Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

Inkya No Boku Ni Batsu Game Vol 4 Chapter 3

98 min read


Hari ini adalah hari kedua dari kencan terakhir tepat sebelum hari jadi kami besok.

Aku sangat menantikan hari ini dan jantungku berdegup kencang. Meskipun bisa dikatakan aku merasa agak tidak sabar, namun aku tidak bisa terus merasa seperti itu. 

Setelah tidur lebih awal kemarin malam, aku bangun sedikit lebih awal dari biasanya dan mulai mempersiapkan kencan hari ini.

Ini bukan karena aku sangat bersemangat sehingga aku tidak bisa tidur, namun itu adalah tindakan yang telah direncanakan.

Sejak pagi, aku mulai memasak, memilih baju, dan menyiapkan tas besar untuk membawa barang-barang yang sudah kupersiapkan. Tas ini adalah tas kulit bahu milik ayah yang dipinjamkan kepadaku.

"Aku ingin tahu apakah ini sudah cukup?"

Aku menatap kotak makan siang yang sedang didinginkan di atas meja.

Ya, aku membuat kotak makan siang sendiri hari ini.

Semua hidangan yang tersaji di atas meja adalah hidangan yang ku buat sendiri, untukku dan Nanami. 

Siapa sangka aku bisa sampai sejauh ini.

Aku sangat terharu dengan kenyataan itu sampai-sampai aku tidak bisa berhenti gemetar.

Aku benar-benar bersyukur kepada Nanami atas segalanya. Karena ini adalah momen spesial, mungkin aku akan mengambil foto sebagai kenang-kenangan.

Kebun binatang yang akan kami kunjungi pada kencanku hari ini memungkinkan kami untuk membawa bekal makan siang sendiri

Saat aku mencari informasi tentang hal ini, aku terpikir untuk meminta Nanami memakan bekal yang aku buat sendiri pada hari peringatan terakhir kami bersama.

Kebetulan, aku sudah memberitahu Nanami sebelumnya bahwa aku akan membuat makan siang hari ini.

Awalnya, aku pikir aku akan memberinya kejutan dengan menunjukkan bento yang aku buat untuk pertama kalinya saat istirahat makan siang. Namun, setelah aku memikirkannya, aku mengurungkan niat itu.

Salah satu alasannya adalah jika aku membuat bento tanpa memberi tahu Nanami, aku khawatir Nanami akan membuat kotak makan siang sendiri, dan itu akan menjadi sedikit canggung.

Meski begitu, aku masih menyesali kenyataan bahwa aku tidak sempat menyantap makanan buatan Nanami pada kencan kami kemarin. Tapi jika aku tetap diam, aku yakin kemungkinan besar Nanami pasti sudah membuatnya untukku.

Yah, bahkan jika Nanami membawa dua kotak makan siang, aku pasti akan memakan semuanya tanpa sisa, tapi itu semua akan berakhir sia-sia, jika perutku berhenti bekerja setelah itu.

Dan alasan lainnya adalah aku telah merencanakan kencanku untuk hari ini, jadi aku tidak ingin merepotkan Nanami untuk hari ini.

Aku mungkin terdengar seperti orang bodoh yang keras kepala, tapi sejujurnya aku memberitahu Nanami tentang hal itu.

“Apa? Youshin membuat bekal sendiri? Itu luar biasa! Aku menantikannya”

Melihat reaksi Nanami, aku akan mengatakan bahwa kejutan itu sukses. 

Fakta bahwa aku juga bisa memberikan kejutan yang menyenangkan untuk orang lain dengan mengungkapkan apa yang aku rencanakan daripada tidak mengatakan apa apa tentang apa yang akan kita lakukan pada hari itu dan merahasiakan nya sampai hari itu tiba.

"Ya, aku pikir itu sudah cukup untuk dua orang.”

Saat aku melihat bento sambil berpikir, aku mendengar suara yang terdengar seperti kesakitan dari sampingku. Ayahku duduk di sampingku dengan ekspresi lelah. Dia tampak linglung saat dia memegangi kepalanya.

Mereka berdua pulang agak larut kemarin malam, tetapi ketika aku bangun di tengah malam, aku melihat sekilas ayahku sedang dimanjakan oleh ibuku.

Aku tidak pernah berharap melihat ayahku seperti itu, dan ibu yang biasanya selalu dingin, tersenyum lebar sepanjang waktu, dengan ekspresi yang sama sekali tidak terbayangkan olehku. Aku pikir ibuku juga suka dimanjakan, mungkin karena pengaruh alkohol.

Baru-baru ini aku mengetahui bahwa ayah adalah tipe orang yang kehilangan akal sehatnya saat mabuk dan ini merepotkan saat kesadarannya masih utuh saat mabuk

"Mungkin Ayah sebaiknya tidur lebih lama. Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk bangun.:

“Tidak... Aku dengar Ibu mengantarmu kemarin, jadi kupikir aku akan mengantarmu hari ini. Aku tidak menyangka sarapan sudah siap, tapi aku menghargai usahamu."

“Yah aku tidak keberatan, apakah sup miso tidak apa-apa? Aku membuatnya dengan bawang dan telur, itu akan mereda mabukmu.”

"Ah, aku tidak merasa seburuk itu, bisakah kamu menyiapkannya untukku? Aku tidak percaya aku bisa makan masakan anakku di pagi hari.”

Jika kamu tidak sedang sakit, mengapa kamu memegangi kepalamu seperti itu, ayah? Yah lupakan saja.

Seperti yang diminta, aku melakukan apa yang diminta dan meletakkan sarapan di depan ayahku.

Nasi, sup miso, telur dadar, salmon panggang, ayam goreng, dan hidangan lainnya, itu adalah lauk yang sama dengan kotak makan siang yang aku buat hari ini, jadi tidak ada yang terlalu mewah. Ini semua adalah hidangan yang cukup standar.

"Tidak mungkin, enak sekali Youshin bisa memasak seperti ini."

Setelah memakan makananku, ayahku menceritakan kesannya dengan emosi yang dalam, dan mulai melanjutkan makan dengan sumpitnya satu demi satu. Sepertinya dia tidak benar-benar merasa sakit, dan dia tidak terlihat memaksakan diri untuk makan.

"Kamu sepertinya tidak mabuk, tapi kenapa kamu memegangi kepalamu seperti itu?"

"Yah, itu mengingatkanku pada tadi malam. Kamu juga melihatnya, bukan?"

Yah, aku terbangun karena suara berisik, jadi aku bangun dan hanya mengintip, tapi dia sepertinya menyadarinya. Akan aneh jika aku berbohong bahwa aku tidak melihatnya di sini, jadi aku memutuskan untuk menjawab dengan jujur.

"Yah, itu bagus. Itu bukti bahwa ayah dan ibu berhubungan baik... Menurutku itu jauh lebih baik daripada bertengkar setelah minum."

Dengan senyum yang sedikit jahat di wajahku, aku mengolok-olok ayahku. Melihatku tersenyum seperti itu, dia tersenyum kecut.

"Kamu mengatakan itu seolah-olah itu bukan urusanmu, tapi bukankah ini topik yang ada hubungannya denganmu?"

Sambil meminta semangkuk sup miso lagi, ayahku mengatakan bahwa apa yang terjadi semalam ada hubungannya denganku. Tidak mengerti apa yang dia maksud, aku memiringkan kepalaku.

"Yah, ada banyak pembicaraan tentang apakah kamu lebih mirip aku atau ibumu, tetapi jika kamu lebih mirip dengan ayah dan tidak tahan minum alkohol, bagaimana menurutmu?”

“Seperti ayah?..."

Saat aku memberinya semangkuk sup miso lagi, aku memikirkan kembali seperti apa dia kemarin.

Sambil tersenyum senang dengan ekspresi wajah yang berbeda dari biasanya. Ayahku memeluk ibuku, mencium dan mengusap pipinya, dan memberitahu ibuku berbagai hal seperti betapa dia mencintainya atau betapa cantiknya ibuku.

Apakah itu sesuatu yang mungkin terjadi padaku di masa depan?

“Yah, itu jauh lebih baik daripada hubungan yang buruk.... aku berharap masa depanku akan menyenangkan," 

Sekarang giliranku untuk mendapatkan senyum jahat sebagai balasannya. Ayahku juga tersenyum bahagia, seolah dia juga menantikan seperti apa masa depanku. 

Melihat senyumnya, aku membayangkan diriku dalam bayangan ayahku kemarin.

Bayangkan saja jika aku seperti ayahku nanti ketika aku sudah cukup umur untuk minum alkohol, dan aku memiliki seseorang seperti Nanami, pipiku terasa panas hanya dengan memikirkannya. 

Aku akan tetap diam tentang ini di depan Nanami.

Setelah itu, aku dan ayahku melanjutkan obrolan santai kami. 

Selama obrolan ringan itu, kotak makan siang tampaknya baru saja kehilangan sebagian panasnya, jadi aku memasang kembali tutupnya dan melanjutkan persiapan untuk pergi keluar. 

Sepertinya Ibu masih tidur, jadi aku hanya akan yang melihat Ayah mengantarku pergi hari ini.

“Jaga dirimu baik-baik dan sampaikan salamku untuk Nanami dan yang lainnya.”

"Ya. Aku pergi. Saat ibu bangun, apakah kamu akan berkencan lagi?"

"Tidak, aku akan kembali ke perjalanan bisnisku hari ini, jadi sayangnya tidak akan ada kencan. Ah, aku akan pulang pada hari Rabu, jadi bagaimana kalau kita makan malam bersama untuk pertama kalinya setelah sekian lama."

Yah, aku ingat ayahku pernah mengatakan bahwa mereka biasanya bepergian di bulan Januari. Sungguh suatu kebetulan bahwa akhir perjalanan bisnis mereka jatuh pada hari setelah hari jadi kami, itu seperti kebetulan yang ditakdirkan.

Aku harap aku bisa memberikan laporan yang baik pada hari itu, bukan yang buruk. Aku akan mencoba yang terbaik mewujudkannya. 

“Makan malam bertiga mungkin seru, tapi jika kamu tidak keberatan, bisakah Nanami ikut dengan kamI? bagaimana kalau kita siapkan makan malam bersama agar Nanami juga bisa makan malam bersama kita? Aku pikir kami memiliki banyak hal untuk dibicarakan.”

“Bukankah itu akan merepotkan keluarganya?”

"Aku akan menghubungimu setelah aku menanyakan hal ini kepada mereka. Kalau begitu, aku pergi dulu."

“Baiklah, semoga perjalananmu menyenangkan. Bersenang-senanglah.”

Ayah tersenyum dan melambaikan tangannya padaku. Kemarin ibuku mengantarku pergi, namun hari ini adalah giliran ayahku mengantarku pergi dan aku menuju hari kedua kencan terakhirku.

Hari ini, alih-alih ketemuan, aku akan menjemput Nanami dari rumahnya.

Hal ini terjadi karena aku punya hal lain yang harus dilakukan selain hanya menjemput Nanami, jadi aku melakukannya. 

Ketika aku memberitahu Nanami bahwa aku telah meninggalkan rumah, pesan itu langsung terbaca, dan Nanami memberitahuku bahwa dia sedang menungguku.

Itu sangat cepat, saat itu masih pagi dan Nanami mungkin sudah tidak sabar menungguku.

Tak lama kemudian, aku tiba di rumahnya. Mungkin karena aku tetap berhubungan dengannya saat aku bepergian, waktu terasa begitu cepat berlalu.

Tanpa menekan interkom atau menggunakan ponselku untuk memberitahu Nanami tentang kedatanganku, pintu depan terbuka dengan suara letupan, tampaknya Nanami dan Mutsuko-san telah menungguku di sana untuk menyambutku.

“Selamat pagi, Youshin," 

Dia tersenyum padaku dari ambang pintu.

Hari ini, Nanami berpakaian lebih sopan dari kemarin. Tampaknya dia sudah siap untuk perjalanannya dan tampak sangat menantikannya.

“Selamat pagi, Nanami. selamat pagi, Mutsuko-san.”

“Selamat pagi, Youshin-kun. Aku sangat senang kau mampir hari ini. Apakah kalian akan pergi ke kebun binatang? Itu bagus, selamat bersenang-senang.”

Mutsuko-san sepertinya sudah terbiasa dengan dengan nama panggilanku, dan dia tersenyum bahagia.

Ketika dia pertama kali menyebut nama panggilanku untuk pertama kalinya, aku merasakan ledakan kegembiraan yang tidak dapat aku kendalikan, termasuk saat Geinchiro-san memanggil namaku untuk pertama kalinya.

“Ah, Mutsuko-san... ini adalah apa yang aku janjikan padamu. Aku tidak tahu apakah itu sesuai dengan seleramu, tapi silahkan dimakan.”

Aku mengeluarkan wadah yang sedikit lebih besar dari kotak bekalku dan memberikannya kepada Mutsuko-san. Ini adalah wadah yang berisi lauk pauk dari kotak makan siang yang aku buat hari ini.

Sebenarnya, ketika aku memberitahu Nanami bahwa aku akan membuat kotak makan siang, Nanami mengatakan bahwa ibunya dan lainnya juga ingin mencobanya, jadi dia bertanya apakah aku bisa menyisihkan sedikit dan aku setuju untuk melakukannya.

“Oh sayang, terima kasih. Kita semua ada dirumah hari ini, jadi aku akan memakannya dengan mereka hari ini.”
 
"Mmm! Seharusnya itu untukku. Youshin, kamu benar-benar orang yang baik." 

Nanami cemberut dengan cara yang mudah dimengerti. Entah kenapa aku ingin menyodokkan jariku ke pipinya. Namun aku tidak melakukan itu karena aku khawatir itu akan membuatnya marah.

Aku memang berpikir untuk memasak hanya untuk Nanami, tapi aku pikir aku juga harus mengungkapkan rasa terima kasihku kepada mereka selagi aku bisa, karena aku biasanya berhutang budi kepada mereka, dan aku telah mengambil keputusan ini. (・ω・;).

“Kita punya banyak waktu berdua hari ini. Hanya kau dan aku, jadi tidak apa-apa."

Saat aku menenangkan Nanami, dia membuang tatapan cemberutnya dan kembali tersenyum padaku. Sepertinya dia mencoba untuk memberitahuku bahwa dia sedang merajuk dan Mutsuko-san tersenyum pahit melihat Nanami seperti itu.

Saat aku hendak pergi lagi setelah suasana hatinya membaik, Nanami tersenyum sedikit jahat padaku. 

“Ngomong-ngomong, aku dengar ayah dan ibumu berkencan kemarin. Mereka minum-minum bersama dan aku dengar dari ibumu, ayahmu berubah menjadi sangat perhatian padanya.”

“Ah, ya... itu benar... bagaimana kamu tahu itu?”

Nanami menunjukkan layar ponselnya padaku tanpa berkata apa-apa. 

Di sana, foto ayahku yang sedang menyayangi ibuku terpampang. Tidak, Ibuku yang mengirim foto itu ke Nanami, di situ, ia menulis “Kelak, saat Youshin menjadi seperti ini, tolong perlakukan dia dengan baik."

Ibu... Apa yang kau katakan pada pacarku...?

Tekadku untuk tetap diam tampaknya gagal sejak awal.

“Aku menantikannya, minum-minum di masa depan♪”

“Ya……”

Aku mencoba sebaik mungkin untuk menjawab apa yang Nanami coba katakan padaku, tapi sepertinya aku lupa. Saat itu aku masih berada di depan rumah Nanami, dan Mutsuko mengawasi percakapan kami.

"Oh, Nanami, Sepertinya kamu mengharapkan agar Youshin-kun memanjakanmu. Tapi tidakkah kamu bisa mengatakan hal yang sama tentang dirimu sendiri?"

"Hah?"

Pada kata-kata Mutsuko, baik Nanaumi maupun aku menoleh ke arahnya. Mutsuko-san masih tersenyum sambil memegang wadah. Wajah Nanaumi sedikit terlihat kesal pada senyumannya. Mutsuko tampak sangat bahagia.

Mendengar kata-kata Mutsuko-san, aku dan Nanaumi menoleh. Mutsuko-san tersenyum sambil memegang wadah itu. Melihat senyuman itu, ekspresi Nanami sedikit menegang. Mutsuko-san terlihat sangat bahagia hari ini.

"Mungkin kamu berpikir kamu telah memperbaiki dirimu dibandingkan sebelumnya, tetapi saat ayahmu sangat mabuk, dia menjadi sangat manja. Tingkat kemanjaanmu sebelumnya tak ada apa-apanya dibanding dengannya. Aku bertanya-tanya siapa di antara kalian yang lebih mirip dengannya ketika berurusan dengan manja-manjaan?"

Melihat penekanan khusus Mutsuko pada bagian akhir kalimatnya, Nanami mungkin tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa dia sendiri yang akan dimanjakan dan menatapku dengan panik.

Ekspresinya jelas memerah, mungkin karena dia sudah membayangkannya.

"Inilah yang akan menambah keseruan minum-minum kita di masa depan."

"Itu benar, aku tidak sabar untuk melihat siapa yang akan dimanjakan, aku tidak akan kalah!”

Pertandingan macam apa itu? Entah bagaimana, Nanami membakar persaingan misterius.

Ya, pernyataan itu terdengar seperti sebuah bendera. 
Tidak, jika Nanami akan terlihat seperti Genichiro-san seperti yang dikatakan Mutsuko-san, apakah itu lucu?

Aku ingin melihatnya.

"Sejauh yang aku ketahui, alangkah baiknya jika aku bisa melihat kalian berdua saling menyuapi dan menggoda satu sama lain, hehehe. Ketika kamu mencapai usia 20 tahun, mari kita minum-minum bersama sebagai sebuah keluarga!”

Mutsuko-san dengan senang hati menyarankan kepada kami yang baru saja melakukan sedikit percakapan untuk beberapa saat. Tidak, hanya saja jika kita semua terlalu banyak minum.. aku khawatir itu akan menjadi pesta minum yang sangat kacau.

Selain itu, situasi ini terlalu menyedihkan bagi Shahachi, aku ingin tahu apakah dia juga akan memiliki setidaknya pacar saat itu? Tapi, yah, aku yakin dia masih terlalu kecil untuk minum. 

'Terlepas dari apa yang terjadi di masa depan, nikmati kencanmu hari ini, oke? Kalian berdua, semoga harimu menyenangkan.”

Mutsuko-san, yang mengangkat topik konyol seperti itu sendiri, melambaikan tangan ke arah kami. Nanami dan aku tersenyum pahit melihat perubahannya yang cepat, tapi kami berpegangan tangan dan membalas senyum Mutsuko-san.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, bu.”

“Mutsuko-san, aku pergi dulu.”

Kencan terakhir kami sebelum hari jadi kami dimulai seperti ini.

◇◆◇

“Ngomong-ngomong, ibumu bilang sebelumnya bahwa ayahmu juga akan menjadi sangat manja saat dia mabuk, bukan?”

"Itu sama dengan ayah Yoshin."

“Yah, aku baru mengetahuinya baru-baru ini. Ayahku sangat manja.”

"Yah... katanya itu lebih parah dariku, aku ingin tahu seperti apa kelihatannya."

Saat kami mengobrol hal-hal yang tidak penting seperti itu. Melihat Nanami mabuk waktu itu merupakan kejutan yang luar biasa bagiku, tapi mau bagaimana lagi.

"Aku akan senang jika Nanami memanjakanku, kau tahu?"

“Aku juga sama. tapi bagaimana jika kita saling memanjakan satu sama lain saat kita minum…”

Mengatakan itu, sudut mulutnya perlahan terangkat saat tersenyum seolah dia mengungkapkan imajinasinya sendiri ke sudut mulutnya yang terangkat dan tatapanku secara alami tertuju padanya juga.

Entah bagaimana, bahkan dimataku, aku juga dapat melihat melihat gambaran yang agak membingungkan tentang aku dan Nanami saling memanjakan satu sama lain karena kami terlalu banyak minum.

"Itu benar-benar mengerikan, bukan.."

“Itu benar, dan kupikir akan lebih baik jika kita berhenti minum saat kita tidak bersama."

Nanami, mungkin membayangkan hal yang sama denganku, dengan sedikit rona merah di pipinya.

Percakapan kami memang aneh, tapi setelah itu, aku dan Nanami tiba di kebun binatang tanpa ada gangguan. Ini adalah pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama kami memiliki waktu perjalanan yang damai dan santai.

Aku pikir kami telah mengalami beberapa masalah akhir-akhir ini, seperti yang dikatakan Nanami sambil tertawa.

Aku harap aku bisa bersantai dan melihat binatang bersama Nanami hari ini. 

Bagaimanapun, kami tiba di kebun binatang dengan selamat dan bagian luarnya menarik perhatianku.

"Sekarang jauh lebih bersih ya. “

Dibandingkan dengan kebun binatang yang aku ingat, bagian luar kebun binatang ini sangat rapi dan bersih.

Aku telah melakukan banyak riset semalam dan mengetahui bahwa mereka sedang merenovasi beberapa fasilitas di dalamnya, tetapi aku tidak pernah menyangka akan sebersih ini.

Terakhir kali aku datang ke sini adalah saat aku masih SD, dan aku yakin bagian luarnya sedikit lebih compang-camping sebelumnya..

Aku memiliki ingatan yang samar tentang itu. Namun aku bertanya-tanya apakah Nanami memikirkan hal yang sama juga?

“Memang, tempat ini menjadi indah. Sudah lama sejak terakhir kali aku kesini, tapi aku masih mengingatnya sampai sekarang! ♪"

Nanami dan aku berpegangan tangan saat membeli tiket masuk kebun binatang.

