Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

Yuutousei no Ura no Kao Jitsuha Ura Aka Joshi datta Tonari no Seki no Bishoujo Vol 1 Chapter 1

11 min read


Perkenalkan namaku Akito Aisaka, saat aku kembali ke kelas untuk mengambil sesuatu yang kulupakan dikelas, aku dikejutkan oleh pemandangan seorang siswi berseragam musim dingin mengambil selfie di dekat jendela dengan latar belakang cahaya langit musim gugur yang kecokelatan.

Ia baru saja melepas blazernya, membuka kancing kemejanya dan memperlihatkan dadanya yang sangat besar, sementara matanya tertuju ke layar smartphone-nya.

Ia menggerak-gerakkan tangannya yang sedang memegang ponsel, seolah-olah dia khawatir tentang anglenya.

Tentu saja aku mengenalnya, dia adalah Yuu Mamiya, seorang siswi teladan yang duduk di sebelahku yang dikenal karena nilainya yang bagus, kecantikan, dan perilakunya yang baik.

Dia adalah gadis berambut panjang dengan wajah dan gaya yang tegas. Jika kamu bertanya kepada anak laki-laki di kelas apakah dia imut atau tidak, mereka hampir selalu menjawab "imut.” Dia memiliki suasana yang agak dewasa, namun terlepas dari penampilan nya yang sulit didekati, perilakunya yang tidak memasang tembok kepada siapa pun adalah sesuatu yang patut diteladani.

Terlepas dari penampilannya yang cantik, Mamiya tampaknya tidak tertarik pada hal hal yang berbau romantis. dan aku pernah mendengar desas-desus tentang hal seperti itu. Tidak mengherankan jika dia punya pacar, tetapi tidak memberikan tanda-tanda hubungan seperti itu di sekolah.

Itu sebabnya aku meragukan mataku sendiri, menggosok kedua mataku dan melihat dua kali, tapi tetap saja penampilan Mamiya masih sama. Keingintahuan dan kecurigaan ku mulai tumbuh, dan pada saat yang sama, aku menjadi semakin khawatir.

Mamiya adalah siswa teladan yang sopan kepada semua orang dan tidak membuat wajah masam ketika dimintai bantuan, jadi mengapa dia melakukan ini?

Saat aku merenungkan situasinya, kesadaranku mulai kembali pada kenyataaan saat aku melihat Mamiya yang baru saja memotretku dari dalam kelas, flashlight dari ponselnya membuatku kaget.

Aku ketahuan.

Aku sudah terlambat ketika menyadari itu, dan dia menatapku, keringat dingin mulai mengalir di punggungku. Aku ingin kabur, tetapi kakiku membeku seperti katak yang menatap ular.

Dengan sedikit keterkejutan di wajahnya, ia memiringkan kepalanya dan bertanya, "kenapa Aisaka-kun ada di sini?”

“Aku hanya datang untuk mengambil sesuatu yang ketinggalan di kelas.”

“Hmmm........"

Mamiya mendekat dengan senyum menggoda diwajahnya. Karena dia membuka kancing kemejanya, belahan dadanya, yang biasanya disembunyikan, dan... cela*a da*am putihnya, terlihat. Tatapan dan kesadaran ku tertarik padanya, tetapi aku buru-buru mengalihkan pandanganku.

Namun, Mamiya pasti memperhatikan tatapanku. Dia meletakkan tangannya di atas mulutnya dan tersenyum, sambil menyipitkan mata kearahku.

“Aku tidak keberatan jika kamu melihatnya sekali lagi, mau bagaimana lagi.”

Di sanalah aku pertama kali menyadari bahwa nada dan suasana hati Mamiya telah berubah menjadi sesuatu yang berbeda dan santai. Aku lega bahwa dia mudah diajak bicara, tetapi ada ketegangan yang aneh didalam kelas itu.

“Kalau begitu, jangan memperlihatkannya padaku, itu tidak baik untuk ku.”

“Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukan itu.”

“Apa yang sedang kamu lakukan...?”

