Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

Inkya No Boku Ni Batsu Game Vol 4 3 Interlude

9 min read


Saat ini, aku sedang menghabiskan waktuku sendirian di kamar setelah kencan terakhir kami selesai.

Beberapa saat yang lalu. aku sempat mampir ke rumah Nanami untuk makan malam, atau lebih tepatnya keluarga Barato, dimana aku makan malam bersama Genichiro-san dan keluarganya, dan mengantarku pulang seperti biasa.

Awalnya aku sedikit enggan untuk menerimanya, namun semua orang menyarankanku untuk ikut makan malam bersamanya sebelum pulang kerumah.

Dan seperti yang sudah kuduga, mereka mengajukan banyak sekali pertanyaan padaku saat makan malam.

Dimulai dengan kesan mereka tentang masakanku, semua orang yang penuh rasa ingin tahu bertanya kepadaku bagaimana kencanku hari ini, apakah sudah waktunya untuk berciuman, dan seterusnya, menggali sampai ke akar-akarnya.

Rasanya sudah lama sekali aku tidak merasakan hal itu, dan meskipun itu mengganggu, itu menyenangkan seperti biasa.

Ngomong-ngomong, Nanami mengungkapkan kepada semua orang kalau aku mencium pipinya hari ini.

Atau lebih tepatnya, itu lebih seperti Nanami mengungkapkannya karena ia ingin mengatakannya sehingga dia mengungkapkannya karena dia tidak dapat menahannya.

Lagi pula, dia tersenyum dari awal hingga akhir saat dia berbicara, jadi tidak peduli bagaimana kau melihatnya, sepertinya aku tidak punya pilihan selain diam dan membiarkan Nanami menceritakan semuanya sampai selesai sambil menahan rasa maluku.

Lalu Mutsuko-san dan Genichiro-san mengalihkan seringai mereka ke arahku seolah senang, namun Shahachi-chan memberiku reaksi sebaliknya seolah kecewa.

Yah, cukup itu saja, mari kita berhenti membicarakan makan malamku di rumah Barato, karena ada sesuatu penting yang harus kulakukan.

Sesampainya di rumah, aku melihat barang-barang di mejaku sambil merasa sedikit kesepian dalam kesunyian yang membuat kesibukan hari sebelumnya tampak seperti kebohongan.

Ramalan/Lotre cinta yang belum dibuka dan jimat cinta yang diam-diam kubeli tanpa sepengetahuan Nanami…

Itu adalah dua barang terakhir yang kubeli pada akhir kencan kami hari ini...

Aku mendapatkan ramalan keberuntungan cinta di kuil pertama yang aku kunjungi, dan membeli jimat cinta di tempat yang disebut istana kuil, tidak jauh dari sana dalam perjalanan pulang.

Aku baru mengetahuinya setelah aku meninggalkan kuil pertama bahwa kuil itu adalah tempat yang lebih bermanfaat(membawa keberuntungan) untuk urusan cinta dan tampaknya risetku hari itu belum cukup jauh.

Aku mengambilnya dan melepas bagian yang mirip tali dari alasnya. Jimat itu kecil, berwarna hijau dan pas di telapak tanganku.

Aku memegangnya dengan ringan lalu berdoa.

Aku sempat berpisah sebentar dengan Nanami saat perjalanan pulang, jadi aku membelinya dan menaruh semua keinginanku yang kubisa ke dalamnya, ke dalam jimat yang kubeli dengan tergesa-gesa dan menaruh semua keinginanku ke dalamnya.

Tidak ada yang salah dengan meminta pertolongan Tuhan, karena aku sudah melakukan semua yang aku bisa. Lagipula, aku akan menyatakan perasaanku padanya lagi nanti, jadi aku lumayan pede.

“Aku bukan tipe orang yang melakukan hal semacam ini, bukan?”

Sambil bergumam sendiri di ruangan kosong, aku menaruh jimat cinta di tas sekolahku. Awalnya aku berpikir untuk mengikatnya di tasku, tetapi aku pikir itu mungkin menimbulkan banyak kesalahpahaman, jadi aku memutuskan menaruhnya di dalam tasku.

Adapun ramalan cinta, aku membelinya tetapi membawanya pulang tanpa membukanya saat itu juga.