Seperti yang aku riset semalam, sepertinya siswa SMA bisa mendapatkan potongan harga jika mereka menunjukkan kartu pelajar mereka, dan Nanami juga menunjukkan kartu pelajarnya juga.

“Foto Youshin, benar-benar berbeda…. Wah, poninya masih panjang, ahh~, aku merindukannya."”

"Tidak, foto Nanami juga… Mengapa kamu mengambil foto yang begitu serius? Bukankah ini membuatmu benar-benar terlihat seperti cewek Gyaru?"

“Aku pikir itu akan lebih populer karena ini adalah kartu pelajar, jadi aku mencobanya. Apakah menurutmu yang ini lebih sesuai dengan selera Youshin?" 

"Tidak, aku paling suka Nanami yang sekarang."

“Oh, begitu, jadi kamu suka gadis seksi? Itu nakal.”

“Mengapa bisa begitu?”

Di depan resepsionis yang berseri-seri, Nanami dan aku melakukan percakapan ini.

Saat kami sedang asik mengobrol tentang kesan pertama kami setelah melihat kartu pelajar masing-masing seperti itu, resepsionis itu menyambut kami dengan senyuman di wajahnya.

Aku tidak yakin apa yang akan terjadi karena foto kami sangat berbeda, tetapi resepsionis siap memberi kami diskon setelah mengkonfirmasinya. 

Dengan hanya bermodalkan brosur, kami pun masuk ke kebun binatang.

Saat kami memasuki kebun binatang, aroma hutan yang segar dari pepohonan di sekitarnya menyelimuti kami, berbaur dengan aroma hewan yang tak terlukiskan dari hewan-hewan. Apakah ini aroma alam?

Sebagian orang mungkin menganggap bau binatang itu tidak sedap, tetapi entah kenapa aku menyukai campuran berbagai aroma ini. 

"Ngomong-ngomong, apakah kamu baik-baik saja dengan kebun binatang, Nanami?”

Meskipun aku tidak secara khusus menanyakan hal ini pada Nanami, ia tampaknya tidak merasa tidak nyaman, dan memiringkan kepalanya dengan ringan.

“Ya, aku tidak apa-apa. Karena ini adalah kencan kebun binatang, karena aku tidak memakai parfum hari ini, jadi mungkin tidak ada bau yang tercampur."

"Aku juga tidak memakai parfum... Tunggu, Nanami, kamu tidak memakai parfum? Meskipun begitu, kamu sangat wangi.”

“Aku merasa malu, jika kamu mengendusku dengan penuh gairah seperti itu.”

Sial, karena Nanami berkata begitu, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium baunya.

Namun, mengapa aroma wanita sangat enak meskipun mereka tidak menggunakan parfum? Ini adalah salah satu bagi umat manusia.

Tanpa memperhatikan Nanami yang merah padam karena perilakuku, aku melepaskan tangan yang sedari tadi berpegangan dan membuka brosur. Dari samping, Nanami mendekatkan wajahnya untuk melihat brosur yang kubuka. 

“Wah, ada gajah juga di sana, apa kamu mau melihatnya dulu?" 

“Ya. Kebun binatang itu sendiri tampaknya tidak begitu besar, jadi karena kita di sini, ayo kita lihat lihat dulu sebelum pergi ke tujuan kita.”

Kami memegang pamflet untuk membukanya satu sama lain untuk melihat seluruh kebun binatang.

Kami tidak mungkin membandingkan kebun binatang ini dengan kenangan lama kami, tetapi seingatku binatang ini dulu tidak terbagi menjadi banyak area seperti ini. 

Meski begitu, area itu sendiri tidak terlalu besar, jadi seharusnya bisa untuk mengunjungi semuanya hanya dengan berjalan di sepanjang jalan. Jika memang begitu, tidak akan terlalu melelahkan jika kita tidak memaksakan diri untuk bolak-balik.

Lagipula, aku sudah memutuskan kemana aku ingin pergi terlebih dahulu.

"Pertama-tama, mengapa kita tidak masuk ke sini?"

Untuk saat ini, aku menunjuk ke tempat terdekat. Itu adalah tempat yang paling dekat dengan pintu masuk kebun binatang dan juga tempat di mana kebun binatang itu diperkenalkan kembali.

“Apakah ini kebun binatang anak-anak?”

“Ya, aku dengar di sini kamu bisa menyentuh beberapa hewan. Aku pikir aku ingin menyentuh mereka terlebih dahulu. Selain itu..."

“Selain itu?”

“Itu adalah sesuatu yang harus kamu nantikan begitu kita masuk."

Aku menarik tangan Nanami saat dia memiringkan kepalanya, dan kami langsung memasuki kebun binatang anak-anak bersama-sama.

Ada pagar keamanan di setiap taman, dan beberapa hewan yang berkeliaran berada di luar pagar menciptakan pemandangan yang damai.

Melihat anak-anak dan keluarganya bermain dengan gembira membuatku sangat senang.

Selain itu, melihat kuda poni, ayam, dan hewan lain berkeliaran dengan bebas mengangkat semangatku.

"Sangat jarang melihat binatang berjalan dengan santai seperti ini, bukan?"

“Kamu benar, bolehkah aku membelai mereka? Youshin, ada domba di sana."

“Oh, ya. Mereka sangat imut, aku menyukainya. Aku ingin pergi dan menyentuhnya juga, ayo kita pergi bersama.”

Domba itu adalah bagian yang paling menarik dari kunjunganku, domba itu telah keluar dari kandangnya dan berjalan dengan santai, seperti yang dikatakan Nanami kepadaku.

"Apakah kamu suka domba, Youshin?” 

"Ya, aku menyukainya, bukankah domba itu lucu? Selain itu aku juga suka rubah, tapi seperti yang diharapkan, tidak ada rubah di sini.”

“Kamu suka hal-hal aneh, bukan? Aku suka tampil beda, jadi lain kali aku ingin coba bando telinga rubah"

"Kamu menggodaku lagi…. maksudku, apakah kau punya telinga rubah dirumah?”

“Aku punya teman yang membuat kafe hewan saat festival sekolah, jadi aku pikir dia akan memberikannya kepadaku jika aku memintanya. Aku yakin mereka punya telinga domba juga." 

Itu adalah komentar yang menarik, dan aku terdiam, hanya mengangguk untuk membalas Nanami.

Tetapi untuk saat ini, hal pertama yang aku inginkan adalah melihat Nanami bermain dengan domba-domba itu dan memotretnya.

Kami berdua mendekati domba itu, kami harus pelan-pelan dan tenang agar tidak membuatnya takut.

Ketika kami mendekat, domba-domba itu tampaknya sudah terbiasa dengan manusia dan tidak lari. Apakah ini hanya imajinasiku bahwa aku merasa sedikit mengantuk? Apakah hanya cuaca hangat yang membuatku berpikir demikian.

Ketika aku melihat sekeliling, bahkan kuda poni pun berdiri tak bergerak di tempat teduh.

“Baiklah, ayo kita sentuh mereka…”

"Kamu tidak perlu gugup, mereka lucu dan lembut, dan mereka sangat tenang.”

Sementara aku masih mencari cara untuk menyentuhnya, Nanami sudah membelai mereka dengan lembut. Domba itu dibelai dengan mata terpejam seakan-akan sedang tertidur, dan menggerakkan kepalanya sedikit.

Ketika aku menyentuhnya dengan ringan, aku merasakan sesuatu yang sedikit mengembang di telapak tanganku, yang berbeda dari apa yang aku bayangkan. Tapi kemudian, ketika aku menekannya dengan lembut, bulu domba ini memantul kembali dengan lembut. Aku pikir ini akan menjadi sedikit lebih halus, tetapi perasaan kakunya sedikit lebih kuat...

Tetapi anehnya, aku merasa nyaman dan perlahan-lahan mulai mengelus domba-domba itu. 

Domba-domba yang dibelai tidak menjauh dari kami dan duduk di sana dengan tenang. Apakah ini berarti aku bisa mengelusnya lebih banyak? Domba-domba itu baik dan patuh.

"Masing-masing dari mereka punya nama, bukan? Apakah itu berarti mereka semua betina?"

“Bagaimana menurutmu? Ah, mereka menenangkanku.”

Nanami dan aku membelai kawanan domba seperti itu untuk beberapa saat. Domba-domba itu tidak hanya lembut, tetapi mereka juga sangat tenang dan berperilaku sangat baik. Itu akan membuat mereka stres, jika kami terlalu menekan mereka, jadi bersikaplah lembut. Kami juga mengelus beberapa domba secara bergantian, tanpa mengelus satu domba terlalu lama. 

Aku merasa ingin memeluk mereka, tetapi itu mungkin akan membuat mereka stres, jadi aku hanya bisa mengelusnya dengan lembut.

“Mereka sangat lucu... Aku bisa membelai mereka sebanyak yang aku inginkan." 

“Youshin, aku tidak tahu kalau kamu sangat menyukai domba... Tapi, yah, mereka memang lucu.”

Nanami mengatakan ini dan membelai domba-domba itu bersamaku. Saat kami membelai domba itu bersama-sama, ia menyipitkan matanya seolah-olah sedang tersenyum. 

“Mereka sangat lembut.. dan juga enak…. apakah rasanya begitu enak karena mereka begitu lucu sehingga aku ingin memakannya?"

Tiba-tiba, Nanami mengatakan sesuatu yang menakutkan. 




“Ya, memang benar daging domba itu enak.... semua orang menyukainya. Tapi, tidak heran bahwa aku juga menyukai domba yang lucu, melihat situasi sekarang.”

“Nah, itu dia, itulah yang harus kita pikirkan... jika mereka begitu imut seperti ini, aku merasa tidak tega untuk melahap mereka.”

“Hmm, aku bertanya-tanya apakah ada cara untuk menjadi seorang vegetarian?”

"Ngomong-ngomong, aku membuat banyak nugget ayam hari ini.”

"Maaf, sepertinya tidak mungkin bagiku untuk menjadi vegetarian. Jadi, setidaknya aku akan makan dengan baik dan bersyukur.”

Nanami segera menarik telapak tangannya dan membelai kambing itu sambil mengucapkan terima kasih. 

Setelah cukup puas dengan domba-domba itu, kami berhenti sejenak untuk beristirahat. 

Karena ini adalah kencan pertama yang aku putuskan sendiri, aku merasa sedikit ragu untuk mengambil keputusan, tapi jika aku tidak segera membuat keputusan disini, kami akan berakhir hanya dengan mengelus domba, jadi kami memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kebun binatang anak-anak untuk sementara waktu.

Anehnya, kebun binatang itu berisi lebih banyak hewan yang terkurung di balik kandang kaca dan kandang terkunci, jadi kami tidak dapat berinteraksi dengan mereka karena hal ini.

Ini sedikit mengecewakan, tetapi mereka rentan terhadap stres dan ada berbagai alasan untuk ini, jadi mau bagaimana lagi. Namun, aku cukup menikmatinya dengan melihatnya saja dan memotretnya bersama Nanami. 

Sebaliknya, hewan hewan yang berkeliaran di taman tampaknya sudah terbiasa dengan manusia dan tidak kabur saat kami mendekati mereka seakan-akan mereka ingin kami berfoto bersama mereka. 

Agak sulit untuk mengambil foto bersama mereka karena kami berurusan dengan hewan-hewan yang bergerak secara liar, tapi meski begitu, kami tetap bisa mendapatkan foto yang bagus satu sama lain…

“Lihat! Bukankah bebek itu bertingkah aneh?"

"Hah?" 

Seperti yang diberitahukan kepadaku, aku menyadari bahwa seekor bebek datang ke arahku. Pada saat yang sama, seekor bebek lainnya menggunakan paruhnya untuk menggigit Nanami diantara paruhnya seolah-olah sedang menggigitnya dengan manis, atau bermain-main dengan Nanami seolah-olah ia menyukainya.

Kami juga tidak bisa terlalu kasar dengan bebek-bebek itu, tapi Nanami mengalami kesulitan dengan bebek yang menggigitnya dengan manis itu, jadi aku mencoba untuk sedikit menjauhkan bebek-bebek itu darinya. 

Bebek itu menyerangku dengan cukup ganas setiap saat, seolah-olah aku adalah saingannya. 

Saat kami sedang kesulitan, penjaga kebun binatang memperhatikan dan menarik bebek itu menjauh dari kami. 

“Ya ampun, maafkan aku. Mereka menyukai orang yang mereka gigit, sepertinya mereka menyukai kalian. Hal ini sudah sering terjadi sebelumnya.”

Aku bisa memahami sikap bebek yang datang padaku, tapi itu tidak bisa dihindari, karena mereka adalah binatang.

Kedua bebek yang dipegang oleh penjaga sepertinya bertingkah sedikit kasar dan aku melingkarkan lenganku di lengan Nanami dan mencoba mengatakan kepada bebek-bebek itu.

“Maaf, aku dan Nanami adalah sepasang kekasih. Aku tidak bisa membalas perasaanmu.”

“Aku pikir kamu tidak harus mengatakan hal itu pada seekor hewan. Tidak, bukannya aku tidak senang tentang hal itu, tapi..”

Bebek-bebek itu melihatku dan Nanami dan langsung terdiam dalam pelukan sang penjaga. Penjaga itu bahkan tampak heran dengan tindakanku.

“Sepertinya perasaanmu sudah tersampaikan kepada mereka.”

"Yah, itu bagus, tapi penjaga kebun binatang itu tampak heran.”

“Ufufu... Kalian sangat serasi, semoga kalian berdua bersenang-senang hari ini.".

Kami berpegangan tangan dan melihat penjaga kebun binatang itu pergi. 

Saat kami hendak pergi, kami mendengar suara penjaga lain yang datang dari pagar domba. 

"Sekarang kita akan memulai pencukuran bulu. Jika Anda ingin menonton, silakan masuk."

Melihat pemandangan yang hanya bisa aku lihat bersama Nanami hari ini adalah berkah yang tidak akan pernah aku lupakan. Aku sudah lama ingin melihatnya, tetapi mengetahui bahwa aku dapat melihatnya hari ini membuatku sangat bersemangat.

"Yoshin, apakah ini yang kau ceritakan padaku sebelumnya? Mencukur bulu domba...Aku belum pernah melihatnya, kalau dipikir-pikir.”

Nanami menatapku dan aku tersentak kembali ke akal sehatku.

Seharusnya aku tidak bersemangat sendiri, tapi apakah itu agak membosankan bagi Nanami? 

"Maaf, aku jadi bersemangat sendiri... apakah kamu tidak tertarik? Sebenarnya, aku ingin melihatnya sekali saja."

"Itu tidak benar. Tapi bukankah menyenangkan melihat mata Youshin berbinar seperti anak kecil? Selain itu, jarang sekali Youshin mengatakan bahwa ia ingin melakukan sesuatu atas kemauannya sendiri seperti ini."

"Begitukah? Kurasa tidak, tapi mungkin begitu."

"Itu benar. Itu sebabnya aku sangat senang hari ini. Dengar, aku juga ingin melihatnya. Ayo kita melakukannya bersama.”

Kami bergandengan tangan dan langsung berjalan menuju tempat pencukuran bulu domba. Tampaknya ada beberapa orang tua dengan anak-anak mereka di sana, dan kami tampaknya menjadi satu-satunya pasangan disana. Di belakang domba-domba yang sedang duduk dengan tenang, berdiri seorang penjaga dengan mesin cukur di tangan mereka.

'Kalau begitu, kita akan mulai sekarang! 

Peternak pria itu sangat efisien dan petugas kebun binatang menjelaskan proses pencukuran bulu domba kepada kami saat domba-domba itu dicukur.

Domba-domba itu jinak dan entah bagaimana mereka terlihat nyaman. Menurut penjelasannya, jika domba peliharaan tidak dicukur seperti ini, mereka akan mati terkena sengatan panas.

Jadi, para penjaga mencukurnya dengan cara seperti ini agar mereka tetap sejuk. Ketika cuaca panas, mereka dipangkas lebih awal dan aku beruntung bisa melihat mereka, karena tampaknya mereka biasanya dicukur lebih awal dalam jadwal selama musim panas.

Domba-domba ini menjadi segar kembali setelah dicukur, tidak lagi lesu seperti sebelumnya dan berjalan dengan penuh semangat ke arah kami—- atau lebih tepatnya ke arahku.

“Ehhhhhhhh!?”

Aku yang sedang menyaksikan pemandangan itu dengan kagum ditabrak oleh domba yang berada tepat di depanku. Domba-domba itu terkejut, menghentakkan kakinya dengan bingung, dan kemudian berhenti. 

Tidak terlalu sakit, tetapi karena kecerobohanku dan benturan itu, aku terjatuh di tempat dan menengadah ke langit, sementara domba-domba itu menatapku ke arahku.

Di sekelilingku, sambil memandang ke langit, aku bisa mendengar suara-suara cemas, tawa, dan suara anak-anak yang ingin melihat lebih dekat datang dari sekelilingku. Tanpa sadar, aku pun tertawa.

"Youshin, apakah kamu baik-baik saja? Mengapa kamu menabrak domba-domba itu?”

"Tidak apa-apa. Nanami, cepat rekam aku, ini agak lucu."

Nanami yang kebingungan mengulurkan tangannya padaku, tapi aku memutuskan untuk meminta Nanami untuk mengambil fotoku dalam keadaan seperti ini dengan domba-domba di sisiku. 

Kemudian, seorang penjaga kebun datang bergegas untuk meminta maaf.

Yah, dari sudut pandang mereka, hal ini mungkin sudah biasa, tetapi aku tidak peduli sejauh itu.

Domba yang tiba-tiba melangkah pergi adalah sesuatu yang kadang-kadang terjadi, tetapi menyerbu orang seperti yang mereka lakukan hari ini adalah hal yang sangat jarang terjadi. Katakanlah itu adalah pengalaman yang berharga dan aku diliputi rasa lega mengetahui bahwa Nanami baik-baik saja.

Aku juga mendapatkan beberapa foto yang menarik hari ini. Itu adalah fotoku yang sedang tergeletak dan seekor domba yang sedang dicukur melihat ke arahku. Hal semacam ini jarang terjadi.

“Kami benar-benar minta maaf... Setidaknya aku akan memberikan ini sebagai permintaan maaf, silahkan.”

Apa yang mereka berikan kepada kami adalah bulu domba putih bersih yang telah dicukur dan diputihkan tahun lalu.

Mereka mengatakan bahwa biasanya hanya anak-anak di bawah usia SMP yang diizinkan untuk memilikinya, tetapi mereka memberi kami masing-masing dua bungkus sebagai permintaan maaf mereka kepada kami berdua. 

"Terima kasih, aku akan menyimpannya.”

“Mereka putih bersih dan indah. Aku Ingin tahu apakah aku bisa membuat sesuatu dengan ini?”

“Ini tidak banyak, tetapi jika itu adalah sesuatu yang kecil, kamu mungkin bisa membuatnya."

“Selain itu.”

Nanami menatapku dengan tatapan misterius saat aku melihat wol itu dengan senyuman di wajahku. Aku ingin tahu apa arti dari ekspresi sedikit terkejut itu.

“Aku yakin sesuatu pasti akan terjadi setiap kali aku pergi keluar dengan Youshin, bukan?”

Ah... Ya, itu benar. Aku tidak pernah diserang oleh domba seperti ini sebelumnya.

Aku menerimanya, sambil mengangkat bahuku setuju dan menyatakan perasaanku dari lubuk hati terdalamku dengan tulus,

"Selama itu membuat Nanami senang, itu yang terpenting.”

Nanami, yang dari tadi menatapku dengan tatapan sedikit terkejut di matanya, mematahkan ekspresi itu dan menurunkan alisnya sambil tersenyum.

“Youshin... Berapa lama kamu akan tetap berada disana? Ayo, bangun dan pergi ke tempat berikutnya. Beri aku tanganmu.”

"Benar, sudah waktunya bangun, Nanami, apakah kamu akan menarik tanganku? Bukankah itu tidak mungkin?"
 
Bahkan jika aku bergumam pada tangannya yang terulur, Nanami tidak menarik tangannya dan terus mengulurkannya.

“Kalau aku tidak mencobanya, aku tidak akan tahu.”

Sepertinya itu tidak akan berhenti sampai aku meraih tangannya. Itu sebabnya aku meraih tangan Nanami. Untuk sesaat, Nanami mencoba menarik tanganku, tapi..

“Aku akan mencobanya..... Se…no…Agghh!’

“Ughh.. Aku tahu itu mustahil. Bahkan jika Nanami berada dibawah... Maksudku, kau jatuh di atasku. Apakah kamu terluka?“

“Kupikir aku bisa melakukannya... agak memalukan berada seperti ini di luar ruangan.”

“Jika kamu merasa seperti itu, aku akan sangat senang jika kamu menyingkir dariku lebih awal. Ada banyak anak-anak disini.”

Tanpa diduga, Nanami sama sekali tidak menyadari tatapan anak-anak di sekitar kami. Mereka sangat gembira ketika mereka melihat kami, dan beberapa dari mereka bahkan ada yang duduk di atas satu sama lain seperti kami bersama teman-temannya. 

Kami buru-buru berdiri dan meninggalkan kebun binatang anak-anak sambil melambai pada anak-anak yang sedang menatap kami..

Kami mengalami sedikit kecelakaan, tapi hei.. Meskipun itu kecelakaan, aku bisa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga hari ini.

Aku jatuh, tapi itu bukan masalah besar karena aku  tidak sengaja kehilangan keseimbangan saat menabraknya.

Akan lain ceritanya, jika kepalaku terbentur dan terluka parah akibat benturan yang cukup keras, tetapi tidak ada rasa sakit seperti itu sama sekali.