“Tidak bisakah kamu melihatnya? Aku sedang mengambil gambar.”

Dia dengan ringan mengangkat ponselnya di tangannya dan berkata seolah itu wajar, tetapi tidak mungkin dia bisa meyakinkanku.

Aku bertanya-tanya apa alasan yang membuat seorang siswi mengambil foto selfie di dalam kelas dengan mengenakan seragam sekolahnya? Tidak mungkin, seorang siswa teladan dengan nilai yang sangat baik adalah seorang exhibitionist…

"Anone, aku punya alasan untuk itu… Tapi aku belum memberitahumu apa itu.”

Tangan mamiya meraih pergelangan tangan kanan ku.

Lalu.

“Aku yakin kamu tidak akan menolakku mulai sekarang.”

Dengan senyum lembut di wajahnya, Mamiya meletakkan telapak tanganku di dadanya.



Aku merasakan kelembutan di seluruh telapak tanganku, kontak langsung dengan pay*d*ranya, membuat tubuhku mulai tenggelam dengan lembut seolah didorong oleh kekuatan Mamiya.

Suhu tubuh Mamiya sedikit hangat.

Aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan kepadaku dan pikiranku berangsur angsur menjadi kosong.

Apa yang menarik ku kembali dari pikiran ku yang hilang adalah suara klik dari kamera.

“Aku baru saja mengambil gambar yang bagus, aku tidak menyangka kamu bisa membuat wajah seperti itu Aisaka-kun, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memotretnya. Bagaimana menurutmu?”

Layar ponsel yang ditunjukkan kepadaku menangkap wajahku dan tanganku menyentuh pay*d*ra Mamiya.

Aku merasa seolah-olah ada sesuatu yang meninggalkan tubuhku, dan aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.

“Oh, mungkinkah aku terlalu menakut-nakutimu? Maaf, maaf, kamu tidak perlu takut. Jika Aisaka-kun merahasiakannya, aku juga akan merahasiakannya."

Itu tidak masuk akal.

Aku hanya datang untuk mengambil sesuatu yang ketinggalan dikelas..... Lantas kenapa aku malah diancam seperti ini? Ia bahkan memegang bukti kuat terhadapku sehingga aku tidak bisa melawan.

Aku bahkan mulai bertanya-tanya apakah gadis di depanku bukanlah Yuu Mamiya yang sama dengan yang aku kenal. Sebaliknya, betapa bagusnya jika dia memang begitu.

“Aku yakin aku tidak melakukan kesalahan apapun.”

"Bukankah salah menyentuh pay*d*ra seorang gadis ..."

“Kamu membuatku ku menyentuh mereka, bukan?”

“Kamu berbicara terlalu keras. Jika kamu berbicara terlalu keras, seseorang mungkin datang.”

"Ck."

Sebuah peringatan kapal karam, aku yakin aku tidak melihat siapapun di lorong saat aku pergi ke kelas dengan tergesa gesa, dan aku tidak mendengar satu langkah kaki seorang pun saat ini. Aku menarik napas lega dan menoleh ke Mamiya berpikir bahwa itu tidak akan terjadi..

"Sudah saatnya kamu melepaskan tanganku.”

“Apakah kamu tidak ingin menyentuhnya lebih lama?”

".... Tidak."

“Hmm, omoshiroi(kamu menarik).”

Dia bilang itu keren.

Tunggu, bukan itu yang ingin aku katakan.

Jika kamu adalah seorang anak SMA yang sedang dalam masa pubertas, tidak mungkin kamu melewatkan kesempatan seperti ini. Sebagian besar dari kita ingin menikmatinya sebanyak mungkin...... tetapi ada masalah dengan situasi ini, situasi ini tidak baik untuk kita. Secara mental dan fisik.

Pertama-tama, hanya orang yang waras saja yang bisa memikirkan hal seperti itu segera setelah diancam oleh Mamiya.

Mamiya melepaskan pergelangan tanganku, jadi aku menarik tanganku kembali dan mundur selangkah untuk menjaga jarak.

