Sebelum membaca, jangan lupa follow FP Instagram kami @getoknow_translation

Hitorigurashi o hajimetara, ane no yujin-tachi ga ie ni tomari ni kuru Vol 1 Prolog

5 min read
Ketika aku membuka pintu depan rumah tempat tinggalku sendiri, aku disambut oleh sepasang payudara besar.

Untuk orang sepertiku yang tingginya kurang dari 5'5(165cm kebawah)", itu terlihat seperti itu karena payu**nya ada depanku ketika menghadapi seorang gadis yang tingginya lebih dari 5'7(170cm keatas)

Aku mengangkat pandanganku sedikit dan mataku bertemu dengan mata seorang gadis yang sangat tinggi.

Pita merah di seragamnya adalah milik seorang siswi kelas dua, satu tingkat di atasku 

"Yuto-kun, selamat datang. Kamu kemana saja?"

"Aku ada tugas kepanitiaan, jadi aku tinggal di sekolah." 

"Yuto-kun benar-benar bekerja keras hari ini. Mari kita beri dia sedikit hadiah atas kerja kerasnya.”

"Ehh.....!"

Dengan senyuman yang hanya bisa diberikan oleh kucing yang sedang dalam suasana hati yang baik. Akane memelukku begitu dia membuka mulutnya.

“Kamu mengalami hari yang berat hari ini! sekali lagi terima kasih atas kerja kerasmu hari ini!”

Terbungkus dalam tubuhnya yang manis dan lembut, bagian tengah kepalaku menjadi mati rasa.  Wajahku terkubur dalam dua tonjolan yang ada di depanku, dan aku merasa seperti akan meleleh.

Wow. Akane-san, kau wangi sekali!

Rasanya seperti berendam di air hangat.

“Lepaskan aku!!"

Skinship, skinship, skinship.

Bagi Akane, ini mungkin hanya skinship yang ringan, tetapi bagiku, seorang remaja laki-laki, itu sangat merangsang.

Entah bagaimana, aku berhasil melepaskan pelukannya sebelum gelombang insting menguasai rasionalitasku.

“Eh~ padahal aku belum mengisi bahan bakar Yuto-kun sepenuhnya…”

“Entahlah…..”

Itu berbahaya

"Yah, tidak apa-apa. Kamu bisa menikmatinya sepenuhnya nanti. Kamu capek, kan? Ayok bangun, bangun."

Akane mendesakku seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri, tapi ini bukan rumahnya. Ini adalah apartemenku di mana aku tinggal sendiri.

Aku bahkan tidak tinggal bersamanya.

Akane-san sering berada di kamarku seperti ini.

Setiap kali aku pergi ke pintu untuk melepas sepatu, aku melihat sepatu wanita berjejer di lantai. Selain sepasang sepatu pantofel yang sudah di lepas dan dibiarkan berantakan, yang sepertinya milik Akane-san, ada dua pasang sepatu lainnya. Yang satu tersusun rapi dengan sempurna, dan yang lainnya memiliki sol yang sudah buluk.

Ini semua bukan sepatuku.

Seolah membuyarkan pikiranku, aroma gurih tercium dari ruang tamu di ujung lorong. 

Secara refleks, perutku menggeram.

"Fufu"

Aku mengabaikan Akane yang menyeringai dan menuju ruang tamu untuk menemukan seorang wanita dengan celemek sedang memasak di dapur kecil apartemenku.

Dia adalah Kanade Shirase, satu tahun lebih tua dariku..

Dia juga adalah salah satu orang yang sering berkunjung ke kamarku.

Ketika aku melihatnya, rahangku hampir copot karena terkejut.

Ini karena Kanade mengenakan celemek lucu bergambar kucing di atasnya—- dan dia tidak mengenakan apa pun di baliknya.

Dia telanjang.

'Selamat datang kembali, Yuto-kun. Makan malam akan segera siap. Hari ini aku sudah menyiapkan omurice favoritmu."

"Tidak Tidak! Bukan itu intinya! Kanade-san, kenapa kamu tidak mengenakan apa-apa di balik celemekmu?!”

"Apa yang salah?"

"Karena kamu harus menjaga kebersihan tubuhmu saat memasak.."

"Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah tidak mengenakan apapun di balik celemekmu."

Ketika ia mengatakan itu dengan cara yang masuk akal dengan suara pelan, itu terdengar menyakinkan sehingga membuatku yakin bahwa itu benar untuk sesaat. Tetapi ketika aku memikirkannya dengan tenang, hal itu sama sekali tidak meyakinkan.

"Tidak tidak Tidak! Bahkan jika itu masalahnya, jika kamu tidak mengenakan apa-apa, kamu akan masuk angin! Dan aku mengalami masalah dengan mataku!"

“Aku tidak keberatan.”

"Akulah yang keberatan!”

"Kamu sangat kesal… Yuto-kun, kamu sangat imut!"

Kanade-san meletakkan tangannya di dadanya setelah melihat reaksiku.

Kenapa hanya aku yang merasa kesal?...

Celemek yang dikenakan Kanade-san— gambar kucing yang tercetak di dadanya tidak mampu menahan ukuran dada Kanade-san yang sangat besar.