Meski begitu, aku sangat beruntung bahwa mereka baru saja mulai berlari dan berjalan tidak terlalu cepat. Sebaliknya, domba yang menabrakku tampak lebih terkejut daripadaku. Aku bahkan mendapat souvenir yang biasanya tidak kudapatkan. Aku pikir aku bisa mengatakan bahwa aku mengubah bencana menjadi berkah.

“Tapi tetap saja... Apa yang harus kita lakukan dengan semua bulu ini?”

Di masing-masing tangan kami ada dua kantong transparan dari wol domba.

Wolnya telah diputihkan tahun lalu dan sekarang berwarna putih bersih dan indah. Itu adalah permintaan maaf yang bagus, tetapi aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan dengan mereka.

“Karena aku punya dua tas, jadi mengapa kamu tidak menyimpan salah satunya sebagai cinderamata dan menjadikan yang satunya lagi menjadi semacam perhiasan?”

Kata "aksesoris" yang keluar dari mulut Nanami membuatku sedikit gugup.

Aku sedikit kaget mendengar Nanami menyebut kata "perhiasan" karena itu adalah yang sedang kukerjakan saat ini. Aku belum memberitahu siapapun tentang itu, dan aku menyembunyikannya dari Nanami saat dia datang ke rumahku, jadi dia mungkin tidak tahu, tapi itu tetap membuatku sedikit kesal.

"Aku ingin tahu aksesoris apa yang terbuat dari benang?"

tanyaku pada Nanami tanpa menunjukkannya.

“Yah, dengan benang sebanyak ini, kurasa aku bisa membuat beberapa anting atau semacamnya bukan? Kupikir akan sangat lucu jika aku bisa membuat sesuatu yang lucu dan berwarna putih.”

“Aku pikir itu akan menjadi anting-anting putih yang cantik. Apakah kamu pernah membuatnya sebelumnya?”

"Hmm, tidak. Aku hanya melihatnya.”

Apakah tidak apa-apa? Cara dia menggelengkan kepalanya sangat lucu, tapi aku sedikit kaget dengan jawaban itu. Nanami sepertinya menganggap reaksiku lucu, tertawa dan menyilangkan lengannya lagi bersamaku.

"Hei, karena sudah lama sekali, kenapa kita tidak mencoba membuatnya bersama? Lain kali, ayo kita coba."

"Membuat anting ya.... Aku belum pernah menindik telingaku.”

"Kalau dipikir-pikir, bukankah Youshin memang tidak memiliki lubang tindik di telinganya?"

Aku tidak pernah tertarik dengan fashion, jadi tidak mungkin aku menindik telingaku, tapi... Begitu dia mengatakan itu, dia tiba-tiba mencubit cuping telingaku dengan lembut.

"Sebenarnya, ada cerita di manga shoujo tentang seorang gadis dimana ia menindik telinganya setelah ia memotong pendek rambutnya. Yah, tapi itu tidak ada hubungannya dengan Youshin.”

Tidak menyadari keterkejutanku Nanami memainkan daun telingaku yang terjepit. 

Dia akan mencubitnya dengan ringan dan kemudian meremasnya dengan ujung jarinya... Setiap kali dia melakukan ini, aku akan merasakan sensasi aneh mengalir di punggungku.

“Nanami... Bisakah kamu memberiku waktu istirahat dari itu?"

“Youshin, apakah daun telingamu lemah?”

Dengan senyuman seperti anak kecil yang telah menemukan mainan yang menyenangkan, Nanami memainkan daun telingaku lagi. Aku hanya bisa tersenyum pasrah dan berada di belas kasihannya untuk sementara waktu..... 

Lalu, tiba-tiba, jari-jarinya meninggalkan daun telingaku.

“Apakah kamu ingin melihat lubang telingaku yang ditindik?”

Nanami melepas anting di telinganya dan mengulurkan daun telinganya untuk menunjukkan padaku.

"... Jika kamu melakukan itu, aku akan menyentuhmu, oke?"

“Aku tidak takut karena aku tidak memiliki daun telinga yang lemah. Lihat, aku terlihat baik-baik saja dengan lubang di daun telingaku, bukan?"

Nanami memiliki lubang kecil di daun telinganya, seolah lubang itu sudah ada sejak lama.

Satu-satunya alasan aku tidak menindik telingaku adalah karena aku tidak punya siapa-siapa untuk menunjukkannya dan itu terlihat menyakitkan, tapi aku yakin ini normal untuk anak perempuan. 

Aku perlahan-lahan meraih daun telinganya, seperti yang aku nyatakan. Perasaan tegang yang aneh menjalari tubuhku, dan aku bertanya-tanya apakah hal yang juga berlaku untuk Nanami, dan senyuman muncul di wajahnya... tapi senyum itu sedikit kaku.

Ujung jariku menyentuh daun telinganya, dan aku mengambilnya dengan lembut seperti yang dia lakukan sebelumnya. Aku sering mendengar bahwa adonan roti harus dibuat selembut daun telinga... Karena aku belum pernah membuat roti sebelumnya, aku bertanya-tanya adonan roti memang lembut seperti ini.

“Nnnn….”

Saat aku mengangkatnya, Nanami meninggikan suaranya sedikit.

Aku merasakan sentuhan lembut yang berbeda dari telinga ku sendiri, dan lubangnya membuat ujung jariku terasa sedikit macet. Aku kemudian memainkan daun telinganya dengan ujung jariku.

Begitu ya, jadi ini rasanya telinga yang ditindik. Aku pikir itu akan menyakitkan, tetapi ternyata tidak. Lubangnya tidak sebesar itu, kecil dan lucu. Aku bertanya-tanya apakah itu karena Nanami memiliki telinga yang kecil?”

“Chotto...... Youshin...... Tunggu...... Tunggu......"

Lengan Nanami diletakkan di sekitar dadaku, seolah-olah dia sedikit mendorongku. Perasaan itu membawaku kembali ke diriku dan aku bisa melihat dengan jelas wajah Nanami sangat memerah sekarang.

“Tidak, aku pikir mengatakan kamu baik-baik saja dengan itu. Kamu tidak apa-apa?”

"Kupikir begitu... Tidak, ketika Hatsumi dan yang lainnya menyentuhku, aku benar-benar baik-baik saja dengan itu, tapi sepertinya bukan itu masalahnya..."
 
Aku menyentuhnya karena dia bilang dia baik-baik saja, untuk menutupi rasa maluku. Perlahan aku melepaskan jari-jariku dari daun telinganya dan menyarankan tempat berikutnya untuk kita kunjungi.

“OK, selanjutnya ayo kita lihat gajah! Kalau berbicara tentang telinga, itu adalah seekor gajah!!!!”

“Apa? Aku pikir jika berbicara soal gajah itu belalainya bukan...?”

“Tidak, tidak, begini… gajah yang terkenal di dunia menggunakan telinganya untuk terbang. Jadi, ketika kita berbicara tentang telinga, kita berbicara tentang gajah.”

“Ah itu. Youshin, kamu mengingat bagian itu dengan sangat baik.”

Dengan pipi yang merona, Nanami dan aku memasuki area penangkaran gajah bersama-sama. Pintu masuknya dihiasi dengan pintu berbentuk gajah dan lorong yang sedikit remang-remang tampak sedikit menanjak.

“Ini adalah bangunan yang dirancang dengan sangat bergaya, bukan?”

“Ya, lingkungan yang hijau membuatnya terlihat seperti sedang berjalan melewati hutan”

Memang benar berjalan menyusuri koridor ini, emosi perlahan-lahan akan naik dan kini mulai terasa luar biasa bahwa kami akan melihat gajah sungguhan.

Dan saat kita membuka pintu yang berat... Cahaya bersinar melalui pintu, seolah-olah ada cahaya yang menyambut kami.

Kami tiba di tempat yang tampak seperti ruang pameran, dengan video tentang penjelasan tentang gajah-gajah dari masa ke masa yang sedang ditampilkan di dinding kebun binatang. Saat aku bertanya-tanya apakah aku akan melihat gajah dari tempat yang berbeda, Nanami melihat ke arah yang berlawanan dariku dan berteriak dengan penuh semangat.

“Youshin, ada gajah! Dua gajah! betapa lucunya! Apakah mereka ayah dan anak? Mereka tampaknya sedang bermain satu sama lain.”

Apa yang menarik perhatian Nanami adalah tempat yang ramai dengan keluarga dan pasangan. Sepertinya aku bisa melihat gajah di bawah dari sana.

Karena ada banyak ruang, gajah-gajah akan saling menempel dan melingkarkan belalai mereka di leher satu sama lain dan bergerak sangat aktif.

Seekor gajah yang sedikit lebih kecil memiliki sesuatu seperti tanda lahir berbentuk bintang mengambang di pantatnya... Kedua binatang itu terlihat saling berhadap-hadapan, bermain satu sama lain.

“Mereka lebih besar dari yang kukira, karena ini gajah, jadi aku kira itu yang diharapkan.”

"Mereka sangat lucu..... wajah mereka begitu dekat satu sama lain..."

Melihat keluar dari jendela kaca ke arah gajah-gajah yang sedang bermain.. tampaknya ada tempat di mana kami bisa duduk dan menonton. Ayah dan anak itu tampak sedang mengamati gajah-gajah di sana.

“Nanami, sepertinya ada tempat untuk duduk dan menonton disana, ayo kita pergi kesana.”

“Benarkah? Kamu pasti sedikit lelah, jadi akan lebih baik jika kita bisa duduk dan menontonnya bersama.”

Aku senang mendengar bahwa dia mengkhawatirkanku, tapi aku tidak benar-benar ingin duduk di tempat itu begitu aku melakukannya. Kaca di sana hanya setinggi dadaku dan aku hampir bisa melihat gajah-gajah itu dari dekat secara langsung.

Wow, itu luar biasa. Aku pikir itu luar biasa bahkan melalui kaca, tetapi untuk melihatnya secara langsung, itu benar-benar berbeda... Kamu juga dapat mendengar suara gajah bermain satu sama lain dan kehadirannya benar-benar terasa berbeda.

Pada akhirnya, kami tidak duduk di kursi, kami menyaksikan kedua gajah itu dari jarak sedekat mungkin.

Mereka saling berhadapan dan mendorong satu sama lain, dan ketika gajah yang lebih kecil mulai melarikan diri, gajah yang lebih besar mengejarnya dari belakang..... 

Keluarga ini juga mengambil foto di sekitar dan tertawa melihat gajah-gajah yang ceria dan penampilan bersemangat Nanami itu tidak terkecuali.

“Youshin, Youshin. ayo kita berfoto! Jika kita berfoto selfie bersama, kita mungkin akan bisa berfoto dengan gajah-gajah itu. Ayo lebih dekat!"

Itu dia.

Yah, aku sebenarnya cukup bersemangat juga. Sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata keterkejutan melihat gajah secara langsung dan gerakan simultan yang indah ini tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata... 

Dan...saat ketika Nanami dan aku hendak berfoto.

"PUAAAAAAAAAAAAAANGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!"

Gajah itu tiba-tiba mengeluarkan raungan yang sangat keras... Kami sangat terkejut sehingga kami hampir menjatuhkan ponsel kami ke lantai. Anak-anak di sekitar kami juga kaget dan berteriak sekencang-kencangnya menirukan teriakan gajah.

“Wow... itu membuatku kaget..."

"Ya, itu adalah teriakan yang keras."

Kami hampir menjatuhkan ponsel kami, tetapi kedua gajah itu terus bermain satu sama lain terlepas dari keterkejutan kami. Apakah mereka mendengus ketika mereka bersemangat? Meski begitu.

“Aku yakin aku pernah mendengar teriakan gajah... Kurasa itu bukan 'paoong'..." 

“Hahaha, itu pasti tidak terdengar seperti 'paon' sama sekali. Paon terdengar lebih manis, tapi kenyataannya itu terdengar seperti gajah yang kuat.”

“Ini memang sangat kuat. Udara berguncang dan rasanya luar biasa.”

Lalu kami berfoto lagi. Setelah benar-benar terbiasa mengambil foto selfie, kami mendapatkan bidikan yang tepat untuk diri kami sendiri dan kedua gajah itu dalam bingkai.

Kemudian setelah melihat kedua gajah itu beberapa saat, kami menemukan gajah lain di dalamnya.

Gajah itu sepertinya sedang memakan jerami yang tergantung di langit-langit tanpa mendekati mereka. Aku ingin tahu apakah sudah waktunya makan siang... Aku mungkin sedikit lapar.

Saat aku memikirkan hal ini, aku melihat dua gajah yang baru saja bermain satu sama lain, berkerumun bersama.

Seekor gajah yang lebih kecil menempelkan wajahnya ke perut gajah yang lebih besar. Apa yang mereka lakukan?

“Tampaknya mereka adalah ibu dan anak. Lihat, bayi gajah itu sedang minum susu induknya.”

Sepertinya Nanami telah mengambil foto adegan menyusui gajah yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Ini tentu saja bukan sesuatu yang sering kamu lihat... ini adalah pemandangan yang langka. Aku memotret adegan itu dan memotret Nanami yang tersenyum dengan sangat baik.

"Aku ingin tahu apakah akan tiba saatnya aku akan menyusui bayiku seperti itu..."

Nanami, yang baru saja selesai mengambil gambar, bergerak sedikit menjauh dari kaca dan duduk perlahan-lahan di sana. Aku juga duduk di sampingnya, diam diam dan terus memperhatikan gajah-gajah itu makan bersama.

Lalu, entah dari mana, kami secara kebetulan meletakkan tangan kami di atas tangan satu sama lain. Aku tidak berani menjawab pertanyaan Nanami, dan dia tidak berkata apa-apa lagi. Kami hanya saling berpegangan tangan dan, tidak seperti sebelumnya, menyaksikan gajah-gajah dalam keheningan.

Orang-orang di sekitar kami begitu asyik dengan gajah sehingga mereka membuat banyak suara, tapi... kami merasa seolah-olah kami tidak dapat mendengar suara orang-orang di sekitar kami.

"Jika itu Nanami..."

"Ya?

“Nanami pasti akan menjadi ibu yang baik.”

“......Terima kasih."

Akan sangat bagus jika aku bisa berada di sisimu saat itu... tapi hanya itu yang bisa kukatakan untuk saat ini.

Sebenarnya, ini adalah kalimat yang pernah aku katakan sebelumnya..... Sekarang sebulan telah berlalu, aku rasa arti dari kalimat ini telah sedikit berubah.

Gajah-gajah yang telah selesai makan mulai bermain-main lagi.

Keduanya yang sebelumnya bermain di kotak pasir telah bergerak ke arah kolam air bersama yang lainnya yang sedang makan jerami. 

Aku berdiri di depan Nanami untuk bergabung dengannya dan berkata. 

"Ayo kita turun lantai satu dan melihatnya. Gajah-gajah itu sudah pindah ke kolam air, dan jika kita beruntung, kita mungkin bisa melihat mereka di dalam air.”

“Benarkah? Kamu tahu banyak ya, Youshin.”

"Yah, aku ingin menunjukkan banyak hal menarik kepada Nanami hari ini. Aku tidak yakin apakah aku aku bisa menunjukkan semuanya padamu, tetapi aku akan menunjukkannya padamu sebanyak yang aku bisa.”

Aku mengulurkan tanganku dan Nanami menerimanya dengan senyum lembut di wajahnya dan perlahan-lahan berdiri. Kemudian kami pindah ke lantai pertama bersama... dan ada sebuah patung gajah besar diletakkan di depan kami. Itu adalah karya yang begitu indah dan menakjubkan, sehingga kami langsung terkejut, bahwa karya itu benar-benar ada di hadapan kami.

Tampaknya objek itu bisa disentuh, dan rasanya persis seperti menyentuh gajah sungguhan. Meskipun kami tidak bisa menyentuh gajah secara langsung, kami memiliki kesempatan langka untuk menyentuh objek tersebut. Rasanya agak lembab, tapi juga kasar karena kerutan yang terukir di dalamnya.

Lalu ada juga gajah yang terlihat di langit-langit teater layar sentuh dan banyak hal lainnya. Namun, aku akan mengesampingkan semua ini untuk sementara waktu, dan bergegas ke tempat di mana kami bisa melihat gajah yang sebenarnya.

Di sana, kebetulan ada dua ekor gajah sedang asyik bermain air dan sepertinya mereka sedang mandi bersama.

Seperti terakhir kali aku pergi ke akuarium, pemandangan gajah di dalam air sungguh aneh. Mereka terlihat seperti mahluk air ketika mereka memasukan belalainya ke dalam air dan berenang di dalamnya.

“Aku bertanya-tanya bagaimana mereka bisa masuk ke air seperti ini... Sangat menyenangkan berada di air seperti ini, ibu dan anak mandi bersama.”

“Ini terlihat sangat bagus, bukan? Melihat mereka seperti ini membuatku ingin kembali ke pemandian air panas.”

“Aku tidak yakin apakah ini ide yang bagus atau tidak. Tapi, Youshin… apakah itu berarti kamu ingin mandi denganku?”

“Bisakah aku mandi campuran?"

“Umm, kalau pakai baju renang mungkin tidak apa-apa… Ah! Youshin begitu terbiasa dengan hal itu akhir-akhir ini dan bereaksi dingin terhadap hal semacam ini. Hanya aku satu satunya yang merasa malu, itu tidak adil!!!”

Aku sudah terbiasa dengan kalimat menggoda Nanami, dan dia biasanya mengatakannya saat dia mengolok-olokku. 

Sudah terbiasa... Tidak, hanya untuk saat ini setidaknya aku bisa berpura-pura seolah-olah aku sudah terbiasa.

Namun, pada kenyataanya aku tidak bisa menahan jantungku yang berdegup kencang terlepas dari niatku. Memikirkan mandi bersama saja sudah cukup membuatku malu. Baju renang? Fakta bahwa aku sedang mandi dengan seorang gadis tidak mengubah fakta bahwa aku gugup meskipun dia memakai pakaian renang atau tidak.

Sementara kami berbicara tentang itu, gajah yang keluar dari air sekarang dengan cekatan menuangkan pasir ke seluruh tubuhnya dengan hidungnya... Apakah itu kebiasaan gajah ? Kemudian kami menyaksikan gajah-gajah untuk sementara waktu .......

(Kuuuu…)

Suara merdu terdengar di telingaku… Ini berbeda dengan suara gajah yang kudengar sebelumnya... itu adalah suara lucu yang sampai ke telingaku.

Itu adalah suara perut Nanami.

"Apakah kamu mendengar itu?

“Aku mendengarnya dengan jelas.”

Saat itu sudah jam makan siang, tepat ketika gajah-gajah sedang makan, jadi wajar saja jika kami lapar. Aku tahu aku tidak seharusnya menertawakannya karena menahan perutnya, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menertawakannya.

Lalu aku berkata. 

"Kalau begitu, ayo makan siang. Gajahnya sudah kenyang.”

"Ah, jangan menertawakanku. Seharusnya kamu pura-pura tidak mendengarku saat aku seperti itu!”

Kami kemudian bergerak menuju pintu keluar. Di pintu keluar terakhir, kami melihat gajah-gajah menjulurkan kaki dan telinganya untuk dibersihkan oleh para penjaga. Rupanya, ini adalah tempat untuk semacam pelatihan.

“Hei. Bukankah kedua gajah yang melambai-lambaikan moncongnya itu terlihat seperti sedang mengucapkan selamat tinggal?" 

Ya, induk dan anak gajah tadi menjulurkan belalainya keluar dari celah kandang dan mengayunkannya ke kiri dan ke kanan. Anak-anak yang berdiri di sekitar pintu keluar juga melambaikan tangan dengan gembira ke arah gajah dan mengucapkan "bye-bye" dengan lantang.

Secara realistis, pada kenyataanya gajah-gajah itu sedang dalam proses mengeluarkan kaki mereka dari celah-celah untuk dimandikan oleh penjaga mereka, yang menurutku itulah sebabnya belalai mereka bergoyang dari satu sisi ke sisi lain....  tetapi akan sangat membosankan jika aku mengatakan hal itu. 

Jadi, di sini, aku harus mencoba mengatakan sesuatu yang lucu juga.

“Mereka benar-benar gajah yang pintar, bukan.”

“Haha, kalau begitu, mari kita ucapkan selamat tinggal juga."


Mendengar kata-kata ini dari Nanami, aku melambaikan tangan kepada gajah itu juga. 

Saat kami melambaikan tangan dan berbalik, gajah itu berteriak keras lagi seolah-olah mengucapkan selamat tinggal.

Aku yakin itu hanya kebetulan karena mereka merasa senang setelah kaki mereka dibasuh, atau cara penjaga membasuh kaki mereka yang membuat mereka merasa nyaman.....

Seolah-olah gajah-gajah itu mengucapkan selamat tinggal kepada kami, kami meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang sangat bahagia.

◇◆◇

“Youshin...... tidak usah terlalu dipikirkan......"

Telapak tangan yang membelai kepalaku dengan lembut. Orang yang menghiburku tentu saja Nanami.. Dia adalah orang yang selalu ada untuk menghiburku, dan aku merasa sangat terharu dengan kebaikannya.

Di tengah kencan kami terakhir, sayangnya, aku merasa sangat lelah dan akhirnya duduk dan merosot di atas meja. Meskipun awalnya aku sangat bersemangat, kegembiraan itu tidak bertahan lama. Namun, Nanami tidak pernah sekalipun mengeluh dan tetap di sisiku sepanjang waktu untuk menyemangatiku.

