Sebuah virus misterius mulai menyebar secara massal, empat bulan setelah musim semi tiba
Saat ini, dunia sedang berada di tengah situasi pandemi dengan dikeluarkannya pernyataan keadaan darurat.
Bukan hanya perusahaan dan sekolah, semua orang saat ini di dorong untuk bekerja atau belajar secara remote.
Ini adalah dunia di mana kamu tidak dapat bertemu orang dengan mudah.
Beberapa temanku, juga tampak sedikit mengeluh melalui layar ponsel mereka.
Mereka merasa bosan karena tidak bisa bermain di luar, kesulitan bertemu teman, merasa kesepian, dan ingin ada yang memperhatikan mereka.
Tapi maaf, aku berbeda.
Aku sama sekali tidak merasa kesulitan atau kesepian.
Mungkin terdengar tidak sopan, tetapi bagi diriku secara pribadi, situasinya justru menjadi sesuatu yang menggembirakan.
Maksudku...
"Mmhhh!"
Aku menahan suara aneh yang hampir keluar secara refleks.
Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu menyentuh pahaku.
Di balik layar laptop yang kuletakkan di depanku, seorang guru perempuan tampak mencurigaiku dengan rasa ingin tahu. Sepertinya dia bisa mendengar suaraku.
Saat ini, kami sedang dalam sesi belajar jarak jauh.
Semua guru tetap mengajar di kelas sekolah, sedangkan siswa ikut serta dengan terhubung melalui perangkat seperti ponsel atau komputer yang ada di rumah masing-masing.
Hanya tempatnya saja yang berbeda, selain itu semuanya terasa sama seperti kelas biasa.
Ada juga aturan wajib mengenakan seragam sekolah, meskipun tidak perlu pergi ke sekolah.
Ini adalah aturan aneh, tapi tidak ada yang bisa melawan keputusan sekolah.
Penyalaan dan pemutusan mikrofon selama sesi belajar ditangani oleh guru.
Saat ini, mikrofon siswa yang sedang menjawab pertanyaan dihidupkan.
Ngomong-ngomong, mikrofon yang sedang aktif sekarang bukanlah mikrofon dari komputer yang kugunakan untuk mengikuti pembelajaran.
Lalu, mengapa suara yang kulepaskan bisa terdengar oleh guru?
"Suara apa itu tadi?”
"Maaf, itu adik saya," jawab seorang siswi yang sedang menjawab pertanyaan dengan tenang kepada guru yang terlihat heran.
"Oh, jadi adikmu datang?" kata guru dengan ekspresi yang mengerti.
"Iya, sepertinya dia datang untuk mengambil buku referensi yang saya gunakan. Maaf telah mengganggu," kata siswi itu menjelaskan.
Guru sepertinya menerima alasan dari siswi tersebut. Dia kembali melanjutkan membaca buku teks.
Ahh, lega. Aku tidak ketahuan, jadi aman.
Namun, aku bukanlah adiknya.
Kami tidak memiliki hubungan darah, tetapi kami adalah orang asing yang tidak banyak berhubungan satu sama lain di kelas.
Sepertinya tidak ada yang mengira bahwa kami tinggal dirumah yang sama saat ini..
Bu guru tampaknya menyadari dinding yang sama di latar belakang kamera kami. jadi itu adalah sesuatu yang mungkin diperhatikan oleh bu guru.
"Maafkan aku, Yoshino-kun."
Saat aku merasa lega, permintaan maaf dengan lembut datang dari sebelahku.
Pelaku yang mengejutkanku dengan menyentuh paha dan gadis yang membuat pernyataan palsu.
Suara yang berbisik di telingaku mungkin karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa suara itu mungkin terdengar meskipun guru telah mematikan mikrofon.
Tidak, itu tidak mungkin terjadi.
Karena dia seharusnya tidak pandai dengan teknologi.
Untuk menghindari terlihat mencurigakan oleh guru, aku dengan santai memandang sekitar.
Seorang gadis cantik yang mengenakan seragam sekolah yang sama menatapku dengan tatapan menyesal.
Dia sangat cantik sehingga tidak ada kata yang bisa menggambarkannya.
Rambut panjangnya yang halus dan lembut dengan warna yang pucat, menyatu sempurna dengan cahaya disekitarnya.
Salah satu ciri wajahnya yang paling mencolok adalah matanya yang besar seolah menyedotmu jika kamu memperhatikannya. Meskipun aku tidak akan pernah memerhatikannya dari dekat.
Dan ada bibirnya yang seperti kelopak bunga sakura yang tidak terlihat karena terutup masker.
Dia tidak hanya memiliki wajah yang cantik.
Dapat terlihat melalui seragam yang dia kenakan, dia memiliki tubuh yang ramping seperti seorang model.