Secara tidak sadar aku menarik nafas dalam dalam.

"Tidak ada gunanya khawatir, bukan? Lihat aku baru saja selesai mengambil foto yang bagus"

“Ya, benar.”

“Jadi, mari kita mengobrol sebentar. Kamu ingin tahu mengapa aku melakukan ini, bukan?...”

Mamiya yang mengambil tempat duduk di dekatnya memberi isyarat kepadaku untuk duduk disebelahnya.

Sementara itu, Mamiya sedang memperbaiki kancing blusnya yang telah dia buka dan memakai kembali blazer yang barusan dia lepas.

Disana Mamiya memperbaiki seragamnya tanpa gangguan terlihat seperti siswa teladan seperti biasanya. Pada akhirnya, sosok dan suasana yang aku ingat saling tumpang tindih.

“Kamu benar-benar orang yang sama, bukan?”

“Apakah kamu ragu?”

“Jika memang begitu, aku berharap itu adalah orang yang berbeda. Akan lebih baik jika itu adalah mimpi. Nada suaramu dan suasananya barusan sangat berbeda drastis.”

“Sayangnya, apa yang kamu lihat itu nyata. Aku mengubah nada dan suasana hatiku di sekolah. Maksudku, bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa mimpi itu lebih baik setelah merem*s-re*as pay*d*raku?”

"Itu dia. mengapa kamu mengambil gambar dengan berpakaian seperti itu?”

Ketika aku mengungkapkan keraguanku dengan jujur sambil menghindari tatapan Mamiya, Mamiya menunjukkan layar ponselnya.



Di sana, aku melihat akun medsos ditampilkan tetapi semua foto di akun itu semuanya adalah foto-foto yang membangkitkan nafsu. Beberapa dari mereka bahkan muncul dengan hanya mengenakan pakaian dalam saja, dan aku tidak ingin melihat mereka terlalu banyak, jadi aku mengalihkan pandanganku kembali ke Mamiya.

Meskipun wajahnya tidak terlihat jelas, aku menemukan banyak kemiripan dengan Mamiya, aku tahu bahwa itu adalah platform khusus untuk hal seperti itu.

Mamiya tersenyum padaku dengan senyum yang sulit dijelaskan…

Mamiya tersenyum padaku dengan senyum yang sulit dijelaskan…

“Aku adalah apa yang biasanya disebut sebagai "gadis backstreet.”

Siswa teladan Yuu Mamiya, mengakui rahasianya.

“Maksudmu, apakah kamu adalah salah satu dari mereka yang sering membuat konten erotis di sosial media?”

“Yah, ada banyak hal untuk dikatakan, tetapi begitulah cara ku memahaminya. Jadi aku tidak perlu menjelaskan nya secara langsung sesuatu yang canggung seperti itu, aku hanya memposting gambar. Jadi tolong jangan membuat kesalahpahaman yang aneh."

Mamiya terus mengumpulkan kata-kata yang hilang dalam persepsiku.

Apakah mungkin seorang siswa teladan seperti Mamiya itu adalah gadis bermuka dua? Bisa kukatakan gambar - gambar itu memang memiliki banyak kemiripan dengan Mamiya,

“Kamu pasti berpikir "Kok bisa? kamu pasti bertanya tanya seperti itu, tapi aku tidak akan menjawab pertanyaan itu. Setiap orang punya alasan dan rahasianya sendiri. Bukankah begitu?”

"Yah, itu benar."

Rahasia.

Jika kamu mengatakan demikian, aku juga akan berkata tidak jika aku berada dalam posisi yang berlawanan

Setidaknya, itu bukan sesuatu yang aku inginkan untuk didengar oleh seseorang yang tidak banyak berhubungan denganku.

Ada topik yang bahkan tidak ingin aku bicarakan.

Mamiya tersenyum dan berkata, "Ya.”

“Aku senang kamu mengerti. Jika kamu sudah mendengar sejauh ini, kamu akan tahu bahwa aku sedang mengambil gambar untuk diposting di akun itu."

*Kemudian aku kebetulan melihatnya.”