Kami berdua yang merasa lapar, akhirnya menemukan tempat makan yang indah di sebelah gunung kera. Tempat itu disebut sebagai "Peristirahatan Observasi" karena lokasinya yang strategis dan menawarkan pemandangan yang indah dari gunung kera. Dari jendela restoran, kami bisa melihat pemandangan yang spektakuler dengan jelas.

“Terima kasih, Nanami. Memang benar, yah, mungkin tidak seburuk itu..... Aku sangat bodoh. Aku sangat muak dengan kebodohanku sendiri..."

Ada beberapa kursi di dekat jendela di mana kamu bisa duduk dan menonton monyet-monyet di waktu luangmu. Ada juga meja-meja yang tersedia, tetapi ini adalah rumah peristirahatan yang relatif kecil.

Kami berjalan ke lantai pertama restoran dan cukup beruntung mendapatkan dua kursi dekat jendela yang bersebelahan, jadi kami duduk bersebelahan. Melalui jendela, kami bisa melihat monyet-monyet bermain dari tempat yang sedikit lebih tinggi.

Aku seharusnya bahagia dengan keberuntungan yang kudapatkan dan tidak perlu merasa tertekan karena itu. Namun, alasan dari perasaanku yang kurang baik adalah kotak bento yang aku buat dan berada di depanku saat ini.

Ini adalah bento yang kubuat hari ini, dan meskipun rasanya tidak seenak buatan Nanami, tapi aku cukup percaya diri hari ini......

"Yah, itu.... aku yakin itu yang terjadi ketika seekor domba menyerbumu dan kamu jatuh.......”

Aku bergumam sambil melihat bento yang terhampar di depanku.

Ya, aku diserbu oleh seekor domba dan terjatuh dengan keras.. atau lebih tepatnya... tas yang dibawa untuk makan siangku pada saat itu juga terjungkal. 

“Padahal aku sudah bersusah payah membuatnya dengan baik... Ini memalukan." 

Aku cukup beruntung bisa duduk di dekat jendela, dan aku ingin memberi kejutan kepada Nanami dengan menunjukkan bento yang telah ku buat untuknya. Tapi makanan yang telah aku kemas dengan sangat baik, kini terlihat buruk dan berantakan karena sudah terbalik.

"Terutama telur gorengnya, yang dimasak dengan sangat indah."

Aku melihat telur dadar, yang seharusnya dalam kondisi baik, dengan penuh penyesalan. Itu rusak dan hancur sekarang, namun setelah aku melihat reaksi Nanami saat memakannya, itu adalah kemenangan yang nyata bagiku.

Nanami menghiburku saat aku membuka kotak bentoku seperti ini.

"Tapi lihat, rasanya tidak berubah, bukan? Maksudku, ini enak, Youshin.”

Dia mengambil telur dadar yang sudah hancur dan memakannya, dan mengatakan bahwa rasanya enak. Jantung yang telah pulih beberapa saat yang lalu setelah diyakinkan, kini telah sepenuhnya pulih.

"Tidak apa-apa. Tapi meskipun aku bekerja keras dari pagi untuk menyiapkan dan menyajikan makanan, aku tidak bisa menyelesaikannya...

“Aku senang mendengarnya. Tapi aku pikir setelah semua kerja keras yang aku lakukan untuk membuat dan menyajikannya pagi ini.... ini masih belum seberapa…”

“Ngomong-ngomong, jam berapa kamu bangun untuk membuatnya?”

“Ini adalah pertama kalinya aku memasak sendiri dan aku tidak benar-benar tahu bagaimana melakukannya, jadi untuk berjaga-jaga, lebih baik melakukannya sekitar jam 5 pagi... Itu adalah pertempuran yang sangat buruk. Aku berjuang sangat keras.”

"Itu tidak mudah…. Tapi mau bagaimana lagi jika ini adalah pertama kalinya kamu mengalami kesulitan seperti ini. Aku pikir itu cukup keren untuk memiliki pacar yang membuatkanku makan siang, bukan? Nugget ayam goreng ini juga enak.”

Nanami tersenyum saat dia makan nugget ayam yang kubuat. Aku sangat senang mendengar itu. Tidak, aku tidak boleh mengganggunya dan membuatnya khawatir lagi. Untuk saat ini ayo kita nikmati momen ini.

Aku akhirnya pulih secara mental dan bertanya kepada Nanami tentang sesuatu yang mengganggu ku.

“Nanami, ngomong-ngomong... apakah kamu baik-baik saja makan sambil mengamati binatang? Tidak, aku tahu ini pertanyaan yang sangat terlambat setelah mengamankan tempat duduk dekat jendela seperti ini, tapi..."

“Hmm? Ada apa tiba-tiba? Apa mungkin kamu tipe orang yang tidak biasa makan sambil nonton binatang? Makan sambil nonton binatang?”

“Tidak, aku baik-baik saja dengan itu. Ketika orang tua aku mengatakan hal itu, aku teringat bahwa mereka tidak suka melihat binatang saat makan malam. Aku kira sekarang sudah agak terlambat untuk itu.”

Kadang-kadang ketika aku makan malam dengan orang tuaku, terkadang program TV berubah menjadi program binatang...... Pada saat itu, orang tuaku pasti akan mengganti saluran TV.

Aku tidak terlalu suka menonton program hewan... 
dan aku tidak terlalu tertarik menonton TV dirumah, jadi aku tidak mengeluh dan hanya menonton program yang sedang tayang bersama keluargaku.

Ketika aku sedikit penasaran, aku bertanya kepada orang tuaku mengapa mereka mengganti saluran. 

Dan jawaban mereka pada saat itu adalah. Mereka hanya tidak ingin melihat binatang saat mereka makan. Selain itu, program binatang seringkali memiliki adegan yang mengejutkan... atau lebih tepatnya mereka mungkin khawatir bahwa hal seperti itu mungkin ditampilkan selama makan.

“Aku terkejut mendengar bahwa orang tuamu tidak menyukai hal seperti itu. Kamu tampaknya tidak peduli tentang hal semacam itu. Ah, omong-omong, aku baik-baik saja dengan itu.”

“Itu bagus. Tidak, sekarang jika kamu menyukai hal ini, aku pasti sudah mencari cara untuk meminta maaf.”

“Kamu berpikir terlalu berlebihan.”

Jarang sekali Nanami menatapku dengan ekspresi jijik di wajahnya, tapi aku serius. Merasakan keseriusanku, Nanami tersenyum pahit dan meletakkan tasnya di atas meja.

“Baiklah.. Kalau begitu, aku juga akan meminta maaf sedikit. Apakah ini cukup? “

Nanami membuka tasnya dan mengeluarkan wadah kecil dari dalamnya. Di dalam wadah putih kecil yang sangat kecil itu ada sesuatu yang berwarna kuning di dalamnya.

“Apa itu..?"

Dia mengeluarkan kotak bekal dan membuka tutupnya. Apa yang keluar darinya adalah, seperti yang aku bayangkan, telur goreng yang dibuat oleh Nanami. Sama seperti pertama kali aku melihatnya, ia memiliki warna kecokelatan yang sama indahnya dengan pertama kali aku melihatnya, dan itu adalah salah satu hidangan favoritku.

"Maafkan aku, aku mendengar bahwa Youshin akan menyiapkannya juga untukku hari ini dan aku ingin kamu mencobanya juga, jadi aku membuatnya."

Dia menjulurkan lidahnya dan berkata kepadaku dengan senyum tanpa rasa takut di wajahnya.

Tidak tidak perlu merasa buruk, itu adalah hal yang membahagiakan bagiku.

“Tidak ada yang perlu dimaafkan, bukan? Sebaliknya, aku suka telur gulung Nanami. Terima kasih.”

“Aku yakin kamu benar, tidak ada yang perlu dimaafkan. Jadi...... Youshin juga tidak perlu meminta maaf untuk hal semacam itu.”

Nanami mengambil telur goreng yang indah itu dengan sumpitnya dan menawarkannya padaku. Telur goreng lembut yang dipegang dengan sumpit sedikit menggantung dari satu sisi ke sisi lain, tidak mampu melawan gravitasi, membuat lengkungan.

Bagian luarnya dipanggang dengan baik dan padat, tetapi hanya dengan melihat bagian luarnya saja, terasa lembut saat disentuh dan aku bisa merasakannya setengah matang. Benar-benar hidangan yang indah bila ku pandang lagi....

Tentu saja ada orang lain di sekitar kami, jadi kami tidak sendirian. Tapi itu tidak menghentikannya untuk menawarkan sumpitnya padaku saat mendengar anak-anak tertawa di sekitar kami. 

Beberapa dari mereka membuat kesal orang tua mereka dengan mengatakan, "Ada onee-chan dan onee-chan yang mesra seperti ibu dan ayah!" Bagaimanapun, sebelum lebih menyebar ke orang-orang di sekitarku, ada baiknya aku menerima kebaikan Nanami dengan patuh.

Aku mengunyah omelet yang diberikannya seperti yang aku lakukan sebelumnya, dan rasanya menyebar di mulutku seperti biasa. Lapisan telurnya meleleh di mulutku dan rasa manisnya menyebar di seluruh mulutku.... Itu adalah perasaan bahagia yang tidak akan pernah berubah tidak peduli berapa kali aku mencicipinya.

"Seperti yang diharapkan, Nanami lebih baik dalam memasak. Aku sudah mempelajari rasa ini, tapi aku tidak bisa membuatnya..."

"Hehehe, aku sudah memasak lebih lama darimu, jadi aku yakin aku akan kewalahan jika kamu bisa menandingiku dengan mudah... Aku ingin coba telur buatanmu juga...... Ah~."

Nanami membuka mulutnya dan menunjuk ke dalamnya dengan jari telunjuknya. Tampaknya dia ingin aku melakukan hal yang sama untuknya. Seperti seekor anak burung yang sedang menunggu makanan.. dengan mata tertutup, ia menungguku untuk bergerak.

Apa yang terjadi? Jantungku berdetak lebih cepat saat melihat bagian dalam mulut seorang gadis, Tidak tidak. Dia tidak bermaksud melakukannya dengan cara itu… Aku harus membalas budi juga.

Aku mengambil sepotong telur goreng yang cacat, tetapi masih bagus, dan memasukkannya dengan hati-hati ke dalam mulutnya.

Ketika dia menyadari bahwa aku telah memasukkan telur dadar ke dalam mulutnya, Nanami menutup mulutnya dan mengunyahnya perlahan. Ekspresinya dipenuhi dengan senyum bahagia, aku merasa lega.

“Telur dadar Youshin juga enak. Namun, dalam waktu kurang dari sebulan, keterampilan memasakmu sangat bagus, kamu membuatnya dengan baik.”



"Yah... itu karena.... guru yang baik, bukan?"

"Hohoho. Apakah kelas memasak Nanami-sensei membantu murid-muridnya berkembang pesat?

“Selain itu, memasak adalah tentang cinta, dan aku menuangkan banyak cinta kedalamnya...... cintaku pada orang yang memakannya…"

Aku mengatakannya setengah bercanda. Aku pikir dia akan segera mengeluh atau menanggapiku dengan lelucon yang sama... tapi ... yang aku dapatkan sebagai balasannya adalah diam.

“Hah?”

Ketika aku melihat wajah Nanami di sana, dia sangat merah. Tidak, jika ia merasa malu di sana, aku juga akan merasa malu.

“Cinta.... kamu memasukkan begitu banyak ke dalamnya... Hehe.”

Nanami bergumam dengan kedua tangannya digenggam dan senyum yang membuat pipiku sedikit memerah juga. Keheningan singkat mengalir di antara kami, tetapi keheningan itu dipecahkan oleh suara teriakan binatang.

"Wow!! Monyet besar itu mendekati kaca!!"

“Aku tidak berharap untuk melihat mereka begitu dekat... "

"Monyet, apakah makananmu enak? Aku juga, rasanya enak sekali!”

Meski dipisahkan oleh kaca, entah bagaimana monyet-monyet itu makan di sisi lain kaca sebelum kami menyadarinya. Perilaku monyet-monyet ini bervariasi, sebagian membuat suara cekikikan saat mereka memakan makanan mereka, sebagian lainnya memegang apel di tangan mereka dan melambai-lambaikannya di depan kaca.

Nanami sedikit memiringkan kepalanya sambil menawarkan bola nasi ke monyet. Mungkin tertarik dengan perilaku Nanami, monyet itu juga memiringkan kepalanya dan membawa apel di tangannya ke mulutnya.

Anak-anak yang duduk di dekat jendela pun heboh dengan kemunculan monyet-monyet itu. Aku tidak tahu apakah itu karena mereka sudah terbiasa dengan manusia atau apakah mereka telah dilatih untuk ini, tetapi monyet-monyet itu memakan makanan mereka di seberang kaca.

Rasanya seperti sedang makan bersama monyet dan suasana hatiku menjadi damai. Keheningan yang ada sebelumnya juga menghilang, dan kami melanjutkan makan siang kami sambil berbasa-basi dan mengagumi gunung monyet.

“Ngomong-ngomong, Youshin. Apakah kamu sadar menu hari ini?”

"Hm? Apa yang kamu bicarakan?

Saat aku sedang makan siang sambil menonton monyet monyet yang sedang bermain, Nanami tiba-tiba bertanya padaku. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang dia bicarakan. Jadi aku menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan lagi..

Saat aku memiringkan kepalaku tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi, Nanami menunjuk bento yang telah kubuat.

“Ayam goreng, telur gulung, tiga jenis onigiri, selada dan tomat. Walaupun jumlahnya agak banyak, itu sama dengan bento yang kubuat untuk Youshin pertama kali, bukan?”

“Ah..."

Ketika Nanami mengatakan itu, aku menyadari fakta ini. Ini adalah menu yang secara alami muncul di benakku ketika aku berpikir tentang menu bento apa yang akan aku buat hari ini, meskipun aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi pada saat itu…

"Kalau dipikir-pikir... itu benar."

“Aku yakin kamu tidak bertujuan untuk itu, kan?"

"Ya...... Itu benar-benar tidak disengaja......”

“Aku mengerti, itu membuatku senang.”

Bukan berarti ayah dan ibuku tidak pernah membuatkan bento untukku sebelumnya. Tentu saja, kenangan itu ada dalam benakku. Aku tidak melupakan mereka, dan aku berterima kasih kepada orang tuaku. 

Tapi tetap saja... Aku yakin bento yang paling berkesan di benakku pastilah bento yang satu ini. 

"Namun, rasanya masih lebih enak dari bento Nanami saat itu. Aku ingin tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai aku bisa menghasilkan rasa yang sama seperti Nanami.”

“Benarkah? Aku juga suka rasa ini. Selain itu, menurutku lebih baik memasak dengan selera yang berbeda daripada belajar memasak dengan selera yang sama, jadi kita tidak akan bosan satu sama lain dan bisa menikmatinya untuk waktu yang lama, bukan?”

“Baiklah, Aku akan terus memintamu untuk mengajariku cara memasak. Mohon bimbingannya.”

'Ya. Mari kita memasak bersama mulai sekarang.”

Kesepakatan di antara kami telah meningkat lagi. Berapa banyak lagi janji yang akan kita buat hari ini?

Saat kami makan sambil membicarakan hal yang tidak penting, kotak makan siang itu kosong sebelum kami menyadarinya. 

Meski tidak terlihat bagus, tapi tidak ada masalah dengan rasanya... Di atas segalanya, berkat perhatian Nanami, aku bisa menikmati makan siangku tanpa mengkhawatirkannya.

Kemudian, saat aku menyimpan kotak makan siangku, Nanami mengeluarkan wadah lucu lainnya kali ini. Aku pikir itu adalah kotak bento tambahan, tetapi aroma manis dan harum tercium dari kemasannya.

“Ini makanan penutup! Aku membuat brownies coklat. Aku ingin melihat monyet itu sedikit lebih lama. Ayo kita bersantai selagi kita makan.”

Nanami benar-benar pacar yang sangat perhatian dan baik. Aku juga tidak boleh kalah.

“Wah, botol airku kosong. Aku akan pergi dan membeli teh. Apakah kamu mau secangkir teh?”

“Karena brownies ini sangat manis, jadi mungkin teh tawar akan lebih baik?”

“Oke. Nanami, tunggu disini sebentar.”

Sementara Nanami sedang menyiapkan brownies, aku membeli secangkir teh tawar dari mesin penjual otomatis di dekat rumah peristirahatan dan memberikannya padanya. 

Kami menghabiskan waktu santai dengan memakan brownies untuk pencuci mulut.. sambil melihat gunung monyet di mana monyet-monyet dengan gembira bermain.

Aku mengira kebun binatang yang aku datangi bersama Nanami untuk kencan berasal dari ingatan masa laluku dan termasuk dalam kategori kebun binatang yang cukup kecil. 

Oleh karena itu, setelah kami selesai melihat semua hewan di sana dan tiba di tujuan berikutnya dalam waktu singkat. Aku sedikit berpikir untuk mencari tempat lain di luar rencana agar bisa bersama Nanami sedikit lebih lama.

Tapi itu tidak terjadi sama sekali.

Kebun binatang itu sangat menyenangkan.

Setelah mencari dan mengumpulkan informasi semalam, aku telah menemukan tiga tempat yang ingin aku kunjungi, termasuk satu tempat yang kulihat selama makan siang. Namun, setelah mengunjungi tiga tempat tersebut, setengah hari telah berlalu.

Meski begitu, masih banyak tempat yang ingin aku lihat. aku terkejut menemukan kesenangan baru dalam menikmati keindahan dunia hewan dan merasakan keagungan makhluk tersebut. Walaupun mungkin terdengar sedikit sulit dipahami, hal itu sebenarnya sederhana.

Bahkan jika tempat yang aku kunjungi hanyalah sebuah lapangan kosong, aku tetap merasa senang karena aku bersama Nanami. Kami bisa berjalan-jalan santai bersama atau bahkan sekadar berbaring di rerumputan.

Jadi, jika itu adalah tentang "rediscovery", itu adalah tentang menemukan kembali kesenangan saat kami bersama.

Meskipun aku dulu sangat menyendiri dan suka diam di dalam rumah, aku tidak tahu apakah aku telah berubah atau aku sendiri yang melakukan perubahan dalam satu bulan terakhir. Namun, aku tidak merasa tidak nyaman dengan perubahan diriku. 

Ngomong-ngomong, kami masih melihat gunung monyet dari rumah peristirahatan.

“Lihat, monyet-monyet itu sedang merapikan rambut mereka. Sangat lucu, bukan? Apakah mereka sepasang kekasih, atau apakah mereka teman?"

“Aku yakin mereka mungkin sadar bahwa mereka adalah bagian dari satu kelompok, bukan? Berbicara tentang itu. aku ingin tahu bagaimana caranya membedakan antara monyet jantan dan betina.”

“Aku tidak tahu...... Aku pikir itu bentuk tubuh mereka, kan? Kau tahu, yang besar dan kuat di sana itu pasti laki-laki dan yang montok di sana itu adalah perempuan.”

“Tidak, aku tidak bisa membedakannya sama sekali... Tunggu. Apakah kamu mengetahuinya Nanami? Biarkan aku menggunakan ponselku untuk memeriksa cara membedakannya..."

Aku pikir aku telah menghabiskan banyak waktu hanya untuk melihat gunung monyet. Aku mencari tahu bagaimana cara membedakannya... dan aku menemukan satu hal yang sedikit lebih sulit bagiku untuk menjawabnya. 

Ya, aku tidak bisa mengatakan ini... Memang mudah untuk mengatakannya, tapi aku agak ragu untuk mengatakannya dengan lantang.

“Yah, Nanami... Aku rasa kita sudah berada disini cukup lama. sekarang saatnya pindah ke tempat berikutnya, bukan?”

“Ada apa tiba-tiba? Aku tidak yakin apakah kamu telah mencari sesuatu yang aneh?”

Nanami terkejut dengan sikapku yang mencurigakan dan senyum muncul di wajahnya, dan dia memiringkan kepalanya untuk melihat ponselku.

Aku sedang terburu-buru dan meninggalkan artikel yang kucari di layar ponselku, namun Nanami membaca artikel itu dengan sempurna. Ini adalah halaman yang menjelaskan cara paling sederhana untuk mengetahui jenis kelamin monyet.

Saat ia melihat deskripsi itu... Wajahnya berubah menjadi merah. 

“Ah... Ahaha...Ya...... Betul. Cara termudah untuk membedakan mereka, benar.......Ya... Mengapa harus melihat halaman itu!?”

“Tidak, biar aku jelaskan. Aku tidak bermaksud melecehkanmu secara seksual. Dan, kau tahu, itu cara terbaik untuk memastikannya... maafkan aku.”

Nanami tersipu dan melemparkan protesnya padaku, dan aku mengangkat tanganku ke atas dengan pose menyerah untuk membela diri.

Tanpa membahas secara spesifik, sangat mudah untuk membedakan antara pria dan wanita begitu kamu sudah cukup umur. Yah, kamu hanya perlu melihat satu bagian dari hewan itu. Itulah yang dikatakan artikel yang kulihat..

Hanya saja Nanami tersipu saat melihat kata itu…. Tidak, itu adalah salahku, aku seharusnya setidaknya menutup halaman itu sebelum berbicara dengan Nanami. 

Aku sedikit khawatir bahwa aku mungkin telah membuatnya tidak nyaman, tetapi dia sedikit menggembungkan pipinya ketika dia bangkit dari kursinya, dan berkata, “Kamu seharusnya berhati-hati, aku tidak menyangka aku begitu lemah terhadap hal semacam ini..." gumamnya.

Pipaku memanas mendengar komentar itu.