Di balik tubuh rampingnya yang tak seimbang, ada kejutan yang luar biasa, yaitu keindahan dadanya.
Aku bertanya-tanya apa yang dia makan sampai bisa tumbuh seperti itu? Kenapa nutrisi hanya berkumpul di satu area? Lebih baik aku tidak memikirkannya terlalu banyak. Mari kita anggap sebagai misteri alam semesta.
Nama gadis itu adalah Haruka Hoshikawa.
Dia dianggap sebagai putri dari keluarga bangsawan dan merupakan siswa terbaik di kelas.
Dan dia adalah gadis paling cantik di kelas.
Aku hampir tidak mengenal gadis-gadis di luar kelas, jadi tidak ada yang bisa kubandingkan. Tapi mungkin tidak berlebihan jika aku mengatakan dia adalah gadis tercantik di sekolah, bahkan mungkin di seluruh kota.
Karena terlalu banyak cerita tentang popularitasnya untuk dihitung.
Ada sebuah legenda mengatakan, ada lebih dari sepuluh pria yang mengaku padanya setiap hari, ada waktu di mana dia menolak tiga ratus orang dalam sebulan, dan dia telah menjadi peringkat satu dalam pemilihan siswa yang ingin menjadi pacarnya selama tiga periode berturut-turut.
Dengan begitu, dia adalah orang yang cukup terkenal di sekolah menengah. Baik laki-laki maupun perempuan, semua orang memandanginya dengan kagum dari kejauhan.
Dan aku, Yoshino Kanata, juga salah satu dari mereka.
Secara alami, aku belum pernah melihatnya dari jarak sedekat itu.
Percakapan yang pernah aku miliki dengannya saat kami kelas satu hanya terjadi sekali. Setelah itu, tanpa perlu dikatakan oleh negara atau gubernur, secara alami seharusnya kami menjaga jarak sosial untuk saat ini.
Namun sekarang, jika aku lengah, kami akan berada dalam jarak yang begitu dekat sehingga bahu kami bersentuhan.
Sungguh, Hoshikawa Haruka berada begitu dekat denganiku, melihatku, dan berbicara padaku, aku masih tidak bisa mempercayainya.
Mari kita kembali ke cerita.
Itu adalah mikrofon komputernya yang tidak menangkap suaraku saat kelas berlangsung. Suara jeritanku tadi masuk ke sana.
Hoshikawa menyentuh paha bagian dalamku, pasti ada sesuatu yang dia butuhkan.
Sekarang, dia adalah gadis cerdas yang menjadi peringkat satu di kelas, namun anehnya dia sangat bodoh dalam hal teknologi.
Meskipun sepertinya hal itu tidak mungkin bagi seseorang yang begitu pintar, dia tidak bisa menggunakan apa pun yang berhubungan dengan teknologi, termasuk ponsel dan komputer.
Ini adalah fakta yang tidak diketahui oleh siapapun di kelas. Aku pun tidak tahu.
Itulah sebabnya aku sekarang berada di rumah Hoshikawa, karena aku diberitahu tentang hal itu.
"Apa yang terjadi?"
Aku bertanya pada Hoshikawa sambil menyembunyikan sebagian mulutku.
Apakah ada masalah dengan komputernya?
Aku melihat ke sampingnya sambil pura-pura melihat buku catatan ku sehingga guru tidak akan memperhatikan percakapan pribadi ku selama meeting
Hoshikawa-san, di sisi lain, ia memiliki sedikit senyum di bibirnya.
Dia mencoba menyembunyikan tawanya, namun ia tidak bisa menahanya
Matanya yang besar dan indah yang dihiasi bulu mata panjang, berkilauan seperti mata kucing yang berencana untuk berbuat nakal.
Aku mengerti dari raut wajahnya.
Melihatku gugup saat disentuh, aku tahu bahwa Hoshikawa menikmatinya
“Um, ada sedikit masalah dengan laptopku.”
"Masalah apa?"
"Sepertinya aku tidak dapat mengoperasikannya dengan baik, tetapi mungkin sudah diperbaiki."
"Oh begitu. Bagus kalau begitu."
Kataku sambil memalingkan pandanganku ke layar laptopku sendiri.
Sungguh, aku kesulitan dengan Haruka.
Kalau saja aku adalah orang yang penuh nafsu, aku tidak akan bisa mempertahankan wajah tenang seperti sekarang. Ini bukan hal yang bisa dilakukan dengan sembarangan seperti kontak fisik.
Aku berharap kau menghargai ketenanganku sebagai seorang pria. Aku mengabaikannya dengan berpikir demikian,
"Ahhh"
Suara aneh lainnya keluar.
Kali ini ia menusuk ku dari samping.