Aku berpikir untuk melihatnya saat itu juga, tapi Nanami dan aku membicarakannya dan memutuskan untuk membawanya pulang.

Kami memutuskan untuk membukanya dan membagikan hasilnya satu sama lain..

Kami tidak tahu apakah itu akan menjadi hasil yang buruk atau baik, tetapi Nanami tampak sangat yakin bahwa itu akan menjadi hasil yang baik.

Tapi, tak lama setelah itu, tepat saat aku akan membukanya, aku menerima telepon masuk di ponselku tak lama setelah itu.

Peneleponnya... adalah Nanami. Aku belum membukanya, tapi, aku ingin tahu… apakah dia sudah membukanya?

Aku memutuskan untuk menunda membuka ramalan cintaku untuk saat ini dan memutuskan untuk mengangkat telepon dari Nanami.

◆◆◆

Sebelum hari jadi kami, setelah menyelesaikan kencan terakhir kami, sesi tanya jawab kecil tentang kencan hari ini baru saja diadakan dikamarku.

Aku heran setelah mendengar begitu banyak dari Youshin, entah kenapa itu belum dapat membuat keluargaku puas, jadi mereka memutuskan untuk mengadakan pertemuan khusus lagi dirumah.

Tapi jika terus seperti ini, aku bisa saja terlambat untuk menghubungi Youshin lagi seperti yang aku lakukan sebelumnya..

"Kak, apakah kamu begitu bersemangat hanya karena seseorang mencium pipimu...? Mengapa kamu tidak mencium bibirnya saja? Kencan hari ini adalah kesempatanmu untuk ciuman pertamamu!”

“Mau bagaimana lagi, karena kita tidak pandai melakukan hal semacam itu, jadi bagus sekali dia melakukannya di pipiku.”

“Aku merasa kalian bukan orang yang terlalu pemalu, jadi kurasa bukan itu masalahnya.. atau mungkin lebih tepatnya malas...?”

“Shahachi, yang tidak pernah mencium siapapun, tidak pantas untuk bicara seperti itu padaku.”

“Apa itu? Setidaknya aku pernah dicium sebelumnya! Tidak seperti kamu, aku sudah mendapatkan ciuman pertamaku!”

Ya, itu jelas bohong. Tidak peduli bagaimana aku mendengarnya, itu sudah jelas bohong, namun setelah mendengar pernyataan itu, ayahku tampak sedikit bermasalah.

Entah kenapa aku merasa orang yang akan ditanyai sekarang adalah Shahachi, setelah aku.

Tidak, Ayah… Semuanya juga tahu itu jelas-jelas bohong. Tapi ayahku, yang sangat marah, tidak tahu apa-apa, dan ibuku, yang jelas tahu itu bohong tampak seperti menikmatinya, lalu mereka bertiga keluar dari kamarku.

Saat mereka meninggalkan kamarku, ibuku menyelinap ke arahku dan berkata.

"Kamu akan menelepon Youshin sekarang, bukan? Sampaikan salamku kepadanya.”

Shahachi juga mengedipkan matanya ke arahku saat dia meninggalkan ruangan. Mungkinkah dia sengaja mengatakan itu untuk membubarkan sesi tanya jawab? Jika itu benar, lain kali aku harus berterima kasih padanya.

Setelah semua orang pergi, aku ditinggalkan sendirian di kamarku.

Aku sedang memikirkannya lagi tentang apa yang kukatakan pada keluargaku saat aku sedang berbicara dengan mereka sampai sekarang, tetapi pada kencan hari ini, aku dapat menegaskan kembali berbagai kenangan menyenangkan di masa lalu. Pada saat yang sama, itu adalah kencan di mana aku dapat menegaskan kembali betapa aku mencintai Yoshin.

Aku bersungguh-sungguh dengan apa yang kukatakan tentang kencanku ketika aku mengatakan bahwa aku ingin terus bersama Youshin selamanya kepada keluargaku. Ini adalah perasaanku yang sebenarnya dari lubuk hatiku yang terdalam.

Aku sekali lagi meletakkan barang-barang yang ku beli di kuil hari ini di mejaku.

Ramalan cinta… Aku membelinya ketika aku pergi ke toilet dan jimat kecil, cantik, berwarna merah muda. Itu diikat ke alas, dan aku dengan hati-hati melepaskannya.

Pada hari peringatan pengakuanku, aku akan mengakui semuanya sekali lagi kepada Youshin. Bahwa aku berbohong padanya...bahwa hubungan ini dimulai sebagai permainan hukuman... dan mengungkapkan semua kebohonganku yang tidak ia ketahui.

Setelah itu, aku tidak peduli pilihan apa yang akan dia buat, namun aku akan menghormati pilihannya.

Tapi... tapi jika dia memaafkanku dan memilihku, tidak ada yang bisa membuatku lebih bahagia. Jadi aku membuat sumpah dan harapan kepada Tuhan di kuil pada saat itu juga.

“Setelah aku mengakui segalanya padanya...aku harap Youshin akan selalu bahagia tanpa terluka sedikitpun… Aku akan melakukan apapun untuk itu...Aku akan melakukan apapun... Tolong beri aku yang terbaik. Tolong......"

Aku mencurahkan apa yang aku ikrarkan di dalam hatiku saat itu.

Ini merupakan perasaan hatiku yang palsu dan jujur. Aku tidak yakin apakah ini masalahnya, tetapi aku benar-benar ingin terus bersamanya… jadi aku mengambil jimat dari alasnya dan meletakkannya di telapak tanganku. Jimat, yang lebih kecil dari ukuran telapak tanganku, sangat indah dan bertuliskan "pemenuhan cinta" di tengahnya.

Aku membeli jimat ini dengan harapan agar kehidupan cintaku dengan Youshin akan terpenuhi.

Melihat jimat itu, aku menjadi sadar akan kontradiksi diriku sendiri. Namun aku berkata pada diriku sendiri untuk menyakinkan diriku bahwa aku akan menyerahkan pilihan kepadanya, bahwa aku akan melakukan apa pun untuk mewujudkannya, dan kebahagiaannya adalah yang utama dan.... aku ingin dia memilihku.

“Seandainya...seandainya...seandainya...seandainya dia memaafkanku dan....memilihku... aku akan sangat berterima kasih padamu... Tuhan…”

Aku kemudian mengatakan apa yang telah aku janjikan kepada Tuhan.

Daripada terus membohongi Youshin... Aku lebih suka menceritakan semuanya dan berharap dia akan baik-baik saja bahkan jika dia meninggalkanku. Itu saja yang aku pikirkan.

Tapi aku tidak ingin dia meninggalkanku. Aku ingin bersamanya. Aku ingin terus tinggal bersamanya sepanjang waktu dan melakukan banyak hal.....

Aku pikir itu benar-benar menggangguku dan aku benci perasaan kontradiktif ku. Jika aku memiliki cara berpikir orang dewasa seperti Youshin, aku tidak akan terganggu seperti ini, bukan? Tidak... apakah itu cara berpikir yang nyaman juga?

“Aku bersenang-senang...sebulan terakhir ini...itu benar-benar berlalu.... Awalnya aku berkata aku tidak percaya aku berkencan dengan seorang pria selama sebulan dan sekarang aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya…”

Youshin telah mengubahku menjadi dirinya... Aku tidak bisa hidup tanpanya lagi... entah kenapa aku terdengar sedikit kotor..

Aku membuat permohonan pada jimat cinta di telapak tanganku dan menyelipkannyaa di tas sekolahku…

“Kumohon~... berbahagialah” Dengan hati yang senang. aku membuat harapan seperti itu.

Lalu aku mengambil ramalan cinta yang belum kubuka. Aku mendengar dari Yoshin bahwa ramalan keberuntungan cinta di kuil itu sangat baik.

Namun aku tidak memiliki keberanian untuk membukanya tepat saat itu juga… Jadi aku menyarankan Youshin agar kita membukanya setelah sampai di rumah dan membagikan hasilnya. Tentu saja, aku percaya, tapi apa yang akan terjadi jika isi ramalan keberuntungan cinta yang terkenal baik itu ternyata buruk?

Meskipun itu adalah kencan yang menyenangkan, aku mungkin akan menangis saat itu juga. Akan sangat buruk jika aku menangis didepan Youshin sekali lagi, selama aku tidak menangis di depan Youshin, aku percaya semuanya akan baik-baik saja, dan melaporkan kepada Youshin bahwa itu adalah hasil yang baik.

Sekali lagi, aku mengalihkan pandanganku ke ramalan keberuntungan cintaku. Aku bertanya tanya kapan terakhir kali aku merasa gugup seperti ini?

Dengan tangan gemetar, pertama-tama aku membuka vinil yang berisi omikuji… Meskipun itu hanya plastik biasa, perasaan di ujung jariku terasa sangat berat sehingga aku tidak bisa bergerak.

Memikirkan senyum Yoshin, aku mendapatkan kembali semangatku. Ketika aku memikirkan senyumnya, tampaknya memberiku keberanian… Ujung-ujung jariku yang sebelumnya terasa berat, kini terasa lebih mudah untuk bergerak.

Kain oranye dengan dekorasi lucu keluar dari dalam vinil dan terbuka. Aku perlahan membuka bungkusan kertas keberuntungan yang telah kuambil, tetapi aku masih tidak dapat memastikan apa yang tertulis di dalamnya.

“Shokichi.... apakah itu hasil yang baik atau buruk?”

Seingatku urutan keberuntugan adalah, Daikichi(keberuntungan besar), chūkichi(keberuntungan baik),
kichi(keberuntungan kecil),
Koyoshi(keberuntungan terakhir), dan shokichi(keberuntungan buruk)?

Apa yang baru saja aku ketahui baru baru ini, seingatku dalam keberuntungan cinta itu tidak ada nasib buruk atau semacamnya, jadi jika tidak ada nasib buruk atau nasib buruk maka itu berarti aku berada di ujung paling bawah skala keberuntungan?

Sedikit kecewa memikirkan hal ini, aku mengalihkan perhatian ku ke informasi detail tentang ramalan keberuntungan cinta.

“Eh?..”

Air mata tumpah dari mataku begitu aku melihat apa yang tertulis disana.

Salah satu kalimat di atas mengatakan. "Dua orang yang dipertemukan oleh Tuhan. dan “Cinta mereka akan segera dimulai dari sekarang…”

Sebagian orang mungkin berpikir bahwa ini hanyalah isi dari sebuah keberuntungan. Tapi... bagiku, ini adalah kata-kata paling bahagia yang pernah aku dengar. Aku tidak pernah berpikir aku akan menangis karena aku bahagia, bukan sedih.

“Dapatkah aku berasumsi..... bahwa semuanya akan baik-baik saja?"

Aku menyeka air mataku yang meluap dan mengatur pernapasanku. Hari kiamat semakin dekat, tapi aku merasa lega, dan mungkin itu menghiburku, tapi... aku merasa sedikit heran.

Aku mengangkat teleponku dan meneleponnya karena aku sangat ingin mendengar suaranya.
Aku telah berjanji untuk meneleponnya, tetapi aku tidak menyangka suasana hatiku akan begitu cerah begitu aku menelponnya.

Ketika panggilan terdengar dua kali, ia segera mengangkatnya.

"Halo, Nanami?”

“Halo, Youshin? Kencan hari ini menyenangkan! Sangat menyenangkan! Jadi, dengar, dengar! Aku telah membaca keberuntungan cintaku! Itu sangat bagus.”

"Oh, kamu sudah membukanya. Aku belum dibuka.. jadi apa isinya?”

“Ya, kau tahu…”

Aku senang bahwa aku menceritakan keadaanku a terlebih dahulu, meskipun dia belum membukanya, dan ia meluangkan waktunya untuk mendengarkan apa yang kukatakan.

Kencanku keempatku sudah berakhir dan hari dimana aku akan mengatakan yang sebenarnya padanya semakin dekat. Saat aku berbicara dengan Youshin, aku melirik omikuji dan berterima kasih kepada Tuhan dalam hatiku.

Pada saat ini, aku benar-benar bahagia. Terima kasih. Jadi, apapun yang terjadi di masa depan, aku tidak akan menyesalinya.

Malam itu, aku akhirnya menjadi bersemangat dan berbicara dengan Youshin untuk waktu yang lama tentang apa yang menjadi tujuan kencan kami berikutnya. Lalu keesokan harinya aku teringat bahwa aku lupa bertanya pada Youshin tentang isi ramalan cintanya.

List Chapter

Previous Chapter   Next Chapter

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar