!Sekitar satu jam telah berlalu sejak upacara pembukaan setelah itu, dan akhirnya aku bertemu dengan teman sekelas baruku untuk pertama kalinya.
Kelasku adalah kelas 1-A, dan aku langsung masuk ke dalam kelas tanpa pikir panjang.
Di kelas itu ada 32 siswa 27 diantaranya adalah perempuan, dan hanya 5 laki-laki. Aku merasa kesepian, tetapi lebih dari itu, aku merasa tidak pada tempatnya.
Sejauh yang kulihat dari pandangan sekilas terhadap teman-teman cewek sekelasku, kebanyakan dari mereka cantik-cantik. Kemanapun aku melihat, dari depan, dari belakang, di kiri atau di kanan, hanya ada gadis-gadis cantik. Lebih jauh lagi, karena sebagian besar dari mereka adalah perempuan, aku merasa seperti tidak sengaja menaiki gerbong khusus perempuan karena mayoritas penumpangnya adalah perempuan.
Sambil merasa sedikit tidak nyaman dengan perasaan tidak pada tempatnya, aku memeriksa bagan tempat duduk yang ditempelkan di papan tulis.
Dari apa yang aku lihat, urutan tempat duduk mungkin diputuskan secara acak.
Setelah memastikan tempat dudukku, aku duduk di kursi yang akan kugunakan untuk tahun depan.
Sekarang, bagaimana aku akan mencari teman?
Bagaimana aku akan menikmati masa mudaku di sekolah yang mayoritas muridnya perempuan?
Menatap langit-langit, aku mulai berpikir,
"Oh! Ryo dan aku duduk bersebelahan! Lucky~”
Tak lama kemudian, sebuah suara yang familiar pun menghampiriku dari depan.
Aku menoleh ke arah suara itu dan melihat Yuri berdiri tepat di depanku. Dia bilang dia harus pergi ke kamar mandi ketika dia meninggalkan gym, jadi dia baru saja datang, kan?
Yuri duduk di kursi sebelah kiriku dan menatapku sambil tersenyum.
"Tidak~, aku juga tidak menyangka akan berada di sampingmu di sini, aku sangat beruntung. Aku ingin membicarakan berbagai hal tentang permainan musik, jadi aku senang kita dekat~"
“Aku juga senang memiliki teman yang duduk di sebelahku. Aku merasa lega ketika memiliki seseorang untuk diajak bicara."
Memiliki seseorang yang kau kenal di dekatmu tentu saja merupakan hal yang patut disyukuri.
Apalagi di masa-masa awal sekolah, tidak memiliki teman bisa menghambat sisa kehidupan siswamu.
Jika aku tidak bisa berteman, aku harus menghabiskan waktu sendirian di SMA ini dengan rasio gendernya yang gila. Aku ingin menghindari itu.
Saat aku memikirkan ini, Yuri tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke belakangku dan mengangkat sudut mulutnya.
"Oh! Furui-cchi juga duduk disana?"
Setelah Yuri mengatakan itu, aku mendengar seseorang menyeret kursi untuk duduk.
Aku segera menoleh ke belakang untuk melihat seorang gadis berambut hitam dengan mulut kecil, mata terbuka lebar, dan ekspresi agak kekanak-kanakan di wajahnya, duduk dengan semangat yang tinggi.
Seorang gadis cantik muncul lagi di hadapanku aku tak bisa menahan diri untuk tidak mengaguminya.
"Ada apa? Apakah ada yang bisa aku bantu?” tanyaku kepada gadis itu.
Gadis itu menatapku seperti seekor predator yang mengintai mangsanya.
“Aku baik-baik saja, terimakasih.” jawabnya dengan santai.
Rasanya seperti aku sedang diawasi dengan ketat. Meskipun gadis itu kecil dan sedikit mirip lolita, tapi kepribadiannya sungguh berbeda.
Aku merasa seperti ditombak oleh pandangannya. Meskipun baru sebentar bertemu dengannya, namun aku merasakan aura kuat dari dirinya. Seperti anak panah yang menembus lurus ke hati.
"Moo~, Furui-chan! Kamu harus bersikap lembut kepada seseorang yang baru saja kamu temui!"
Berkat tindakan cepat, Yuri menindaklanjuti situasi dan membuat Furui-chan, gadis cantik yang duduk di belakangku, menatapku dengan lebih tenang daripada sebelumnya.
"Yuri, siapa orang itu? Apakah kamu kebetulan mengenalnya?"
"Itu benar! Kita bertemu di hari pengumuman hasil, dan bermain bersama! Benar-benar keajaiban bahwa kami bisa berada di kelas yang sama."
"Ya, benar. Sungguh keajaiban kita bisa bertemu lagi.”
"Ya! Bukankah itu luar biasa!"
Mungkin puas dengan reaksi Yuri, Furui-san dengan cepat mengembalikan pandangannya padaku.
Aku waspada dengan apa yang akan dikatakannya, namun alih-alih berbicara, Furui-san mengulurkan tangan kecil dan kurusnya kepadaku.
“Eh? Apa yang terjadi?"
"Kenapa? aku hanya ingin menjabat tanganmu. Kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa."
Ah, apa, hanya jabat tangan?
Dengan lembut dan hati-hati aku menjabat tangan kecil yang diulurkan kepadaku. Tangan Furui-san begitu lembut.
Saat aku terkesan dengan sentuhan tangan gadis itu,
"Namaku Koharu Furui. Senang bertemu denganmu."
Furui-san mengangkat sudut mulutnya sedikit dan tersenyum padaku. Dia benar-benar lucu dari dekat.
"Oh, ya. Namaku Ryo Keido. Senang bertemu denganmu."
“Ya, senang bertemu denganmu juga. Ngomong-ngomong, tanganmu cukup kekar, apakah kamu berolahraga? Kamu memiliki tubuh yang berotot.”
"Itu bukan olahraga, tapi aku berlatih seni bela diri untuk sementara waktu. Guruku adalah orang yang sangat keras. Itu adalah pekerjaan yang berat."
"Hmmm. Aku mengerti."
Segera setelah itu Furui-san memberikan senyuman muram.
"Gyuuuggghh!
Dengan efek suara yang menyakitkan, Furui-san meremas tanganku dengan segenap kekuatannya.
"Ah, hehehe! Furui-san! Kamu meremasnya terlalu keras! Aku bisa mendengar sesuatu yang aneh!"
Aku mencoba menariknya keluar, tapi itu sangat kuat sehingga tidak bisa bergerak.
Ada apa dengan kekuatan manusia super ini? Dengan tubuh sekecil itu, darimana kekuatan itu berasal?
"Oh, maaf. Aku hanya ingin memastikan kamu benar-benar belajar seni bela diri, jadi aku terlalu memaksakannya. Maaf ya.” ujar Furui-san sambil memegang tanganku dengan lembut. Meskipun begitu, kekuatannya tetap terasa sangat kuat.
"Furui-san, kamu sengaja mengerahkan seluruh kekuatanmu untuk itu, bukan?"
Menanggapi pertanyaanku, Furui-san menjawab dengan frustasi.
"Tidak, tentu saja tidak. Aku melakukannya karena penasaran."
"Bukankah itu sengaja!"
Furui-san tersenyum manis, tapi di mataku itu terlihat seperti senyum iblis.
Aku tahu itu. Orang ini adalah Sadistic! Dia tipe orang yang tidak pernah merasa cukup!
“Yah~, aku senang kalian langsung akrab.. Ah, Furui-cchi itu sangat sadis, jadi berhati-hatilah, Ryo."
Puas dengan pertemuan pertamaku dengan Furui-san, Yuri menyeringai.
“Kamu tidak hanya berteman dengan 'gadis cantik satu dalam seribu tahun', tetapi juga orang yang begitu sadis seperti ini?"
Di sebelah kiriku duduk Yuri, seorang Youkya(Gadis ekstrovert), dan Furui-san dari belakangku, yang merupakan Sadistic.
Ada apa dengan penempatan kursi ini? bukankah terlalu unik?
Selain itu, kursiku ada di sisi koridor, tapi beberapa anak laki-laki di kelasku semuanya duduk di sisi jendela.
Bisakah aku berteman dengan pria? Aku ingin setidaknya satu anak laki-laki di dekat tempat dudukku.
Aku khawatir, tetapi aku tidak putus asa.
Kursi di sebelah kananku kosong. Dengan kata lain, ada kemungkinan salah satu dari sedikit laki-laki di kelasku akan duduk di sini.
Aku tidak punya pilihan selain menaruh harapanku disini.
Tepat saat aku memikirkan itu.
Seseorang menjatuhkan tasnya di kursi tepat di sebelahku dan menarik kursi. Kemudian aku mendengar suara yang sangat familiar, jelas, dan indah.
"Ah! Yuri dan Furui! Kalian duduk sangat dekat denganku! Yay!"
Aku mengalihkan pandanganku ke samping untuk melihat siapa pemilik kursi itu.
Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka mata. Tidak, aku harus melakukan itu.
Dan begitu aku melihat wajah gadis itu, aku membenci Tuhan.
Mengapa? Mengapa?
Mengapa "gadis tercantik dalam seribu tahun" duduk di sampingku?