Suara kursi saat dia berdiri sepertinya membuatnya berpikir bahwa kata-kata itu tidak akan terdengar di telingaku, tetapi sayangnya, aku mendengarnya dengan jelas.

Situasi dimana biasanya karakter utama secara kebetulan mendengar apa yang seharusnya tidak ia dengar pada saat seperti ini seharusnya seperti ini, kan?

Aku tidak tahu bagaimana bisa terjadi seperti itu. Tetapi, sangat menyenangkan bisa mendengarnya pada saat ini.

Nanami yang berdiri lebih dulu menatapku yang duduk dengan tidak percaya. Aku menggelengkan kepalaku sedikit agar rasa panas di pipiku tidak terlihat jelas, dan bangkit dari tempatku berada.

“Kalau begitu, ayo pergi, Nanami, kemana kita akan pergi selanjutnya?"

“Tampaknya tidak mungkin untuk menyelesaikan semuanya tepat waktu seperti yang direncanakan. Kita akan pergi ke kuil setelah ini, kan?”

Hari ini, seperti yang aku minta, aku akan pergi ke kuil setelahnya. Meski jaraknya sangat dekat, memang sulit untuk pergi ke sana setelah membaca semuanya..

Jika itu adalah diriku yang biasa, aku akan menyarankan agar kami pergi ke kebun binatang saja dan meninggalkan kuil untuk nanti, tetapi aku benar-benar ingin mampir ke kuil hari ini.

“Baiklah, mari kita pergi dan melihat beberapa tempat terbaik di kebun binatang ini. Bagaimana dengan beruang kutub?" 

"Oh. Aku suka beruang kutub! Kita bisa melihat binatang lain di sepanjang jalan. Ayo pergi ke sana.”

Aku menunjuk ke suatu tempat di ujung kebun binatang. Karena fasilitas ini tampaknya menjadi yang terbesar dari sini dan kita bisa melihat hewan-hewan lain dalam perjalanan kesana. Dan karena letaknya paling ujung, jika kita mengambil rute yang berbeda dari rute yang kita lalui dalam perjalanan pulang, sepertinya kita bisa melihat binatang yang berbeda disana.

"Kalau begitu, ayo kita pergi lihat beruang kutub."

"Ya!”

Setelah kami meninggalkan rumah peristirahatan, kami bergandengan tangan langsung ke paviliun tempat beruang kutub dipelihara.

Dalam perjalanan, kami melihat tanda untuk tur berpemandu dan kegiatan acara langsung, dan aku pikir akan menyenangkan melihatnya, tetapi waktunya tidak tepat dan sepertinya mereka tidak melakukannya hari ini. Kudengar ada tempat yang hanya bisa dimasuki oleh pemandu wisata.

“Tur pemandu ya… Aku bertanya-tanya hal-hal seperti apa yang bisa kita lihat.”

“Aku pikir kita bisa melihat binatang buas di alam liar, bukankah begitu? Jika seekor binatang mencoba menyerangmu di hutan, aku akan menyelamatkanmu!”

“Tidak! Ini adalah tempatku untuk melindungi Nanami, dan aku tidak bisa menyerah begitu saja."

Nanami mengangkat tangannya untuk menunjukkan tekadnya. Pertama-tama, apa pun yang terjadi, kelompok tur tidak akan pergi ke tempat yang berbahaya, bukan? 

"Heheheheh, begitu. Kamu melindungiku. Aku senang."

Nanami memelukku dengan erat sekali lagi dan tersenyum lebar. Aku akan melakukan apapun untuk melindungi senyum ini. Sungguh, apa pun yang bisa dilakukan untuknya.

Tampaknya tidak banyak yang bisa dikatakan hari ini. Itu adalah kencan yang sangat damai.

Kami melihat banyak hewan sebelum kami sampai ke tempat beruang kutub berada.

Aku pikir monyet-monyet itu hanya akan berada di tempat-tempat di mana mereka bisa dilihat dari restoran, tetapi pada pandangan pertama, aku bertanya-tanya apakah mereka monyet atau penguin. Beberapa monyet memiliki bulu hitam dan putih terang yang indah sehingga kamu akan mengira mereka adalah penguin, dan yang lain memiliki bulu yang bersinar sehingga tampak seperti emas. 

Selain itu, kami melihat rusa sika berkerumun dan menggosok tubuh mereka satu sama lain, dan serigala, yang jarang kami lihat dalam kehidupan sehari-hari, menatap kami dengan tajam. Rusa dan serigala letaknya bersebelahan, namun perbedaan keduanya cukup mencolok.

Aku pernah mendengar bahwa serigala Jepang sudah punah, jadi apa yang kita miliki di sini pastilah ras asing. Mereka tampak sangat mengintimidasi, seolah-olah mereka sedang mengawasi kami.

Di dekat beruang kutub yang ingin kami lihat adalah area yang berdekatan tempat beruang coklat dipelihara. Aku bertanya-tanya apakah mereka memang diempatkan begitu dekat satu sama lain, dan ketika kami melihat mereka tidur dengan santai, saat itu sudah lewat tengah hari, jadi mereka mungkin baru saja selesai makan dan sedang tidur.

“Aku memiliki gambaran tentang beruang coklat sebagai makhluk yang tangguh, tapi... mereka benar-benar imut saat aku melihatnya seperti ini.”

“Yah, binatang buas apapun terlihat lucu ketika kamu melihatnya di kebun binatang, bukan? Aku yakin semua orang akan ketakutan jika mereka berkeliaran diluar kandang.”

“Aku tahu… Mereka sangat lucu saat kau melihat mereka seperti ini..... dan mereka tidur begitu nyenyak…”

Dalam perjalanan ke tujuan, setiap kali melihat hewan, kami akan berhenti untuk mengobrol, mengambil foto satu sama lain, dan meminta seseorang memotret kami bersama. Kami bahkan meminta seseorang mengambil foto kami dengan beruang coklat yang sedang tidur di latar belakang, berterima kasih kepada orang-orang yang mengambil foto kami, dan kemudian kami akan mengambil foto mereka juga.

Kami bergerak seperti itu ke ujung kebun binatang. Kemudian kami tiba di fasilitas di mana beruang kutub yang ingin kami lihat berada. 

"Wow...... tempat yang sangat besar..... tempat ini lebih besar daripada tempat gajah tadi, bukan?"

“Yah, mungkin itu benar. sepertinya ada beruang kutub dan anjing laut di sini…”

“Apa...? Sungguh kombinasi yang tidak biasa. Anjing laut tidak akan dimakan beruang, kan?"

“Aku dengar makanan pokok beruang kutub adalah anjing laut.”

Mendengar ini dariku mata Nanami membelalak kaget. Aku juga kaget saat pertama kali melihatnya. Ini adalah pertama kalinya aku melihat hubungan predator-mangsa hidup berdampingan pada saat yang bersamaan.

Menarik tangan Nanami yang cemas, kami memasuki fasilitas tempat tinggal beruang kutub. Itu adalah bangunan putih dua lantai, dan kami berjalan menaiki tangga, berpegangan tangan, ke lantai dua.

Dari sana, kami bisa melihat beruang kutub berjalan santai dari bawah.

Area tempat beruang kutub berada juga memiliki tangga yang melekat padanya, dan kolam dengan genangan air di lantai pertama. Tidak ada anjing laut yang terlihat di area manapun dalam pemandangan dari sini.

"Hah? Bukankah tadi ada anjing laut bersama mereka?"


"Tentu saja, jika mereka bersama-sama di sini, mereka akan benar-benar menjadi makanan beruang. Ini benar-benar seperti buku bergambar, sulit bagi musuh alami untuk bergaul satu sama lain."

“Lalu di mana anjing lautnya?”

"Yah...kamu bisa mengetahuinya jika kamu pergi ke lantai pertama. Sekarang... beruang kutub sedang menuruni tangga, jadi ayo pergi."

Aku tersenyum kembali pada Nanami, yang memiliki ekspresi penasaran di wajahnya, dan perlahan-lahan menuruni tangga dan langsung masuk ke dalam gedung. Bagian dalam bangunan sangat redup.. tetapi ada cahaya biru yang indah bersinar melalui lampu-lampu kecil dan air yang bersinar melalui kaca.

Nanami memandang pemandangan itu dengan sayu.

“Apakah ini…..”

Aku mengerti apa yang dia maksud dengan satu kata itu. Ya, ini adalah terowongan bawah air yang sangat mirip dengan terowongan bawah air yang kami lihat pada kencan pertama kami di akuarium.... 

“Sangat menarik bahwa kita bisa melihat hal yang sama seperti itu di kebun binatang. Ayo kita masuk ke terowongan."

“Ya! Waktu itu ikan, tapi kali ini terowongan beruang kutub. Apa itu? Hah? Ada anjing laut di sana?"

Nanami menemukan seekor anjing laut berenang di dalam terowongan di sana. Ada sekitar empat anjing laut yang berenang bebas di dalam air…

Kemudian, pada saat yang sama ketika Nanami melihat anjing laut itu, dia mendengar suara air mengalir deras. Mengalihkan pandangannya ke arah suara itu, dia melihat seekor beruang kutub tercebur ke dalam air dan menenggelamkan tubuhnya yang besar ke dalam air.

Dengan itu, beruang kutub berenang ke arah anjing laut dengan kecepatan yang tak terbayangkan untuk beruang sebesar itu.

“Ah, itu mengerikan, bukankah beruang kutub itu berbahaya?!"

Melihat tubuh besar beruang kutub yang melintas di atas kepala terowongan, Nanami berkata dengan cemas. Dia mengamati situasi dengan ekspresi cemas di wajahnya…

Beruang kutub tidak menggerakan tubuhnya yang besar ke tempat anjing laut itu berada... Ia dengan cekatan membalikkan badan, meletakkan kakinya di atas kaca, dan berenang kembali ke tempatnya semula.

“Hah? Aku lega anjing lautnya baik-baik saja, tapi... mengapa?”

“Karena mereka memiliki kolam yang terpisah, dan dipisahkan oleh kaca tempered glass, sehingga mereka tidak dapat mencapai anjing laut jika mereka melakukannya. “

“Youshin, apakah kamu tahu tentang itu?”

“Saat aku mencarinya kemarin… seperti yang diharapkan, kamu tidak bisa menyatukan hewan yang predator tanpa melakukan tindakan pencegahan, bukan?”

Nanami, yang terkejut sebelumnya, menggembungkan pipinya yang imut dan menamparku. Sebaliknya, kepalan tangannya, yang tidak terlalu kuat, membuatku merasa nyaman.

“Mooo! Kamu seharusnya memberitahuku lebih awal!”

"Kurasa lebih menyenangkan untuk tidak memberitahumu, bukankah kamu merasa sedikit gugup?”

Mendengar kata-kataku, Nanami terus berkata 'Mooooo! sambil memukuli. Sementara itu, beruang kutub masih berenang di sekitar terowongan dengan santai, yang sangat menggembirakan kami.

Saat dia berenang di langit-langit terowongan, kami dapat melihat ke atas perut beruang kutub dari bawah, dan saat kami melihatnya dari samping, dia menunjukkan kepada kami cakar lucu yang tidak sesuai dengan tubuhnya yang besar.

Beruang kutub berenang berkali-kali, tetapi tidak pernah menyentuh anjing laut. Di seberang kaca, di sisi lain, anjing laut tampaknya tidak menyadari hal ini dan berenang-renang seperti mencoba melarikan diri dari beruang kutub. Mereka seperti sedang bermain petak umpet.

Beruang kutub sangat kuat dan kita bisa menikmati pemandangan mereka berenang dengan tenang. Orang-orang di sekitar kami juga terlihat sangat senang, dan kami menikmatinya juga.

Tapi Nanami, yang sedang menyaksikan semua, tiba-tiba menggumamkan sesuatu kepadaku.

“Aku bertanya-tanya.. bagaimana rasanya dipisahkan oleh kaca dari orang yang kamu cintai dan tidak pernah bisa menyentuhnya?”

Gumaman itu terdengar sedih, tapi Nanami dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya dan tersenyum.

Itu mungkin gumaman yang tidak disadari. Ia tampak terkejut dengan kata-katanya sendiri.

“Saat ini aku sedang memikirkan kembali kencan akuarium pertama kita. Saat itulah aku juga bertemu Yuki. Aku seperti menghidupkan kembali kenangan itu.”

Senyumnya sudah benar-benar tenang, tapi aku masih penasaran dengan apa yang baru saja dia katakan... Jadi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakannya padanya.

“Jika ada dinding kaca yang menghalangiku di antara aku dan Nanami... Aku akan menggunakan segala cara untuk menghancurkan kaca itu agar aku tetap bisa bersamamu.”

Setelah mendengar kata-kataku, dia melebarkan matanya dan menunjukkan ekspresi terkejut.

Aku tersipu, berpikir bahwa aku telah mengatakan sesuatu yang sedikit menjijikkan, tetapi aku tidak berpaling darinya.

Pipiku memanas, dan aku bisa merasakan keringat aneh keluar di dahiku. Meski begitu aku terus menatap matanya.

Dan dia tampak senang tersenyum kepada ku dengan bahagia sebagai balasannya.

"Jika itu benar-benar terjadi... aku akan menghancurkan kaca itu bersamamu, jadi aku bisa bertemu denganmu lebih cepat."

Dia bersandar di pundakku dengan lembut dan aku tidak bisa menahan senyumku mendengar kata-katanya. 

“Tapi, aku ingin tahu bagaimana rasanya berada di ruangan dengan kaca yang memisahkan kita? Apakah itu seperti klub berair seperti ini?"

Nanami menggumamkan sesuatu seperti itu sambil menyandarkan bahunya ke arahku. Itu hanya perumpamaan, dan aku tidak membayangkannya secara spesifik, selain itu aku tidak menyangka dia akan mengatakan hal seperti itu padaku.

Mari luangkan waktu sejenak untuk memikirkan seperti apa situasinya.

'Yah, ini seperti di film-film horor atau semacamnya, di mana kamu dapat melihat satu sama lain tetapi kamu tidak dapat menyentuh satu sama lain.”

“Aku tidak suka situasi seperti itu... Ada kaca ... Kita harus belajar memecahkannya sekarang.”

"Tidak, hal semacam itu tidak benar-benar ada, kan? Dan juga ada cerita dimana kamu terjebak di suatu tempat dan kamu harus melakukan sesuatu untuk keluar, dan itu sangat umum di internet.... Oh tidak… aku lupa.. maaf. lupakan saja" 

Aku berhenti berbicara setelah mengatakan sebanyak itu. Aku sudah setengah jalan, tetapi aku takut untuk mengatakan lebih banyak lagi karena kesalahanku sebelumnya. 

Namun, Nanami sangat tanggap dan menangkap apa yang aku katakan. 

"Apakah ini ruangan dimana kamu harus melakukan sesuatu untuk keluar? Apa itu? Apa itu? Apa itu?”

“Tidak, Kamu tidak perlu khawatir tentang itu, lupakan saja. Kamu bahkan tidak perlu mencarinya.. Ayo kita berhenti membicarakannya.”

“Mungkinkah itu sesuatu yang mesum?”

Aku memaksakan diri untuk menghentikan kata-kata itu, tetapi itu mungkin tidak berjalan dengan baik. Sial, itu ide yang buruk.

“Hmm... ya.. Ada banyak hal semacam itu... Jadi mari kita kita berhenti membicarakannya, oke?”

Aku dengan lembut menegaskan pernyataan Nanami, dan keheningan menyelimuti kami berdua. Aku tidak yakin aku akan dapat menemukan cara untuk melihatnya dengan baik sekarang, namun Nanami menarik napas dalam-dalam...

"...Ayo kita nonton film lain kali. Aku ingin sesuatu yang menyenangkan, bukan horor.”

“Aku mengerti. Ayo kita pergi ke bioskop lagi.”

Kami berdua kembali mengamati beruang kutub, dan mengalihkan pembicaraan secara terang-terangan.

Terowongan beruang kutub jauh lebih panjang dari yang diharapkan dan kami melihat beruang kutub berenang lebih dari dua atau tiga kali saat kami berjalan melalui terowongan.

Seolah-olah beruang-beruang itu sedang mengadakan pertunjukan untuk orang-orang yang lewat dan terdengar suara kegembiraan dari mereka yang berjalan melalui terowongan.

Pemandangan dua beruang kutub berenang pada saat yang sama merupakan pemandangan yang patut disaksikan.

“Beruang kutub berenang sangat kuat, tetapi cakar mereka sangat lucu. Seolah-olah mereka berusaha keras untuk menunjukkannya kepada kita. Mereka memiliki semangat pelayanan yang luar biasa.”

“Tetapi jika kamu melihatnya lebih dekat pada cakar mereka, itu menakutkan.”

“Hmmm, aku rasa kamu dan aku melihat sesuatu dengan cara yang berbeda. Aku sedang melihat bantalan kaki, dan Youshin sedang melihat cakar... Anak laki-laki seperti itu... Bagaimana aku harus mengatakannya? Mereka suka melihat sesuatu yang keren, bukan?”

"Oh... kupikir itu mungkin benar. Aku ingin tahu apakah beruang kutub memiliki cakar kaki yang juga halus?”

“Aku tidak terlalu peduli selama itu lucu. Tetapi bahkan jika itu seekor kucing, aku tidak akan bisa menyentuh kaki beruang kutub... jika aku bisa, itu akan terlihat seperti ini…”


Saat Nanami mendekati terowongan, dia meletakkan jarinya di kaki beruang kutub, yang dia tekan dengan telapak tangannya melalui kaca tembus pandang, tetapi dari kejauhan terlihat itu seolah-olah Nanami sedang menyentuhnya.

Itu hanya sesaat, tapi aku bisa merekamnya karena aku kebetulan sedang mengambil video Nanami, jadi bagian itu bisa terekam dengan jelas.

“Aku bertanya-tanya apakah kami hampir sampai di ujung terowongan. Itu terowongan yang cukup panjang, bukan?”

“Aku ingin tahu berapa meter itu... Ah, aku melihat cahaya putih.”

Cahaya putih di pintu keluar sangat mencolok ketika sekelilingnya diterangi oleh cahaya biru. Dan ketika kami keluar dari pintu keluar, kami merasa seolah-olah kami baru saja keluar dari air.

Kami menarik napas dalam-dalam saat melangkah keluar dari terowongan. Sepertinya Nanami juga merasakan hal yang sama denganku dan kami saling tersenyum.

Di dalam terowongan agak dingin, dan kehangatan matahari menghangatkan tubuh kami, yang mungkin merupakan salah satu alasan mengapa kami merasakan ilusi seperti itu. Sensasi tubuh kami perlahan menghangat sangat menyenangkan.

“Ah~ Itu sangat menyenangkan. Beruang kutub sangat lucu.”

“Itu benar. Kalau begitu… Haruskah kita pergi ke tempat selanjutnya? Karena kita di sini... Apakah kamu ingin mengambil rute yang berbeda dan melihat binatang yang berbeda?”

"Yah, karena kita di sini... Mari kita pergi dan melihat binatang-binatang itu lebih lama lagi.”

Kami melihat kembali ke tempat beruang kutub berada dan memeriksa pamflet untuk rute yang berbeda dengan rute yang baru saja kami ambil. 

Karena kami telah berjalan di bagian atas area pada pamflet, kali ini kami memutuskan untuk mengitari bagian bawah area dan mulai berjalan.

Tampaknya ada berbagai hewan di sepanjang rute lainnya. Kami tidak punya waktu untuk melihat semuanya, tampaknya ada paviliun untuk burung tropis... serta reptil.

“Omong-omong, apakah kamu baik-baik saja dengan hewan reptil?”

“Aku tidak begitu suka dengan ular dan semacamnya... Jika itu binatang yang lucu dan lembut, aku mungkin menyukai.”

“Aku dengar reptil itu lucu setelah kamu terbiasa dengan mereka, tapi.. mungkin kita bisa membicarakannya lain kali.”

"Ya, mari kita lakukan itu lain kali kita datang lagi."

Kesepakatan kami telah meningkat dengan cara ini.

Bahkan jika janji kita terus menumpuk, aku yakin kita tidak akan terjebak.

Kami.. tidak, aku benar-benar ingin pergi ke tempat berikutnya hari ini untuk memenuhi banyak janji itu.

Bergandengan tangan, kami terus mengamati hewan-hewan di sepanjang jalan. Di tempat berkumpulnya burung-burung air, kami melihat bebek berenang dengan anggun di atas air dan kami juga melihat pinguin berjalan sambil menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

"Apakah mereka jenis penguin yang berbeda dengan yang ada di akuarium? Mereka tampak sedikit berbeda.”

“Mungkin karena mereka berada di tanah? Biasanya mereka berenang sangat cepat saat itu.”

Kalau dipikir-pikir, aku juga ingat pernah melihat penguin di akuarium. Kenangan tentang kencan kami sebelumnya bermekaran di tempat yang tak terduga.

Kami terus bergerak melewati kebun binatang sambil mengingat kenangan kami.

Ada tempat dengan hewan-hewan Asia seperti beruang madu dan harimau Melayu, hewan-hewan Afrika seperti kuda nil dan singa, jerapah dan burung unta...Kami menikmati binatang yang biasanya tidak kami lihat.

“Aku tidak menyadari bahwa.... harimau adalah hewan asia… aku pikir mereka hewan afrika, seperti singa.”

“Aku juga berpikir begitu! Aku bertanya-tanya mengapa aku memiliki gambaran seperti itu...... Apakah karena pengaruh TV? Atau karena mereka semua seperti kucing?"