“Aku tidak punya pilihan selain mengancam dan menutup mulutmu... jadi kita impas."

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal itu ..."

Jangan mencoba membuatnya terdengar seperti cerita yang bagus. Aku merasa seperti aku telah menjadi korban. Aku bahkan sudah kehilangan energi untuk marah karena itu sangat tidak masuk akal.

Mamiya mungkin juga tidak mengharapkan aku untuk mengetahuinya, dengan kata lain cepat atau lambat aku yakin seseorang selainku akan segera mengetahuinya juga… Singkatnya, aku tidak ingin dipermalukan oleh wanita me*um yang mengambil foto narsis sambil melepas paka*annya di dalam kelas.

Aku benar benar tidak beruntung.

“Aku yakin kamu tahu ini, jika kamu memberitahu hal ini kepada siapa pun aku juga akan memberi tahu semua orang bahwa Aisaka-kun telah meremas pay*d*raku.”

“Aku tahu, maksudku, seharusnya kamu tidak mengambil selfie di dalam kelas dengan pakaian yang terbuka sejak awal.”

“Aku tidak melepas pakaianku. Aku baru saja membuka kancing.”

“Memang nya ini sekolah bapakmu?”

“Tidak sama sekali. Oh, apakah aku kamu ingin lihat aku melepas pakaianku? Kamu lumayan agresif ya, aku tidak yakin apakah itu terlalu berlebihan untuk diminta. tapi yah kalo kamu mau tidak apa apa.”

Aku sudah menyentuh pay*d*ramu hari ini, jadi tidak apa-apa...

“Kepalaku mulai pusing……”

Siapa yang akan menyangka Siswa teladan seperti Mamiya akan menjadi gadis exhibitionist seperti ini?..... Dia hanya seorang pelacur.

Adakah sedikitpun rasa malu dalam dirimu? Tidak bisakah kau mencegahku kembali ke kelas beberapa menit yang lalu? Ya… aku tahu. Aku hanya sedang berpikir saja.

“Aku tidak ingin kamu salah paham, satu-satunya alasan aku membuka kancing dan mengambil selfie adalah karena itu akan mendapatkan lebih reaksi bukan?”

“Aku yakin kamu benar. Laki-laki adalah makhuk sederhana. Mereka akan bahagia bahkan jika melihatnya sedikit saja."

“Bukankah kamu baru saja membicarakan tentang dirimu sendiri Aisaka-kun? Apakah kamu tidak senang, Aisaka?”

“Itu adalah hal yang rumit."

“Kenapa tidak kau katakan saja bahwa kau senang?”

Hentikan tawa itu.

Bagiku ini lebih tentang rasa bersalah bertentangan dengan keinginan pribadiku. Disaat keadaan seperti itu, aku melihatnya seperti itu adalah bagian dari menjadi seorang pria yang tidak bisa ku hindari. Manusia tidak diciptakan untuk begitu mudah terpecah belah.

Tidak mungkin bagi ku untuk hanya melihat atau menyentuhnya secara langsung. Apalagi jika menyangkut gadis seperti Mamiya, yang hanya terlihat manis di luarnya saja.

Jika hal seperti itu terjadi lagi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.

“Itu sebabnya aku di sini. aku akan menghargainya jika kamu merahasiakannya.”

“Aku tidak akan mengatakannya kepada siapapun bahkan jika kamu menyuruhku seperti itu, lagipula bukankah itu melanggar hukum memfoto ku tanpa izin.”

“Maafkan aku. Tetapi jika Aisaka-kun tidak memberi tahu siapa pun, aku juga tidak akan memikirkan apa yang harus dilakukan dengan foto-foto itu.”

Wajah Mamiya mendekat. Ujung rambut panjangnya menggelitikku

“Jika kamu merahasiakannya, aku akan membiarkan kamu bersenang-senang ..."

"Hap."

Sebuah gigitan yang manis dan nafas yang lembut. Mamiya menggigit daun telingaku dengan lembut. Tak lama setelah itu bulu kuduk ku mulai merinding.