"Yuto-kun, tolong mandi dulu sebelum makan malam."

"Mandi? Bukankah seharusnya mencuci tangan saja?"

"Kita harus membersihkan semua kotoran dari dunia luar, bukan membawanya ke dalam rumah."

"Kamu punya masalah dengan kebersihan, Shirase-san!" 

Akane berkata sambil mengikat rambutnya

“Kalau kamu mau, aku bisa mencucinya untukmu. Aku membasuh setiap sudut tubuh mu dengan hati-hati tanpa meninggalkan noda sedikit pun." 

"Aku baik-baik saja! Aku bisa melakukanya sendiri!"

"Tapi sampo bisa saja masuk ke matamu.. Dan kamu bisa saja terpeleset di kamar mandi dan membentur kepalamu...."

"Tidak, tidak, kamu terlalu khawatir."

"Tidak! Jika kamu menggosok tubuhmu terlalu keras kulitmu akan tergores!!"

"Memang aku selemah itu?!!"

Apakah Kanade berpikir aku lemah? Aku pikir tampak seperti itu karena aku tidak dapat diandalkan.

"Lagi pula, aku baik-baik saja sendiri!" 

Meninggalkan keduanya di ruang tamu, aku segera berjalan menuju kamar mandi, melepas seragamku di depan kamar mandi, melipat pakaian yang telah kulepas, dan membuka pintu kamar mandi.

Kanade pasti sudah menyiapkan air hangat untuk ku. Bak mandi diisi dengan air panas dan ruangannya sedikit beruap.

"Fiuh. Ayo berendam di bak mandi dan bersantai."

Saat aku hendak melangkah ke kamar mandi, aku melepaskan handuk ku sambil menghembuskan kepenatan hari ini, aku melihat seorang wanita tenggelam ke dalam bak mandi dengan lutut di pelukannya.

“Aaaaaahhh!”

Aku berteriak dan jatuh di pantatku saat percikan air yang deras muncul dan menampakkan wanita yang sampai beberapa saat sebelumnya memegangi lututnya di dalam bak mandi.

Rambut hitam panjangnya menutupi wajahnya membuatnya tampak seperti hantu.

Saat dia mengguncang seluruh tubuhnya dengan keras seperti seekor anjing, tetesan air memercik keluar dan memperlihatkan wajahnya yang cantik melalui rambut hitam yang telah dia sisir.

"Ibuki-san, apa yang kamu lakukan disini!?”

"Sebenarnya gas di rumahku sudah berhenti. Aku tidak punya uang untuk pergi ke pemandian umum, jadi aku datang untuk mandi di rumah Yuto."

Seorang Senpai. Ichinose Ibuki, tersenyum malu-malu. Dia adalah tetanggaku yang tinggal di sebelah kamarku. Dia juga salah satu orang yang sering mengunjungi kamarku.

"Aku tidak keberatan, tapi kenapa kamu berjongkok? Bukankah lebih baik berendam di bak mandi seperti biasa?"

"Aku biasanya mandi air dingin karena aku tidak punya cukup gas. Jadi aku ingin menikmati mandi air hangat dari atas hingga kaki ku setelah sekian lam.”

“Aku mengerti. Maksudku, setidaknya tolong tutup bagian depan tubuhmu. Apa kau tidak punya malu!"

“Mm?”

“Tidak, aku bisa melihat semuanya.”

"Apa yang harus disembunyikan? Itu bukan hal yang memalukan. Aku memiliki tubuh yang bagus, sehingga aku tidak akan malu untuk menunjukkan kepada siapa pun."

"Bukan itu yang aku maksudkan!" 

Saat itulah aku berdebat dengan Ibuki-san. 

"Hei, Yuto-kun, kamu baik baik saja?"

"Aku mendengar suara keras, apa kau baik-baik saja?"

Aku mendengar Akane dan Kanade memanggilku dari luar kamar mandi. Mereka sepertinya mendengar teriakanku saat tergelincir dan mengira itu semacam keadaan darurat.

"Aduh! Tolong tunggu sebentar!"

Sebelum aku bisa menghentikan mereka, Akane-san dan Kanade-san, yang bergegas ke kamar mandi karena mengkhawatirkanku, membuka pintu kamar mandi.

Pintu dibuka dengan penuh semangat.

Mereka berdua muncul dari balik pintu, dan aku berdiri disana tanpa mengenakan apa apa.

Sesaat hening.

Normalnya setelah ini akan diikuti oleh teriakan dari para wanita.

Tapi…

"Ara-ara♪"

"Imutnya."

Akane dan Kanade menatapku dengan senyum di wajah mereka. 

"Aaaahhhh!?!?!?"

Aku adalah satu-satunya yang berteriak. 

Onee-san yang datang ke rumah ku setiap hari.

Aku seharusnya mulai hidup sendiri, tetapi bagaimana ini bisa terjadi? Untuk menjelaskan alasannya, aku harus kembali ke masa lalu.

Anda mungkin menyukai postingan ini

1 komentar

  1. second ago
    Waduh,genre shota detected