'Ah,..... Sepertinya itu mungkin. Mereka mungkin mengira mereka berada di habitat yang sama karena mereka mirip kucing. “

Dengan cara ini, sambil memperbarui pengetahuan kami, kami mengalihkan perhatian kami ke hewan yang biasanya tidak kami kenal.

Meskipun kami mengatakan kami harus pergi ke tempat berikutnya dan mulai berjalan, tetapi kami mengambil banyak jalan memutar dalam perjalanan untuk mencoba melihat hewan-hewan yang menarik.

Aku pikir aku telah melakukan banyak riset dan berpikir aku telah mengendalikan segalanya, tetapi aku tidak menyangka akan bersenang-senang di satu tempat untuk waktu yang lama.

Aku pikir itu adalah perbedaan antara ideal dan kenyataan, tetapi aku menikmati perbedaannya.

Namun, akan sia-sia jika waktu ibadah sudah habis, jadi aku melirik jam di ponselku. Ya, masih ada lebih dari satu jam lagi, jadi kurasa tidak apa-apa. 

Dalam perjalanan ke sana, kami menemukan toko suvenir.

'Karena kita disini, mari kita beli beberapa suvenir…”

"Ya, ya, apakah mereka menjual jimat beruang kutub? Mari kita lakukan bersama!”

"Kamu membeli strap lagi? Bukankah kita akan berakhir dengan membeli terlalu banyak strap?”

"Tidak apa-apa, akan menyenangkan memiliki lebih banyak tali pengikat.”

Kami pergi ke toko suvenir untuk mencari tali pengikat beruang kutub... Sayangnya, tidak ada tali beruang kutub yang dijual, dan Nanami sedikit kecewa. 

Aku melihat sekeliling Nanami yang tertunduk lesu dan melihat sebuah gantungan kunci mewah dalam t-shirt di sudut toko suvenir.

Itu adalah gantungan kunci berbentuk hewan yang mengenakan T-shirt dengan ilustrasi wajah beruang kutub di atasnya. Hewan lucu, berubah bentuk menjadi bentuk humanoid, tergantung di sana.

“Nanami, kita punya gantungan kunci, apakah kamu mau membelinya bersama?”

Aku mengambil beruang kutub. Ini adalah gantungan kunci yang dibuat dengan sangat baik, jadi meskipun aku memasangnya ke tas, itu tidak akan mengganggu.
Saat aku memeriksa kualitas gantungan kunci, Nanami juga mengambil gantungan kunci.

“Youshin, aku akan membeli ini jadi mari bertukar.”

Dia kemudian mengambil gantungan kunci seekor domba dan mengambil gantungan kunci binatang yang baru saja aku katakan dengan tegas bahwa aku menyukainya dan dengan malu-malu mengusulkan kepadaku untuk bertukar

“Apakah kamu yakin, Nanami?”

"Aku pikir akan menyenangkan memiliki gantungan kunci yang serasi, tetapi aku pikir akan menyenangkan juga untuk bertukar gantungan kunci dari hewan favorit kita masing-masing.”

Aku mengerti, itu terdengar masuk akal.

“Jika itu masalahnya, aku senang melakukannya.”

"Ya, aku juga senang, ayo kita lakukan.”

Kami masing-masing membayar tagihan kami. Lalu kami bertukar gantungan kunci.

Hewan favoritku adalah seekor domba.

Dan hewan favoritnya adalah beruang kutub.

Kami masing-masing mengambil gantungan kunci kami dan menunjukkannya satu sama lain sambil tersenyum.

"Bagaimana aku harus mengatakannya, hanya menilai dari pilihan hewan saja, sepertinya kebalikan dari pria dan wanita, bukan? Youshin tampaknya lebih manis." lebih manis."

"Benarkah? Kurasa hal semacam itu tidak terlalu menggangguku akhir-akhir ini. Kau tahu, beruangmu juga cukup lucu.”

Aku dengan hati-hati menyimpan gantungan kunci yang kami beli masing-masing. Aku tidak yakin apakah itu ide yang baik untuk memakainya sekarang, tapi... Kami berdua memutuskan untuk menyimpannya untuk nanti. 

Masih ada sedikit waktu tersisa, dan ketika aku melihat-lihat sesuatu yang lain untuk dibeli, aku menemukan penjual makanan ringan di sini. Aku menemukan bahwa roti goreng tampaknya telah menjadi produk yang terkenal disini.

Setelah makan siang, setelah melewati terowongan dan berjalan di sekitar kebun binatang, aku tiba-tiba merasa sedikit lapar. Aku dengar itu adalah makanan khas, jadi aku mungkin akan mencoba membelinya. 

“Nanami, aku dengar itu roti goreng, apakah kamu mau membelinya dan mencobanya?"

"Roti goreng... Aku belum pernah memakannya sejak SD. Kelihatannya enak... ini cukup besar... panjangnya 30 sentimeter, apakah aku bisa memakannya sendiri?”

“Terlalu sulit untuk memakannya sendiri, jadi kenapa kamu tidak memakannya bersamaku?"”

“Aku khawatir jika memakannya terlalu banyak kita tidak akan bisa makan malam… Kalau begitu, ayo beli satu dan memakannya bersama.”

Dia tersenyum seperti seorang ibu dan menyetujui usulanku. Aku tidak tahu kenapa, tapi cara dia mengatakannya terdengar persis seperti sesuatu yang biasa ibuku katakan kepadaku....

Kami membeli satu roti goreng di sana dan menerima sepotong roti goreng dari pemilik toko, yang begitu besar sehingga menonjol dari bungkusnya. Itu sangat besar sehingga hampir terlalu besar untuk dimakan satu orang untuk makan malam.

Kemudian, kami keluar dari toko souvenir dan mulai berjalan menuju pintu keluar kebun binatang sambil makan bersama.

Omong-omong, staff toko mengatakan sesuatu yang menggangguku... Seperti, jika kamu akan makan sambil berjalan, berhati-hatilah... Aku tidak berpikir makan sambil berjalan dilarang, tapi sepertinya bukan itu masalahnya.

Roti gorengnya sangat panas, dan kami menggigitnya dari kedua sisi, dan merobeknya untuk dimakan satu sama lain.

Aku hanya bisa memakan lebih dari sepertiganya dalam perjalanan menuju pintu keluar, jadi aku pikir aku kira makanan itu akan habis pada saat aku mencapai kuil.

Namun aku lengah, dan saat itulah aku mengetahui arti dari kata-kata "Harap berhati-hati.” yang dikatakan petugas itu.

Saat kami sedang makan roti goreng... aku melihat sesuatu yang hitam terbang ke arah Nanami dari belakangnya.

Tentu saja, Nanami tidak menyadari apa yang terbang dari belakangnya.

Itu mendekat dengan kecepatan yang cukup tinggi, meskipun aku tidak tahu apa itu, tapi... jika itu terus berlanjut, itu akan menabrak Nanami.

“Nanami, awas!”

Aku berteriak panik, dan dengan cepat menarik Nanami ke arahku dengan kedua tanganku. Roti goreng itu ada di tanganku, namun, saat aku memeluknya dengan kedua tanganku, perlahan-lahan roti itu jatuh ke tanah. 

 "Yo.... Youshin!?"

Nanami yang tidak tahu apa-apa berteriak dalam pelukanku.

Burung hitam, yang seharusnya terbang ke arah Nanami, berbelok tajam tanpa melambat dan menuju ke arah roti goreng yang telah dilemparkan.

Setelah itu, benda-benda hitam beterbangan dari langit satu per satu dan berkumpul di atas roti goreng yang aku jatuhkan ke tanah... Saat itulah aku melihat spanduk 'Waspadalah terhadap burung gagak' di taman.

Sepertinya tidak ada larangan makan dan sambil jalan. tampaknya ada sesuatu yang harus diperhatikan. Aku telah mengabaikan ini.

Roti goreng yang kubeli dengan susah payah sekarang menjadi makanan untuk burung gagak.... Oh, bahkan bungkusnya pun hilang.... 

Yah, berbahagialah karena Nanami tidak diserang oleh burung gagak.

“Umm… Youshin, kau tahu... aku senang, tapi itu.... aku sedikit.... malu"

Aku mendengar suara yang berasal dari dalam pelukanku.

Itu benar, aku menggunakan terlalu banyak kekuatan dan memeluknya dengan erat. Panasnya menyebar ke tubuhku, dan aku menyadari bahwa lengan dan seluruh tubuhku terasa hangat dan lembut saat disentuh.

Pipinya memerah dalam pelukanku dan matanya melebar.

Dia tampak kebingungan, tidak mengerti apa yang tiba-tiba terjadi, Itu mungkin hanya ilusiku, tapi  matanya tampak berputar-putar seperti dalam film kartun. 

“Maafkan aku... Maaf... Ada burung gagak yang datang. Aku pikir itu berbahaya. Apakah itu sakit?"  

"......Tidak, aku hanya kaget, tapi tidak sakit. ..... Itu adalah perasaan lembut dan meyakinkan seperti biasa..." 

"Burung gagak memakan rotimu,, aku pikir mereka akan menyerangmu.”

“Maaf aku lengah. Tapi... Youshin memelukku dan memelukku… Aku tidak yakin apakah aku senang tentang itu."

Agak canggung untuk berpelukan di tempat umum. Aku merasa bahwa orang-orang di sekitar kami memandang kami dengan hangat saat kami saling berpelukan.... Anggap saja itu hanya imajinasiku.

Agar tidak menyakitinya, aku perlahan menjauh darinya. Lalu aku memegang tangannya lagi.

“Ini sedikit mengejutkan... ayo kita pergi ke kuil."

Aku mendapatkan kembali ketenanganku dan Nanami menatapku dengan senyum lebar.

"Wajahmu sangat merah, bukan?"

“Kamu juga..”



"Mustahil untuk tidak tersipu malu saat kamu dipeluk dengan begitu kuat dan lembut seperti itu.”

Bukankah ungkapan "kuat dan lembut" saling bertentangan?


Dia tidak menyembunyikan rona merah di wajahnya, dan tersenyum padaku… dan kemudian, tiba-tiba, dia memelukku lagi.

Kali ini giliranku untuk melebarkan mata karena terkejut.

“Nanami?!”

“Terima kasih telah melindungiku, Youshin!”

Dia memelukku selama sepersekian detik dan mencium pipi ku dengan lembut seolah-olah tidak ada yang tahu saat ia menjauh dariku.

Meski hanya sesaat, aku dengan jelas merasakan sentuhan bibirnya di pipiku.

Aku tidak bisa menahannya, seolah aku tidak ingin melewatkan sensasi itu... Tanpa sadar, aku menekan pipiku dengan telapak tanganku.

“Kalau begitu, ayo pergi ke tempat selanjutnya, Youshin!”

Nanami mengulurkan tangannya padaku dengan senyum di wajahnya... Aku membalas tangannya dengan senyum kecut dan menerimanya. Meskipun ada beberapa masalah, kami meninggalkan kebun binatang sambil berpegangan tangan.

Kami terus berjalan hingga tiba di sebuah taman. Kuil yang kami tuju berjarak sekitar 15 menit berjalan kaki dari kebun binatang, dan terhubung dengan taman tempat kami berada sekarang.

Taman ini secara alami dipagari dengan banyak pepohonan.. Jadi, kita bisa menikmati berjalan-jalan di hutan saat kita sedang dalam perjalanan. Saat angin sepoi-sepoi yang lembut, hangat, dan menyejukkan berhembus... Kami bisa mendengar suara gemerisik dedaunan mencapai telinga kami.

Kira-kira apa saja zat-zat yang dipancarkan dari pohon dan sangat baik untuk tubuh...? Aroma hutan membuatku rileks.

"Itu mengingatkanku pada taman tempat aku berjalan-jalan saat melihat bunga sakura. Tapi berbeda dari waktu itu. Taman ini terasa lebih hijau, bukan? Ada begitu banyak jenis pohon yang berbeda.”

"Ya, ada yang tumbuh secara diagonal dan ada yang tegak lurus, sangat bervariasi. Akankah dedaunan berubah warna di musim gugur dan pemandangannya akan putih bersalju di musim dingin?"

"Akan sangat nyaman untuk berjalan-jalan lagi saat itu."

Kami berjalan santai melewati pepohonan sambil berpegangan tangan.

Pohon-pohon berwarna coklat yang tumbuh miring, pohon birch putih bersih, dan pohon-pohon dengan cabang-cabang keriput yang meliuk-liuk dan berputar seperti makhluk hidup... 

Aku pikir itu hanya sebuah jalan menuju kuil, tetapi itu adalah taman yang cukup spektakuler. Sejujurnya, aku terlalu meremehkannya.

Dari peta, kamu bisa mencapai kuil dengan berjalan lurus.

“Ayo kita jalan memutar sebentar dan pergi ke sana. Tampaknya ada sebuah kolam di sana.”

"Benarkah? ayo kita lihat.....”

Karena ingin melihat sesuatu yang lain, kami pindah ke kolam di depan kami terlebih dahulu.

Di sana, kami menemukan sebuah pohon yang sekilas tidak hanya ada satu, tetapi beberapa pohon lebat di sana dengan banyak cabang yang tumbuh keluar dari batangnya yang tebal dan banyak cabang menjulur ke arah langit-langit.

Jenis pohon apakah itu? Ada lebih dari satu, ada banyak pohon yang sama.

Ketebalan dan penyebaran cabang yang tidak beraturan sangat menakjubkan... Itu tampak seperti pohon yang keluar dari novel fantasi. Aku bertanya-tanya berapa umur pohon itu… tidak peduli berapa umurnya, mereka tumbuh menjadi pohon yang begitu kuat.

Ini sangat kuat sehingga membuatku takjub.

"Entah bagaimana, jika kamu melihatnya di malam hari, itu terlihat sedikit menakutkan. Sepertinya itu akan mulai bergerak. Jika kamu berada di film horor, cabang ini akan mencengkeram lenganmu."

“Apakah ada film horor seperti itu? Aku belum pernah melihat film yang menakutkan sebelumnya."

“Aku juga tidak suka film horor. Lain kali, bisakah kita menontonnya bersama di kamar? Kau tahu, dalam adegan horor, siapa pun yang berpelukan lebih dulu akan kalah."

"Kemenangan macam apa ini, aku tidak kuat dengan hal hal yang menakutkan, jadi aku mungkin akan berakhir dengan memeluk Nanami, apakah itu tidak apa-apa?" 

"Apa yang kamu bicarakan ketika kamu baru saja memelukku!"

Kata-kata Nanami saat dia mengatakannya sambil tertawa mengingatkanku sekali lagi tentang panas tubuhnya yang kurasakan sebelumnya.

Meskipun aku melakukannya dengan cepat sebelumnya... Jika itu terjadi di rumah... Tentu saja, hanya kami berdua. Dua orang menonton film horor bersama dan kemudian saling berpelukan.....

“Aku ingin tahu apakah pikiran akal sehatku bisa mengatasinya." 

Aku bergumam dengan suara sekecil mungkin.  tapi sepertinya kata-kataku sampai ke telinga Nanami. Pipinya sedikit memerah mendengar kata-kataku dan senyuman penuh arti muncul di wajahnya.

Kemudian dia sedikit membungkukkan tubuh bagian atasnya dan mengintip ke atas untuk melakukan kontak mata denganku.

'Youshin, yang telah kehilangan semua akal sehatnya... Aku ingin tahu apa yang akan terjadi padanya?”

Kedengarannya seperti pernyataan yang menarik, tetapi aku kewalahan dan tidak bisa berkata-kata. 

Apa yang akan terjadi? Sejauh ini, aku hampir tidak bertindak berdasarkan perasaanku.... 

Apakah aku akan membiarkan hasratku mengalahkanku, atau akankah aku menjaga kewarasanku?

"Untuk itu, aku bertanya-tanya apakah aku akan tahu sampai waktunya tiba? Jadi. Apa yang Nanami ingin aku lakukan?"

Jawabanku membuat Nanami terdiam sejenak karena serangan balikku, tapi senyum di wajahnya semakin dalam.

"Kalau begitu aku menyerahkannya pada Youshin untuk membayangkannya."

Dia pura-pura tidak peduli sama sekali, dan senyumnya semakin dalam… Serangan balik ku mungkin tidak berhasil. namun matanya tidak bisa membohongiku.

Sambil berpikir bahwa aku seharusnya tidak mengatakannya jika itu akan meledakkan diriku... Tapi aku juga merasa lega bahwa itu bukan Nanami jika aku tidak melakukan ini.

Saat kami membicarakan hal ini, tampaknya sebelum kami menyadarinya, kami telah pindah ke tepi kolam....

Cahaya kolam itu bahkan lebih indah dan itu adalah pengalaman yang mengharukan bagi kami.

Cuaca hari ini sangat bagus, dan hanya ada sedikit awan, sehingga sinar matahari menerangi tanah sepenuhnya. Hasilnya, kolam itu bagaikan cermin.

Pantulan kolam itu tidak bergoyang sama sekali karena tidak ada sampah atau dedaunan yang mengapung di permukaannya. Alhasil, pantulan pepohonan disekitarnya terlihat simetris dari setiap sudut.

Saat kami melihatnya lebih dekat, aku dapat melihat bayanganku terpantulkan didalamnya menyatu dengan pemandangan sekitar. Membuatku merasa bahwa bahwa aku sedang melihat ke alam semesta paralel yang berbeda seolah kami sedang menatap satu sama lain dari arah yang berlawanan.

Nanami terlalu sibuk bergumam pada dirinya sendiri, dan aku menatap pemandangan itu tanpa bisa berkata apa-apa.

“Sugoi~(Luar biasa)..... Indahnya......."

Nanami hanya bisa bergumam begitu, dan aku mengagumi pemandangan itu tanpa berkata apa-apa.

Ranting-ranting di sekitarnya dan air memantulkan warna dedaunan, seolah-olah dedaunan itu diwarnai warna hijau.. Aku bertanya-tanya apakah ini akan membuat daun menjadi merah saat musim gugur?

Sungguh pemandangan yang luar biasa, kolam Nanami dan aku berada di permukaan kolam...
Jika disentuh secara langsung, ini bagaikan dunia cermin dalam film, penuh fantasi.

“Youshin! Hati-Hati!”

Kata-kata itu membawaku kembali pada diriku sendiri.

Tidak, itu bukan hanya kata-kata. Aku terlalu dekat dengan kolam, dan Nanami memelukku dari belakang. Kata-kata Nanami dan sentuhan lembut yang besar di punggungku membuatku kembali sadar dan membuatku sedikit malu.

“Ah, tidak. Maaf, maafkan aku. Karena sangat indah. Ini menakjubkan, bukan?”

“Aku tahu ini pemandangan yang indah, dan aku mengerti bagaimana perasaanmu, tapi tolong jangan jatuh ke kolam saat berkencan. Tidak apa-apa jika kau hanya basah, tapi jangan membuatku khawatir…”

“Lihat, pantulan Nanami di permukaan air begitu indah sehingga aku jatuh cinta padanya.”

“Kalau begitu, lihatlah aku dalam kehidupan nyata! Aku khawatir jika Youshin berubah menjadi playboy."

“Jangan khawatir, aku hanya akan mengatakannya pada Nanami.”

Aku mengarahkan kamera ponselku ke permukaan air, bergerak sedikit lebih dekat ke Nanami dan memeluk bahunya. Kemudian, aku mengambil foto kami yang terpantul di atas air di ponselku. Pantulan dari kami senyuman.

“Taman ini sepertinya akan menyenangkan untuk dikunjungi saat musim gugur atau musim dingin. Akan menyenangkan untuk datang ke sini bersama semua orang. Kita bisa bersenang-senang di masa depan.”

"Hei, jangan memotret hanya dengan ponselmu. Aku juga akan memotret, jadi jangan tinggalkan aku. Ayo, lebih dekat denganku!”

Aku puas bahwa aku telah mengambil gambar yang bagus, tetapi Nanami juga ingin mengambilnya. Aku tidak cukup perhatian, jadi aku mendekatinya lagi.

“Umm…”

“Ada apa, Youshin.”

“Tidak, aku hanya melakukannya saat merasa bersemangat tadi, jadi saat aku merasa tenang sekarang, tiba-tiba aku merasa malu.“

“Apakah sudah terlambat untuk itu?"

Meskipun Nanami mengeluhkan hal itu,
aku membulatkan tekad dan memeluk bahunya lagi. Dan foto kami juga tertangkap di ponsel Nanami. 

Sungguh... momentum itu sangat penting…. Aku merasa sangat malu ketika aku menyadari bahwa aku memeluk bahunya lagi, sehingga pipiku lebih merah dalam gambar itu daripada sebelumnya. 

“Kita sudah mengambil banyak bagus hari ini. Haruskah kita pergi ke kuil sekarang?”

“Aku rasa begitu. Tetapi tampaknya ada banyak hal lain yang bisa dilihat di taman ini."

Dengan kata-kata itu, Nanami sepertinya telah memprediksi apa yang akan terjadi. Selama perjalanan kami, kami tidak hanya dapat melihat banyak pohon, tetapi juga berbagai binatang.

“Apa itu? Ada tupai. Wow, lucu sekali dia menjulurkan kepalanya keluar dari lubangnya! Oh, ada seekor tupai memakan sesuatu di atas pohon!”

"Tupai-tupai itu juga lucu. Ada banyak burung berwarna cerah di sana… Apakah dua burung-burung yang berdiri disana adalah pasangan kekasih?”

"Oh, ya. Oh, ya, mereka sangat berwarna! Aku bertanya-tanya mana yang jantan?”

Saat kami memiringkan kepala kami pada burung yang tidak dapat dijelaskan ini, sebuah suara datang dari arah yang tidak terduga.

“Ah, itu bebek mandarin. Yang berwarna lebih cantik adalah jantan, dan yang berwarna polos adalah betina.......”

Kami melihat ke arah suara itu dan melihat sepasang lansia duduk di bangku di atas tunggul, yang memberi tahu kami jenis burung apa itu. Keduanya memegang teropong di tangan mereka, seolah-olah mereka sedang mengamati burung liar.

“Ah maaf. Saya minta maaf karena ikut campur. Saya sering datang ke sini untuk mengamati burung bersama istri saya. Kalian berdua...? Apakah kalian berdua berpacaran?”

"Oh, itu bagus... berpegangan tangan. Itu mengingatkanku pada saat kami masih muda sehingga aku tidak sengaja memanggilmu, maaf, aku tidak bermaksud mengganggu.”

Pasangan tua itu membungkuk kepada kami. Bagi kami, kami hanya bisa berterima kasih kepada mereka karena telah bersusah payah memberi tahu kami nama-nama burung itu, jadi kami berterima kasih kepada mereka dengan tulus. 

Lalu Nanami mendekati pasangan itu, dia duduk di atas tunggul di samping mereka.

Aku bisa merasakan kakinya gemetar....dia sepertinya sedang menanyakan sesuatu. Apa sebenarnya yang ingin ia tanyakan? Nanami, yang terlihat sedikit bingung untuk sesaat, menaruh sedikit kekuatan di matanya dan mengajukan pertanyaan kepada pasangan tua itu.

"Apakah bibi dan paman sudah menjadi pasangan untuk waktu yang lama?"

"Ya, kami sudah bersama selama lebih dari lima puluh tahun sekarang. Sudah berapa lama kalian bersama?”

"Kami..... baru saja bersama selama sebulan."

Aku juga duduk untuk menjawab pertanyaan pasangan yang lebih tua itu, lalu mereka menatapku dengan sedikit terkejut.

"Aduh, aduh, apakah itu benar? Entah bagaimana suasananya terasa seperti kalian sudah berkencan selama bertahun-tahun, jadi aku pikir kalian sudah bersama untuk waktu yang lama.’

"Ya, kalian sudah seperti pasangan suami istri Hahahahahaha.”

Wanita tua itu menatapku dengan rasa ingin tahu dengan tangan di pipinya, sementara pria itu tersenyum lebar. Apakah kami terlihat seperti sudah berpacaran selama itu? Aku merasa geli dan senang mendengar itu, meskipun kami baru saja mulai berkencan.

"50 tahun... itu adalah waktu yang lama untuk bersama. Itu dua kali lebih lama dari orang tuaku telah bersama….. Itu luar biasa..."

Nanami tampak senang mendengar kata-kata pasangan tua itu dan menggenggam tangannya seolah-olah dia sangat tersentuh oleh fakta bahwa mereka telah bersama begitu lama dan pasangan tua itu tersenyum malu mendengar apa yang dikatakan Nanami..

Kami berterima kasih kepada pasangan tua itu dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kuil. Pada titik ini, pasangan tua itu memberi kami satu nasihat terakhir.

"Sepasang kekasih pelajar yang hebat, jika kalian berencana untuk tetap bersama di masa depan, jangan lupa untuk saling menghormati satu sama lain, oke?"

"Dunia ini adalah tentang saling menjaga... dan tidak ada bedanya antara pasangan yang sudah menikah dan belum menikah… jangan anggap remeh kasih sayang dan sering-seringlah menghargai satu sama lain.. Anggap saja itu sebagai dorongan dari seorang pria tua."

Kami membungkuk dan tersenyum kembali kepada kedua pasangan tua itu atas nasihat mereka. Kedua pasangan lansia ini membalas senyum kami dan melanjutkan pengamatan burung mereka.

Kata-kata dari dua orang yang telah bersama begitu lama begitu menyakinkan dari kata-kata siapapun.

Dan Nanami sedang dalam suasana hati yang baik sekarang, melambaikan tangannya saat dia memegang tanganku.

“Mereka pasangan yang luar biasa, bukan?”

“Aku pikir sungguh luar biasa bahwa mereka dapat tetap bersama dengan baik bahkan ketika mereka semakin tua.”

“Aku ingin tahu apakah itu yang mereka maksud ketika mereka mengatakan "Pasangan sejoli" Sepertinya mereka memang ditakdirkan untuk bersama.”

"Dalam hal ini, hal seperti itu benar-benar ada di dunia, bukan?.....”Pasangan sejoli”...... Lima puluh tahun ......"

Meskipun aku tahu cinta itu jauh melampaui kata-kata dan logika, entah bagaimana aku bisa memahami secara alami dari kata-kata yang bergema di benakku bahwa mereka adalah pasangan yang luar biasa.

Itu sebabnya aku hanya memberitahu Nanami tentang hal itu di dalam hatiku.

Alangkah baiknya jika kita bisa seperti itu juga. agar kita bisa bersama untuk waktu yang lama. Dan akan selalu begitu.

Namun aku tidak bisa mengatakannya dengan lantang.

"Alangkah baiknya jika kita bisa tetap bersama selamanya seperti pasangan itu, Youshin......"

Saat aku tidak mengatakan apa yang kupikirkan, Nanami mengucapkan kata-kata itu seolah dia mengerti apa yang ada di hatiku…

“Aku juga berpikir begitu. Mulai sekarang.. aku ingin selalu bersama Nanami…”

“Aku mengerti, itu bagus...”

Nanami menghela napas lega dan menatapku dengan senyum muram. Meskipun dia tampak bahagia, dia tampak sedikit cemas, 

Mungkin karena memegang tangannya, aku mendapatkan ilusi seolah-olah perasaanku telah tersampaikan padanya.

“Kau tahu, Youshin,.... Aku.... ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu..."

Nanami hendak mengatakan sesuatu, tapi... Tepat pada saat itu, gerbang torii, pintu masuk kuil, muncul di depanku.

Sinar matahari merah menyinari torii megah yang tampak menjaga jalan setapak yang mengarah langsung ke aula utama.

Keindahan torii, bermandikan cahaya matahari, membuatku dan Nanami tidak bisa berkata-kata.

Nanami hendak mengatakan sesuatu, tapi pemandangan itu mencekiknya. Namun, dia segera mengubah ekspresinya menjadi ceria.

“Wow, itu gerbang torii yang luar biasa, Aku pikir kita telah mengambil jalan memuar tetapi kami tiba di kuil dalam waktu singkat. Bisakah kita melewatinya bersama, Youshin?”

Berdiri di sana adalah Nanami, dengan senyumnya yang biasa di wajahnya. Bagaimana dengan apa yang Nanami coba katakan? Apa sebenarnya yang dia coba katakan?

Aku melewatkan waktu untuk bertanya padanya, tapi aku buru-buru menghentikannya saat dia menarik tanganku dan melewati gerbang torii.

“Tunggu, Nanami. Mari kita pergi melalui gerbang secara terpisah.

Mendengar kata-kataku, dia berhenti dan memiringkan kepalanya penasaran.

'Mengapa? 'Karena ini adalah gerbang torii, bukankah kita akan diberkati kalau kita melewatinya bersama-sama?”

“Aku tahu, tetapi itu bukan untuk kita masuki bersama."

"Berkah macam apa ini, berkah yang tidak bisa kita lalui bersama.....?"

Aku memberitahunya apa yang ku temukan dengan suara yang sedikit tidak jujur. 

'Gerbang torii ini umumnya dikenal sebagai torii dari pemutusan hubungan. Karena itu kita tidak boleh melewatinya bersama-sama."

Gerbang Torii Enkiri (Gerbang pemisah).... Gerbang Torii yang bersinar indah di bawah sinar matahari di depan kita begitulah sebutannya.

Ada beberapa gerbang torii di kuil ini, tetapi gerbang torii ini tampaknya menjadi yang kedua di jalan menuju kuil utama.

Torii ini adalah satu-satunya torii yang diberkati dengan keberuntungan untuk memutuskan hubungan. 

Sulit dipercaya bahwa gerbang torii yang diterangi dengan indah ini dapat digunakan sebagai tempat untuk memutuskan hubungan... Ketika kamu mendengar tentang memutuskan hubungan, tampaknya akan muncul kesalahpahaman bahwa itu bukanlah berkah melainkan semacam kutukan ilahi.

Bahkan, aku salah paham saat pertama kali melihatnya... dan sekarang aku melihat kesalahpahaman itu terjadi tepat di depan mata ku dengan Nanami.

“Apa yang kamu maksud dengan "putus" Youshin?... Youshin apa kau membenciku? Apakah kamu ingin datang ke sini hari ini karena kamu ingin memutuskan hubungan denganku? Jika itu yang terjadi…”

“Tunggu tunggu. Maaf, aku tidak bermaksud seperti yang ku katakan. Maaf, aku tidak mengatakannya dengan baik. Itu tidak seperti yang kau pikirkan, Nanami.” 

Aku pikir aku mengatakan padanya bahwa kami tidak bisa melaluinya sendirian karena itu akan menjadi kutukan untuk memutuskan hubungan, tetapi kata “memutuskan hubungan'' tampaknya memiliki dampak yang sangat kuat pada Nanami yang tampaknya menjadi satu-satunya hal tertinggal di kepalanya.

Ekspresi yang tadinya tersenyum berubah suram , dan dia dengan cemas mencondongkan badannya ke depan dan mencoba mengatakan sesuatu kepadaku. Aku harus mengatakan bahwa hal ini sama sekali di luar pertimbanganku dan aku tidak bermaksud membuatnya terlihat begitu sedih.

"Eh...? Apakah aku salah?"

Kecemasan Nanami sedikit mereda pada komentarku bahwa itu tidak benar. Meski begitu, segala sesuatunya belum sepenuhnya jelas, jadi untuk meyakinkannya, aku terus menjelaskan.

“Pertama-tama, bahkan jika itu benar bahwa aku ingin memutuskan hubungan dengan Nanami, seharusnya aku berbohong padamu sejak awal dan melaluinya bersama-sama, bukan? Namun aku tidak melakukannya dan menghentikannya karena aku tidak ingin putus dengan Nanami, bukan?”

“Ah.... aku yakin… itu benar…”

Mendengar kata-kataku, Nanami menganggukan kepalanya berulang kali dengan ekspresi lega di wajahnya seolah-olah dia telah menerimanya. 

"Tapi...kenapa kamu datang jauh-jauh ke torii untuk memutuskan hubungan denganku? Aku sedikit khawatir sekarang. Jika ada torii lain, bukankah tidak masalah untuk pergi dari sana?"

Dengan pipinya yang sedikit menggembung, Nanami berteriak protes padaku. 

Keraguan ini juga beralasan, ada beberapa pintu masuk lain ke kuil selain yang satu ini, dan aku bahkan menemukan gerbang torii yang membawa keberuntungan.

Alasan mengapa aku datang jauh-jauh ke sini adalah karena .......

“Aku hanya bercanda ketika aku mengatakan itu, karena gerbang torii yang paling dekat dengan aula utama ada di sini. Aku datang ke sini karena memutuskan hubungan adalah sebuah berkah.”

"Memutuskan hubungan adalah ...... berkah?"

Memiringkan kepalanya, Nanami menunggu kata-kataku selanjutnya. Ya, alasan aku datang ke sini justru karena apa yang disebut "memutuskan hubungan" belum tentu merupakan hal yang buruk.

“Gerbang torii di sini memiliki dua makna. Satu untuk memutuskan hubungan yang baik, dan yang lainnya untuk memutuskan hubungan yang buruk… Jadi aku pikir aku ingin pergi ke sini secara terpisah. kita akan terbebas dari karma-karma buruk."
 
"Memotong karma buruk diantara kita?"

“Ya. Misalnya penyakit, nasib buruk.... Aku pikir jika kita melewati gerbang torii ini secara terpisah, kita dapat melindungi diri kita sendiri dari nasib seperti itu.”

“Aku kira kata 'putus' hanya berarti sesuatu yang buruk,, tapi aku tidak menyadari ada hal baiknya juga.”

Sebenarnya aku menemukan cerita lain tentang pasangan yang ingin putus dan dan pasangan yang melalui proses ini, tetapi aku tidak berani menyebutkannya di sini. 

"Selain itu.. aku ingin melewati torii ini agar kita bisa bersama lebih lama."

"Kalau begitu kamu seharusnya mengatakannya sejak awal. Aku benar-benar cemas..."

"Maaf. Aku pikir aku sudah menjelaskan kepadamu bahwa kita tidak bisa lewat bersama, bisakah kamu memaafkanku?”
"Belikan aku es krim saat kita pulang dan aku akan memaafkanmu♪"

Nanami mengubah ekspresinya yang suram dari sebelumnya dan berkata kepadaku sambil bercanda dengan senyum yang muncul di wajahnya karena ia merasa lega mendengar penjelasanku.

Sejujurnya, itu adalah harga kecil yang harus dibayar jika aku bisa dimaafkan karena telah membuatnya terlihat begitu cemas hanya dengan es krim. Jika itu yang terjadi, aku bahkan bisa mentraktirnya parfait yang sedikit lebih mahal di cafe.

Selain itu, aku menjelaskan kepada Nanami bahwa... Salah satu alasan kenapa aku berpikir untuk melakukan ini. Ada alasan lain mengapa aku ingin melewati gerbang torii ini... Itu adalah sesuatu yang tidak ingin kukatakan pada Nanami.

Ini tentang hubunganku dengannya.

Segala sesuatunya telah sampai pada puncaknya dan hubunganku dengannya dimulai dengan sebuah kebohongan.

Tapi aku dengan tulus percaya bahwa aku memiliki hubungan yang baik dengannya, tapi fakta bahwa hubungan kami dimulai dengan kebohongan tetap menjadi fakta yang tak tergoyahkan.

Jadi, dengan melewati gerbang torii ini, aku ingin menghilangkan bagian buruk dari pengakuan palsu itu.

Meskipun aku tidak sepenuhnya percaya akan mitos itu, saat ini, aku ingin membuat sedikit keberuntungan jika bisa.

Di bulan peringatan kencan terakhir kami, aku akan menyatakan perasaanku padanya lagi dengan percaya diri dan melakukan apa yang menurutku baik. 

Aku yakin ini adalah yang terbaik yang bisa aku lakukan sekarang.
Jika aku mengatakan ini pada Nanami, aku akan mengatakan padanya bahwa aku tahu tentang permainan hukumannya... adi aku akan menyimpan ini di hatiku.

“Jadi kemana kita akan pergi? Haruskah aku pergi dulu?" 

Nanami menarik bajuku saat aku sedang memikirkan banyak hal. Mungkin ia masih sedikit gelisah. dia bereaksi seperti anak kecil, tanpa menghiraukan kesempatannya, aku memiliki keinginan untuk memeluknya, tapi aku menahannya.

“Tidak, aku akan lewat dulu, dan Nanami akan lewat setelah aku. Dengan begini, karma buruk akan terputus."

“Aku akan mengawasimu.”

Dia mengepalkan tangannya di depan dadanya dan mengepalkan tinjunya seolah-olah untuk menyemangatiku.

Tidak, ini tidak seperti aku akan sejauh itu... Ini hanya jalan-jalan sederhana......

Itu yang kupikirkan, tapi aku sedikit gugup. Kami tidak melaluinya bersama, tapi... Ini tidak seperti akan merusak hubungan yang baik, bukan? Tuhan, tolong biarkan aku percaya padamu hanya untuk saat ini.

Dengan harapan seperti itu, aku perlahan-lahan mendekati gapura sambil merasa gugup.. Tidak ada yang terjadi, dan tidak ada kecelakaan seperti diserang burung gagak seperti barusan.

Tidak akan terjadi apa-apa, dan aku tidak akan diserang gagak atau semacamnya. 

Aku melewati gerbang torii dan menyelesaikannya dengan mudah.

"Lihat, tidak ada yang terjadi, kan?"

"Youshin... Kamu sedikit tegang, bukan? Tapi aku mengerti tidak ada yang salah denganmu. Jadi aku akan melakukannya juga.”

Aku berbalik kembali ke sisi lain torii dan menyaksikan Nanami hendak melewatinya. 

Tapi saat aku mengawasinya, aku tidak bisa menahan perasaan gugupku.. 

Aku tidak yakin apakah Nanami juga gugup, tapi dia berjalan perlahan dan melewati gerbang torii.

Hanya dalam beberapa puluh detik... Meskipun kurang dari beberapa menit, ada perasaan tegang yang aneh menyelimuti kami.

Lalu, saat Nanami melewati torii sepenuhnya... tidak ada hal aneh yang terjadi, dan itu berakhir dengan damai.. Kami menghela nafas lega dan saling tersenyum.

“Tidak terjadi apa-apa. Tapi itu sangat menegangkan, bukan?”

Mendengar itu, Nanami tersenyum dan berbalik dan berlari ke arahku. Kami telah sepenuhnya melewati gerbang torii dan keduanya berada di dalam halaman kuil. Aku kira aman untuk mengatakan bahwa hubungan buruk kita sekarang telah terputus.

Itulah yang kupikir.

“Kyaa!”

“Nanami?!”

Nanami, yang berlari ke arahku, berteriak dan jatuh ke arahku seolah-olah dia tersandung sesuatu. 

Karena panik, aku bergegas menghampirinya dan memeluknya saat dia jatuh. Itu hanya tindakan yang aku ambil untuk mendukungnya... Setelah melewati gerbang torii, kami berada di posisi saling berpelukan dari depan.

“Nanami, kamu baik-baik saja? Apakah kamu tersandung sesuatu saat kamu jatuh dari gerbang torii?”

“Tidak, tangganya ada di depan gerbang torii, jadi kurasa tidak....... Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu menghantam kakiku.. dan aku tersandung.”

“Tersandung?”

'Tidak, sesuatu yang keras muncul entah dari mana... Rasanya seperti aku menabrak sesuatu.”

Hari ini Nanami memakai sepatu kets karena kita pergi ke kebun binatang dan berjalan-jalan. Dia juga mengenakan pakaian yang nyaman, jadi agak sulit membayangkan dia berada di tanah datar.

Selain itu, dia bilang dia menabrak sesuatu .......

Kami berada dalam posisi saling berpelukan, dan kami berdua melihat area dimana Nanami mengatakan dia tersandung... namun tidak ada apapun disana, hanya tanah datar.

Benda keras yang dia tabrak tidak terlihat di mana pun.

Kami saling memandang dan tertawa tanpa sengaja, karena kami berada dalam posisi berpelukan, begitu dekat hingga ujung hidung kami bersentuhan.

“Aku bertanya-tanya apakah Tuhan menyuruhku untuk tenang sekarang karena aku sudah mematahkan karma buruk?”

"... Apakah kamu mengatakan bahwa Tuhan sengaja membiarkan Nanami jatuh... sehingga dia dan aku bisa saling berpelukan?"

'Lebih menyenangkan untuk memikirkannya seperti itu, etapi menyenangkan untuk merasa diberkati oleh Tuhan.

"Jika kamu berpikir demikian, seolah-olah kamu telah diberkati oleh Tuhan, tidakkah Anda merasa bahagia? Aku akan menganggap ini sebagai sebuah dukungan."

Gerbang torii ini dikatakan sebagai gerbang pemutus hubungan... namun ada juga dewa perjodohan di antara dewa yang disembah di sini.

Nanami tidak mengetahui hal ini, tapi dia memberitahuku sambil tersenyum bahwa hal ini mungkin dilakukan oleh dewa perjodohan.

Memang lebih baik untuk berpikir demikian.

"Kalau begitu, aku juga harus mengucapkan terima kasih kepada dewa itu, mari kita pergi ke aula utama dan memberikan penghormatan."

“Ya, aku rasa kita harus berterima kasih padanya. Kita harus berterima kasih padanya sebesar-besarnya.”

Kami sedang dalam posisi berpelukan dan menoleh ke arah kuil utama tanpa berpisah dan saat itulah aku menyadari bahwa, setelah melewati torii ada sebuah jalan dengan beberapa jenis bunga sakura yang bermekaran didepanku.

Jalan setapak yang dilalui sama indahnya dengan yang kami lihat di pesta Hanami(melihat bunga sakura) yang kami hadiri bersama keluarga kami hari itu, dan bunga sakura merah muda beterbangan di langit seolah-olah memberi selamat kepada kami.

“Indah sekali, bukan?...sangat menyenangkan bisa melihat kembali kencan sebelumnya dan menemukan hal-hal baru....... sangat menyenangkan berada di sini."

“Youshin, kamu berbicara seolah kencan kita sudah berakhir, tapi kencan kita masih berlanjut. Ayo, kita pergi ke aula utama dan memberikan penghormatan."

'Benar juga... Baiklah kalau begitu, Nanami.... Ayo berangkat."

Setelah aku menjauh dari Nanami, yang memelukku, aku mengulurkan tanganku dengan gestur yang sedikit sok untuk menggandeng tangannya. Nanami tampak terkejut dengan tingkahku, tapi dia memegang tanganku dan tersenyum.

Kemudian, sambil bergandengan tangan, kami menyusuri jalan setapak yang dipenuhi bunga sakura menuju kuil utama. Dari jalan setapak dengan bunga sakura yang berterbangan, kami bisa melihat kuil utama dari kejauhan.

Cuacanya indah, berangin dan hangat. Dengan orang yang paling kucintai di sisiku, dan berpegangan tangan dengannya, kami berjalan perlahan dan santai bersama di sepanjang jalur bunga sakura yang berterbangan.

Ini adalah saat paling bahagia dalam hidupku.

Namun, semakin dekat aku ke aula utama,  perlahan kegelisahanku meningkat. 