Meskipun tidak terdengar oleh mikrofon, aku sedikit terkejut dan refleks membungkuk. Posisi laptop yang aku letakkan bergeser akibat benturan dengan meja.
Ada apa ini?
Aku mematung saat aku hendak bertanya dengan tatapanku.
Paha putih Hoshikawa terlihat.
Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain, seolah tidak menyadarinya.
Tidak mungkin dia tidak menyadari itu karena telinganya memerah, terlihat jelas.
Ah, dia pura-pura batuk dengan nada yang tampaknya disengaja.
Hoshikawa-san pasti sengaja memamerkan pahanya selama kelas dan menikmati reaksiku saat panik.
Tapi aku tidak sepenuhnya yakin dengan asumsiku.
Bisa saja Hoshikawa benar-benar tidak menyadari penampilannya saat ini.
Jika itu masalahnya, aku rasa tidak pantas untuk terus membiarkan paha yang menggoda ini terbuka begitu saja.
Ini adalah masalah apakah aku bisa mengabaikan gadis yang roknya terangkat. Jika dengan kebetulan celananya juga terlihat, atau bahkan terekam di layar yang dilihat oleh guru, itu pasti akan menjadi pengalaman yang menyakitkan. Meskipun guru adalah seorang wanita, dia tentu tidak ingin melihat hal seperti itu terjadi.
Selain itu, aku pernah mendengar ungkapan bahwa seorang pria harus menjaga tubuh seorang gadis agar tidak kedinginan.
Maka dari itu, aku merapikan rok Hoshikawa dengan hati-hati agar tidak terlihat, tanpa dia menyadarinya.
"Tch!"
Hoshikawa gemetar sedikit.
Ah, ini berbahaya. Apakah dia menyadarinya?
Aku memeriksa wajahnya dengan harapan.
Aku berniat meminta maaf karena menyentuhnya secara sembarangan.
Namun, Hoshikawa tampak tenang, dan menatap ke arah lain seperti biasa.
"Apa yang terjadi, Yoshino-kun?"
Sepertinya dia akhirnya menyadari pandanganku dan menoleh ke arahku.
Jika telinga merah, berarti wajahnya juga merah. Sedikit terlihat bahwa pipinya juga sedikit menegang.
Baiklah, rasa canggung ini lebih terlihat di wajahnya karena aku menyentuh roknya secara sembarangan.
"Ah, itu tadi. Rokmu terangkat."
"Eh, benarkah? Maafkan aku, terima kasih."
"Wajahmu memerah, apakah kamu baik-baik saja?"
“Tidak, aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja."
"Aku mengerti. Itu bagus."
Dia tampak sedikit menggigil, tapi aku akan berasumsi dia kedinginan karena roknya sedikit terangkat.
Mungkin aku akan membuatkannya teh hangat nanti.
Aku yakin ada kaleng teh merah di dapur. Ada juga susu di dalam kulkas, jadi mungkin akan kubuatkan teh susu untuk Hoshikawa, yang tidak terampil dengan mesin.
Meskipun, ini adalah rumah Hoshikawa, bukan rumahku.
Baiklah.
Seperti yang telah aku sebutkan sebelumnya, saat ini dunia sedang berada dalam kondisi darurat dengan pemberlakuan keadaan darurat.
Kelas harus dilakukan secara daring seperti ini.
Kami tidak bisa pergi ke sekolah, dan kami bahkan tidak bisa dengan santai bertemu teman-teman sekelas secara langsung atau bermain di luar. Dunia ini terasa sedikit lebih sesak daripada sebelumnya.
Bukan hanya komunikasi dari sekolah, tapi komunikasi antar teman juga semuanya dilakukan secara online.
Bahkan ada aura ketat yang menyertainya, di mana jika terbukti bertemu seseorang secara langsung, maka akan ada hukuman yang tegas.
Namun, meskipun sedang dalam kondisi darurat seperti ini, aku tidak merasa kesepian atau sulit.
Hal ini karena aku tinggal bersama dengan Hoshikawa, gadis cantik yang menjadi pusat perhatian di sekolah, di dalam apartemen yang sama.
Tidak hanya menyembunyikannya dari teman sekelas, tapi kami bahkan menyembunyikannya dari para guru. Kami sedang belajar berdampingan di ruang yang sama tanpa ada yang tahu.
Meskipun dunia sedang menjaga jarak sosial dengan cara daring, aku berada dalam jarak paling dekat dengan Hoshikawa di dunia nyata.
Namun, ada satu masalah.
Masalahnya adalah, dia tidak bisa menggunakan mesin sama sekali.
Dan masalah lainnya adalah dia mengira bahwa aku sama sekali tidak menyadari bahwa itu adalah pura-pura.