, lihat aku."
"Aku tenang, aku tenang, aku tenang, Ayo, ayo, berbalik dan lihat aku."
"Hei, hei, hei, Otofuke-san, Kamiechi-san Lakukan sesuatu!"
Aku tanpa sadar meminta bantuan mereka, tetapi sebaliknya ini membuat Nanami-san tidak puas, dan gerakannya menjadi semakin kuat.
Keduanya tidak menjawab, dan keheningan menguasai tempat itu.
"Yah, aku akan menyerahkannya kepadamu"
"Bagaimana kalau kita pergi? Oh, aku akan membawakanmu air nanti."
Apa? Apa yang baru saja kamu katakan pada mereka berdua?
Aku tidak bisa melihat ke belakang karena Nanami-san menempel di punggungku. Aku tidak bisa melihat apa yang ia lakukan sekarang, tapi aku bisa mendengar suara pintu bergerak.
"Oh tidak...."
Ketakutanku tepat sasaran, dan suara pintu yang dibanting menutup sampai ke telingaku.
Haruskah aku menganggap ini sebagai tanda bahwa mereka memperhatikan ku? Aku tidak tahu lagi.
"Sekarang hanya kau dan aku, bukan?"
Kata-katanya membuatku merinding saat dia mengerang di telingaku Napasnya di telingaku mengirimkan rasa manis yang menyenangkan ke seluruh tubuhku.
Oh tidak, oh tidak, oh tidak, oh tidak, kepalaku penuh dengan berita buruk.
"Kencan hari ini sangat menyenangkan bukan?..."
Dia duduk di punggungku, dan aku bisa mendengar kata-katanya yang kecil tapi jelas di telingaku.
"Ya, itu. Sangat menyenangkan ... sangat menyenangkan... "
Nanami sedang menyenandungkan sebuah lagu saat dia bergoyang ke depan dan ke belakang.
Ia datang ke sini untuk mengobrol, tetapi dia tidak berkata apa apa dan tetap meringkuk di dekat ku.
Itu mengingatkan ku pada makan siang pada kencan kami, tetapi perbedaannya adalah jantung ku berdetak kencang.
Semuanya berbeda dari waktu itu, dari pakaian hingga situasi. Tapi aku tidak bisa melakukan hal aneh di depan semua orang, dan tidak mungkin aku bisa melakukan apapun padanya saat dia mabuk.
Tubuhku tidak bisa bergerak, seolah-olah persendianku telah mengeras dengan logam yang disuntikkan ke dalamnya.
Tapi aku lega karena ia tidak melakukan sesuatu yang aneh lagi..... dan Nanami-san meraih tanganku
"Hangat sekali…” gumamnya.
Aku ssangat gugup, tetapi dia begitu hangat sehingga dia mengulurkan tangan untuk menyentuh punggung tangan ku. Itu saja membuat ku gugup, tetapi dia mengambil tangan ku di tangannya, dan dengan tangannya yang lain ... dia menyentuh perut ku
Dia menyentuh perutku.
Aku semakin membeku karena gugup.
"Sejak pertama aku bertemu denganmu, aku ingin sekali memegang otot perutmu, itu sangat keras seperti perut ayahku, aku menyukainya."
Nanami mengatakan kata-kata yang sama yang dia katakan kepada gadis-gadis di sebelumnya.
Namun, yang berbeda dari waktu itu adalah aku tidak merasa aneh dalam kata-katanya, tapi yang kurasakan adalah perasaan tidak menyenangkan.
Namun, bertentangan dengan apa yang aku rasakan dari kata-kata dan perbuatannya, tindakannya keterlaluan, dia terus menggosok-gosok perut ku
Nanami-san sepertinya sedang mengingat-ingat kembali masa kecilnya, dia hanya menepuk-nepuk perutku, memegang tanganku, dan tidak mencoba melakukan lebih dari itu.
Tidak, aku tidak suka saat dia melakukannya.
Setelah beberapa saat, gerakannya menjadi semakin lambat. Mau tak mau aku berpikir apakah ia sedang bersiap untuk menyerangku.
Dan kemudian saatnya tiba.
Tangannya berhenti, beban di tubuhku bertambah, dan aku merasakan beban Nanami-san sepenuhnya di tubuhku.
Aku bisa merasakan suhu tubuh Nanami-san dan detak jantungnya, yang bersentuhan sempurna denganku, aku bisa merasakan panas tubuh Nanami-san dan suara detak jantung dan nafasnya yang lembut.
"Nanami-san? Nanami-san?'
Akhirnya bisa menggerakkan tubuh ku, tetapi aku hanya menggerakkan kepala ku dan berbalik.
Aku buru-buru memeluknya.
Pada saat itu, tali bahu piyamanya terlepas, hanya menyisakan sedikit bagian tubuhnya yang terbuka. Ini pemandangan yang membuat mataku sakit.
Aku memakainya kembali, berusaha untuk tidak melihatnya dan sebisa mungkin menghindari menyentuh kulitnya.
Lenganku gemetar karena gugup.
Aku akhirnya bisa memperbaiki pakaian nya dan menatap Nanami-san yang sedang tidur nyenyak dengan mata tertutup.
Dia menutup matanya dan menghela nafas dengan tenang dalam tidurnya.
Memikirkannya, dia membuatkan begitu banyak makan siang untukku dan pergi kencan denganku hari ini, jadi dia pasti menghabiskan banyak energi hari ini.
Selain itu, dia mungkin lelah karena memakan sesuatu yang tidak biasa dia makan.
Dia bilang dia ingin mengobrol denganku malam imo. tapi kurasa dia tidak akan bisa melakukannya dengan cara ini.
Aku dengan lembut meletakkannya di pangkuanku…. Aku ingin tahu berapa kali aku melihatnya tidur nyenyak di pangkuanku hari ini, waktu sudah menunjukan sudah larut malam tapi waktu kembali seolah-olah itu siang hari lagi, tapi apa yang akan aku lakukan dengannya?
Aku memperhatikannya sebentar, dan setiap kali ia mengekspos kulitnya, Nanami-san bersin sedikit manis, ia pasti kedinginan.
"Nanami-san, kamu terlihat lelah, ayo kembali kekamarmu."
Itu sedikit memilukan, tapi aku memutuskan untuk membangunkannya. Seperti yang diharapkan, akan sulit bagiku untuk menggendong Nanami dalam tidurnya.
Tidak, aku mungkin bisa mengangkatnya atau memeluknya, tapi akan terlalu berbahaya untuk memindahkannya dari sana.
Jadi aku memutuskan akan lebih baik jika dia pindah sendiri, tapi di sini sekali lagi, Nanami-san melebihi harapan ku.
"Um ... ya ... aku akan tidur ......"
Nanami-san merangkak dan mulai bergerak. Kukira dia akan bangun, tapi dia bergerak di belakangku.
Aku tidak bisa menghentikannya, dan dia hanya merangkak ke dalam futon yang akan aku gunakan untuk tidur malam ini.
Aku tidak bisa menghentikannya dan hanya bisa menonton.
Tidak, aku hanya terpaku pada tindakannya yang tiba-tiba.
Aku hanya melihat dan menunggunya bangun dari tidurnya.
Aku perlahan mendekat dan mataku bertemu dengan matanya saat dia menatapku dengan mata kosong di futon.
Dia menggulung futon sedikit dan mengulurkan tangannya.
"Aku bertanya-tanya apakah dia sadar... "
Nanami menatapku diam-diam. Dari ekspresi itu, aku tidak bisa menilai apakah dia benar-benar terjaga, tertidur, atau sedang mabuk.
Aku melihat tangannya sebentar sebelum meraihnya. Ketika dia memegang tanganku, Nanami-san tersenyum puas. lalu menyentuh jariku satu per satu seolah-olah dia sedang memeriksa sesuatu, dan kemudian dia mengambil tanganku di tangannya, menyatukan jari-jari kami... Dia menarikku lebih dekat dengannya dengan kekuatan yang lemah.
Benar-benar lemah. aku bisa saja melawan, tentu saja, tapi aku tidak bisa menahan tarikan itu, jadi aku berbaring di sebelah Nanami .......
Nanami-san menggerakkan bibirnya dengan gerakan kecil.
Aku tidak bisa mendengar apa-apa pada jarak ini. Setelah mengatakan sesuatu yang tidak jelas, dia tersenyum dengan tenang dan indah, dan menutup matanya sambil tetap memegang tanganku.
Lalu aku mendengar napasnya lagi.
Aku terkejut. Aku pikir dia meminta ku untuk ciuman atau sesuatu karena dia menutup matanya, tapi aku salah. Tidak, tidak.
Tangan yang dipegang kuat oleh Nanami dilonggarkan oleh tidurnya dan sepertinya siap untuk dilepaskan kapan saja.
Tetapi aku tetap tinggal disebelahnya untuk sementara, hanya sedikit lebih lama.
Aku tidak yakin apa yang ia coba katakan.
"Kencan hari ini menyenangkan, bukan?"
Nanami-san tidak menjawab pertanyaanku, itu wajar karena dia sedang tidur.
Yah, aku kira itu saja.
Dengan hati-hati aku melepaskan jari jemariku satu per satu agar tidak membangunkan Nanami-san.
Maaf aku harus pergi, aku tidak bisa tidur dengannya seperti ini, kan?
Aku ingin tahu apakah Mutsuko-san masih bangun? Jika dia tidur, mungkin aku bisa bermain game di larut malam untuk pertama kalinya setelah sekian lama?
Aku bisa bermain ponselku, aku yakin tidak wajar untuk menghabiskan malam di sofa ruang tamu... tapi mari kita lakukan saja.
Sebelum aku pergi, aku menutupi Nanami-san dengan futon.
Ya, ini akan membuat nya tetap hangat.
Aku bangun dan pergi meninggalkan kamar. Tapi melihatnya tidur, ada satu hal yang bisa kulakukan saat ini... ya, satu hal.
Itu adalah keinginan yang terbesar dalam hidupku
Aku merasa seperti seorang pengecut karena berani melakukannya saat ia tertidur seperti ini. Namun, itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa kulakukan saat Nanami bangun.
Anehnya, aku merasa tenang. Jantungku tidak berdegup kencang seperti biasanya, apakah aku terlalu lelah untuk bergerak? Tidak, itu tidak mungkin, tapi aku merasa seperti itu.
"Selamat malam, Nanami-san"
Tidak ada jawaban dari kata-kataku.
Dia sedang tidur dengan wajah tidur yang lucu. Tidak apa-apa. Aku mengucapkan kata-kata itu untuk memastikan dia tidak bangun. Aku menyentuhnya sedikit dan rambutnya mengalir lembut.
Perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya jarak kami berdua semakin dekat ....
Aku menyentuhkan bibirku ke dahinya.
Ini bukan kecelakaan seperti yang terakhir kali kami melakukan ini.
Aku mencium keningnya atas kemauanku sendiri saat dia tidur.
Tidak, kata "ciuman" itu memalukan. Aku benar-benar tidak bisa melakukannya saat dia bangun. Aku bisa melakukannya karena situasi ini.
Fakta bahwa Nanami-san tidak bereaksi apa apai membuatku merasa sedikit gugup.
Aku menemukan diriku bertanya pada diri sendiri apakah aku benar-benar melakukan hal yang benar, aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak, tapi ini adalah hal terbaik yang bisa kulakukan saat ini.
Bibir? aku tidak bisa melakukannya di sana. Aku tidak bisa.
"Aku ingin tahu apakah aku bisa menciumnya suatu hari nanti... "
Aku bertanya-tanya dalam hati, mungkin ini sedikit pengecut.
Aku hendak meninggalkan ruangan setelah Nanami tidur nyenyak, sambil merenungkan situasinya...
Ada tiga wajah yang familiar di sana.
Sebelum aku menyadarinya, pintunya sedikit terbuka, dan tiga wanita mengintip ke luar dan mengarahkan telepon mereka ke dalam ruangan. Mata aku terkunci dengan mata mereka.
Aku bertanya kepada mereka,
"Apa yang sedang kalian bertiga lakukan ....?
"Aku akan memberi tahu apa yang kami lakukan padamu nanti."
Tiga kepala berbaris secara vertikal, dan masing-masing dari mereka memiliki senyum yang berbeda di wajah mereka.
"Mendokumentasikan tumbuh kembang anak ku."
"Aku memperhatikanmu karena kamu melakukan sesuatu yang menarik.”
Mereka bertiga menunjukkan foto-foto di ponsel mereka seolah-olah mereka sedang rapat.
Video itu diambil melalui celah di ambang pintu, jadi agak miring dan tidak rapi, tapi ...... itu menunjukkan wajahku tepat di dahinya.
Itu bukan gambar, itu video.
"Wow. "
Aku tidak dapat mengatakan apa-apa, tetapi mereka bertiga tertawa bahagia melihat reaksi. Aku hanya bisa pasrah soal itu…