Meskipun kuil ini memiliki hal-hal berbahaya seperti gerbang torii yang memutuskan hubungan, tapi juga dikenal sebagai kuil pemenuhan cinta. 

Yah, aku belum pernah mendengar tentang kuil ini sebelumnya sampai aku mencarinya. Itulah tujuan utama orang yang mengunjungi kuil ini.

Kamu dapat berjalan melalui gerbang torii itu, untuk memotong karma buruk, dan berdoa untuk memhon keberuntungan dengan mengunjungi kuil utama. Konon, itulah tujuan utama orang-orang yang mengunjungi kuil ini. 

Oleh karena itu, pasangan dan pasangan yang sudah menikah biasanya datang ke kuil melalui torii yang berbeda untuk beribadah.

Namun, aku tetap bersikeras untuk melewati torii ini.
.

Dengan ini, Nanami dan aku tidak lagi berada dalam hubungan yang buruk, dan yang harus kulakukan adalah pergi ke kuil utama untuk berdoa untuk pemenuhan cintaku... Yang harus kulakukan hanyalah berdoa agar pengakuan yang akan kubuat pada hari jadi kami akan berjalan dengan baik.

Mungkin agak aneh untuk menyebutnya sebagai pemenuhan cinta ketika kami sudah berpacaran, tetapi mengingat hubungan kami, hal ini terasa wajar bagiku. 

Jadi aku melakukan segala sesuatu yang harus aku lakukan. 

Aku percaya sepenuh hati pada berkah yang biasanya tidak aku percayai, dan aku akan melakukan apapun untuk membawa keberuntungan tidak peduli apapun ujiannya.


Dan, aula utama yang terpantul dalam pandangan kami memantulkan cahaya matahari yang menyinari mataku seolah-olah cahaya itu memberkati kami.

Aku bertanya-tanya apakah tuhan sedang merencanakan sesuatu hal yang baik untukku? 
Tapi Tuhan. Aku memohon padamu dari lubuk hatiku. Hanya karena aku berharap dia yang ku cinta selalu ada disisiku, aku harap aku bisa selalu didekatnya dan menjadi orang dibutuhkannya karena dialah gadis yang selalu ada dipikiranku.

Aku tidak punya keberanian di hadapannya karena kesempurnaan nya yang belum bisa kutandingi, tapi aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuknya, karena aku dituntut untuk mencintai dan melindungi seseorang dan aku akan selalu mencintainya.

Karena itu, aku berharap bahwa Nanami dan aku akan melakukannya dengan baik di masa depan juga. Tolong jaga kami.

Aku akan mengandalkanmu.

Sambil bergandengan tangan, kami menyusuri jalan utama menuju kuil utama, tempat badai salju bunga sakura menari-nari di udara. Kami mengobrol dan tersenyum satu sama lain.

Itu adalah waktu yang sangat membahagiakan bagi kami hanya dengan berjalan-jalan. 

Ada juga beberapa orang yang menuju ke kuil utama seperti kami dan mereka semua memiliki senyum di wajah mereka.

Mereka tersenyum bahagia, dan aku yakin kami juga tersenyum seperti itu sekarang.

“Ini luar biasa. Meskipun ini hanya jalan biasa dengan bunga sakura, kuil itu sendiri memberikan perasaan misterius kepada orang-orang. "

“Itu benar, kuil utamanya bisa dilihat dari sini. Kuil ini, tampaknya menjadi tempat yang sangat spiritual, Itulah mengapa ini memiliki nuansa misterius, mungkin."

“Itu mengejutkan. Youshin percaya pada hal spiritual ...Aku pikir anak laki-laki tidak percaya pada hal-hal seperti itu.”

"Baru-baru ini, aku menjadi sedikit lebih yakin.. Itulah sebabnya aku berjalan-jalan hari ini seperti ini, sesuai ritual.”

"Ritual? Aku pikir kita hanya berjalan-jalan seperti orang normal…”

Mendengar kata-kataku, Nanami memiringkan kepalanya dalam kebingungan.  Saat ini aku sedang berjalan bergandengan tangan dengannya di sepanjang tepi Omotesando. Beginilah seharusnya menjalankan ritual tersebut.

“Aku diberitahu bahwa jalan tengah adalah jalan untuk para dewa, jadi aku harus berjalan di sepanjang tepi jalan seperti ini agar tidak mengganggu para dewa.”

"Benarkah? Apakah itu sama dengan melewati ujung gerbang torii sebelumnya? Aku mencoba menirumu sebelumnya.”

Aku terkejut mendengar kata-kata Nanami. 

Saat aku melewati gerbang torii yang baru saja kulihat, aku memberi hormat kepada torii dan sebelum berjalan melewatinya dan Nanami juga tampaknya menirukan penghormatanku kepada torii dan kemudian masuk.

“Yah, aku belum bisa memastikan semuanya, tapi aku pikir lebih baik mengikuti aturan-aturan ini saat membuat permintaan. Seperti kata pepatah, suasana hati itu penting, artinya perilaku juga penting."

"Ya.. tapi kamu sangat termotivasi, bukan? Permintaan seperti apa yang kamu buat dengan begitu antusias seperti itu?“

Pertanyaan ini membuatku terdiam sejenak.

Tentu saja, apa yang aku minta adalah untuk memiliki hubungan yang baik dengan Nanami. 
Aku pikir itu agak aneh untuk membuat permintaan  pemenuhan hubungan kita... tetapi haruskah aku mengatakan yang sebenarnya di sini?

“Aku pikir ini adalah masa depan kita, kurasa.. aku telah melakukan banyak riset untuk berdoa agar aku bisa tetap bersama Nanami mulai sekarang. “

Satu hal yang kuinginkan, aku ingin terus bersama Nanami di masa depan, ini adalah ketulusanku.

Agak memalukan untuk mengatakannya sekali lagi, tapi ini adalah keinginanku yang sebenarnya.

Mau tak mau aku menggaruk pipiku dengan jariku dan memalingkan wajah ku dari Nanami, tapi saat aku melihat ke wajahnya... Nanami melakukan kontak mata denganku. 

"Kalau begitu, ajari aku cara melakukannya juga. Jika kita melakukannya bersama, itu mungkin dua kali lebih efektif, bukan?"

Nanami tersenyum dan mendekatkan tubuhnya padaku.

Aku mengajaknya untuk ke kuil, tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang dia doakan. Aku takut untuk bertanya padanya, tapi senyumannya membuatku merasa lega.

"Ya, jika kita melakukannya bersama-sama, mungkin berhasil."

Mungkin itu adalah kekhawatirannya sendiri, dan sementara aku senang dengan kekhawatirannya, aku menceritakan semua ritual doa yang aku temukan di Internet.

"Ah… ada terlalu banyak hal yang tidak kuketahui... Bagaimana kamu bisa mencarinya dan mengingat semua informasi yang begitu rumit?” 
"Hmm...... yah, begini... aku yakin aku akan mampu melakukan itu karena aku ingin terus bersama Nanami mulai sekarang.”

Aku menceritakan semuanya dan menjawab pertanyaan Nanami dan dia tersipu bahagia, melepaskan tangan yang dia pegang dan melingkarkan lengannya di lengan ku lagi.

“Kita akan tetap bersama mulai sekarang, aku akan tetap bersama denganmu... Aku ingin terus bersama Youshin selamanya." 

Nanami melingkarkan tangannya di lenganku dan berbisik padaku dengan nada memohon.

Aku merasakan hal yang sama... Jika dia merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan, tidak ada kegembiraan yang lebih besar daripada itu.

Sementara itu, saat itulah kami tiba di kuil utama.

Mungkin karena hari ini adalah hari libur, ada banyak orang yang datang untuk beribadah seperti kami. Setiap orang tampaknya berdoa kepada Dewa dengan cara mereka sendiri. 

Nanami dan aku melakukan ritual penyucian sesuai dengan tata krama ritual dan kemudian, dengan sedikit gugup, kami akhirnya memulai kunjungan kami ke kuil. 

Sambil mencurahkan perasaan kami, kami menaruh hati kami ke dalam doa-doa kami.

Kami perlahan memasukkan uang kami dan membunyikan bel. Jangan pernah membuangnya begitu saja dan jangan lupa untuk membuat permintaan kepada Dewa.

Kemudian, setelah memberi hormat dua kali dan bertepuk tangan dua kali. Pada saat inilah kamu membuat keinginanmu.

tetapi penting udaripada membuat permintaan sepihak kepada Tuhan.

Ini mungkin terdengar kontradiktif. Tetapi ini adalah saat yang penting untuk tidak membuat permintaan kepada Dewa secara sepihak, tetapi mencurahkan perasaanmu untuk bersumpah kepada Tuhan.

Jangan lupa untuk memvisualisasikan dan membayangkan keinginanmu dalam pikiranmu. Kemudian, bersumpahlah kepada Dewa tentang bagaimana kamu akan melakukan upaya untuk memenuhi gambaran itu.

Di hari jadiku... Aku akan menyatakan perasaanku pada Nanami lagi.

Aku tidak tahu apakah dia akan menerimanya atau menolakku, tetapi aku telah mencoba yang terbaik untuk membuatnya menyukaiku.

Dan setelah pengakuanku berhasil, aku pasti akan membuatnya bahagia..... Tidak, aku akan terus bekerja keras agar aku bisa bahagia bersamanya.

Sebaliknya, jika pengakuanku tidak berjalan dengan baik...  Aku berdoa untuk kebahagiaannya dan dengan patuh mundur.

Ditolak pasti akan menjadi pukulan dan hal yang berat untukku, tetapi aku akan tetap mengutamakan kebahagiaannya.

Jadi tolong, Tuhan... alangkah baiknya jika Anda bisa memberiku sedikit dorongan. Ini hanya upayaku untuk mewujudkan keinginanku. Tolong awasi aku.. agar semua ini berjalan lancar.

Aku ada di sini sekarang.... Aku bersumpah demi Tuhan.

Aku menggambarkan sumpah dan keinginan di hatiku, dan memberi hormat untuk terakhir kalinya.

Mengangkat kepalaku, Nanami juga mengangkat kepalanya di saat yang bersamaan. Aku meliriknya ke samping... dan menemukan Nanami menatap aula dengan ekspresi yang sangat serius.



Apa yang telah ia ikrarkan?

Ekspresi serius itu diterangi oleh sinar matahari, dan aku pikir itu hal terindah yang pernah aku lihat hari ini... tetapi aku menahan diri untuk tidak mengeluarkan ponsel untuk mengambil gambar.

Di hadapan Tuhan, aku ingin menyimpan pemandangan indah ini sebagai kenangan untuk diriku sendiri.

Pada saat itu, dia tampaknya menyadari tatapanku, dan ekspresi serius itu berubah menjadi senyuman.
Aku membalas senyumnya dan mengulurkan tanganku padanya.

Senyumnya semakin cantik dan dia meraih tanganku, dan kami berjalan menjauh dari kuil utama bersama. Aku melirik ke arahnya sebentar, tapi aku tidak dapat menebak dari ekspresinya apa yang dia doakan.

Aku bertanya-tanya apakah Tuhan telah mendengar sumpah dan keinginanku?

“Ngomong-ngomong… apa yang kamu minta, Youshin?"

Nanami bertanya padaku seolah ingin menegaskan kembali. Masih ada senyuman di wajahnya, tapi aku bisa melihat sedikit keseriusan yang dia tunjukkan sebelumnya.

"Seperti yang aku katakan sebelumnya. Nanami… Aku akan terus bekerja keras agar kita bisa bersama selamanya, jadi tolong jaga aku.”

“Aku mengerti…”

“Bagaimana dengan Nanami? Apa yang kamu minta?”


Aku memberanikan diriku untuk bertanya padanya.

"Aku bersama Yoshin.... aku ingin terus bersama Yousin ... selamanya...... Aku memohon kepada Tuhan untuk memberkatiku."

Untuk beberapa alasan, senyumnya tampak sedikit sedih bagiku.

Jadi, untuk meyakinkannya, aku mengerahkan sedikit kekuatan di tanganku, menggandeng tangannya dan mulai meninggalkan aula utama.

"Youshin... Mau kemana? Ah, apakah kamu ingin mencoba keberuntunganmu.”

“Itu bagus, tetapi sebelum itu... ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu."

Aku menuju ke arah yang berlawanan dari tempat penjualan lotere. Nanami memiringkan kepalanya dan mengikutiku dengan patuh.

Itu adalah jalan di sebelah kuil utama... sekarang jalan itu benar-benar sepi. Banyak orang mungkin tidak menyadarinya.

"Ada apa? Apa yang kamu rencanakan dengan membawamu ke tempat di mana tidak ada orang di sekitar? Apakah kamu berencana melakukan sesuatu yang nakal?"

Nanami memanggilku seolah-olah dia baru saja mendapatkan kembali keseimbangannya, tetapi aku merasa masih ada sedikit kesedihan dalam suaranya. Jadi, aku mencoba memberitahunya apa yang akan terjadi selanjutnya untuk meyakinkannya.

Aku tidak punya nyali untuk melakukan sesuatu yang nakal, dan tidak mungkin aku melakukannya di luar ruangan. Jadi aku mengatakan kepadanya untuk tidak marah untuk saat ini.

"Di ujung jalan, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu.”

"Sesuatu yang ingin kutunjukkan padaku?"

Dengan cara ini, kita berjalan di jalan sepi. Dia tampak gelisah dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi aku tahu dia mempercayaiku dan mengikutiku diam-diam.

Di seberang jalan, aku menemukan sedikit ruang terbuka. Ada gerbang yang tertutup pepohonan lebat, dan tidak ada seorang pun di sana kecuali kami.

Ini adalah satu-satunya tempat yang tampaknya belum dijelajahi dan agak sepi seolah-olah kami berada di tempat rahasia.

“Tidak ada siapa siapa di sana, sudah kuduga kamu ingin melakukan sesuatu yang nakal.”

“Tidak tidak tidak! Lihat ke sana. Aku ingin menunjukkan ini kepadamu.”

Melihat Nanami memutar tubuhnya dengan main-main saat aku menatapnya dan menunjuk ke suatu tempat. Di depanku, duduk seekor komainu yang bersembunyi di balik pohon.

“Aku pernah mendengar tentang patung komainu sebelumnya. Mungkin karena letaknya jauh dari aula utama, hanya sedikit orang yang mengetahuinya… Konon jika kamu bisa melihatnya, kamu akan diberkati dengan keberuntungan.”

Aku membawa Nanami ke komainu dan memintanya untuk menyentuh singa batu itu.

“Aku merasa keberuntungan baru saja datang padaku, sangat beruntung bisa menemukan Komainu di tempat yang terpencil seperti itu Bagaimana kamu tahu tentang ini, Youshin?”

"Itu terjadi begitu saja saat aku mencarinya.... Bagaimana. Apakah kamu sudah merasa lebih baik?”

“Aku baik-baik saja. Apakah aku terlihat sedikit lesu? Memang benar bahwa aku menjadi khawatir tentang apakah kita bisa tetap bersama di masa depan.”

“Aku mengerti.... Baiklah..."

Dia terlihat sedikit sedih, tapi seolah-olah dia memaksanya untuk tetap tersenyum... aku mengambil keputusan.

Itu adalah tekad untuk melakukan apa yang selama ini tidak dapat aku lakukan sendiri. 

Aku dengan lembut mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Nanami. Lalu perlahan-lahan mendekatkan wajahku ke wajahnya.. dan menciumnya.

Aku mencium pipinya.

Bukan secara kebetulan seperti sebelumnya, tapi atas kehendakku sendiri... aku meletakkan tanganku di pipinya dan perlahan membiarkan bibirku menyentuh pipinya.

Sampai sekarang, aku telah menahan diri untuk tidak menciumnya... karena aku tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk melakukannya....

Meskipun aku tidak sempat mencium bibirnya hari ini, jantungku berdegup lebih kencang saat aku melakukannya sendiri untuk pertama kalinya. 

Aku bertanya-tanya Nanami merasakan hal yang sama, dan saat aku menarik bibirku menjauh darinya, dia menekan pipinya dan menatapku dengan matanya yang lembab.

“Youshin....”

“Aku sudah berdoa kepada Tuhan agar aku dan Nanami akan selalu bersama. Jadi kamu tidak perlu khawatir tentang apakah kita akan bersama di masa depan atau tidak. Aku juga akan mencoba menunjukkan keberanianku sebaik mungkin seperti yang kulakukan sekarang."

Melihat kembali tindakanku, aku sedikit malu dan berbicara terlalu cepat dan tersipu-sipu. Nanami meletakkan tangannya di tempat di mana bibirku menyentuhnya, sama seperti yang telah aku lakukan sebelumnya.

Sungguh melegakan bahwa Nanami tidak membencinya. Namun, aku tidak bisa mengatakan dari ekspresinya bahwa apakah dia senang atau tidak. Sekarang giliranku yang merasa sedikit gelisah.

Dia menekan kedua pipinya dan menundukkan kepalanya. Jika dilihat lebih dekat, Nanami tampak sedikit gemetar. Melihatnya seperti itu membuat kecemasanku semakin kuat. Aku bertanya-tanya apakah dia mungkin tidak menyukainya? 

Tepat saat aku akan menyesali tindakan gegabahku... aku merasakan kejutan menjalari tubuhku. Dia memelukku seolah-olah dia akan melompat ke pelukanku.

Aku tidak terjatuh, tetapi guncangan yang tiba-tiba membuatku terkejut. Kemudian.... terlepas dari keterkejutan karena pelukan itu, aku dengan jelas merasakan sentuhan bibir Nanami di pipiku.

Nanami mencium pipiku pada saat yang sama saat ia memelukku dan tersenyum padaku.

“Youshin, kamu akhirnya menciumku! Meski itu hanya di pipiku, itu membuatku sangat bahagia! Aku sangat senang!”

Semua kesedihan dan kegelisahan yang aku rasakan sebelumnya hilang saat ia tersenyum cerah dan mencium pipiku lagi.

Pipi ku secara alami memanas bahwa ini adalah kedua kalinya dia menciumku.


"... Seperti yang diharapkan, aku masih belum memiliki keberanian ... Hari ini, aku memutuskan untuk mencium pipimu. Apakah kamu bahagia?"

“Aku belum bisa mengumpulkan keberanian, tapi.... aku memutuskan untuk mencium pipimu hari ini. Apakah kamu senang tentang itu?”

"Itukah sebabnya kamu membawaku jauh-jauh ke tempat sepi ini? Kamu benar-benar pemalu, bukan? Ah, apa yang sebenarnya kamu lakukan?"

“Tunggu, untuk apa kamu baru panik sekarang?”

"Karena aku mendapat ciuman dari Youshin! Aku sangat senang!”

"Yah, aku bisa saja menciummu dalam perjalanan pulang… tapi karena Nanami terlihat sedikit sedih.. jadi kupikir ini akan menjadi waktu yang tepat untuk melakukannya sekarang. Apakah kamu merasa lebih baik sekarang?”

“Itu tidak adil. Kalau saja itu adalah bibir, aku mungkin akan sangat malu sekarang, tapi Itu sudah cukup untuk saat ini.”

Setelah itu, Nanami, yang memelukku, menawarkan pipinya lagi begitu dia pergi.

Setelah itu, Nanami, yang memelukku, menawarkan bantuan lagi begitu dia pergi.

“Aku sudah melakukannya dua kali dan Youshin hanya melakukannya sekali, bukan? Aku tidak ingin melewatkan kesempatan itu satu lagi.“

Itulah yang ia minta segera setelah pertama kali menciumnya.......

Begitu aku menciumnya…. Aku sangat senang jika ini membuatnya merasa lebih baik.

Jika ini benar-benar..... menghiburmu, itu adalah harga kecil yang harus dibayar... kecuali rasa maluku.......

Aku tersenyum kecut seolah aku putus asa, dan mencium pipinya lagi.

Setelah itu selesai, Nanami menjadi tcekikikan dan bersemangat. Melihatnya seperti itu, membuatku sangat senang sehingga aku tidak bisa menahan senyum di wajahku.

"Ayo... apakah sudah waktunya untuk pergi? Aku pikir aku akan membeli banyak lotere dalam perjalanan pulang. Aku mendengar bahwa ada ramalan cinta yang disebut 'Lotere cinta' yang merupakan ramalan yang sangat baik yang berhubungan dengan cinta.”

“Kedengarannya bagus, aku ingin mencobanya! Aku yakin itu akan menjadi hal yang baik untuk kita!”

“Tetapi mereka tampaknya tidak menjual jimat cinta di sini. Mereka dijual di tempat lain, sedikit lebih jauh dibawah.“


"Kalau begitu, ayo mampir ke sana lalu pulang. Pokoknya, ayo kita ambil jalan memutar sebanyak mungkin hari ini dan pulang!"

Nanami dengan penuh semangat melingkarkan lengannya di lenganku, dan bersama-sama kami perlahan-lahan berjalan kembali ke aula utama jimat keberuntungan dijual.

Sudah hampir waktunya untuk menyelesaikan kencan dan pulang… Sambil membicarakan tentang apa yang akan kami lakukan mulai sekarang, kami mencoba menikmati kencan hari ini sampai akhir.

Aku sangat senang memiliki keberanian untuk menciumnya, meskipun hanya di pipi... Aku sangat senang memiliki keberanian untuk melakukannya. ....

Kencan kedua kami sebelum hari jadi kami.......

Kencan, yang mungkin menjadi yang terakhir bagi kami berdua, berakhir dengan memuaskan dan meriah.

List of Chapters

Previous Chapter   Next Chapter

Anda mungkin menyukai postingan ini

1 komentar

  1. second ago
    Min kok ilustrasinya ga keluar.kaya bug gitu