Sebuah getaran mengalir di punggungku, bahuku menjadi kaku dan secara reflek jeritan tanpa suara keluar dari mulutku.
Wajahku mulai memerah, kesadaranku berangsur-anfsur kembali menghilang. Nafas Mamiya sangat hangat dan membelai kulitku dengan ngeri.

“Shhh~ Jangan berisik, Akito..."

Mengabaikan perasaanku, Mamiya memanggilku dengan nama depanku dan cekikikan.

Melihat Mamiya tersenyum padaku membuatku berpikir, dikatakan bahwa bunga-bunga indah memiliki racun, tetapi bunga yang dibawa Mamiya adalah racun mematikan yang dapat dengan mudah melebihi ambang batas yang mematikan.

Begitu kamu menyentuhnya, kamu tidak akan bisa menyingkirkannya sampai kamu mati.

“Kamu tidak akan membiarkan aku pergi, kan?”

“Haha, bagaimana kamu bisa tahu…”

“Kamu bahkan tidak mencoba untuk menyembunyikannya.”

“Aku minta maaf tentang itu.. aku terkejut karena rahasiaku akan terungkap olehmu… Selain itu, sudah kubilang, bukan? Jika kamu merahasiakannya, aku akan memberi kamu waktu yang baik.”

Dia mengulangi untuk membuatku percaya bahwa kata-katanya tidak bohong, meskipun begitu mata Mamiya tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sedang bercanda.

Tidak, dia benar-benar tidak sedang bercanda.

Kenapa kamu terlihat begitu menikmatinya, Mamiya-san?!

“Oh iya, mari kita bertukar informasi kontak.”

“Aku ingin, tapi..."

"Kalau begitu, sudah diputuskan!*

Aku mengeluarkan ponselku dan bertukar informasi kontak dengan Mamiya. Yu Mamiya dan namaku muncul di daftar kontak, dan aku langsung menerima satu notifikasi.

Pengirimnya adalah Yuu Mamiya. Aku punya firasat buruk tentang ini, tetapi ketika aku membuka ruang obrolan, ia mengirimkan ku sembuah gambar dimana terlihat seperti aku sedang menggosok pay*d*ra Mamiya.

“Aku tidak pernah menulis pesan pertama sesenang itu.”

“Aku punya firasat buruk tentang ini.”

“Tidak apa-apa. Ini adalah rahasia antara aku dan Aisaka."

Lidah merah memenuhi bibirnya.

[😋 menggoda]

Sebuah rahasia antara dua orang.

Sebuah kalimat yang bisa menjadi lembaran masa muda yang manis dan asam bagi sebagian orang, tetapi dalam keadaan seperti ini, bukannya menyenangkan, “ini mengerikan” tampaknya lebih tepat untuk menggambarkannya.

“Aku yakin selama ini semua orang hanya melihat ku sebagai siswa teladan. Karena kamu adalah satu satunya orang yang bisa melihatku dalam keadaan seperti ini, kurasa aku harus menghukumu karena telah mengetahui identitas asliku.”

“Apa yang akan kamu lakukan padaku?”

“Mulai hari ini dan seterusnya, Aisaka-kun, kau akan berada di bawah perintahku…"

“Aku tidak paham”

“Pelayan."

“Aku merasa bahwa kamu sudah tidak waras sekarang, kembalikan gadis impiank-, tidak, kembalilah seperti Mamiya yang selalu menjadi siswa teladan itu!!”

Mamiya terkikik bahagia dan mengabaikan perasaanku, aku memiliki beberapa pemikiran tentang itu, tetapi karena tidak ada gunanya mengatakannya, aku menelannya dengan sambil menangis.

Akito Aisaka, 16 tahun, pada musim gugur tahun pertamanya di sekolah menengah.

Secara kebetulan aku bertemu dengannya dan secara tidak sengaja mengetahui identitas aslinya lalu diancam oleh seorang gadis exhibitionist yang merupakan seorang siswa teladan di kelasnya dan juga seorang gadis bermuka dua.

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar