Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

The Cool Tsukishiro-san Is Only Cute Towards Me Vol 1 Prolog


Suasana kelas saat jam istirahat, sementara Aoi Tsukishiro sedang membaca buku di sudut ruang kelas.

Sesekali ia akan menyisir rambut panjangnya yang indah.

Ruang kelas penuh dengan kebisingan, namun hanya area di sekitarnya saja yang tenang.

Meskipun dia hanya sedang membaca buku, penampilannya yang sejuk dan cantik membuatnya terlihat menakjubkan, jadi tidak heran jika ada banyak pria yang tertarik padanya.

Kemudian, seseorang mencoba untuk mendekatinya.

Dia adalah siswa dari kelas sebelah dan terkadang mencoba mendekati Tsukishiro.

“Hei, apa yang sedang kamu baca, Tsukishiro-san?"

"Jangan bicara padaku."

Reaksinya cukup umum, dan anak laki-laki itu mungkin sedang menyembunyikan rasa malunya dan meninggalkan kelas.

Di tengah kelas, ada dua anak laki-laki yang sedang bermain lempar tangkap bola karet.

Pada awalnya, mereka hanya saling melempar dengan lembut dari jarak dekat, tetapi bercandaan mereka lama-lama semakin serius.

Kemudian mereka mulai melemparkannya ke tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak laki-laki itu.

Bola itu terbang ke arah Tsukishiro.

Tsukishiro dengan reflek mengangkat bukunya untuk menutupi wajahnya.

Bola itu mengeluarkan suara keras, dan memantul dari buku yang digunakan sebagai perisai, dan mendarat tepat di dekat kaki Tsukishiro.

Dua orang itu meminta maaf, tetapi dia tidak memperdulikan mereka.

Menutup buku, lalu ia berdiri merapikan roknya, dan berjalan keluar kelas.

Aku yang sedang duduk di dekat tempat dudukku, berbicara dengan temanku, dan melihatnya pergi keluar.

"Oh ya, Sukune, terima kasih bantuanmu sebelumnya. Kamu telah membantuku. Ini adalah uang untuk minuman seperti yang dijanjikan."

“Oh, ya, aku lupa.”

Aku menerima 120 yen dari temanku dan menyelipkannya ke saku, sebelum meninggalkan kelas dan pergi membeli minuman. 

Dalam perjalanan, aku melihat Tsukishiro sedang duduk di bangku di ujung lobi lantai dua, ia diam-diam lanjut membaca di sana. Aku berjalan lurus melewatinya dan membeli jus apel dari vending machine. 

Ketika aku melewati tempat yang sama untuk kembali ke kelas, aku melihat Tsukishiro tengah didekati oleh seorang gadis dari kelas lain.

"Ano…  Maafkan aku karena mengganggumu saat sedang membaca! Aku sudah lama menjadi penggemarmu Tsukishiro-san.”

"Ya.."

Dia sama sekali tidak mempedulikanya. Tsukishiro berdiri dengan ekspresi muram di wajahnya dan kembali ke kelas.

Akhirnya. sepulang sekolah, saat aku melakukan pekerjaanku untuk mengembalikan buku di perpustakaan, aku menengok ke luar jendela dan melihat Tsukishiro di luar gedung sekolah, menatap ke arahku.

Aku memperhatikannya dan melambaikan tanganku ke arahnya. Dia menatapku dan tersenyum lembut untuk beberapa saat.

Setelah aku sampai di rumah dan melepas sepatuku, Tsukishiro keluar dari ruang tamu masih dengan seragamnya.

"Selamat datang, Yuu."

"Aku pulang."

“Makan malam sudah siap, jadi sebaiknya kau ganti pakaianmu."

"Oke."

Setelah berganti pakaian, aku pergi menuju ruang makan, di mana ibuku menyajikan sepiring daging di atas meja.

“Kamu datang pada saat yang tepat, ambillah makananmu sendiri."

“Oh, ya.”

"B-biar aku saja."

Tsukishiro, yang telah mengganti pakaiannya dengan kaus t-shirt longgar dan celana pendek, muncul di belakangku dan merebut mangkuk nasi dari tanganku dengan lembut.

"Berapa banyak nasi yang kamu mau"

"Aku ingin nasi dalam porsi besar."

"Oke!"

Dengan gerakkan yang agak kikuk, namun tetap hati-hati, Tsukishiro meletakkan nasi di atas mangkuk nasiku. 

Dia dengan lembut memberikanku mangkuk dengan kedua tangannya dan kemudian mengisi mangkuknya sendiri dengan sedikit nasi, cara menyajikannya agak kasar dibandingkan sebelumnya.

Pada saat yang sama, ayahku, yang biasanya terlihat rapi dalam setelan jas, juga muncul dengan penampilan yang acak-acakan, dengan membawa sekaleng bir, Lalu kami makan malam bersama seperti biasanya.

Ketika aku berada di kamarku setelah makan malam, aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku pelan pelan. Ibuku tidak pernah mengetuk pintu seperti ini, dia biasanya jauh lebih kasar dan langsung membukanya setelah mengetuk pintu.

Ketika aku bangun dan membuka pintu, Tsukishiro sedang berdiri di sana.

"Yu… Bolehkah aku berbicara denganmu sebentar?"

Saat aku pergi ke kamar Tsukishiro yang bersebelahan, dia diam-diam menunjuk ke arah langit-langit. 

Di sana, ada seekor ngengat besar menempel di langit-langit. 

Kami berdua mendongak dan kemudian saling memandang satu sama lain.

"Yuu, bisakah kamu mengusirnya?"

"Tidak, aku tidak bisa mencapainya."

Kami berdua melihat ke atas sana, lalu menatap wajah satu sama lain.

"Jika kamu bisa menggendongku, aku mungkin bisa mencapainya.”

“Bahkan jika kau bisa mencapainya, apakah kamu bisa menyentuh ngengat itu? Bukankah kamu tidak suka serangga?"

"Aku tidak bisa menyentuhnya… aku hanya mencoba mengatakannya saja..."

Tsukishiro tampak malu karena suatu alasan dan memalingkan wajahnya. Aku melihat sekeliling ruangan untuk mencari sesuatu untuk digunakan sebagai pijakan, namun tidak ada apa-apa selain meja belajar di kamar Tsukishiro. 

Dia sepertinya menggunakan meja kecil untuk satu orang belajar dan menulis, tapi itu tidak terlihat cukup kuat. Untungnya, aku memiliki meja dan kursi berdiri di kamarku yang kubeli sendiri saat SMP.

Aku memindahkan kursi dari kamarku ke sebelah dan menyesuaikan penempatannya.

"Apakah kamu tidak membutuhkan tisu atau sesuatu?"

"Tidak usah, jika ada, aku khawatir itu akan menyakitinya."

Saat aku hendak naik ke kursi, ngengat itu terbang menjauh.

"kyaaa~!”

Tsukishiro berteriak dan bersembunyi di belakangku. Aku terkejut karena dia tiba-tiba menempel di punggungku, jadi aku juga berteriak.

Ngengat itu sekarang mendarat di tempat yang tidak terlalu tinggi di dinding. Jika berada di posisi ini, aku bisa menangkapnya dengan mudah.

Aku mencoba bergerak, namun Tsukishiro tetap menempel erat padaku, membuatku sulit bergerak.

Aku bergerak perlahan dengan merasakan tekanan seperti jubah di punggungku.

Aku perlahan-lahan meraih tangan ke arah dinding.

"Aku mendapatkannya! Tsukishiro, bukakan jendelanya!"

Saat aku mengatakan itu, kehangatan di punggungku tiba-tiba menghilang. Tsukishiro dengan cepat membuka jendela dan membiarkan ngengat itu terbang ke udara bebas.

"Terima kasih... Aku ingat kamu dulu biasa menangkap dan memelihara serangga saat masih SD."

“Itu bukan serangga, itu hanya seekor ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu atau kumbang..”

“Apapun itu aku juga tidak ingin menyentuh salah satu dari mereka.”

Dengan mengatakan itu, Tsukishiro akhirnya tertawa seolah dia merasa lega.

Ketika aku kembali dengan kursiku, aku mendengar suara dari belakangku.

"Kamu sedang apa tadi, Yuu?"

"Oh, sebelumnya? Aku sedang belajar untuk tes besok."

"Oh, bahasa Inggris kan? Ayo kita pelajari bersama. Aku akan mengajarimu."

"Dimana?"

"Mejaku terlalu kecil... dan mejamu hanya untuk satu orang... mungkin di ruang makan?"

"Baiklah, aku akan meletakkan kembali kursiku dulu, jadi sampai nanti.”

"Oke, kalau begitu, jika kamu sudah siap, mari kita bertemu di ruang makan."

Aku dan teman sekelasku, Tsukishiro Aoi, adalah teman masa kecil yang menghabiskan waktu bersama sejak kelas empat SD.

Saat ini, dia tinggal di rumahku.

Meskipun kami sekarang hidup bersama dengan baik, ketika kami bertemu kembali di SMA, kami benar-benar menjadi orang asing satu sama lain. Atau bisa dikatakan, kami hampir tidak saling mengenal.

Setelah bertahun-tahun berlalu sejak hari-hari kami yang menyenangkan bersama, kami bertemu kembali dan Tsukishiro telah menjadi orang yang sangat dingin dan tidak ramah di segala hal. Sementara itu, aku telah berubah menjadi orang yang sepenuhnya tidak mempercayai cewek.

Setidaknya, butuh empat bulan bagi kami untuk mencapai situasi saat ini.



Posting Komentar

© Getoknow Translation. All rights reserved. Developed by Jago Desain